Fw: Re: Fw: #sastra-pembebasan# Re: [nasional-list] Fw: Re: [GELORA45] Gaji PNS Dipotong, Fahri: Pemerintah Panik, Hak Rakyat Jangan Dirampas

2018-02-09 Terurut Topik Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
 

   - Pesan yang Diteruskan - Dari: kh djie dji...@gmail.com [GELORA45] 
<GELORA45@yahoogroups.com>Kepada: Gelora45 <GELORA45@yahoogroups.com>; Chalik 
Hamid <chalik.ha...@yahoo.co.id>Terkirim: Sabtu, 10 Februari 2018 05..54.38 
GMT+1Judul: Re: Fw: #sastra-pembebasan# Re: [nasional-list] Fw: Re: [GELORA45] 
Gaji PNS Dipotong, Fahri: Pemerintah Panik, Hak Rakyat Jangan Dirampas
     


https://www.kompasiana.com/salju/pajak-gereja-di-jerman-penilaian-iman-dengan-materi_552b850c6ea834777d8b45a4


Pajak Gereja Di Jerman: Penilaian Iman Dengan Materi
17 Maret 2015   14:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:32  236  9 
014265247231685290297
Hmmudara masih bagus & cukup terang, daripada langsung pulang ke rumah & 
harus masak, lebih baik mampir dulu ke supermarket untuk isi perut yang sudah 
keroncongan dari tadi, pikir saya di kereta yang mulai memasuki Berlin.. 
(Biarin aja suami nunggu di rumah lebih lama, toh  masih ada stok camilan ini). 
Saya baru kembali dari nengok kolega yang belum lama melahirkan bayi 
pertamanya. Sebelumnya saya pikir, di rumahnya akan disediakan banyak makanan 
(seperti ultahnya dulu), makanya sebelum berangkat perut dibiarkan kosong. 
Nggak taunya.hanya ada sepotong kue, yang banyak hanya minum kopinya aja 
selama 4 jam ngobrol ngalor-ngidul. Dia yang diet (badannya yang sudah gemuk, 
lebih melar lagi setelah melahirkan), saya yang sengsara www.
Rencana nikahnya juga jadi nggak jelas, karena katanya nunggu langsing dulu 
untuk enak dilihat kalau pakai baju pengantin.(Kapan ya wong selama saya 
mengenalnya, badannya selalu 'lebih' he...he...). Waktu saya tanya apakah dia 
nanti mau nikah di gereja, jawabnya "ich bin doch nicht blöd (emangnya gue 
goblok)!". Wwwkkk

Gereja yang dianggap sebagai tempat ibadah & sekaligus rumah Tuhan, memang 
sudah lama ditinggalkan para pengikutnya di sini. Sepertinya sudah tidak ada 
yang 'menarik' lagi di dalamnya, kecuali dari segi sejarah & arsitekturnya. 
Dari orang-orang terdekat (keluarga suami, teman & kolega) yang pernah saya 
tanya, apa alasan mereka keluar dari agama (gereja), jawabannya sama semua, 
selain nggak percaya agama, juga untuk menghindari bayar pajak gereja 
(Kirchensteuer). (Pajak gereja adalah pajak yang ditarik dari anggota komunitas 
agamanya, dalam hal ini katholik & protestan, untuk membiayai 
pengeluaran-pengeluaran komunitasnya). 
Siapa sih yang mau, kalau setiap bulannya gaji berkurang untuk pajak yang nggak 
jelas? Belum lagi pajak-pajak lainnya yang harus dibayar para pekerja.



Foto:KNA (hmmm... berkurang lagi nih jatah).

Pajak Gereja (Kirchensteuer) yang sampai saat ini masih terus diperdebatkan 
kelangsungannya, baik di kalangan orang politik maupun masyarakat biasa, tidak 
lahir begitu saja. Tetapi ada peristiwa sejarah yang melatar-belakanginya. 
Pajak ini merupakan kelanjutan dari "Reichsdeputationshauptschluss" (Keputusan 
terakhir sidang kekaisaran Jerman) di Regensburg  25 Februari 1803. Di dalamnya 
ditetapkan rencana ganti-rugi yang disepakati antara Perancis & Rusia (1802) 
sesuai perjanjian damai Luneville (1801). 
Karena menurut perjanjian damai itu para bangsawan/raja-raja di Jerman harus 
menyerahkan semua daerah di kiri Rhein ke Perancis, yang dikompensasikan juga 
dengan aset-aset gerejanya. Makanya gereja ikut juga disita (Säkularation). 
Dengan itu gereja tidak hanya kehilangan harta-bendanya, tetapi juga basis 
'jatah basahnya' yang berupa pemasukan dari jemaatnnya. Karena kerugian ini, 
akhirnya gereja meminta kembali haknya kepada para bangsawan tersebut. Mereka 
diwajibkan untuk setoran tahunan, agar gereja bisa meneruskan kembali kegiatan 
pastoralnya. Pelunasan hutang sejarah ini akhirnya menemukan jalan masuknya ke 
dalam konstitusi kekaisaran Republik Weimar & UU Rep.Jerman. Dan tahun 1953 
pajak gereja ini dikelola langsung oleh kantor pajak.

'Hutang warisan' yang masih harus terus dibayar para umatnya (yang masih setia 
& menyatakan keimanannya di atas secarik kertas), besarnya 8%-9% dari pajak 
penghasilan anggotanya yang dipotong secara otomatis oleh kantor pajak.. Dan 
setiap tahun terkumpul kira-kira 9-10 milyar €. Uang itu tidak langsung 
semuanya disalurkan untuk gereja (gereja katholik maupun protestan), tetapi 
mengendap dulu di kantor pajak. Pemerintah dapat jatah 3% dari jumlah tersebut 
(enak kaleee), karena sudah ngurusin administrasinya. Baru setelah itu 
disalurkan ke gereja-gereja yang membutuhkan. Kata seorang aktivis gereja, Lutz 
Andelewski, pajak itu salah-satu tujuannya untuk bayar gaji pendeta/pastur. 
Alasan yang mengada-ada. Kita semua tau kok, kalau hanya untuk gaji mereka 
sendiri, pemerintah sudah mengambilnya dari pajak kita yang lain. (Pajak dari 
semua orang yang menetap & bekerja di sini, baik beragama maupun tidak).

Walaupun hubungan bisnis antara gereja & pemerintah terasa aneh, tetapi masih 
cukup banyak orang yang masih mau memenuhi ke

Re: Fw: #sastra-pembebasan# Re: [nasional-list] Fw: Re: [GELORA45] Gaji PNS Dipotong, Fahri: Pemerintah Panik, Hak Rakyat Jangan Dirampas

2018-02-09 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
https://www.kompasiana.com/salju/pajak-gereja-di-jerman-penilaian-iman-dengan-materi_552b850c6ea
834777d8b45a4
Pajak Gereja Di Jerman: Penilaian Iman Dengan Materi
17 Maret 2015   14:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:32  236  9 0
[image: Pajak Gereja Di Jerman: Penilaian Iman Dengan Materi]

14265247231685290297

Hmmudara masih bagus & cukup terang, daripada langsung pulang ke rumah
& harus masak, lebih baik mampir dulu ke supermarket untuk isi perut yang
sudah keroncongan dari tadi, pikir saya di kereta yang mulai memasuki
Berlin. (Biarin aja suami nunggu di rumah lebih lama, toh  masih ada stok
camilan ini).
Saya baru kembali dari nengok kolega yang belum lama melahirkan bayi
pertamanya. Sebelumnya saya pikir, di rumahnya akan disediakan banyak
makanan (seperti ultahnya dulu), makanya sebelum berangkat perut dibiarkan
kosong. Nggak taunya.hanya ada sepotong kue, yang banyak hanya minum
kopinya aja selama 4 jam ngobrol ngalor-ngidul. Dia yang diet (badannya
yang sudah gemuk, lebih melar lagi setelah melahirkan), saya yang sengsara
www.
Rencana nikahnya juga jadi nggak jelas, karena katanya nunggu langsing dulu
untuk enak dilihat kalau pakai baju pengantin.(Kapan ya wong selama
saya mengenalnya, badannya selalu 'lebih' he...he...). Waktu saya tanya
apakah dia nanti mau nikah di gereja, jawabnya "ich bin doch nicht blöd
(emangnya gue goblok)!". Wwwkkk

Gereja yang dianggap sebagai tempat ibadah & sekaligus rumah Tuhan, memang
sudah lama ditinggalkan para pengikutnya di sini. Sepertinya sudah tidak
ada yang 'menarik' lagi di dalamnya, kecuali dari segi sejarah &
arsitekturnya.
Dari orang-orang terdekat (keluarga suami, teman & kolega) yang pernah saya
tanya, apa alasan mereka keluar dari agama (gereja), jawabannya sama semua,
selain nggak percaya agama, juga untuk menghindari bayar pajak gereja
(Kirchensteuer). (Pajak gereja adalah pajak yang ditarik dari anggota
komunitas agamanya, dalam hal ini katholik & protestan, untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran komunitasnya).
Siapa sih yang mau, kalau setiap bulannya gaji berkurang untuk pajak yang
nggak jelas? Belum lagi pajak-pajak lainnya yang harus dibayar para pekerja..



Foto:KNA (hmmm... berkurang lagi nih jatah).

Pajak Gereja (Kirchensteuer) yang sampai saat ini masih terus diperdebatkan
kelangsungannya, baik di kalangan orang politik maupun masyarakat biasa,
tidak lahir begitu saja. Tetapi ada peristiwa sejarah yang
melatar-belakanginya. Pajak ini merupakan kelanjutan dari
"Reichsdeputationshauptschluss" (Keputusan terakhir sidang kekaisaran
Jerman) di Regensburg  25 Februari 1803. Di dalamnya ditetapkan rencana
ganti-rugi yang disepakati antara Perancis & Rusia (1802) sesuai perjanjian
damai Luneville (1801).
Karena menurut perjanjian damai itu para bangsawan/raja-raja di Jerman
harus menyerahkan semua daerah di kiri Rhein ke Perancis, yang
dikompensasikan juga dengan aset-aset gerejanya. Makanya gereja ikut juga
disita (Säkularation). Dengan itu gereja tidak hanya kehilangan
harta-bendanya, tetapi juga basis 'jatah basahnya' yang berupa pemasukan
dari jemaatnnya. Karena kerugian ini, akhirnya gereja meminta kembali
haknya kepada para bangsawan tersebut. Mereka diwajibkan untuk setoran
tahunan, agar gereja bisa meneruskan kembali kegiatan pastoralnya.
Pelunasan hutang sejarah ini akhirnya menemukan jalan masuknya ke dalam
konstitusi kekaisaran Republik Weimar & UU Rep.Jerman. Dan tahun 1953 pajak
gereja ini dikelola langsung oleh kantor pajak.

'Hutang warisan' yang masih harus terus dibayar para umatnya (yang masih
setia & menyatakan keimanannya di atas secarik kertas), besarnya 8%-9% dari
pajak penghasilan anggotanya yang dipotong secara otomatis oleh kantor
pajak. Dan setiap tahun terkumpul kira-kira 9-10 milyar €. Uang itu tidak
langsung semuanya disalurkan untuk gereja (gereja katholik maupun
protestan), tetapi mengendap dulu di kantor pajak. Pemerintah dapat jatah
3% dari jumlah tersebut (enak kaleee), karena sudah ngurusin
administrasinya. Baru setelah itu disalurkan ke gereja-gereja yang
membutuhkan. Kata seorang aktivis gereja, Lutz Andelewski, pajak itu
salah-satu tujuannya untuk bayar gaji pendeta/pastur. Alasan yang
mengada-ada. Kita semua tau kok, kalau hanya untuk gaji mereka sendiri,
pemerintah sudah mengambilnya dari pajak kita yang lain. (Pajak dari semua
orang yang menetap & bekerja di sini, baik beragama maupun tidak).

Walaupun hubungan bisnis antara gereja & pemerintah terasa aneh, tetapi
masih cukup banyak orang yang masih mau memenuhi kewajibannya, entah secara
suka-rela (?) atau terpaksa (takut tekanan dari agamanya). Orang-orang
(pemerintah & gereja) yang terlibat di dalam hubungan bisnis yang saling
menguntungkan ini (simbiosis mutualisme), jelas aja ogah untuk menghapuskan
pajak gereja, walaupun sudah banyak suara yang protes. (Nggak baik,
ngilangin 'rejeki' yang masuk, begitu pikirnya www.).

Saya jadi ingat 

Fw: #sastra-pembebasan# Re: [nasional-list] Fw: Re: [GELORA45] Gaji PNS Dipotong, Fahri: Pemerintah Panik, Hak Rakyat Jangan Dirampas

2018-02-09 Terurut Topik Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
 

   - Pesan yang Diteruskan - Dari: Marco 45665 comoprim...@gmail.com 
[sastra-pembebasan] Kepada: Chalik Hamid 
Cc: Sastra Pembebasan 
; DISKUSI FORUM HLD 
; Sunny ambon ; 
wahana-n...@yahoogroups.com ; Billy Gunadi 
; kh djie ; Dharma Hutauruk 
; Hubert Tanzil ; Jun 
Artemas ; Jakarta Globe 
Terkirim: Sabtu, 10 Februari 2018 04.46.57 
GMT+1Judul: #sastra-pembebasan# Re: [nasional-list] Fw: Re: [GELORA45] Gaji PNS 
Dipotong, Fahri: Pemerintah Panik, Hak Rakyat Jangan Dirampas
     

.. Anehnya FAHRI waktu masih kecil DIPOTONG " ANU" NYA pun  (biar 
sambil nangispun ) Tidak banyak Protest dan tidak meng-atas namakan Rakyat, 
lha kok kalau di POTONG GAJIH BUTANYA yang sudah SUPER TINGGI itu Malah 
jadi PANIK SAMPAI BAWA2 RAKYAT ...yang katanya HAKnya dirampas...  ?
Bang Fahri ...Rakyatmu yang kau wakili itu TIDAK AKAN MERASA HAKNYA DIRAMPAS 
..karena,Pertama : Gajih Rakyat dan PNS golongan paling bawah ( Floor 
employee ) sudah sedemikian kecil untuk bisa dirampas lagi ...Kedua    :  Gajih 
Mereka ( Hak Rakyat ) sudah lama sebelumya dan setiap saat  sudah DIRAMPAS 
Kalian para WAKIL RAKYAT...  yang dapat GAJIH SUPER                   TINGGI 
+TUNJANGAN JABATAN + TUNJANGAN KELUARGA + TUNJANGAN ANAK + TUNJANGAN PENSIUNAN+ 
TUNJANGAN TRANSPORT                  +TUNJANGAN KESEHATAN + BEAYA TRANPORT , 
RUMAHM GRATIS + BEAYA LISTRIK,AIR,TELEFON, MOBIL DINAS, SUPIR , BERYA           
        PERBAIKAN RUMAH GRATIS + BONUS BULANAN  atau KWARTALAN dan BONUS 
TAHUNAN + STUDY BANDING di LN , +..+..+... BONUS TIDUR                   ( 
BONUS KHUSUS ) di SIDANG DPR  RI... Ketiga: Jadi yang menjadi Pertaannya ialah: 
 " SIAPA YANG SEBENARNYA yang paling  PANIK -  dan SIAPA                   PULA 
 YANG MERAMPAS HAK RAKYAT ...??
Bang Said, Juru Kunci  Gedung Parlemen.. 

2018-02-08 5:11 GMT+01:00 Chalik Hamid chalik..ha...@yahoo.co.id 
[nasional-list] :

     

 

   - Pesan yang Diteruskan - Dari: kh djie dji...@gmail.com [GELORA45] 
Kepada: Gelora45 ; ajeg 
Terkirim: Kamis, 8 Februari 2018 05.00.42 GMT+1Judul: Re: 
[GELORA45] Gaji PNS Dipotong, Fahri: Pemerintah Panik, Hak Rakyat Jangan 
Dirampas
     

Di Jerman, kalau orang tulis beragama Kristen, ya dikenai pajakextra untuk 
keperluan gereja seluruh Jerman. Tetapi tidak adakementerian agama, yang 
habiskan banyak uang dari APBN.Sekarang kalau orang menyatakan diri Islam, mau 
dibebani"pajak" untuk zakat, kok pada protes ? Barangkali ada yangtakut, akan 
banyak orang menyatakan diri bukan Islam, untukmenghindari pungutan 2.5% 
??Bagaimana di Saudi Arabia dan negeri2 Islam lainnya ?
2018-02-08 2:42 GMT+01:00 ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] 
:

     

Begitu ya bahasa para wakil? Kalau di realita hari-hari belakangan ini 
Rakyatnya blak-blakan saja bilang kepanikan itu lantaran aliran dari 
pengembang semakin seret, apalagi KPK bikin investor pada KaPoK.
--- ilmesengero@... wrote:
  PolitikGajiPNS Dipotong, Fahri: Pemerintah Panik, Hak Rakyat Jangan 
DirampasRabu, 07 Feb 2018 18:15 | editor : Dimas Ryandi Wakil Ketua DPR Fahri 
Hamzah. (JawaPos.com) BeritaTerkait
   -  Alasan Zakat Gaji PNS Dipotong, PBNU: Negara Tak Boleh Memaksa  
   -  Ingatkan Masyarakat, Menteri Agama Sebut Ada Dua Aliran Ekstrem  
   - Menag Usulkan Dana Haji 2018 Naik Jadi Rp 900 Ribu 
JawaPos.com - Gajipegawai negeri sipil (PNS) yang beragama Islam akan dipotong 
gajinyasebesar 2,5 persen untuk pembayaran zakat. Untuk merealisasikan halitu, 
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin kini mulaimenyiapkan 
peraturannya.Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menduga saat 
ini‎pemerintah sedang panik, sehingga sampai nekat melakukanpemotongan gaji PNS 
dengan alasan zakat.‎”Ini bentuk kepanikan pemerintah. Bukan solusi yang baik 
danini akan berefek buruk bagi kehidupan sosial, bahkan dalam 
kehidupanberagama,” ujar Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (7/2).‎Oleh sebab 
itu, Fahri berharap pemotongan gajiPNS itu bukan karena uang negara sudah mulai 
habis. Kemudian,negara nekat merampas hak PNS."Jadi jangan motifnyaadalah 
karena kas negara mulai kering lalu semua sumber-sumber negaradirampas dari hak 
masyarakat termasuk dari kegiatan agama,"tegas Fahri.Sekadar informasi, Menteri 
Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddinmengatakan sedang menyiapkan aturan ihwal 
pungutan zakat bagi PNS.Zakatitu berasal dari pemotongan gaji PNS yang beragama 
Islam sebesar 2,5persen.Pemotongan, kata dia, hanya berlaku bagi muslim. Sebab, 
hanya umatIslam yang memiliki kewajiban membayar zakat.