[GELORA45] Sneakers Jokowi dan Buruh Nike

2018-02-23 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Agaknya ekspor dari perusahaan-perusahaan ini dimasukan dalam statistik
NKRI, jadi memberikan gambaran yang bagus bagi negara di mata umum.
Bagaimana dengan laba, siapa-siapa yang mendapat deviden di NKRI. Apakah
perusahaan-perusahaan ini bayar pajak atau masih mendapat tax holiday?
Pajaknya berapa %?*


*Pernah salah satu perusahaan sepatu raksasa yang beroperasi di NKRI
memberikan hadiah kepada TAPOL (London), tetapi TAPOL menolak untuk
diterima. Tentu alasan penolakan berkaitan dengan masalah perburuhan.*


http://majalahsedane.org/sneakers-jokowi-dan-buruh-nike/
Sneakers Jokowi dan Buruh Nike

By: Sugeng Riyadi 

On: 31/01/2018

In: Analisis 

Tagged: industri sepatu ,
Nike , Pemasok Nike
, Sneakers



Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali membuat ramai berita media massa.
Kali ini Jokowi berpenampilan nyentrik, menggunakan kaos lengan panjang dan
sepatu *casual* merah *maroon* saat peresmian Kereta Bandara
Soekarno-Hatta, pada 2 Januari 2018. Pakaian demikian di luar kebiasaan,
untuk kegiatan pejabat negara, yang biasa menggunakan stelan jas, kemeja
atau batik serba resmi alih-alih kaku.

Yang mencolok dari penampilan Jokowi adalah sepatunya. Para jurnalis pun
menelusuri merek sepatu yang dipakai Jokowi. Ternyata, sepatu yang
dikenakan Jokowi bermerek Nike dari jenis Roshe One. Sepatu tersebut
diperkirakan harganya Rp 1 juta per pasang (Detik Online, 2/1/2018).

Ini bukan kali pertama Jokowi tampil dengan *sneakers* Nike saat acara
kenegaraan. Sebelumnya, ketika melakukan kunjungan kerja ke Tasikmalaya
Jokowi tampil dengan *sneakers* Nike berwarna keabuan. Ketika ditanya awak
media soal *sneakers–*nya, Jokowi menjelaskan layaknya bintang iklan, bahwa
*sneakers* yang ia kenakan agar mempercepat gerak saat melakukan *blusukan*
ke daerah (Detik Online, 9/6/17). Usut punya usut, sepatu Nike seri Lunar
Egic Low Flyknit 2 yang digunakan Jokowi di Tasikmalaya memang didesain
khusus untuk para pelari yang sepasangnya Rp 1,8 juta.

Jokowi sebagai pejabat negara, secara tidak langsung telah mempromosikan
merek dan model sepatu baru. Entah kebetulan atau tidak, beberapa hari
setelah penampilan Jokowi dengan *sneakers–*nya, iklan Nike bertebaran di
berbagai media. Tentu saja bintang iklannya bukan Jokowi. Di pasar-pasar
tradisional dan di toko-toko, model sepatu *sneaker *dengan atau tanpa
merek Nike menjadi pajangan utama.

Terlepas dari cerita Jokowi dan *sneaker*-nya, industri sepatu di Indonesia
sudah berlangsung sejak 1980-an hingga sekarang. Ketersediaan tenaga kerja
murah di Indonesia menjadi daya panggil utama bagi perusahaan-perusahaan
pembuat sepatu untuk mendirikan pabrik di Indonesia. Dalam beberapa tahun
terakhir industri sektor alas kaki dinilai merupakan industri berkontribusi
besar terhadap perekonomian nasional. Penilaian diukur dari peningkatan
kinerja ekspor alas kaki Indonesia pada kuartal pertama 2017 sebesar 3,3
persen. Nilai ini menurut Kementerian Perindustrian Indonesia melebihi
pertumbuhan nilai ekpor dunia yang hanya sekitar 0,19 persen. Dengan angka
tersebut Indonesia menduduki peringkat kelima negara eksportir produk alas
kaki setelah China, India, Vietnam dan Brazil.



Predikat negara eksportir inilah yang mungkin membuat kepercayaan diri
Jokowi tampil dengan *sneakers* Nike dalam beberapa acara kenegaraan.
Apalagi produk sepatu Nike sebagian besar diproduksi di Indonesia. Di balik
model sepatu yang kekinian, kontribusi produksi sepatu terhadap
perekonomian nasional, jangan lupakan para pembuat sepatunya, apalagi
pembuat sepatu Nike.

Nike merupakan satu merek sepatu dan perlengkapan olahraga asal Amerika
Serikat yang beredar di pasar internasional. Perusahaan multinasional ini
melimpahkan seluruh produksinya melalui pihak ketiga. Nike dan merek-merek
lainnya mengandalkan pabrik-pabrik di Asia, sebagai negara berupah murah,
ramah investor dan kejam terhadap buruhnya. Penghasilan Nike 2014, sebesar
27,8 miliar dolar Amerika Serikat. Total buruh di perusahaan Nike sebanyak
48 ribu orang, sementara jumlah buruh di perusahaan pemasoknya sebanyak 2,5
juta orang. Para buruh pembuat Nike tersebar di Banglades, Kamboja,
Indonesia, Hongkong, Filipina, China dan Indonesia (ITUC, 2016).

Tulisan ini mencoba menelusuri bagaimana Nike masuk ke Asia, termasuk
Indonesia serta bagaimana Nike dan pemasoknya meraup keuntungan dengan dari
keringat buruh.

*Nike, Si Pemburu Upah Murah*

Produk sepatu Nike pertama kali di produksi di Jepang pada 1970-an. Saat
itu, upah di Jepang lebih murah dibanding Amerika Serikat (AS). Dengan
biaya produksi yang murah Nike dapat menyaingi harga jual produk merek
Jerman seperti Adidas dan Reebok. Dari keuntungan upah murah di Jepang,
Nike berhasil menguasai seperlima pasar AS dengan pendapatan mencapai 149
juta 

[GELORA45] Sneakers Jokowi dan Buruh Nike

2018-02-23 Terurut Topik Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
*Agaknya ekspor dari perusahaan-perusahaan ini dimasukan dalam statistik
NKRI, jadi memberikan gambaran yang bagus bagi negara di mata umum.
Bagaimana dengan laba, siapa-siapa yang mendapat deviden di NKRI. Apakah
perusahaan-perusahaan ini bayar pajak atau masih mendapat tax holiday?
Pajaknya berapa %.?*


*Salah dari perusahaan sepatu pernah mau memberikan hadiah kepada TAPOL
London, tetapi pemberian tsb ditolak.*


http://majalahsedane.org/sneakers-jokowi-dan-buruh-nike/
Sneakers Jokowi dan Buruh Nike

By: Sugeng Riyadi 

On: 31/01/2018

In: Analisis 

Tagged: industri sepatu ,
Nike , Pemasok Nike
, Sneakers



Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali membuat ramai berita media massa.
Kali ini Jokowi berpenampilan nyentrik, menggunakan kaos lengan panjang dan
sepatu *casual* merah *maroon* saat peresmian Kereta Bandara
Soekarno-Hatta, pada 2 Januari 2018. Pakaian demikian di luar kebiasaan,
untuk kegiatan pejabat negara, yang biasa menggunakan stelan jas, kemeja
atau batik serba resmi alih-alih kaku.

Yang mencolok dari penampilan Jokowi adalah sepatunya. Para jurnalis pun
menelusuri merek sepatu yang dipakai Jokowi. Ternyata, sepatu yang
dikenakan Jokowi bermerek Nike dari jenis Roshe One. Sepatu tersebut
diperkirakan harganya Rp 1 juta per pasang (Detik Online, 2/1/2018).

Ini bukan kali pertama Jokowi tampil dengan *sneakers* Nike saat acara
kenegaraan. Sebelumnya, ketika melakukan kunjungan kerja ke Tasikmalaya
Jokowi tampil dengan *sneakers* Nike berwarna keabuan. Ketika ditanya awak
media soal *sneakers–*nya, Jokowi menjelaskan layaknya bintang iklan, bahwa
*sneakers* yang ia kenakan agar mempercepat gerak saat melakukan *blusukan*
ke daerah (Detik Online, 9/6/17). Usut punya usut, sepatu Nike seri Lunar
Egic Low Flyknit 2 yang digunakan Jokowi di Tasikmalaya memang didesain
khusus untuk para pelari yang sepasangnya Rp 1,8 juta.

Jokowi sebagai pejabat negara, secara tidak langsung telah mempromosikan
merek dan model sepatu baru. Entah kebetulan atau tidak, beberapa hari
setelah penampilan Jokowi dengan *sneakers–*nya, iklan Nike bertebaran di
berbagai media. Tentu saja bintang iklannya bukan Jokowi. Di pasar-pasar
tradisional dan di toko-toko, model sepatu *sneaker *dengan atau tanpa
merek Nike menjadi pajangan utama.

Terlepas dari cerita Jokowi dan *sneaker*-nya, industri sepatu di Indonesia
sudah berlangsung sejak 1980-an hingga sekarang. Ketersediaan tenaga kerja
murah di Indonesia menjadi daya panggil utama bagi perusahaan-perusahaan
pembuat sepatu untuk mendirikan pabrik di Indonesia. Dalam beberapa tahun
terakhir industri sektor alas kaki dinilai merupakan industri berkontribusi
besar terhadap perekonomian nasional. Penilaian diukur dari peningkatan
kinerja ekspor alas kaki Indonesia pada kuartal pertama 2017 sebesar 3,3
persen. Nilai ini menurut Kementerian Perindustrian Indonesia melebihi
pertumbuhan nilai ekpor dunia yang hanya sekitar 0,19 persen. Dengan angka
tersebut Indonesia menduduki peringkat kelima negara eksportir produk alas
kaki setelah China, India, Vietnam dan Brazil.



Predikat negara eksportir inilah yang mungkin membuat kepercayaan diri
Jokowi tampil dengan *sneakers* Nike dalam beberapa acara kenegaraan.
Apalagi produk sepatu Nike sebagian besar diproduksi di Indonesia. Di balik
model sepatu yang kekinian, kontribusi produksi sepatu terhadap
perekonomian nasional, jangan lupakan para pembuat sepatunya, apalagi
pembuat sepatu Nike.

Nike merupakan satu merek sepatu dan perlengkapan olahraga asal Amerika
Serikat yang beredar di pasar internasional. Perusahaan multinasional ini
melimpahkan seluruh produksinya melalui pihak ketiga. Nike dan merek-merek
lainnya mengandalkan pabrik-pabrik di Asia, sebagai negara berupah murah,
ramah investor dan kejam terhadap buruhnya. Penghasilan Nike 2014, sebesar
27,8 miliar dolar Amerika Serikat. Total buruh di perusahaan Nike sebanyak
48 ribu orang, sementara jumlah buruh di perusahaan pemasoknya sebanyak 2,5
juta orang. Para buruh pembuat Nike tersebar di Banglades, Kamboja,
Indonesia, Hongkong, Filipina, China dan Indonesia (ITUC, 2016).

Tulisan ini mencoba menelusuri bagaimana Nike masuk ke Asia, termasuk
Indonesia serta bagaimana Nike dan pemasoknya meraup keuntungan dengan dari
keringat buruh.

*Nike, Si Pemburu Upah Murah*

Produk sepatu Nike pertama kali di produksi di Jepang pada 1970-an. Saat
itu, upah di Jepang lebih murah dibanding Amerika Serikat (AS). Dengan
biaya produksi yang murah Nike dapat menyaingi harga jual produk merek
Jerman seperti Adidas dan Reebok. Dari keuntungan upah murah di Jepang,
Nike berhasil menguasai seperlima pasar AS dengan pendapatan mencapai 149
juta dolar AS pada 1979. Nike nyaris memenangkan persaingan di pasar alas
kaki dunia dengan mengupah