Re: [GELORA45] Adelina: TKI yang meninggal di Malaysia akibat kurang gizi dan luka-luka membuat 'marah bangsa'
Iyaaa, ... kalau saya perhatikan TKW asal Indonesia yang jumlahnya sudah melebihi 150 ribu, lalu dibandingkan dengan yang dari FIlipina, ... terkadang kasihan juga. Apalagi mendengar diantara mereka ada yang terjeblos dalam kegiatan serong, lisbian, masuk bar menjual diri atau tertipu laki2 hidung belang, menjadi lebih menyedihkan diantara mereka yang susah-payah BEKERJA diluarnegeri dengan segala penderitaan, kiriman uang mereka bukan untuk menghidupi anak-anak, merawat orang-tua yang sakit, ... oleh suami nya digunakan untuk bermain deengan peliharaan! Harus berakhir dengan CERAI! Tapi, ... saya juga mendengar diantara mereka ada yang BERHASIL, bukan saja kiriman uang kekampung bisa bangun rumah yang layak, anak-anak sekolah sampai Univ, masih bisa beli tanah untuk ladang, bahkan kembali ke kampung bisa buka klinik membantu meningkatkan kesehatan warga kampung dengan pijat Qi-Gong yang mereka pelajari dengan tekun di HK! Heeiibaaat, ... bukan hanya berhasil mensejahterakan keluarga sendiri, tapi juga ikut membantu banyak warga kampung, ... Tapi, ... kalau mengejar masalah mendasar mengapa begitu buuaaanyak warga jadi keluar negeri utk mengejar nafkah, yaa, karena PEMERINTAH yang berkuasa BELUM mampu menciptakan kerja dan meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak! Rakyat yang menderita kemiskinan harus mengadu nasib keluar, sekalipun harus menerjang maut dengan menempuh jalan ILLEGAL! Nah, untuk menutup lubang-lubang menempuh jalan illegal, terutama juga ada pda pejabat-pejabat korup itu yg bisa meloloskan mereka keluar! Agar pemerintah bisa memberikan perlindungan dan membela warga yang terpaksa bekerja diluarnegeri dengan sebaik-baiknya, tidak membiarkan warga dilecehkan, ditipu bahkan disiksa sampai meninggal TANPA ada yg bisa membantu! Lalu, perbaiki usaha ditanahair sendiri, agar tercipta syarat kerja yang lebih baik mereka dan ikut membangun kampung-kampung mereka sendiri, tidak perlu lagi meninggalkan kampung untuk mengejar keberuntungan dinegara orang lain, ...! Salam, ChanCT From: kh djie dji...@gmail.com [GELORA45] Sent: Thursday, February 15, 2018 1:39 PM To: Gelora45 ; Chalik Hamid Subject: Re: [GELORA45] Fw: Re: #sastra-pembebasan# Adelina: TKI yang meninggal di Malaysia akibat kurang gizi dan luka-luka membuat 'marah bangsa' Ya, terpaksa. Di indonesia sulit dapat pekerjaan. Di luar negeri gaji lebih besar. Yang kerja di luar negeri jutaan orang ? Tampaknya yang kerja di Belanda lebih baik : Sewa kamar sendiri 200 -300 Euro. Kerja 1 jam E 10,- Yang baru datang ikut temannya yang sudah biasa kerja, belajar dulu cara bersihkan kaca, lemari, kamar mandi, toilet, cara pakai alat2 seperti stoom apparaat, stofzuiger dll. Ada juga yang tinggal dalam, merawat orang tua, memandikan, memakaiani. Kalau makanan ada perusahaan Belanda yang tiap siang mengantar makanan, tanpa perlu dikunyah. Setelah selesai memakaiani, boleh kerja di luar, cari tambahan penghasilan. 2018-02-15 5:02 GMT+01:00 Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45] : - Pesan yang Diteruskan - Dari: 'gri. mhmd' gri.m...@gmail.com [sastra-pembebasan] Kepada: "sastra-pembeba...@yahoogroups.com" Terkirim: Kamis, 15 Februari 2018 01.57.01 GMT+1 Judul: Re: #sastra-pembebasan# Adelina: TKI yang meninggal di Malaysia akibat kurang gizi dan luka-luka membuat 'marah bangsa' Persoalan paling mendasar adalah kenapa warga indonesia sampe mau dan bahkan ada yang bangga menjadi tki? Pada tanggal 15 Feb 2018 07:07, "'Chan CT' sa...@netvigator.com [sastra-pembebasan]" menulis: Kalau orang Malaysia saja MARAH mengetahui dinegaranya bisa terjadi penganiayaan terhadap Adelina, bagaimana pula dengan bangsa Indonesia yang anakbangsanya dianiaya sampai meninggal itu, ... bagaimana dengan sikap PEMRLINDUNGAN PEMERINTAH terhadap anakbangsa yang dieksport keluarnegeri itu??? Bahwa dimanapun juga didunia ini bisa terjadi adanya orang SINTING yang tega-teganya memperlakukan sesama umat manusia bagaikan BUDAK yg lebih rendah dari hewan, tapi PEMERINTAH yang berkuasa harus berkemampuan utk MEMBELA dan MELINDUNGI setiap warganya dimanapun dia berada! Kalau saja kenyataan yang terjadi keberadaan seperti Adelina masuk bekerja di Malaysia secara illegal, pemerintah tentunya harus menyumbat lubang–lubang, menindak TEGAS pejabat-pejabat nakal yang masih saja MELOLOSKAN TKI illegal keluarnegeri! Dan, ... hendaknya pemerintah menggunakan kasus Adelina ini dengan TEGAS mengusut dimana dan dan bagaimana pengiriman TKI illegal masih saja terjadi, dan, ... tentunya berdampak mempersulit kedudukan Duta Besar RI dalam membela warga illegal dinegara-asing itu. Adelina: TKI yang meninggal di Malaysia akibat kurang gizi dan luka-luka membuat 'marah bangsa' · 14 Februari 2018 · http://www.bbc.com/indonesia/ trensosial-43044843Hak atas fotoPOR CHENG HANImage captionKondisi Adelina saat dijemput polisi pada tang
[GELORA45] Adelina: TKI yang meninggal di Malaysia akibat kurang gizi dan luka-luka membuat 'marah bangsa'
Kalau orang Malaysia saja MARAH mengetahui dinegaranya bisa terjadi penganiayaan terhadap Adelina, bagaimana pula dengan bangsa Indonesia yang anakbangsanya dianiaya sampai meninggal itu, ... bagaimana dengan sikap PEMRLINDUNGAN PEMERINTAH terhadap anakbangsa yang dieksport keluarnegeri itu??? Bahwa dimanapun juga didunia ini bisa terjadi adanya orang SINTING yang tega-teganya memperlakukan sesama umat manusia bagaikan BUDAK yg lebih rendah dari hewan, tapi PEMERINTAH yang berkuasa harus berkemampuan utk MEMBELA dan MELINDUNGI setiap warganya dimanapun dia berada! Kalau saja kenyataan yang terjadi keberadaan seperti Adelina masuk bekerja di Malaysia secara illegal, pemerintah tentunya harus menyumbat lubang–lubang, menindak TEGAS pejabat-pejabat nakal yang masih saja MELOLOSKAN TKI illegal keluarnegeri! Dan, ... hendaknya pemerintah menggunakan kasus Adelina ini dengan TEGAS mengusut dimana dan dan bagaimana pengiriman TKI illegal masih saja terjadi, dan, ... tentunya berdampak mempersulit kedudukan Duta Besar RI dalam membela warga illegal dinegara-asing itu. Adelina: TKI yang meninggal di Malaysia akibat kurang gizi dan luka-luka membuat 'marah bangsa' · 14 Februari 2018 · http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-43044843 Hak atas fotoPOR CHENG HANImage captionKondisi Adelina saat dijemput polisi pada tanggal 10 Februari lalu. Adelina, seorang TKI yang meninggal di Penang akibat kurang gizi dan luka-luka yang diduga disebabkan aksi kekerasan majikan, membuat 'marah bangsa', kata anggota parlemen Malaysia. Steven Sim Chee Kong, anggota parlemen di Bukit Mertajam menemui Adelina pada Sabtu (10/02) lalu setelah mendapat pengaduan dari tetangga yang melihat tenaga kerja asal Nusa Tenggara Timur ini mengalami luka-luka parah termasuk di tangan. Adelina meninggal di rumah sakit pada keesokan harinya, Minggu (11/02). Kepolisian Malaysia telah menahan tiga tersangka atas meninggalnya tenaga kerja Indonesia yang telah bekerja di negara tetangga ini sejak 2014. "Kematian Adelina menyebabkan orang Malaysia marah, marah kepada majikan karena Adelina diperbuat (diperlakukan) sedemikian," kata Steven kepada wartawan BBC Indonesia, Endang Nurdin. Lalu Muhamad Iqbal, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, mengatakan belum ada kesimpulan final dari dokter forensik. Namun, menurutnya, "salah satu penyebab yang ditemukan adalah Adelina mengalami malnutrisi satu bulan terakhir, ada luka... kemungkinan bekas gigitan binatang." a.. TKI di Hong Kong: Angka penganiayaan fisik, seksual dan diskriminasi rasial 'tinggi' b.. Bankir Inggris 'siapkan pembunuhan WNI di Hong Kong dengan ' riang' c.. Bulan puasa dan pengajian para TKI di Hong Kong Steven Sim mengatakan saat bertemu kondisi Adelina lemah dengan luka parah di tangannya. Adelina sempat menuturkan bahwa selama sebulan terakhir dia dipaksa tidur di luar rumah bersama anjing peliharaan majikan, tak diberi makan, dan mengalami penganiayaan. Perlindungan pekerja domestik di Malaysia Hak atas fotoMIGRANT CAREImage captionLuka-luka yang diderita Adelina. Steven Sim menyerukan agar pemerintah Malaysia dan juga Indonesia memperkuat perundang-undangan agar pekerja mendapatkan perlindungan. Lalu Muhamad Iqbal mengatakan dalam dua tahun terakhir ini tidak ada payung hukum antara dua negara menyangkut pekerja domestik karena sudah berakhirnya Memorandum of Understanding (MoU) pada 2016. "Kita sudah sampaikan keinginan kita untuk membuat sebuah MoU yang baru sama sekali, bukan perpanjangan dari yang lama tapi belum mendapatkan respons dari Malaysia hingga saat ini. Kita harap ini bisa menjadi momentum untuk Malaysia untuk mendorong pembahasan MoU tersebut," kata Lalu. Perjanjian kerja sama ini juga diperlukan bagi "majikan untuk memastikan apa yang mereka bayar untuk pekerja domestik dengan nilai uang seperti yang mereka harapkan," tambahnya. Lalu juga mengatakan "Malaysia juga perlu melakukan penguatan di sektor regulasi ini, harapan kita supaya bisa mengakomodir fenomena yang muncul belakangan khususnya perdagangan manusia." Hak atas fotoPOR CHENG HANImage captionAdelina tidur di beranda bersama anjing peliharaan majikannya. BBC Indonesia telah menghubungi Kementerian Sumber Daya Manusia Malaysia yang mengatakan tidak akan memberikan pernyataan karena kasus ini dalam penyelidikan polisi. Saat ini terdapat sekitar 2,5 juta WNI yang bekerja di Malaysia dan 50% di antaranya ilegal. Glorene Das, direktur Tenaganita, organisasi hak asasi manusia di Kuala Lumpur yang menangani pekerja migran menyatakan kekerasan ini antara lain akibat istilah "pembantu rumah tangga" dalam hukum Malaysia. Ada majikan dan budak "Ini terjadi karena akta (hukum) untuk pembantu atau pekerja rumah tangga tidak memadai untuk melindungi mereka. Sekarang ini, ada istilah pembantu atau budak. Istilah yang terdapat di hukum Malaysia ini...menciptakan pemikiran bahwa ada majika
[GELORA45] Adelina: TKI yang meninggal di Malaysia akibat kurang gizi dan luka-luka membuat 'marah bangsa'
Adelina: TKI yang meninggal di Malaysia akibat kurang gizi dan luka-luka membuat 'marah bangsa' 14 Februari 2018 Hak atas fotoPOR CHENG HANImage captionKondisi Adelina saat dijemput polisi pada tanggal 10 Februari lalu.Adelina, seorang TKI yang meninggal di Penang akibat kurang gizi dan luka-luka yang diduga disebabkan aksi kekerasan majikan, membuat 'marah bangsa', kata anggota parlemen Malaysia.Steven Sim Chee Kong, anggota parlemen di Bukit Mertajam menemui Adelina pada Sabtu (10/02) lalu setelah mendapat pengaduan dari tetangga yang melihat tenaga kerja asal Nusa Tenggara Timur ini mengalami luka-luka parah termasuk di tangan.Adelina meninggal di rumah sakit pada keesokan harinya, Minggu (11/02). Kepolisian Malaysia telah menahan tiga tersangka atas meninggalnya tenaga kerja Indonesia yang telah bekerja di negara tetangga ini sejak 2014."Kematian Adelina menyebabkan orang Malaysia marah, marah kepada majikan karena Adelina diperbuat (diperlakukan) sedemikian," kata Steven kepada wartawan BBC Indonesia, Endang Nurdin.Lalu Muhamad Iqbal, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, mengatakan belum ada kesimpulan final dari dokter forensik.Namun, menurutnya, "salah satu penyebab yang ditemukan adalah Adelina mengalami malnutrisi satu bulan terakhir, ada luka kemungkinan bekas gigitan binatang." - Steven Sim mengatakan saat bertemu kondisi Adelina lemah dengan luka parah di tangannya. Adelina sempat menuturkan bahwa selama sebulan terakhir dia dipaksa tidur di luar rumah bersama anjing peliharaan majikan, tak diberi makan, dan mengalami penganiayaan.Perlindungan pekerja domestik di MalaysiaHak atas fotoMIGRANT CAREImage captionLuka-luka yang diderita Adelina.Steven Sim menyerukan agar pemerintah Malaysia dan juga Indonesia memperkuat perundang-undangan agar pekerja mendapatkan perlindungan.Lalu Muhamad Iqbal mengatakan dalam dua tahun terakhir ini tidak ada payung hukum antara dua negara menyangkut pekerja domestik karena sudah berakhirnyaMemorandum of Understanding (MoU) pada 2016."Kita sudah sampaikan keinginan kita untuk membuat sebuah MoU yang baru sama sekali, bukan perpanjangan dari yang lama tapi belum mendapatkan respons dari Malaysia hingga saat ini. Kita harap ini bisa menjadi momentum untuk Malaysia untuk mendorong pembahasan MoU tersebut," kata Lalu.Perjanjian kerja sama ini juga diperlukan bagi "majikan untuk memastikan apa yang mereka bayar untuk pekerja domestik dengan nilai uang seperti yang mereka harapkan," tambahnya.Lalu juga mengatakan "Malaysia juga perlu melakukan penguatan di sektor regulasi ini, harapan kita supaya bisa mengakomodir fenomena yang muncul belakangan khususnya perdagangan manusia."Hak atas fotoPOR CHENG HANImage captionAdelina tidur di beranda bersama anjing peliharaan majikannya.BBC Indonesia telah menghubungi Kementerian Sumber Daya Manusia Malaysia yang mengatakan tidak akan memberikan pernyataan karena kasus ini dalam penyelidikan polisi.Saat ini terdapat sekitar 2,5 juta WNI yang bekerja di Malaysia dan 50% di antaranya ilegal.Glorene Das, direktur Tenaganita, organisasi hak asasi manusia di Kuala Lumpur yang menangani pekerja migran menyatakan kekerasan ini antara lain akibat istilah "pembantu rumah tangga" dalam hukum Malaysia. Ada majikan dan budak "Ini terjadi karena akta (hukum) untuk pembantu atau pekerja rumah tangga tidak memadai untuk melindungi mereka. Sekarang ini, ada istilah pembantu atau budak. Istilah yang terdapat di hukum Malaysia ini...menciptakan pemikiran bahwa ada majikan dan budak," kata Glorene.Tim Tenaganita juga sempat menjumpai Adelina, yang dijemput di rumah majikannya bersama polisi."Kondisinya begitu parah dan dia takut memberitahu apa yang terjadi terhadap dirinya, parah terutama karena luka-luka yang dia derita...(Saat ditanya), dia tak mau menjawab, dan kelihatan takut," tambahnya.Wahyu Susilo dari organisasi pekerja migran, Migrant CARE, mengatakan, "Kematian Adelina memperpanjang daftar kematian buruh migran Indonesia asal NTT yang ditahun 2017 mencapai 62 orang."Wahyu juga menyatakan perlu ada "pengusutan dugaan bahwa Adelina adalah korban perdagangan manusia."Kasus "terburuk" penganiayaan tenaga kerja Indonesia adalah yang dialami Nirmala Bonat pada 2004. Penyiksaan yang dilakukan majikannya membuat dia mengalami trauma berat.Saat persidangan pada 2014, Nirmala antara lain mengatakan majikannya meletakkan setrika panas di payudaranya."Saya menderita kesakitan yang sangat parah. Saya tak bisa mandi atau tidur karena sakitnya tak tertahankan," kata Nirmala.Pengadilan Tinggi Malaysia pada 2015 mengabulkan gugatan Nirmala terhadap majikannya, Yim Pek Ha, dan suaminya, Hii Ik Ting, untuk membayar ganti rugi sekitar Rp1,1 miliar.