Mengingat mata kuliah TPTI tahun 85 .
Anda mungkin mengalami hal sulit dalam menulis journal atau artikel
geologi atau geofisika karena harus menggunakan kalimat pasif
(passive voice). Nah ini ada sebuah artikel menarik tentang passive
voice. Saya sendiri selalu saja kesulitan menulis kalimat
Mudah2an pemain downstream sektor migas tidak hanya Pertamina, hingga
masyarakat banyak dapat menikmati harga kompetitif yang murah, jadi kehadiran
para raksasa (investor) yang turun ini memberikan kenikmatan pada kita semua.
Jadi nikmat pasar bebas sektor hilir juga dapat dirasakan oleh si
Data yang baik sekali pak Agus,
Kebutuhan air untuk penduduk saat ini seolah-olah terpaku pada penggunaan air
permukaan (sungai, danau, embung dll) dan air hujan. Ketika disodorkan bahwa
ada `potensial fresh water zone` di bawah permukaan, maka akan timbul polemik..
:
- seberapa banyak
Mas Herman,
Jurusan Teknik Geologi UGM: www.geologi.ugm.ac.id
Arif
Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] wrote:
Rekan-rekan,
Saya memerlukan alamat web-site dari jurusan-jurusan teknik geologi / geofisika
di Indonesia. Kalau tidak punya web-site, AAPG Asia Pacific bisa
Ide sangat bagus, yang perlu dicontoh oleh semua.
Salam,
us
-Original Message-
From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, November 16, 2005 3:41 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Sumbang buku (2 lagi)
Andri,
Terima kasih ... benar
Mas Agus
water cut...kalau sumurnya sudah tidak berproduksi (no hc ) dan fieldnya
sudah ditinggalkan , mungkin ya...bisa dipakai
tapi apa lalu punya biaya untuk perforasi (karena umumnya fresh water zone
itu ditutup) , maintain well, water treatment ..lalu penyaluran air ke
lingkungan
Liberalisasi ( sektor hilir) bukan menciptakan harga murah,
dalam arti obral obralan, tetep saja harga tsb dalam koridor
keekonomiannya, siapa sih ( perusahaan) yang mau menjual
produknya dibawah harga keekonomiannya. Cuma disini perusahaan
perusahaan tadi akan bersaing dalam menentukan harganya
Ar,
Setuju saya dengan pendapat Anda, memang saat ini perang besar disektor
hilir belum terjadi , tetapi perang perang kcil secara sporadis kelihatan
nya sudah ada , ya seperti Anda katakan itu Batavia Air Connection.
Kalau ada yang berminat info lebih lanjut , bisa tanya Ariadi atau
Abah,
Saya juga setuju dengan tulisan Abah yg satu ini
Satu lagi penyakit bangsa kita adalah selalu skpetis pada prestasi yg
dicapai bangsanya sendiri dan selalu dengan mudah memuji sesuatu yang
dicapai bangsa lain.
Penyakit ini lebih bahaya dari flu burung, antrax maupun dengue
Regards,
Ginanjar Nugraha
DKS/OPG/WGO- Total EP Indonesie
Office : 0542-534036
Mobile : 0812-5416477
0811-592772 (2250)
Mungkinkah ini disebabkan oleh jarangnya publikasi atas keberhasilan
ini sementara publikasi keberhasilan bangsa lain lebih banyak? Yah
kalau tidak diberitahukan pada publik bagaimana kita mau memujinya?
Yang mau muji juga tidak tahu...
Atau mungkin karena standar prestasinya berbeda?? Contohnya
Selain Pasar Senen, ada juga second hand book shop (loak buku) di
Stasiun KA UI dan Pondok China Depok. Yang di maksud Mas Darman Pasar
Senen, kemungkinan sepanjang barat-timur 100 meteran di Jl. Kwitang,
membelok keselatan 100 m jl. Kramat, membelok 50 m ke gang Kramat
Kwitang. Begitu ? Sedang
Pak Gunawan Taslim,
Memang ada senter khusus yang ujungnya mengecil ( agar bisa dipakai nyenter
batu yang sudah diikat dengan cincin dari bawah batunya ). Harganya
sekitar 50 ribuan rupiah. Silahkan singgah kalau sedang di Bandung. Ada juga
hardness pencil untuk ngetes batu kekerasan 7
Pak Mufti,
Kita pernah ketemu di Yogyakah ?
Kalau itu tahun '81,
pasti waktu mang Okim kerja di Total. Oh ya, sekarang mang Okim
ingat, ketika itu mang Okim bersama beberapa teman ( termasuk Pak Karsani - di
Caltex waktu itu ) menyelusuri Yogyakarta by night. Pengalaman yang serem
deeh,
Pak Ade Kadarusman,
Terima kasih atas pencerahannya. Mang Okim menih bangga pisan kalau ada
rekan yang sudah menginternasional, apalagi diberi kepercayaan ngajar
tingkat PhD.di Jerman lagi ! Bener-bener membanggakan. Semoga saja
masalah intan dan precious stones lainnya di Indonesia tidak
Di Bandung, ada satu tempat lagi yang belum disebutkan untuk berburu buku bekas
: Pasar Cihapit, dekat persimpangan jalan Cihapit-Cibeunying dan RE Martadinata
(Riau). Di sini, dulu, umur2 saya SD - tamat kuliah (1976 - 1989)ada sekitar
delapan kiosk yang penuh dijejali buku2 dan majalah2
Wah ternyata banyak juga kerabat saya ... the book hunters!!
Kadang-kadang memang tidak terduga kita bisa dapat buku bagus. Sama juga halnya
dengan mendapatkan microscope, palu, kompas di Jatayu.
Saya pernah beli buku Pettijoh, Sedimentary Rocks, di Sarinah Bandung, Braga.
Cuma tinggal satu, dan
Kalau LIBRARY diburu terus, bukannya sekarang sudah habis ?
-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, November 17, 2005 12:31 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Sumbang buku (2 lagi)
Di Bandung, ada satu
Pastilah kita akan mengambil buku, laporan terdahulu, proceedings seminar,
peta2 dll di perpustakaan, sebelum melakukan apa pun untuk mencari si mutiara
hitam ini. Dan, syukurlah, informasi semakin berlimpah, bukan menjadi habis,
baik tercetak maupun cyber-book.
Salam,
awang
-Original
Berita IAGI edisi Agustus 2005 termasuk diadalamnya ada Ballot IAGI,
sudah sampai di KL semalam. Thanks Boss Teguh di Murphy yg
menyampaikan ke saya.
Saya ambil satu sisanya dihantar ke Petronas melalui Mas Bevi (Bernatoviratno).
Thanks
RDP
BERGABUNGLAH BERSAMA IAGI
DI JCS 2005 SURABAYA
AGENDA :
1. MUSYAWARAH NASIONAL
(Andang Bachtiar - Ariadi Subandrio)
Tanggal : 28 November 2005
Waktu : 09.00 - 16.00 WIB
Tempat : Ruang Pelangi 1 2 Hotel Sangrila Surabaya
Kapasitas : 120 orang
2. LUNCHEON
21 matches
Mail list logo