Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00
bung natan, setuju ! pemain impor dikurangi sehingga pemain lokal bisa banyak masuk.. tapi sepertinya aturan semacam ini belum ada ya? lalu bagaimana dengan londobali ? :D salam, .heru. Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau di aturan tim sepakbola, biasanya dibatasi cuma boleh pakai berapa orang saja import dan selebihnya harus pemain lokal. apa di dunia migas tidak bisa seperti ini, supaya tidak terlalu banyak londo-nya? atau memang aturannya tidak ada? tnx On 2/27/06, Awang Satyana wrote: Exxon standard worldwide diberlakukan. Contoh kasus AFE Banyu Urip. Exxon mengajukan untuk membangun airport kecil di Cepu buat mobilitas kru rig mereka dari Surabaya menggunakan pesawat. Alasannya jalan raya Cepu-Bojonegoro rawan kecelakaan lalu lintas. Safety is first membuat semuanya terasa berlebihan. Masih banyak contoh lainnya. Saat ExxonMobil mengajukan 15 juta USD untuk sumur Banyu Urip, kami (Pertamina MPS saat itu) lakukan diskusi2 alot beberapa kali sampai bisa dipotong ke 7 juta USD (termasuk penolakan pembuatan airstrip di Cepu itu). Saat dicek ke sumur, setengah kru rig ex-pat, nah bagaimana tak biaya tinggi ? salam, awang Iman Argakoesoemah wrote: Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ? -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00 Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur eksplorasi yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur yang sama bisa 4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya kecil saja dari keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas produksi ? Pasti akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost recovery yang melangit kalau Exxon menang. Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? Pasti akan ada partnership yang tidak sehat. salam, awang Ariadi Subandrio wrote: 1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun. 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola dalam JO. Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon. Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU. Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum patut mengelola CEPU. lam-salam, ar-. Awang Satyana wrote: Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian. Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika sana. Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) antara Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah JOB Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya buntu. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Koreksi: Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an Salam Andang Bachtiar Exploration Think Tank Indonesia On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote: FYI Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006. Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh - Kardaya - BPMIGAS chairman - J Pane - Pertamina - Ramson - DPR Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan acara talkshow ini Salam RDP yg tidak bisa mendengarkan Trijaya FM -- - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail
Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00
Pak Awang, Seingat saya pada waktu forum explo tahun 2001 (cmiiw), BP Migas berencana membuat bench marking soal operational cost ini. Setelah itu maka setiap usulan AFE akan dibandingkan dengan ambang batas yang normal dari operasi sejenis di sekitar blok tsb. Dan ujungnya cost recovery hanya berdasar ambang batas ini, kalau operator mau menetapkan standar sendiri ya monggo saja, tapi non-cost recovery. Mungkin kalau ini bisa direalisasikan, kasus mobil ini bisa lebih mudah pemecahannya. Soal standar..he..he... itu sih mainan operator besar yang suka aneh-aneh saja. lagian emang setiap ngebor sumur mereka akan bikin air strip sendiri..:-). Mengikuti soal Exxon ini kok makin lama makin tambah mirip dengan yang ditulis John Perkins itu yah... bikin mimpi seindah mungkin (bisa proyeksi petumbuhan ekonomi atau bisa juga proyeksi produksi atau cadangan minyak), dan akhirnya negara tergadai karenanya. Jadi jangan kaget kalau soal airstrip ini nanti bisa jadi akan dijual ke bupati cepu dan karenanya beliau merasa akan mendapat hibah infrastruktur:-). Akibatnya BP Migas tentu akan mendapat dua lawan jadinya. a+ - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, February 27, 2006 4:59 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00 Exxon standard worldwide diberlakukan. Contoh kasus AFE Banyu Urip. Exxon mengajukan untuk membangun airport kecil di Cepu buat mobilitas kru rig mereka dari Surabaya menggunakan pesawat. Alasannya jalan raya Cepu-Bojonegoro rawan kecelakaan lalu lintas. Safety is first membuat semuanya terasa berlebihan. Masih banyak contoh lainnya. Saat ExxonMobil mengajukan 15 juta USD untuk sumur Banyu Urip, kami (Pertamina MPS saat itu) lakukan diskusi2 alot beberapa kali sampai bisa dipotong ke 7 juta USD (termasuk penolakan pembuatan airstrip di Cepu itu). Saat dicek ke sumur, setengah kru rig ex-pat, nah bagaimana tak biaya tinggi ? salam, awang Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ? -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00 Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur eksplorasi yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur yang sama bisa 4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya kecil saja dari keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas produksi ? Pasti akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost recovery yang melangit kalau Exxon menang. Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? Pasti akan ada partnership yang tidak sehat. salam, awang Ariadi Subandrio wrote: 1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun. 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola dalam JO. Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon. Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU. Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum patut mengelola CEPU. lam-salam, ar-. Awang Satyana wrote: Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian. Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika sana. Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) antara Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah JOB Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya buntu. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Koreksi: Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an Salam Andang Bachtiar Exploration Think Tank Indonesia On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote: FYI Bagi
Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00
Pak Noor, Standard cost drilling, survey, studi sedang dikerjakan teman2 dari bagian bor, survey, dan finance BPMIGAS. Hanya, kelihatannya tersendat2, sehingga belum juga bisa dipakai saat diskusi harga2 proyek. Terpaksa kami membanding2kan saja dan melihat harga2 quotation dari service companies. Aturan cost recovery 100 % yang membebani kita. Dalam beberapa kasus pelanggaran yang disengaja memang kita bisa berlakukan non-cost recovery. Kalau cost sudah melewati plafon BPMIGAS, itu tak di-cost recovery, bagus kelihatannya, hanya tak gampang pelaksanaannya. Bagaimana kalau di website rig saja harga deepwater rig daily rate-nya sudah 350.000 - 450.000 USD ?! Berapa besar AFE sumur ? Mengerikan ! salam, awang Noor Syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Seingat saya pada waktu forum explo tahun 2001 (cmiiw), BP Migas berencana membuat bench marking soal operational cost ini. Setelah itu maka setiap usulan AFE akan dibandingkan dengan ambang batas yang normal dari operasi sejenis di sekitar blok tsb. Dan ujungnya cost recovery hanya berdasar ambang batas ini, kalau operator mau menetapkan standar sendiri ya monggo saja, tapi non-cost recovery. Mungkin kalau ini bisa direalisasikan, kasus mobil ini bisa lebih mudah pemecahannya. Soal standar..he..he... itu sih mainan operator besar yang suka aneh-aneh saja. lagian emang setiap ngebor sumur mereka akan bikin air strip sendiri..:-). Mengikuti soal Exxon ini kok makin lama makin tambah mirip dengan yang ditulis John Perkins itu yah... bikin mimpi seindah mungkin (bisa proyeksi petumbuhan ekonomi atau bisa juga proyeksi produksi atau cadangan minyak), dan akhirnya negara tergadai karenanya. Jadi jangan kaget kalau soal airstrip ini nanti bisa jadi akan dijual ke bupati cepu dan karenanya beliau merasa akan mendapat hibah infrastruktur:-). Akibatnya BP Migas tentu akan mendapat dua lawan jadinya. a+ - Original Message - From: Awang Satyana To: ; Sent: Monday, February 27, 2006 4:59 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00 Exxon standard worldwide diberlakukan. Contoh kasus AFE Banyu Urip. Exxon mengajukan untuk membangun airport kecil di Cepu buat mobilitas kru rig mereka dari Surabaya menggunakan pesawat. Alasannya jalan raya Cepu-Bojonegoro rawan kecelakaan lalu lintas. Safety is first membuat semuanya terasa berlebihan. Masih banyak contoh lainnya. Saat ExxonMobil mengajukan 15 juta USD untuk sumur Banyu Urip, kami (Pertamina MPS saat itu) lakukan diskusi2 alot beberapa kali sampai bisa dipotong ke 7 juta USD (termasuk penolakan pembuatan airstrip di Cepu itu). Saat dicek ke sumur, setengah kru rig ex-pat, nah bagaimana tak biaya tinggi ? salam, awang Iman Argakoesoemah wrote: Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ? -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00 Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur eksplorasi yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur yang sama bisa 4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya kecil saja dari keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas produksi ? Pasti akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost recovery yang melangit kalau Exxon menang. Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? Pasti akan ada partnership yang tidak sehat. salam, awang Ariadi Subandrio wrote: 1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun. 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola dalam JO. Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon. Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU. Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum patut mengelola CEPU. lam-salam, ar-. Awang Satyana wrote: Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian. Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di
Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00
Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian. Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika sana. Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) antara Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah JOB Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya buntu. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Koreksi: Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an Salam Andang Bachtiar Exploration Think Tank Indonesia On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote: FYI Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006. Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh - Kardaya - BPMIGAS chairman - J Pane - Pertamina - Ramson - DPR Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan acara talkshow ini Salam RDP yg tidak bisa mendengarkan Trijaya FM -- - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Mail Bring photos to life! New PhotoMail makes sharing a breeze.
Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00
1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun. 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola dalam JO. Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon. Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU. Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum patut mengelola CEPU. lam-salam, ar-. Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian. Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika sana. Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) antara Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah JOB Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya buntu. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Koreksi: Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an Salam Andang Bachtiar Exploration Think Tank Indonesia On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote: FYI Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006. Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh - Kardaya - BPMIGAS chairman - J Pane - Pertamina - Ramson - DPR Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan acara talkshow ini Salam RDP yg tidak bisa mendengarkan Trijaya FM -- - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Mail Bring photos to life! New PhotoMail makes sharing a breeze. - Yahoo! Mail Bring photos to life! New PhotoMail makes sharing a breeze.
Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00
Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur eksplorasi yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur yang sama bisa 4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya kecil saja dari keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas produksi ? Pasti akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost recovery yang melangit kalau Exxon menang. Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? Pasti akan ada partnership yang tidak sehat. salam, awang Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: 1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun. 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola dalam JO. Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon. Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU. Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum patut mengelola CEPU. lam-salam, ar-. Awang Satyana wrote: Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian. Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika sana. Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) antara Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah JOB Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya buntu. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Koreksi: Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an Salam Andang Bachtiar Exploration Think Tank Indonesia On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote: FYI Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006. Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh - Kardaya - BPMIGAS chairman - J Pane - Pertamina - Ramson - DPR Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan acara talkshow ini Salam RDP yg tidak bisa mendengarkan Trijaya FM -- - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Mail Bring photos to life! New PhotoMail makes sharing a breeze. - Yahoo! Mail Bring photos to life! New PhotoMail makes sharing a breeze. - Relax. Yahoo! Mail virus scanning helps detect nasty viruses!
RE: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00
Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ? -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00 Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur eksplorasi yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur yang sama bisa 4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya kecil saja dari keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas produksi ? Pasti akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost recovery yang melangit kalau Exxon menang. Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? Pasti akan ada partnership yang tidak sehat. salam, awang Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: 1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun. 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola dalam JO. Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon. Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU. Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum patut mengelola CEPU. lam-salam, ar-. Awang Satyana wrote: Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian. Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika sana. Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) antara Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah JOB Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya buntu. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Koreksi: Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an Salam Andang Bachtiar Exploration Think Tank Indonesia On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote: FYI Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006. Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh - Kardaya - BPMIGAS chairman - J Pane - Pertamina - Ramson - DPR Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan acara talkshow ini Salam RDP yg tidak bisa mendengarkan Trijaya FM -- - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Mail Bring photos to life! New PhotoMail makes sharing a breeze. - Yahoo! Mail Bring photos to life! New PhotoMail makes sharing a breeze. - Relax. Yahoo! Mail virus scanning helps detect nasty viruses! - This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI
RE: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00
Exxon standard worldwide diberlakukan. Contoh kasus AFE Banyu Urip. Exxon mengajukan untuk membangun airport kecil di Cepu buat mobilitas kru rig mereka dari Surabaya menggunakan pesawat. Alasannya jalan raya Cepu-Bojonegoro rawan kecelakaan lalu lintas. Safety is first membuat semuanya terasa berlebihan. Masih banyak contoh lainnya. Saat ExxonMobil mengajukan 15 juta USD untuk sumur Banyu Urip, kami (Pertamina MPS saat itu) lakukan diskusi2 alot beberapa kali sampai bisa dipotong ke 7 juta USD (termasuk penolakan pembuatan airstrip di Cepu itu). Saat dicek ke sumur, setengah kru rig ex-pat, nah bagaimana tak biaya tinggi ? salam, awang Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ? -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00 Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur eksplorasi yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur yang sama bisa 4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya kecil saja dari keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas produksi ? Pasti akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost recovery yang melangit kalau Exxon menang. Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? Pasti akan ada partnership yang tidak sehat. salam, awang Ariadi Subandrio wrote: 1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun. 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola dalam JO. Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon. Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU. Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum patut mengelola CEPU. lam-salam, ar-. Awang Satyana wrote: Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian. Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika sana. Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) antara Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah JOB Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya buntu. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Koreksi: Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an Salam Andang Bachtiar Exploration Think Tank Indonesia On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote: FYI Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006. Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh - Kardaya - BPMIGAS chairman - J Pane - Pertamina - Ramson - DPR Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan acara talkshow ini Salam RDP yg tidak bisa mendengarkan Trijaya FM -- - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id
Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00
kalau di aturan tim sepakbola, biasanya dibatasi cuma boleh pakai berapa orang saja import dan selebihnya harus pemain lokal. apa di dunia migas tidak bisa seperti ini, supaya tidak terlalu banyak londo-nya? atau memang aturannya tidak ada? tnx On 2/27/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Exxon standard worldwide diberlakukan. Contoh kasus AFE Banyu Urip. Exxon mengajukan untuk membangun airport kecil di Cepu buat mobilitas kru rig mereka dari Surabaya menggunakan pesawat. Alasannya jalan raya Cepu-Bojonegoro rawan kecelakaan lalu lintas. Safety is first membuat semuanya terasa berlebihan. Masih banyak contoh lainnya. Saat ExxonMobil mengajukan 15 juta USD untuk sumur Banyu Urip, kami (Pertamina MPS saat itu) lakukan diskusi2 alot beberapa kali sampai bisa dipotong ke 7 juta USD (termasuk penolakan pembuatan airstrip di Cepu itu). Saat dicek ke sumur, setengah kru rig ex-pat, nah bagaimana tak biaya tinggi ? salam, awang Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ? -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00 Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur eksplorasi yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur yang sama bisa 4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya kecil saja dari keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas produksi ? Pasti akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost recovery yang melangit kalau Exxon menang. Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? Pasti akan ada partnership yang tidak sehat. salam, awang Ariadi Subandrio wrote: 1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun. 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola dalam JO. Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon. Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU. Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum patut mengelola CEPU. lam-salam, ar-. Awang Satyana wrote: Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian. Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika sana. Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) antara Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah JOB Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya buntu. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Koreksi: Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an Salam Andang Bachtiar Exploration Think Tank Indonesia On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote: FYI Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006. Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh - Kardaya - BPMIGAS chairman - J Pane - Pertamina - Ramson - DPR Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan acara talkshow ini Salam RDP yg tidak bisa mendengarkan Trijaya FM -- - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM
Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00
Soal SDM belum ada aturan ketat. Kalau yang masih dalam pengawasan BPMIGAS masih bisa dibatasi pemakaian ex-pat2 (company man) di sumur; tetapi ex-pat2 dari service companies yang ada di sumur (dan itu porsi terbanyak di Banyu Urip itu) di luar pengawasan langsung BPMIGAS. Untuk grade casing misalnya, belum ada aturan harus memakai grade sekian (supaya jangan berlebihan karena akan menaikkan anggaran). Berapa biaya harian maksimum wellsite geologist ex-pat, drilling supervisor, berapa banyak yang boleh diizinkan, dll. mestinya ada aturannya, sehingga saat negosiasi harga itu (yang selalu alot) kita tinggal menunjukkan surat2 keputusan saja. Belum ada. Memang ini menjadi tugas BPMIGAS dan saya dengar telah dikaji oleh fungsi2 terkait (Divisi Operasi Lapangan, Divisi Eksternal, dll) bekerja sama dengan lembaga independen seperti surveyor dll. Tetapi, hari gini, biaya sumur dan survey seismik memang melambung mengerikan ...! Maka aturan2 harus juga fleksibel mengantisipasinya. salam, awang Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau di aturan tim sepakbola, biasanya dibatasi cuma boleh pakai berapa orang saja import dan selebihnya harus pemain lokal. apa di dunia migas tidak bisa seperti ini, supaya tidak terlalu banyak londo-nya? atau memang aturannya tidak ada? tnx On 2/27/06, Awang Satyana wrote: Exxon standard worldwide diberlakukan. Contoh kasus AFE Banyu Urip. Exxon mengajukan untuk membangun airport kecil di Cepu buat mobilitas kru rig mereka dari Surabaya menggunakan pesawat. Alasannya jalan raya Cepu-Bojonegoro rawan kecelakaan lalu lintas. Safety is first membuat semuanya terasa berlebihan. Masih banyak contoh lainnya. Saat ExxonMobil mengajukan 15 juta USD untuk sumur Banyu Urip, kami (Pertamina MPS saat itu) lakukan diskusi2 alot beberapa kali sampai bisa dipotong ke 7 juta USD (termasuk penolakan pembuatan airstrip di Cepu itu). Saat dicek ke sumur, setengah kru rig ex-pat, nah bagaimana tak biaya tinggi ? salam, awang Iman Argakoesoemah wrote: Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ? -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00 Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur eksplorasi yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur yang sama bisa 4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya kecil saja dari keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas produksi ? Pasti akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost recovery yang melangit kalau Exxon menang. Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? Pasti akan ada partnership yang tidak sehat. salam, awang Ariadi Subandrio wrote: 1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun. 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola dalam JO. Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon. Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU. Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum patut mengelola CEPU. lam-salam, ar-. Awang Satyana wrote: Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian. Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika sana. Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) antara Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah JOB Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya buntu. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Koreksi: Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an Salam Andang Bachtiar Exploration Think Tank Indonesia On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote
RE: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00
Sudah kelihatan dengan jelas bahwa block Cepu sarat dengan nuansa Politisnya,jadi apapun kehendak kita semua tidak akan terlaksana,dan sebaiknya ikuti aja dan biarkan masyarakat setempat yang akan menentukan nantinya,yang penting agar hydrocarbon segera bisa dimanfaatkan. sjn -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, February 27, 2006 11:05 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00 kalau di aturan tim sepakbola, biasanya dibatasi cuma boleh pakai berapa orang saja import dan selebihnya harus pemain lokal. apa di dunia migas tidak bisa seperti ini, supaya tidak terlalu banyak londo-nya? atau memang aturannya tidak ada? tnx On 2/27/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Exxon standard worldwide diberlakukan. Contoh kasus AFE Banyu Urip. Exxon mengajukan untuk membangun airport kecil di Cepu buat mobilitas kru rig mereka dari Surabaya menggunakan pesawat. Alasannya jalan raya Cepu-Bojonegoro rawan kecelakaan lalu lintas. Safety is first membuat semuanya terasa berlebihan. Masih banyak contoh lainnya. Saat ExxonMobil mengajukan 15 juta USD untuk sumur Banyu Urip, kami (Pertamina MPS saat itu) lakukan diskusi2 alot beberapa kali sampai bisa dipotong ke 7 juta USD (termasuk penolakan pembuatan airstrip di Cepu itu). Saat dicek ke sumur, setengah kru rig ex-pat, nah bagaimana tak biaya tinggi ? salam, awang Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ? -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00 Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur eksplorasi yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur yang sama bisa 4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya kecil saja dari keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas produksi ? Pasti akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost recovery yang melangit kalau Exxon menang. Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? Pasti akan ada partnership yang tidak sehat. salam, awang Ariadi Subandrio wrote: 1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun. 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola dalam JO. Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon. Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU. Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum patut mengelola CEPU. lam-salam, ar-. Awang Satyana wrote: Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian. Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika sana. Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) antara Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah JOB Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya buntu. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Koreksi: Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an Salam Andang Bachtiar Exploration Think Tank Indonesia On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote: FYI Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006. Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh - Kardaya - BPMIGAS chairman - J Pane - Pertamina - Ramson - DPR Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan acara talkshow ini Salam RDP yg tidak bisa