Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00

2006-02-27 Terurut Topik Wayan Ismara Heru Young
bung natan,
  setuju ! pemain impor dikurangi sehingga pemain lokal bisa banyak masuk.. 
  tapi sepertinya aturan semacam ini belum ada ya?
  lalu bagaimana dengan londobali ?
  :D
   
  salam,
  .heru. 

Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote:
  kalau di aturan tim sepakbola, biasanya dibatasi cuma boleh pakai
berapa orang saja import dan selebihnya harus pemain lokal. apa di
dunia migas tidak bisa seperti ini, supaya tidak terlalu banyak
londo-nya? atau memang aturannya tidak ada?

tnx

On 2/27/06, Awang Satyana wrote:
 Exxon standard worldwide diberlakukan. Contoh kasus AFE Banyu Urip. Exxon 
 mengajukan untuk membangun airport kecil di Cepu buat mobilitas kru rig 
 mereka dari Surabaya menggunakan pesawat. Alasannya jalan raya 
 Cepu-Bojonegoro rawan kecelakaan lalu lintas. Safety is first membuat 
 semuanya terasa berlebihan. Masih banyak contoh lainnya.

 Saat ExxonMobil mengajukan 15 juta USD untuk sumur Banyu Urip, kami 
 (Pertamina MPS saat itu) lakukan diskusi2 alot beberapa kali sampai bisa 
 dipotong ke 7 juta USD (termasuk penolakan pembuatan airstrip di Cepu itu). 
 Saat dicek ke sumur, setengah kru rig ex-pat, nah bagaimana tak biaya tinggi ?

 salam,
 awang

 Iman Argakoesoemah wrote:

 Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ?

 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27
 Jam 07:00-09:00


 Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur 
 eksplorasi yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur 
 yang sama bisa 4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya 
 kecil saja dari keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas 
 produksi ? Pasti akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost 
 recovery yang melangit kalau Exxon menang.

 Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? 
 Pasti akan ada partnership yang tidak sehat.

 salam,
 awang

 Ariadi Subandrio wrote:
 1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun.
 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola 
 dalam JO.

 Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon.
 Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU.

 Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal 
 dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG  
 TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. 
 Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum 
 patut mengelola CEPU.


 lam-salam,
 ar-.


 Awang Satyana wrote:
 Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina 
 ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu 
 (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. 
 Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan 
 oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang 
 diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan 
 anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian.

 Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk 
 menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika 
 sana. Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) 
 antara Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah 
 JOB Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima 
 keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, 
 maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya 
 buntu.

 salam,
 awang

 Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 Koreksi:
 Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari
 Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an

 Salam
 Andang Bachtiar
 Exploration Think Tank Indonesia

 On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote:
  FYI
  Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship
  Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan
  menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006.
 
  Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh
  - Kardaya - BPMIGAS chairman
  - J Pane - Pertamina
  - Ramson - DPR
 
  Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow
  tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan
  acara talkshow ini
 
  Salam
 
  RDP
  yg tidak bisa mendengarkan Trijaya FM
  --

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail

Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00

2006-02-27 Terurut Topik Noor Syarifuddin
Pak Awang,
Seingat saya pada waktu forum explo tahun 2001 (cmiiw), BP Migas berencana
membuat bench marking soal operational cost ini. Setelah itu maka setiap
usulan AFE akan dibandingkan dengan ambang batas yang normal dari operasi
sejenis di sekitar blok tsb. Dan ujungnya cost recovery hanya berdasar
ambang batas ini, kalau operator mau menetapkan standar sendiri ya monggo
saja, tapi non-cost recovery.
Mungkin kalau ini bisa direalisasikan, kasus mobil ini bisa lebih mudah
pemecahannya. Soal standar..he..he... itu sih mainan operator besar yang
suka aneh-aneh saja. lagian emang setiap ngebor sumur mereka akan bikin
air strip sendiri..:-).

Mengikuti soal Exxon ini kok makin lama makin tambah mirip dengan yang
ditulis John Perkins itu yah... bikin mimpi seindah mungkin (bisa proyeksi
petumbuhan ekonomi atau bisa juga proyeksi produksi atau cadangan minyak),
dan akhirnya negara tergadai karenanya. Jadi jangan kaget kalau soal
airstrip ini nanti bisa jadi akan dijual ke bupati cepu dan karenanya beliau
merasa akan mendapat hibah infrastruktur:-). Akibatnya BP Migas tentu
akan mendapat dua lawan jadinya.

a+


- Original Message -
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, February 27, 2006 4:59 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam
07:00-09:00


 Exxon standard worldwide diberlakukan. Contoh kasus AFE Banyu Urip. Exxon
mengajukan untuk membangun airport kecil di Cepu buat mobilitas kru rig
mereka dari Surabaya menggunakan pesawat. Alasannya jalan raya
Cepu-Bojonegoro rawan kecelakaan lalu lintas. Safety is first membuat
semuanya terasa berlebihan. Masih banyak contoh lainnya.

   Saat ExxonMobil mengajukan 15 juta USD untuk sumur Banyu Urip, kami
(Pertamina MPS saat itu) lakukan diskusi2 alot beberapa kali sampai bisa
dipotong ke 7 juta USD (termasuk penolakan pembuatan airstrip di Cepu itu).
Saat dicek ke sumur, setengah kru rig ex-pat, nah bagaimana tak biaya tinggi
?

   salam,
   awang

 Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ?

 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27
 Jam 07:00-09:00


 Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur
eksplorasi yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur
yang sama bisa 4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya
kecil saja dari keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk
fasilitas produksi ? Pasti akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan
cost recovery yang melangit kalau Exxon menang.

 Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon
? Pasti akan ada partnership yang tidak sehat.

 salam,
 awang

 Ariadi Subandrio wrote:
 1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun.
 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship,
dikelola dalam JO.

 Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon.
 Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU.

 Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal
dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG 
TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak
negeri. Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia
belum patut mengelola CEPU.


 lam-salam,
 ar-.


 Awang Satyana wrote:
 Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan
Pertamina ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi
dari Cepu (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun
tangan. Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang
diajukan oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB
yang diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan
anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian.

 Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk
menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika
sana. Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip)
antara Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah
JOB Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima
keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari
Sukowati, maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin
sampai akibatnya buntu.

 salam,
 awang

 Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 Koreksi:
 Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari
 Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an

 Salam
 Andang Bachtiar
 Exploration Think Tank Indonesia

 On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote:
  FYI
  Bagi

Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00

2006-02-27 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Noor,
   
  Standard cost drilling, survey, studi sedang dikerjakan teman2 dari bagian 
bor, survey, dan finance BPMIGAS. Hanya, kelihatannya tersendat2, sehingga 
belum juga bisa dipakai saat diskusi harga2 proyek. Terpaksa kami 
membanding2kan saja dan melihat harga2 quotation dari service companies.
   
  Aturan cost recovery 100 % yang membebani kita. Dalam beberapa kasus 
pelanggaran yang disengaja memang kita bisa berlakukan non-cost recovery. Kalau 
cost sudah melewati plafon BPMIGAS, itu tak di-cost recovery, bagus 
kelihatannya, hanya tak gampang pelaksanaannya.
   
  Bagaimana kalau di website rig saja harga deepwater rig daily rate-nya sudah 
350.000 - 450.000 USD ?! Berapa besar AFE sumur ? Mengerikan !
   
  salam,
  awang

Noor Syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,
Seingat saya pada waktu forum explo tahun 2001 (cmiiw), BP Migas berencana
membuat bench marking soal operational cost ini. Setelah itu maka setiap
usulan AFE akan dibandingkan dengan ambang batas yang normal dari operasi
sejenis di sekitar blok tsb. Dan ujungnya cost recovery hanya berdasar
ambang batas ini, kalau operator mau menetapkan standar sendiri ya monggo
saja, tapi non-cost recovery.
Mungkin kalau ini bisa direalisasikan, kasus mobil ini bisa lebih mudah
pemecahannya. Soal standar..he..he... itu sih mainan operator besar yang
suka aneh-aneh saja. lagian emang setiap ngebor sumur mereka akan bikin
air strip sendiri..:-).

Mengikuti soal Exxon ini kok makin lama makin tambah mirip dengan yang
ditulis John Perkins itu yah... bikin mimpi seindah mungkin (bisa proyeksi
petumbuhan ekonomi atau bisa juga proyeksi produksi atau cadangan minyak),
dan akhirnya negara tergadai karenanya. Jadi jangan kaget kalau soal
airstrip ini nanti bisa jadi akan dijual ke bupati cepu dan karenanya beliau
merasa akan mendapat hibah infrastruktur:-). Akibatnya BP Migas tentu
akan mendapat dua lawan jadinya.

a+


- Original Message -
From: Awang Satyana 
To: ; 
Sent: Monday, February 27, 2006 4:59 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam
07:00-09:00


 Exxon standard worldwide diberlakukan. Contoh kasus AFE Banyu Urip. Exxon
mengajukan untuk membangun airport kecil di Cepu buat mobilitas kru rig
mereka dari Surabaya menggunakan pesawat. Alasannya jalan raya
Cepu-Bojonegoro rawan kecelakaan lalu lintas. Safety is first membuat
semuanya terasa berlebihan. Masih banyak contoh lainnya.

 Saat ExxonMobil mengajukan 15 juta USD untuk sumur Banyu Urip, kami
(Pertamina MPS saat itu) lakukan diskusi2 alot beberapa kali sampai bisa
dipotong ke 7 juta USD (termasuk penolakan pembuatan airstrip di Cepu itu).
Saat dicek ke sumur, setengah kru rig ex-pat, nah bagaimana tak biaya tinggi
?

 salam,
 awang

 Iman Argakoesoemah wrote:

 Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ?

 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27
 Jam 07:00-09:00


 Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur
eksplorasi yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur
yang sama bisa 4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya
kecil saja dari keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk
fasilitas produksi ? Pasti akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan
cost recovery yang melangit kalau Exxon menang.

 Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon
? Pasti akan ada partnership yang tidak sehat.

 salam,
 awang

 Ariadi Subandrio wrote:
 1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun.
 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship,
dikelola dalam JO.

 Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon.
 Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU.

 Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal
dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG 
TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak
negeri. Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia
belum patut mengelola CEPU.


 lam-salam,
 ar-.


 Awang Satyana wrote:
 Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan
Pertamina ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi
dari Cepu (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun
tangan. Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang
diajukan oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB
yang diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan
anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian.

 Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk
menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di

Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00

2006-02-26 Terurut Topik Awang Satyana
Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina 
ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu 
(baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. 
Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan 
oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang 
diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, 
cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian.
   
  Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk 
menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika sana. 
Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) antara 
Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah JOB 
Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima 
keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, 
maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya 
buntu.
   
  salam,
  awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Koreksi:
Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari
Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an

Salam
Andang Bachtiar
Exploration Think Tank Indonesia

On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 FYI
 Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship
 Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan
 menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006.

 Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh
 - Kardaya - BPMIGAS chairman
 - J Pane - Pertamina
 - Ramson - DPR

 Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow
 tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan
 acara talkshow ini

 Salam

 RDP
 yg tidak bisa mendengarkan Trijaya FM
 --

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-




-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail  makes sharing a breeze. 

Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00

2006-02-26 Terurut Topik Ariadi Subandrio
1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun.
  2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola 
dalam JO.
   
  Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon.
  Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU. 
   
  Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal 
dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG  
TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. 
Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum patut 
mengelola CEPU.
   
   
  lam-salam,
  ar-.
  

Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina 
ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu 
(baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. 
Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan 
oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang 
diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, 
cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian.

Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk 
menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika sana. 
Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) antara 
Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah JOB 
Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima 
keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, 
maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya 
buntu.

salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari wrote:
Koreksi:
Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari
Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an

Salam
Andang Bachtiar
Exploration Think Tank Indonesia

On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 FYI
 Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship
 Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan
 menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006.

 Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh
 - Kardaya - BPMIGAS chairman
 - J Pane - Pertamina
 - Ramson - DPR

 Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow
 tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan
 acara talkshow ini

 Salam

 RDP
 yg tidak bisa mendengarkan Trijaya FM
 --

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-




-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail makes sharing a breeze. 


-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail  makes sharing a breeze. 

Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00

2006-02-26 Terurut Topik Awang Satyana
Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur eksplorasi 
yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur yang sama bisa 
4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya kecil saja dari 
keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas produksi ? Pasti 
akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost recovery yang melangit 
kalau Exxon menang. 
   
  Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? 
Pasti akan ada partnership yang tidak sehat.
   
  salam,
  awang

Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:
  1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun.
2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola 
dalam JO.

Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon.
Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU. 

Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal dengan 
menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG  TEKNOLOGI 
dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. Jadi kurang 
lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum patut mengelola 
CEPU.


lam-salam,
ar-.


Awang Satyana wrote:
Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina 
ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu 
(baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. 
Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan 
oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang 
diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, 
cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian.

Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk 
menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika sana. 
Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) antara 
Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah JOB 
Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima 
keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, 
maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya 
buntu.

salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari wrote:
Koreksi:
Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari
Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an

Salam
Andang Bachtiar
Exploration Think Tank Indonesia

On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 FYI
 Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship
 Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan
 menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006.

 Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh
 - Kardaya - BPMIGAS chairman
 - J Pane - Pertamina
 - Ramson - DPR

 Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow
 tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan
 acara talkshow ini

 Salam

 RDP
 yg tidak bisa mendengarkan Trijaya FM
 --

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-




-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail makes sharing a breeze. 


-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail makes sharing a breeze. 


-
Relax. Yahoo! Mail virus scanning helps detect nasty viruses!

RE: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00

2006-02-26 Terurut Topik Iman Argakoesoemah

Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ?

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27
Jam 07:00-09:00


Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur eksplorasi 
yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur yang sama bisa 
4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya kecil saja dari 
keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas produksi ? Pasti 
akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost recovery yang melangit 
kalau Exxon menang.
  
  Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? 
Pasti akan ada partnership yang tidak sehat.
  
  salam,
  awang

Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:
  1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun.
2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola 
dalam JO.

Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon.
Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU.

Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal dengan 
menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG  TEKNOLOGI 
dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. Jadi kurang 
lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum patut mengelola 
CEPU.


lam-salam,
ar-.


Awang Satyana wrote:
Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina 
ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu 
(baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. 
Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan 
oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang 
diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, 
cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian.

Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk 
menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika sana. 
Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) antara 
Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah JOB 
Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima 
keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, 
maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya 
buntu.

salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari wrote:
Koreksi:
Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari
Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an

Salam
Andang Bachtiar
Exploration Think Tank Indonesia

On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 FYI
 Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship
 Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan
 menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006.

 Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh
 - Kardaya - BPMIGAS chairman
 - J Pane - Pertamina
 - Ramson - DPR

 Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow
 tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan
 acara talkshow ini

 Salam

 RDP
 yg tidak bisa mendengarkan Trijaya FM
 --

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-




-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail makes sharing a breeze.


-
Yahoo! Mail
Bring photos to life! New PhotoMail makes sharing a breeze.


-
Relax. Yahoo! Mail virus scanning helps detect nasty viruses!

-
This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI

RE: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00

2006-02-26 Terurut Topik Awang Satyana
Exxon standard worldwide diberlakukan. Contoh kasus AFE Banyu Urip. Exxon 
mengajukan untuk membangun airport kecil di Cepu buat mobilitas kru rig mereka 
dari Surabaya menggunakan pesawat. Alasannya jalan raya Cepu-Bojonegoro rawan 
kecelakaan lalu lintas. Safety is first membuat semuanya terasa berlebihan. 
Masih banyak contoh lainnya.
   
  Saat ExxonMobil mengajukan 15 juta USD untuk sumur Banyu Urip, kami 
(Pertamina MPS saat itu) lakukan diskusi2 alot beberapa kali sampai bisa 
dipotong ke 7 juta USD (termasuk penolakan pembuatan airstrip di Cepu itu). 
Saat dicek ke sumur, setengah kru rig ex-pat, nah bagaimana tak biaya tinggi ?
   
  salam,
  awang

Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ?

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27
Jam 07:00-09:00


Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur eksplorasi 
yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur yang sama bisa 
4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya kecil saja dari 
keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas produksi ? Pasti 
akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost recovery yang melangit 
kalau Exxon menang.

Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? 
Pasti akan ada partnership yang tidak sehat.

salam,
awang

Ariadi Subandrio wrote:
1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun.
2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola 
dalam JO.

Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon.
Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU.

Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal dengan 
menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG  TEKNOLOGI 
dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. Jadi kurang 
lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum patut mengelola 
CEPU.


lam-salam,
ar-.


Awang Satyana wrote:
Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina 
ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu 
(baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. 
Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan 
oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang 
diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan anggaran, 
cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian.

Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk 
menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika sana. 
Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) antara 
Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah JOB 
Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima 
keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, 
maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya 
buntu.

salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari wrote:
Koreksi:
Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari
Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an

Salam
Andang Bachtiar
Exploration Think Tank Indonesia

On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 FYI
 Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship
 Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan
 menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006.

 Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh
 - Kardaya - BPMIGAS chairman
 - J Pane - Pertamina
 - Ramson - DPR

 Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow
 tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan
 acara talkshow ini

 Salam

 RDP
 yg tidak bisa mendengarkan Trijaya FM
 --

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id

Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00

2006-02-26 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
kalau di aturan tim sepakbola, biasanya dibatasi cuma boleh pakai
berapa orang saja import dan selebihnya harus pemain lokal. apa di
dunia migas tidak bisa seperti ini, supaya tidak terlalu banyak
londo-nya? atau memang aturannya tidak ada?

tnx

On 2/27/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Exxon standard worldwide diberlakukan. Contoh kasus AFE Banyu Urip. Exxon 
 mengajukan untuk membangun airport kecil di Cepu buat mobilitas kru rig 
 mereka dari Surabaya menggunakan pesawat. Alasannya jalan raya 
 Cepu-Bojonegoro rawan kecelakaan lalu lintas. Safety is first membuat 
 semuanya terasa berlebihan. Masih banyak contoh lainnya.

  Saat ExxonMobil mengajukan 15 juta USD untuk sumur Banyu Urip, kami 
 (Pertamina MPS saat itu) lakukan diskusi2 alot beberapa kali sampai bisa 
 dipotong ke 7 juta USD (termasuk penolakan pembuatan airstrip di Cepu itu). 
 Saat dicek ke sumur, setengah kru rig ex-pat, nah bagaimana tak biaya tinggi ?

  salam,
  awang

 Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ?

 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27
 Jam 07:00-09:00


 Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur 
 eksplorasi yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur 
 yang sama bisa 4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya 
 kecil saja dari keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas 
 produksi ? Pasti akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost 
 recovery yang melangit kalau Exxon menang.

 Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? 
 Pasti akan ada partnership yang tidak sehat.

 salam,
 awang

 Ariadi Subandrio wrote:
 1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun.
 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola 
 dalam JO.

 Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon.
 Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU.

 Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal 
 dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG  
 TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. 
 Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum 
 patut mengelola CEPU.


 lam-salam,
 ar-.


 Awang Satyana wrote:
 Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina 
 ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu 
 (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. 
 Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan 
 oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang 
 diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan 
 anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian.

 Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk 
 menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika 
 sana. Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) 
 antara Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah 
 JOB Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima 
 keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, 
 maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya 
 buntu.

 salam,
 awang

 Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 Koreksi:
 Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari
 Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an

 Salam
 Andang Bachtiar
 Exploration Think Tank Indonesia

 On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote:
  FYI
  Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship
  Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan
  menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006.
 
  Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh
  - Kardaya - BPMIGAS chairman
  - J Pane - Pertamina
  - Ramson - DPR
 
  Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow
  tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan
  acara talkshow ini
 
  Salam
 
  RDP
  yg tidak bisa mendengarkan Trijaya FM
  --

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
 (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM

Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00

2006-02-26 Terurut Topik Awang Satyana
Soal SDM belum ada aturan ketat. Kalau yang masih dalam pengawasan BPMIGAS 
masih bisa dibatasi pemakaian ex-pat2 (company man) di sumur; tetapi ex-pat2 
dari service companies yang ada di sumur (dan itu porsi terbanyak di Banyu Urip 
itu) di luar pengawasan langsung BPMIGAS.
   
  Untuk grade casing misalnya, belum ada aturan harus memakai grade sekian 
(supaya jangan berlebihan karena akan menaikkan anggaran). Berapa biaya harian 
maksimum wellsite geologist ex-pat, drilling supervisor, berapa banyak yang 
boleh diizinkan, dll. mestinya ada aturannya, sehingga saat negosiasi harga itu 
(yang selalu alot) kita tinggal menunjukkan surat2 keputusan saja. Belum ada.
   
  Memang ini menjadi tugas BPMIGAS dan saya dengar telah dikaji oleh fungsi2 
terkait (Divisi Operasi Lapangan, Divisi Eksternal, dll) bekerja sama dengan 
lembaga independen seperti surveyor dll. 
   
  Tetapi, hari gini, biaya sumur dan survey seismik memang melambung mengerikan 
...! Maka aturan2 harus juga fleksibel mengantisipasinya.
   
  salam,
  awang

Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote:
  kalau di aturan tim sepakbola, biasanya dibatasi cuma boleh pakai
berapa orang saja import dan selebihnya harus pemain lokal. apa di
dunia migas tidak bisa seperti ini, supaya tidak terlalu banyak
londo-nya? atau memang aturannya tidak ada?

tnx

On 2/27/06, Awang Satyana wrote:
 Exxon standard worldwide diberlakukan. Contoh kasus AFE Banyu Urip. Exxon 
 mengajukan untuk membangun airport kecil di Cepu buat mobilitas kru rig 
 mereka dari Surabaya menggunakan pesawat. Alasannya jalan raya 
 Cepu-Bojonegoro rawan kecelakaan lalu lintas. Safety is first membuat 
 semuanya terasa berlebihan. Masih banyak contoh lainnya.

 Saat ExxonMobil mengajukan 15 juta USD untuk sumur Banyu Urip, kami 
 (Pertamina MPS saat itu) lakukan diskusi2 alot beberapa kali sampai bisa 
 dipotong ke 7 juta USD (termasuk penolakan pembuatan airstrip di Cepu itu). 
 Saat dicek ke sumur, setengah kru rig ex-pat, nah bagaimana tak biaya tinggi ?

 salam,
 awang

 Iman Argakoesoemah wrote:

 Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ?

 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27
 Jam 07:00-09:00


 Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur 
 eksplorasi yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur 
 yang sama bisa 4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya 
 kecil saja dari keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas 
 produksi ? Pasti akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost 
 recovery yang melangit kalau Exxon menang.

 Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? 
 Pasti akan ada partnership yang tidak sehat.

 salam,
 awang

 Ariadi Subandrio wrote:
 1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun.
 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola 
 dalam JO.

 Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon.
 Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU.

 Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal 
 dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG  
 TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. 
 Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum 
 patut mengelola CEPU.


 lam-salam,
 ar-.


 Awang Satyana wrote:
 Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina 
 ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu 
 (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. 
 Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan 
 oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang 
 diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan 
 anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian.

 Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk 
 menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika 
 sana. Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) 
 antara Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah 
 JOB Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima 
 keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, 
 maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya 
 buntu.

 salam,
 awang

 Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 Koreksi:
 Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari
 Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an

 Salam
 Andang Bachtiar
 Exploration Think Tank Indonesia

 On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote

RE: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27 Jam 07:00-09:00

2006-02-26 Terurut Topik Syaiful Jazan

Sudah kelihatan dengan jelas bahwa block Cepu sarat dengan nuansa 
Politisnya,jadi apapun kehendak kita semua tidak akan terlaksana,dan sebaiknya 
ikuti aja dan biarkan masyarakat setempat yang akan menentukan nantinya,yang 
penting agar hydrocarbon segera bisa dimanfaatkan.

sjn

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, February 27, 2006 11:05 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27
Jam 07:00-09:00


kalau di aturan tim sepakbola, biasanya dibatasi cuma boleh pakai
berapa orang saja import dan selebihnya harus pemain lokal. apa di
dunia migas tidak bisa seperti ini, supaya tidak terlalu banyak
londo-nya? atau memang aturannya tidak ada?

tnx

On 2/27/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Exxon standard worldwide diberlakukan. Contoh kasus AFE Banyu Urip. Exxon 
 mengajukan untuk membangun airport kecil di Cepu buat mobilitas kru rig 
 mereka dari Surabaya menggunakan pesawat. Alasannya jalan raya 
 Cepu-Bojonegoro rawan kecelakaan lalu lintas. Safety is first membuat 
 semuanya terasa berlebihan. Masih banyak contoh lainnya.

  Saat ExxonMobil mengajukan 15 juta USD untuk sumur Banyu Urip, kami 
 (Pertamina MPS saat itu) lakukan diskusi2 alot beberapa kali sampai bisa 
 dipotong ke 7 juta USD (termasuk penolakan pembuatan airstrip di Cepu itu). 
 Saat dicek ke sumur, setengah kru rig ex-pat, nah bagaimana tak biaya tinggi ?

  salam,
  awang

 Iman Argakoesoemah [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Apa kira-kira yang mnyebabkan biaya/sumur sampai begitu besar bedanya ?

 -Original Message-
 From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, February 27, 2006 10:35 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Talk Show : Soal Operator Cepu, Senin 27
 Jam 07:00-09:00


 Kalau begitu (kasus pesimis), siap2-lah dengan 14 juta USD per sumur 
 eksplorasi yang akan diajukan Exxon. Operator lain dengan spesifikasi sumur 
 yang sama bisa 4.0 juta USD. Itu baru dari kegiatan eksplorasi yang biasanya 
 kecil saja dari keseluruhan investasi migas. Nah, lalu berapa untuk fasilitas 
 produksi ? Pasti akan ratusan juta dollar. Maka, bersiaplah dengan cost 
 recovery yang melangit kalau Exxon menang.

 Dan, relakah Pertamina mengusung dana sama-sama setinggi itu bersama Exxon ? 
 Pasti akan ada partnership yang tidak sehat.

 salam,
 awang

 Ariadi Subandrio wrote:
 1. EXXON ingin Operator seumur kontrak yakni selama 30 tahun.
 2. Pertamina menawarkan diri bergantian setiap 5 tahun operatorship, dikelola 
 dalam JO.

 Proposal Pertamina ini yang dianggap tidak fair oleh Exxon.
 Ini yang dianggap kemudian dianggap BUNTU.

 Sikap Pemerintah Republik Indonesia periode 2002-2009 memberikan sinyal 
 dengan menampilkan Strength-nya Investor Luar Negeri yakni KEKUATAN UANG  
 TEKNOLOGI dan seolah-olah kedua hal tersebut adalah weakness-nya anak negeri. 
 Jadi kurang lebih sikap-nya pemerintah adalah : Anak-anak Indonesia belum 
 patut mengelola CEPU.


 lam-salam,
 ar-.


 Awang Satyana wrote:
 Karena penentuan operator buntu, Exxon ingin menjadi operator dan Pertamina 
 ingin menjadi operator di lima tahun pertama, sementara produksi dari Cepu 
 (baca Banyu Urip) harus dipercepat, maka Pemerintah akan turun tangan. 
 Direncanakan akan ada pemeriksaan berlapis atas semua dokumen yang diajukan 
 oleh Exxon dan Pertamina. BPMIGAS a.l. akan kebagian memeriksa WPB yang 
 diajukan kedua operator tsb. Pertimbangan kewajaran program kerja dan 
 anggaran, cost recovery, dan pendapatan Negara akan menjadi penilaian.

 Saya pikir, Pemerintah pun akan sulit memutuskan, andai Pertamina ditunjuk 
 menjadi operator, tentu Exxon tak akan tinggal diam, juga yang di Amerika 
 sana. Kasus penentuan operator unitisasi Sukowati (tetangganya Banyu Urip) 
 antara Exxon dan JOB Pertamina-PetroChina; yang ditunjuk Pemerintah adalah 
 JOB Pertamina-PetroChina, menjadi berlarut-larut akibat Exxon tak menerima 
 keputusan itu. Dan, Banyu Urip punya cadangan jauh lebih besar dari Sukowati, 
 maka wajar saja Exxon dan Pertamina berusaha sekeras mungkin sampai akibatnya 
 buntu.

 salam,
 awang

 Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 Koreksi:
 Salah satu pembicaranya bukan J.Pane - Pertamina tapi Zuhdi Pane dari
 Petrominer. Beliau adalah mantan Kepala BPPKA Pertamina pertengahan 90-an

 Salam
 Andang Bachtiar
 Exploration Think Tank Indonesia

 On 2/26/06, Rovicky Dwi Putrohari wrote:
  FYI
  Bagi rekan-rekan domisili di Jakarta yg tertarik tentang Operatorship
  Cepu Block yg kontroversial dan lama berlarut-larut itu. Silahkan
  menyimak di Trijaya FM Radio pada hari Senin 27 February 2006.
 
  Acara Talk Show ini direncanakan akan dihadiri oleh
  - Kardaya - BPMIGAS chairman
  - J Pane - Pertamina
  - Ramson - DPR
 
  Smoga anda dapat berpartisipasi, dan menyebarkan hasil talkshow
  tersebut ke rekan-rekan diluar Jakarta yg tidak sempat mendengarkan
  acara talkshow ini
 
  Salam
 
  RDP
  yg tidak bisa