Fw: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-25 Terurut Topik ribut
Asalaamu'alaikum Wr.Wb.

Bagaimana hukumnya di saat mendengarkan khotbah jumat di barengi dengan zikir .
- Original Message - 
From: suhana032003 
To: media-dakwah@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, January 25, 2007 11:53 AM
Subject: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?


Insya Allah..amin ya Rabb...

perlu dijelaskan hadist yg pak arihadi copy dibawah itu untuk
melakukan shalawat itu benar. tapi hadist itu tidak ada sangkut
pautnya dengan tawasul. karena beda antara shalawat dan tawasul.

shalawat mengucapkan salam dan mendoakan, dari orang yg masih hidup
kepada Rasulullah yg sudah meninggal. Tapi tawasul adalah perantara
dalam doa untuk kabulnya permohonan.

salam
hana

--- In media-dakwah@yahoogroups.com, ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 bu hana yang baik hati, dan yg slalu dilindungi Allah
 
 terima kasih telah berdiskusi dan saling menasihati dg saya yg bodoh
ini,
 mudah2n kita bisa berdiskusi utk mslah yg lain, dan semoga ukhuwah kita
 slalu trjaga, amien. terakhir dari saya ;
 
 Hadits ke 1583, Bulughul Maram, Ibn Hajar Asqalani;
  Dari ibn Mas'ud ra, ia berkata, nabi bersabda ; orang yg paling dekat
 kepadaku di hari kiamat nanti adalah yg paling bnyak bershalawat
atasku,
 dikeluarkan oleh at Tirmidzi  disahkan oleh ibn Hibban.
 
 mohon maaf kalau ada kesalahan. jazakallah
 
 salam
 
 
 
 - Original Message - 
 From: suhana hana [EMAIL PROTECTED]
 To: ARIHADI [EMAIL PROTECTED]; media-dakwah@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, January 25, 2007 8:54 AM
 Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
 
 
 
  wa'alaika salam
 
  silahkan aja, toh aku tidak memaksakan orang untuk
  mengikuti keyakinanku or kamu. tapi selama aku
  melihat ada yg aneh, maka aku akan katakan keanehan
  itu
  dengan dasar yg jelas or argumen yg jelas pula. urusan
  orang mau ikut kamu or aku, bukan urusanku.
 
  urusan kamu mau tetap dengan keyakinanmu, itupun bukan
  urusanku, tapi sebagai sesama muslim untuk saling
  menasehati sudah aku lakukan, selanjutnya silahkan
  lakukan apa yg mau kamu lakukan, karena tidak ada
  tanggung jawabku atas apa yg kamu lakukan.
 
 
  wassalam
  hana
 
  
  
  
   --- ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   
salaamun alaikum bimaa shobartum, salam kpd bu
   hana
yang penyabar dan yang dicintai Allah..
   
jawaban saya masih tetap sama. untuk masalah HR
Bukhari yg sebelumnya saya sampaikan, saya tidak
bermaksud memotongnya, tapi inti dari isi hadits
   tsb
sebagaimana yang dikutip oleh bu suhana yg justru
dari HR Bukhari tsb terbukti bahwa tidaklah haram
untuk kita bertawassul kepada para nabi.
   
Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yg
   mendengar
adzan lalu menjawab dg doa : Wahai Allah Tuhan
Pemilik Dakwah yg sempurna ini, dan shalat yg
dijalankan ini, berilah Muhammad SAW menjadi
perantara dan limpahkan anugerah, dan bangkitkan
untuknya kedudukan yg terpuji sebagaimana yg telah
kau janjikan padanya. Maka halal baginya
   syafaatku
(Shahih Bukhari hadits no.589 dan hadits no.4442)
   
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri
kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya
kamu mendapat keberuntungan. (QS.5.35).
   
Jelas, kata washilah di ayat tsb = jalan/cara
   untuk
mendekatkan diri dengan Allah SWT, artinya
   sepanjang
kita dalam koridor taqwa dan taqorrub kpd Allah
   SWT,
maka bertawasul adalah boleh. perbanyaklah
bershalawat ke atas nabi, karena Allah dan
   malaikat
pun bershalawat, (QS.Al Ahzab 56) maka patutlah
   kita
ummatnya untuk mperbanyak shalawat kepadanya. ehm,
sekali lagi mohon maaf kalau ada ketidaksepahaman
untuk masalah ini.
   
ayat lain yang memperbolehkan kita bertawassul ;
   
Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau
janjikan kepada kami dengan perantaraan
   rasul-rasul
Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari
kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi
   janji.
(QS. 3.194)
   
bahkan, pengikut firaun pernah bertawassul kpd
   nabi
Musa as untuk memohon kepada Allah SWT dihilangkan
dari azab, dan hal tsb terkabul, teapi mereka
kembali lagi ingkar, akhirnya mrk ditenggelamkan
oleh Allah SWT di laut.
   
Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah
diterangkan itu) mereka pun berkata: Hai Musa,
mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan
(perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada
   pada
sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan
azab itu daripada kami, pasti kami akan beriman
kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israel pergi
bersamamu. Maka setelah kami hilangkan azab itu
dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai
kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya.emudian
Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan
   mereka
di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat
   Kami
dan mereka adalah

Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-24 Terurut Topik Aria Subekti
mas arihadi ( semoga Allah memberikan hidayah dan pemikiran yang lurus kepada 
semua makhlukNYA)

memang betul anta ndak bermaksud memotongnya tapi tolong (sekali lagi) tolong 
lihat lagi syarah hadits tersebut, trus bagaimana pendapat2 mufassir 
salafussholih tentang hadits tersebut. tolong dilihat juga (sekali lagi tolong) 
dengan hati yang jernih dan hanya mengharapkan hidayah Allah, konteks hadits 
tersebut bagaimana, soalannya dalam hadits tersebut kondisi bertawasul kepada 
Nabi Adam a.s saat itu adalah nabi adam a.s dan seluruh manusia sudah 
dibangkitkan kembali atawa kalo kurang jelas semua makhluk sudah dibangkitkan 
kembali saat itu jadi bukan tawasul ketika nabi adam a.s belum dibangkitkan 
kembali. tolong dipahami hal itu pak.

maaf kalo kurang berkenan, semoga Allah selalu menunjukan hidayah-NYA kepada 
kita semua dan melembutkan hati kita dalam menerima kebenaran walau itu 
bertentangan dengan hati nurani kita.

- Original Message 
From: ARIHADI [EMAIL PROTECTED]
To: media dakwah media-dakwah@yahoogroups.com; Aria Subekti [EMAIL 
PROTECTED]
Sent: Thursday, January 25, 2007 4:23:56 PM
Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?


pa aria subekti yang diberkahi Allah..
 
jawaban saya masih tetap sama. untuk masalah HR Bukhari yg sebelumnya saya 
sampaikan, saya tidak bermaksud memotongnya, tapi inti dari isi hadits tsb 
sebagaimana yang dikutip oleh bu suhana yg justru dari HR Bukhari tsb terbukti 
bahwa tidaklah haram untuk kita bertawassul kepada para nabi.
 
Rasulullah SAW  bersabda : “Barangsiapa yg mendengar adzan lalu menjawab dg doa 
: “Wahai Allah Tuhan Pemilik Dakwah yg sempurna ini, dan shalat yg dijalankan 
ini, berilah Muhammad SAW menjadi perantara dan limpahkan anugerah, dan 
bangkitkan untuknya kedudukan yg terpuji sebagaimana yg telah kau janjikan 
padanya”. Maka halal baginya syafaatku” 
(Shahih Bukhari hadits no.589 dan hadits no.4442)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang 
mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu 
mendapat keberuntungan. (QS.5.35). 
 
 Jelas, kata washilah di ayat tsb = jalan/cara untuk mendekatkan diri dengan 
Allah SWT, artinya sepanjang kita dalam koridor taqwa dan taqorrub kpd Allah 
SWT, maka bertawasul adalah boleh. perbanyaklah bershalawat ke atas nabi, 
karena Allah dan malaikat pun bershalawat, (QS.Al Ahzab 56) maka patutlah kita 
ummatnya untuk mperbanyak shalawat kepadanya. ehm, sekali lagi mohon maaf kalau 
ada ketidaksepahaman untuk masalah ini.
 
wallahu a'lam. 
 
wassalam
 
- Original Message - 
From: Aria Subekti 
To: media dakwah 
Cc: ARIHADI 
Sent: Wednesday, January 24, 2007 1:49 PM
Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?


mas arihadi, (semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua)

yang dikatakan sama bu hana sudah jelas, bahwa bertawasul kepada orang yang 
masih hidup boleh dan bertawasul kepada orang mati tidak boleh dan sudah 
dikasih dalil2nya.
Nah sekarang pas hari kiamat yang anta ceritakan dengan mengutip hadits bukhori 
tersebut, hendaknya dikoreksi lagi.
bagaimana isi lengkapnya hadits tersebut dan bagaimana pendapat mufassir yang 
tsiqoh terhadap hadits tersebut.
karena memang sudah jelas hukumnya tawasul hanya bisa kepada orang2 sholeh yang 
masih hidup. kiranya tak perlu ana cantumkan lagi tentang dalil2nya karena ana 
pikir dari teman2 yang lain sudah jelas dan nyata.
semoga Allah selalu membimbing kita meniti jalan yang lurus.
mohon maaf jika kurang berkenan,

- Original Message 
From: ARIHADI [EMAIL PROTECTED] co.id
To: media-dakwah@ yahoogroups. com
Sent: Thursday, January 25, 2007 8:59:44 AM
Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

Bu hana, yang dicintai Allah

maaf, saya berpendapat bertawassul kepada orang selain nabi adalah tidak 
diperbolehkan, tetapi bertawassul kepada nabi menurut hemat saya itu sah-sah 
saja, ada satu contoh hadits lain ; matahari akan mendekat ke kepala manusia 
di hari kiamat, ketika mereka dalam kondisi itu mereka beristighotsah kepada 
nabi Adam (HR. Bukhari) . apakah ini bukan sama saja bertawassul kepada nabi 
Adam ? bukankah nabi Adam sudah wafat ? para nabi sangat dekat dan sangat 
dicintai oleh Allah, mereka ma'sum sangat jaaauh dengan diri kita atau pun 
ulama/wali dsb maka wajar saja kita bertawassul kepada mrk.

sekali lagi, bertawassul haruslah dibarengi dengan ber isti'anah kepada Allah, 
karena mutlak Allah penentu atas segala sesuatu. yang salah adalah bertawassul 
dengan orang2 yang dianggap sholeh/suci selain para nabi. wallahu a'lam.

wassalam

 __

wa'alaikum salam wr.wb

orang yg sudah meninggal tidak bisa mendatangkan manfaat bagi kita,
siapapun itu. bahkan kita dalam sholat tahiyat akhir selalu
mengucapkan sholawat dan salam serta keberkahan pada nabi Muhammad dan
keluarganya spt keberkahan pada nabi Ibrahim.

bertawasul kepada Rasulullah diajarkan pada saat Rasul masih

Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-24 Terurut Topik suhana hana
wa'alaika salam
 
silahkan aja, toh aku tidak memaksakan orang untuk
mengikuti keyakinanku or kamu. tapi selama aku
melihat ada yg aneh, maka aku akan katakan keanehan
itu
dengan dasar yg jelas or argumen yg jelas pula. urusan
orang mau ikut kamu or aku, bukan urusanku.

urusan kamu mau tetap dengan keyakinanmu, itupun bukan
urusanku, tapi sebagai sesama muslim untuk saling
menasehati sudah aku lakukan, selanjutnya silahkan
lakukan apa yg mau kamu lakukan, karena tidak ada
tanggung jawabku atas apa yg kamu lakukan.
 

wassalam
hana
 
 
 
 
 --- ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  
  salaamun alaikum bimaa shobartum, salam kpd bu
 hana
  yang penyabar dan yang dicintai Allah..
  
  jawaban saya masih tetap sama. untuk masalah HR
  Bukhari yg sebelumnya saya sampaikan, saya tidak
  bermaksud memotongnya, tapi inti dari isi hadits
 tsb
  sebagaimana yang dikutip oleh bu suhana yg justru
  dari HR Bukhari tsb terbukti bahwa tidaklah haram
  untuk kita bertawassul kepada para nabi.
  
  Rasulullah SAW  bersabda : Barangsiapa yg
 mendengar
  adzan lalu menjawab dg doa : Wahai Allah Tuhan
  Pemilik Dakwah yg sempurna ini, dan shalat yg
  dijalankan ini, berilah Muhammad SAW menjadi
  perantara dan limpahkan anugerah, dan bangkitkan
  untuknya kedudukan yg terpuji sebagaimana yg telah
  kau janjikan padanya. Maka halal baginya
 syafaatku
  (Shahih Bukhari hadits no.589 dan hadits no.4442)
  
  Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
  Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri
  kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya
  kamu mendapat keberuntungan. (QS.5.35).
  
   Jelas, kata washilah di ayat tsb = jalan/cara
 untuk
  mendekatkan diri dengan Allah SWT, artinya
 sepanjang
  kita dalam koridor taqwa dan taqorrub kpd Allah
 SWT,
  maka bertawasul adalah boleh. perbanyaklah
  bershalawat ke atas nabi, karena Allah dan
 malaikat
  pun bershalawat, (QS.Al Ahzab 56) maka patutlah
 kita
  ummatnya untuk mperbanyak shalawat kepadanya. ehm,
  sekali lagi mohon maaf kalau ada ketidaksepahaman
  untuk masalah ini.
  
  ayat lain yang memperbolehkan kita bertawassul ;
  
  Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau
  janjikan kepada kami dengan perantaraan
 rasul-rasul
  Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari
  kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi
 janji.
  (QS. 3.194)
  
  bahkan, pengikut firaun pernah bertawassul kpd
 nabi
  Musa as untuk memohon kepada Allah SWT dihilangkan
  dari azab, dan hal tsb terkabul, teapi mereka
  kembali lagi ingkar, akhirnya mrk ditenggelamkan
  oleh Allah SWT di laut.
  
  Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah
  diterangkan itu) mereka pun berkata: Hai Musa,
  mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan
  (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada
 pada
  sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan
  azab itu daripada kami, pasti kami akan beriman
  kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israel pergi
  bersamamu. Maka setelah kami hilangkan azab itu
  dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai
  kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya.emudian
  Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan
 mereka
  di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat
 Kami
  dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan
  ayat-ayat Kami itu. (QS.7 :134-136)
  
  sekali lagi mohon maaf atas ketidaksepahaman ini.
  wallahu a'lam bishowab.
  
  wassalam
  
  
- Original Message -
From: suhana032003
To: media-dakwah@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, January 24, 2007 10:45 AM
Subject: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya
 Robbi
  bil Musthofa?
  
  
bisa lanjutkan terusan riwayat dari hadist itu?
  itulah kebiasan guru2
thoriqoh or tasawuf, yg sukanya memotong hadist
  untuk memuluskan
ajaran menyimpangnya dan mengajarkan pada
  murid2nya yg langsung
mengamininya.
  
hadist yg kamu potong itu, menceritakan ttg
  kejadian nanti di hari
kiamat, orang berbondong2 minta di doakan oleh
  para nabi agar mendapat
pengampunan dari Allah. dan saat itu kondisi
  manusia adalah
dibangkitkan kembali (berarti dalam keadaan
 hidup
  kan..?)saat itu
manusia bangkit (hidup) termasuk para nabi dan
  Rasul.
  
Kemudian manusia berbondong2 minta agar nabi
 adam
  mendoakan mereka
agar dapat pengampunan dari Allah, tapi nabi
 adam
  tidak bisa mendoakan
mereka dan meminta mereka untuk pergi kepada
 nabi
  nuh, begitupun
selanjutnya nabi nuh tidak bisa memintakan
  pengampunan untuk manusia
pada Allah dan meminta mereka untuk pergi kepada
  nabi musa, ibrahim,
isa, hingga akhirnya mereka pergi meminta pada
  Rasulullah nabi
Muhammad saw. untuk dimintakan ampun kepada
 Allah.
  
kemudian Nabi Muhammad berdoa dan sujud pada
 Allah
  dengan sujud yg
lama, hingga Allah memintanya untuk bangkit dan
  berjanji mengabulkan
semua permohonan Nabi Muhammad. dan ini yg kita
  kenal dengan syafaat
Nabi Muhammad yg akan digunakannya nanti di hari
  kiamat untuk membantu

Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-24 Terurut Topik ARIHADI

bu hana yang baik hati, dan yg slalu dilindungi Allah

terima kasih telah berdiskusi dan saling menasihati dg saya yg bodoh ini,
mudah2n kita bisa berdiskusi utk mslah yg lain, dan semoga ukhuwah kita
slalu trjaga, amien. terakhir dari saya ;

Hadits ke 1583, Bulughul Maram, Ibn Hajar Asqalani;
 Dari ibn Mas'ud ra, ia berkata, nabi bersabda ; orang yg paling dekat
kepadaku di hari kiamat nanti adalah yg paling bnyak bershalawat atasku,
dikeluarkan oleh at Tirmidzi  disahkan oleh ibn Hibban.

mohon maaf kalau ada kesalahan. jazakallah

salam



- Original Message - 
From: suhana hana [EMAIL PROTECTED]
To: ARIHADI [EMAIL PROTECTED]; media-dakwah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, January 25, 2007 8:54 AM
Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?



 wa'alaika salam

 silahkan aja, toh aku tidak memaksakan orang untuk
 mengikuti keyakinanku or kamu. tapi selama aku
 melihat ada yg aneh, maka aku akan katakan keanehan
 itu
 dengan dasar yg jelas or argumen yg jelas pula. urusan
 orang mau ikut kamu or aku, bukan urusanku.

 urusan kamu mau tetap dengan keyakinanmu, itupun bukan
 urusanku, tapi sebagai sesama muslim untuk saling
 menasehati sudah aku lakukan, selanjutnya silahkan
 lakukan apa yg mau kamu lakukan, karena tidak ada
 tanggung jawabku atas apa yg kamu lakukan.


 wassalam
 hana

 
 
 
  --- ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  
   salaamun alaikum bimaa shobartum, salam kpd bu
  hana
   yang penyabar dan yang dicintai Allah..
  
   jawaban saya masih tetap sama. untuk masalah HR
   Bukhari yg sebelumnya saya sampaikan, saya tidak
   bermaksud memotongnya, tapi inti dari isi hadits
  tsb
   sebagaimana yang dikutip oleh bu suhana yg justru
   dari HR Bukhari tsb terbukti bahwa tidaklah haram
   untuk kita bertawassul kepada para nabi.
  
   Rasulullah SAW  bersabda : Barangsiapa yg
  mendengar
   adzan lalu menjawab dg doa : Wahai Allah Tuhan
   Pemilik Dakwah yg sempurna ini, dan shalat yg
   dijalankan ini, berilah Muhammad SAW menjadi
   perantara dan limpahkan anugerah, dan bangkitkan
   untuknya kedudukan yg terpuji sebagaimana yg telah
   kau janjikan padanya. Maka halal baginya
  syafaatku
   (Shahih Bukhari hadits no.589 dan hadits no.4442)
  
   Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
   Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri
   kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya
   kamu mendapat keberuntungan. (QS.5.35).
  
Jelas, kata washilah di ayat tsb = jalan/cara
  untuk
   mendekatkan diri dengan Allah SWT, artinya
  sepanjang
   kita dalam koridor taqwa dan taqorrub kpd Allah
  SWT,
   maka bertawasul adalah boleh. perbanyaklah
   bershalawat ke atas nabi, karena Allah dan
  malaikat
   pun bershalawat, (QS.Al Ahzab 56) maka patutlah
  kita
   ummatnya untuk mperbanyak shalawat kepadanya. ehm,
   sekali lagi mohon maaf kalau ada ketidaksepahaman
   untuk masalah ini.
  
   ayat lain yang memperbolehkan kita bertawassul ;
  
   Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau
   janjikan kepada kami dengan perantaraan
  rasul-rasul
   Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari
   kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi
  janji.
   (QS. 3.194)
  
   bahkan, pengikut firaun pernah bertawassul kpd
  nabi
   Musa as untuk memohon kepada Allah SWT dihilangkan
   dari azab, dan hal tsb terkabul, teapi mereka
   kembali lagi ingkar, akhirnya mrk ditenggelamkan
   oleh Allah SWT di laut.
  
   Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah
   diterangkan itu) mereka pun berkata: Hai Musa,
   mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan
   (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada
  pada
   sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan
   azab itu daripada kami, pasti kami akan beriman
   kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israel pergi
   bersamamu. Maka setelah kami hilangkan azab itu
   dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai
   kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya.emudian
   Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan
  mereka
   di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat
  Kami
   dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan
   ayat-ayat Kami itu. (QS.7 :134-136)
  
   sekali lagi mohon maaf atas ketidaksepahaman ini.
   wallahu a'lam bishowab.
  
   wassalam
  
  
 - Original Message -
 From: suhana032003
 To: media-dakwah@yahoogroups.com
 Sent: Wednesday, January 24, 2007 10:45 AM
 Subject: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya
  Robbi
   bil Musthofa?
  
  
 bisa lanjutkan terusan riwayat dari hadist itu?
   itulah kebiasan guru2
 thoriqoh or tasawuf, yg sukanya memotong hadist
   untuk memuluskan
 ajaran menyimpangnya dan mengajarkan pada
   murid2nya yg langsung
 mengamininya.
  
 hadist yg kamu potong itu, menceritakan ttg
   kejadian nanti di hari
 kiamat, orang berbondong2 minta di doakan oleh
   para nabi agar mendapat
 pengampunan dari Allah. dan saat itu kondisi
   manusia adalah
 dibangkitkan kembali (berarti

[media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-24 Terurut Topik suhana032003
Insya Allah..amin ya Rabb...

perlu dijelaskan hadist yg pak arihadi copy dibawah itu untuk
melakukan shalawat itu benar. tapi hadist itu tidak ada sangkut
pautnya dengan tawasul. karena beda antara shalawat dan tawasul.

shalawat mengucapkan salam dan mendoakan, dari orang yg masih hidup
kepada Rasulullah yg sudah meninggal. Tapi tawasul adalah perantara
dalam doa untuk kabulnya permohonan.


salam
hana

--- In media-dakwah@yahoogroups.com, ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 bu hana yang baik hati, dan yg slalu dilindungi Allah
 
 terima kasih telah berdiskusi dan saling menasihati dg saya yg bodoh
ini,
 mudah2n kita bisa berdiskusi utk mslah yg lain, dan semoga ukhuwah kita
 slalu trjaga, amien. terakhir dari saya ;
 
 Hadits ke 1583, Bulughul Maram, Ibn Hajar Asqalani;
  Dari ibn Mas'ud ra, ia berkata, nabi bersabda ; orang yg paling dekat
 kepadaku di hari kiamat nanti adalah yg paling bnyak bershalawat
atasku,
 dikeluarkan oleh at Tirmidzi  disahkan oleh ibn Hibban.
 
 mohon maaf kalau ada kesalahan. jazakallah
 
 salam
 
 
 
 - Original Message - 
 From: suhana hana [EMAIL PROTECTED]
 To: ARIHADI [EMAIL PROTECTED]; media-dakwah@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, January 25, 2007 8:54 AM
 Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
 
 
 
  wa'alaika salam
 
  silahkan aja, toh aku tidak memaksakan orang untuk
  mengikuti keyakinanku or kamu. tapi selama aku
  melihat ada yg aneh, maka aku akan katakan keanehan
  itu
  dengan dasar yg jelas or argumen yg jelas pula. urusan
  orang mau ikut kamu or aku, bukan urusanku.
 
  urusan kamu mau tetap dengan keyakinanmu, itupun bukan
  urusanku, tapi sebagai sesama muslim untuk saling
  menasehati sudah aku lakukan, selanjutnya silahkan
  lakukan apa yg mau kamu lakukan, karena tidak ada
  tanggung jawabku atas apa yg kamu lakukan.
 
 
  wassalam
  hana
 
  
  
  
   --- ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   
salaamun alaikum bimaa shobartum, salam kpd bu
   hana
yang penyabar dan yang dicintai Allah..
   
jawaban saya masih tetap sama. untuk masalah HR
Bukhari yg sebelumnya saya sampaikan, saya tidak
bermaksud memotongnya, tapi inti dari isi hadits
   tsb
sebagaimana yang dikutip oleh bu suhana yg justru
dari HR Bukhari tsb terbukti bahwa tidaklah haram
untuk kita bertawassul kepada para nabi.
   
Rasulullah SAW  bersabda : Barangsiapa yg
   mendengar
adzan lalu menjawab dg doa : Wahai Allah Tuhan
Pemilik Dakwah yg sempurna ini, dan shalat yg
dijalankan ini, berilah Muhammad SAW menjadi
perantara dan limpahkan anugerah, dan bangkitkan
untuknya kedudukan yg terpuji sebagaimana yg telah
kau janjikan padanya. Maka halal baginya
   syafaatku
(Shahih Bukhari hadits no.589 dan hadits no.4442)
   
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri
kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya
kamu mendapat keberuntungan. (QS.5.35).
   
 Jelas, kata washilah di ayat tsb = jalan/cara
   untuk
mendekatkan diri dengan Allah SWT, artinya
   sepanjang
kita dalam koridor taqwa dan taqorrub kpd Allah
   SWT,
maka bertawasul adalah boleh. perbanyaklah
bershalawat ke atas nabi, karena Allah dan
   malaikat
pun bershalawat, (QS.Al Ahzab 56) maka patutlah
   kita
ummatnya untuk mperbanyak shalawat kepadanya. ehm,
sekali lagi mohon maaf kalau ada ketidaksepahaman
untuk masalah ini.
   
ayat lain yang memperbolehkan kita bertawassul ;
   
Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau
janjikan kepada kami dengan perantaraan
   rasul-rasul
Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari
kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi
   janji.
(QS. 3.194)
   
bahkan, pengikut firaun pernah bertawassul kpd
   nabi
Musa as untuk memohon kepada Allah SWT dihilangkan
dari azab, dan hal tsb terkabul, teapi mereka
kembali lagi ingkar, akhirnya mrk ditenggelamkan
oleh Allah SWT di laut.
   
Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah
diterangkan itu) mereka pun berkata: Hai Musa,
mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan
(perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada
   pada
sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan
azab itu daripada kami, pasti kami akan beriman
kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israel pergi
bersamamu. Maka setelah kami hilangkan azab itu
dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai
kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya.emudian
Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan
   mereka
di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat
   Kami
dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan
ayat-ayat Kami itu. (QS.7 :134-136)
   
sekali lagi mohon maaf atas ketidaksepahaman ini.
wallahu a'lam bishowab.
   
wassalam
   
   
  - Original Message -
  From: suhana032003
  To: media-dakwah@yahoogroups.com
  Sent

[media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-23 Terurut Topik Sunarso, Djayus
 dengan keyakinan
tetap kepada Allah semata. yang celakanya sekarang, kaum muslimin
cenderung bertawassul dengan siapa saja yang mereka anggap suci dan
menjurus ke musyrik, padahal Allah memerintahkan untuk meminta
pertolongan kepada Allah,  Dan mintalah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan salat (QS.Al Baqarah.45).

 sementara untuk puji-pujian kepada Rasulullah SAW, menurut hemat
saya sah-sah saja. Allah saja memuji keagungan Rasulullah SAW (QS al
Qalam.4). hanya saja pujian ini jangan kelewatan, karena hanya Allah
saja yang boleh dipuji dengan pujian yang mutlak agung. mohon maaf
kalau ada kesalahan.


 wassalam


   - Original Message -
   From: suhana032003
   To: media-dakwah@yahoogroups.com
   Sent: Monday, January 22, 2007 1:41 PM
   Subject: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?


   oh iya tambahan..bisa tunjukan dalil bahwa orang2 yg anda sebut itu
   adalah benar kekasih Allah?? tolong tanyakan ke guru anda, mana dalil
   yg mengatakan bahwa yg anda sebutkan itu adalah kekasih Allah.

   karena setahuku yg diakui sebagai kekasih Allah hanya ada 2 yaitu
   Rasulullah Muhammad saw. dan Nabi Allah Ibrahim as.

   jadi kesimpulannya, malaikat, para sahabat nabi, apalagi para syech
   dan guru anda rasanya Allah tidak pernah mengakui sebagai kekasihNya.
   tapi malaikat dan para sahabat Nabi Muhammad adalah jaminan syurgaNya.
   tapi para syech dan guru anda tidak ada jaminan masuk syurga, apalagi
   mengaku2 menjadi kekasihnya Allah.

   salam
   hana

   --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Partono partono@ wrote:
   
saya setuju dengan bp sohadji, bahwa hal tersebut sudah memasyarakat
sekali, bahkan ditempat saya mengaji, dalam berdoa pasti hadirot
terlebih dahulu kepada Rosul, malaikat, para sahabat nabi, para
Syeh dan
guru kami, sebagai perantara,kemudian dilanjutkan dengan doa.
Menurut guru sy, memang berdoalah, mintalah langsung kepada
Allah yang
Maha Kaya apa yang kita minta, tapi dengan perantaraan yang saya
sebut
diatas, karena orang 2 tersebut adalah kekasih Allah sehingga Insya
Allah Doa kita cepat didengar dan dikabulkan.
   
Wassalam
   
   
-Original Message-
From: media-dakwah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of sonhadji
Sent: 22 Januari 2007 10:15
To: A Nizami; media dakwah; daarut-tauhiid@yahoogroups.com
Subject: Re: [media-dakwah] Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
   
   
   
Trima kasih UstNizami atas pencerahan ini.
Namun kiranya perlu dilanjutkan pencerahan, sejarahnya
sampai do'a yg sangat terkenal Yaa Robibbi bil mustofa ...
ini memmasyarakat demikian luas.
bahkan jaman sy kecil dkampung di surau-masjid menjadi lahu
wajib untuk
menunggu imam datang(Iqomat).
wassalam
sonhadji
   
A Nizami [EMAIL PROTECTED] mailto:nizaminz%40yahoo.com com wrote:
Assalamu'alaikum wr wb,
   
Di berbagai pengajian sering didendangkan do'a, Yaa
robbi bil musthofaa balligh maqoosidana waghfir lana
ma maadlo... Artinya adalah: Ya Tuhanku dengan
perantaraan Musthofa (Nabi Muhammad) sampaikanlah
maksud kami dan ampunilah dosa-dosa kami yang lalu...
   
Doa tersebut tidak ada di Al Qur'an mau pun hadits.
Para ulama besar seperti Imam Syafi'ie, Imam Maliki,
dsb juga tidak pernah mengajarkan do'a seperti itu.
Lalu apakah karena itu doa tersebut tidak boleh ?
   
Tentu tidak. Doa bisa dilakukan dengan bahasa apa saja
serta kata-kata kita sendiri. Tapi tetap ada aturannya
misalnya tidak boleh berdo'a kepada selain Allah dan
juga tidak boleh berdo'a yang bertentangan dengan
syariat seperti meminta agar orang-orang kafir yang
telah meninggal diampuni dan dimasukkan ke sorga atau
meminta agar orang yang tidak berdosa ditimpa
kecelakaan.
   
Yang jadi masalah adalah do'a tersebut tidak meminta
langsung kepada Allah. Tapi memakai perantaraan Nabi.
   
Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang
kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan
diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah
berhala:
   
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih
(dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil
pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak
menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan
kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya.
Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka
tentang apa yang mereka berselisih padanya.
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang
pendusta dan sangat ingkar. [Az Zumar:3]
   
Karena memakai perantaraan itulah mereka disebut
musyrik.
   
Itu juga seperti kelakuan orang-orang Nasrani yang
memakai perantaraan Yesus untuk mendekatkan diri
kepada Tuhan Allah.
   
Padahal di dalam Al Qur'an dan Hadits, Allah dan Nabi
mengajarkan untuk meminta langsung kepada Allah.
Ud'uuni astajib lakum. Mintalah padaKu niscaya
Kukabulkan, kata Allah

RE: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-23 Terurut Topik A Nizami
Kalau sahabat minta Nabi mendo'akan, itu ada
haditsnya. Tapi Nabi juga berdo'a langsung kepada
Allah misalnya: Robbana aatina (Ya Allah berikanlah
kami), Robbighfir li (Ya Allah ampunilah aku).

Nabi tidak pernah berdoa dengan menyebut nama selain
Allah seperti Ya robbi bil musthofa (Ya Allah dengan
perantaraan Musthofa/Muhammad). Coba minta guru yang
mengajarkan do'a Ya robbi bil musthofa dalilnya dari
Al Qur'an surat berapa atau hadits riwayat mana, pasti
dia tidak bisa menjawab sebab dia hanya
ikut-ikutan/taqlid saja.

Yang namanya sunnah Nabi itu terangkum dalam kitab
hadits yang sahih. Hadits yang dloif/palsu atau pun
hadits Israiliyat (yang dibuat oleh kaum Yahudi untuk
menyesatkan ummat Islam) bukanlah sunnah Nabi. Dan
akhlaq Nabi itu adalah Al Qur'an. Artinya tidak
mungkin Nabi melanggar Al Qur'an. Jadi hadits yang
sahih dari segi perawi, tapi kalau dari isi/matan
bertentangan dengan Al Qur'an tidak bisa dipakai.

Dalam surat Al Fatihah setiap hari kita berucap:
Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin.
Hanya kepada Kamu kami menyembah dan hanya kepada Kamu
kami meminta.

Nah jika kita meminta kepada selain Allah atau
menyebut nama lain di sisinya seperti Ya Robbi bil
Musthofa berarti kita sudah musyrik atau ingkar ayat
di atas.

Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang
kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan
diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah
berhala: 

“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih
(dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil
pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak
menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan
kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya.
Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka
tentang apa yang mereka berselisih padanya.
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang
pendusta dan sangat ingkar.” [Az Zumar:3]

Do'a itu adalah inti ibadah (hadits). Jadi haram kita
berdo'a dgn menyebut nama selain Allah.

22. Al Hajj 
Yad'uu min duunillah

12. Ia berdo'a kepada selain Allah, sesuatu yang tidak
dapat memberi mudharat dan tidak (pula) memberi
manfaat kepadanya. Yang demikian itu adalah kesesatan
yang jauh. 

10. Yunus 
Wa laa tad'u min duunillah...
106. Dan janganlah kamu berdoa kepada apa-apa yang
tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi
mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu
berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu
kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim. 
 
26. Asy Syu'araa' 
Fa la tad'u ma'allahu ilaahan aakhoro
213. Maka janganlah kamu berdo'a kepada (menyembah)
tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan
kamu termasuk orang-orang yang di'azab.  

Nah ayat di atas melarang kita berdo'a kepada yang
lain bersama-sama dengan Allah. Jika kita
melakukannya, berarti kita kafir kepada Al Qur'an.

Tidak pernah Nabi berdo'a sambil menyanyi seperti Ya
robbi bil musthofa. Do'a adalah inti ibadah. Yang
biasanya beribadah dengan bernyanyi adalah ummat
Nasrani. Kalau kita meniru mereka, maka kita bisa
masuk dalam kelompok mereka.

Sungguh kalian akan mengikuti jejak orang-orang yang
sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta
demi sehasta, sampai sekalipun mereka memasuki lubang
biawak, kalian tetap mengikutinya. Kami bertanya:
Wahai Rasulullah, apakah mereka itu orang Yahudi dan
Nasrani? Beliau menjawab: Siapa lagi (kalau bukan
mereka)? (HR Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. bersabda: 
Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk
mereka (HR Ahmad dan Abu Dawud)

Meski kita menghormati Nabi Muhammad, namun hendaknya
kita menghormatinya selaku Nabi, selaku manusia. Bukan
membuatnya sebagai sekutu Allah. Sesatnya kaum Yahudi
dan Nasrani karena mereka memuja Nabinya berlebihan.

9. At Taubah 
30. Orang-orang Yahudi berkata: Uzair itu putera
Allah dan orang-orang Nasrani berkata: Al Masih itu
putera Allah. Demikianlah itu ucapan mereka dengan
mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang
kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka ,
bagaimana mereka sampai berpaling?  

Berdo'alah langsung kepada Allah:
40. Al Mu'min 
60. Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku,
niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam
keadaan hina dina. 

Jika merasa kotor, bertobatlah.

Berdo'alah dengan memakai lafazh yang diajarkan Allah
dan rasulnya di dalam Al Qur'an dan Hadits seperti:
Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti
hasanah, wa qina 'aadzaban naar.

Wassalam

--- Partono [EMAIL PROTECTED] wrote:

 tapi, bukankah berwasilah itu adalah salah satu
 sunah rosul pak ustad ?
  
 
 -Original Message-
 From: media-dakwah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 On Behalf Of yusuf rinaldy
 Sent: 22 Januari 2007 16:32
 To: media-dakwah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya
 Robbi bil Musthofa?
 
 
 
 saya jadi ingin bertanya, apakah sesuatu yang sudah
 memasyarakat itu
 sudah pasti benar? tentu nggak kan. jadi nggak bisa
 kita

RE: [padhang-mbulan] RE: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-23 Terurut Topik Partono
Dalam bertawasul/berwasilah do'anya juga langsung ditujukan kepada Allah
pak Ustad, spt Robbana aatina dst,
tapi dalam awal doanya didahului dengan tawasulan dengan menyebutkan
Rasul, Nabi, malaikat, syeh, dan guru2 dengan dikirimkan surat Alfatehah
kepada mereka.Mereka yang tawasulan mengharapkan kehadiran Ruhul kumal
mereka yang telah tiada dan mereka yang tawasulan tersebut meyakini
bahwa mereka yg telah meninggal dunia, ruhulnya masih ada dibumi yang
siap membantu atas izin Allah atas doa doa yang dipanjatkan seseorang.
 
Saya pernah menanyakan hal tersebut, dan salah satu santri ( teman dekat
saya ) tsb menjawab bahwa berwasilah adalah salah satu sunah.Allah
memang sungguh maha Kuasa atas segala-galanya yang tidak ada yang
membandingi ataupun menyaingi, tetapi kenapa Allah menciptakan para
malaikat dengan diberikan tugasnya masing-masing, kenapa tidak Allah
saja yang terus menerus menurunkan wahyu kepada Rosul dan Nabi waktu
itu, tapi melalui melalui jibril, Kenapa tidak Allah saja yang langsung
menurunkan Rezeki, tapi melalui Mikail, Kenapa tidak Allah saja yang
meniup sangkakala dan mencabut nyawa setiap yg bernyawa tapi melalui
malaikat Isrofil dan Izroil.
 
Justru dengan berwasilah, kita dalam berdoa semoga dilindungi para ruhul
tersebut atas izin Allah sehingga doanya bukan dikabulkan oleh Jin dan
Syetan yang mempunyai rencana setelah itu dengan mengabulkan doa
seseorang.dan Allah memberikan pertolongan kepada manusia melalui para
malaikat Ruhul rosul, nabi,Syeh dan guru yang ruhulnya masih
mengelilingi bumi hingga kiamat nanti.Katanya, dan saat ini saya
menyakininya, karena saya pernah membaca terjemahan Algur'an, tapi saya
tidak ingat surat dan ayatnya yang berbunyi : Berwasilahlah kamu
bla--bla--bla 
 
Mohon maaf bila ada kata tidak berkenan
 
Mohon pencerahannya pak ustad.
 
 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami
Sent: 24 Januari 2007 8:30
To: media dakwah; sabili; padhang-mbulan; Saksi
Subject: [padhang-mbulan] RE: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi
bil Musthofa?



Kalau sahabat minta Nabi mendo'akan, itu ada
haditsnya. Tapi Nabi juga berdo'a langsung kepada
Allah misalnya: Robbana aatina (Ya Allah berikanlah
kami), Robbighfir li (Ya Allah ampunilah aku).

Nabi tidak pernah berdoa dengan menyebut nama selain
Allah seperti Ya robbi bil musthofa (Ya Allah dengan
perantaraan Musthofa/Muhammad). Coba minta guru yang
mengajarkan do'a Ya robbi bil musthofa dalilnya dari
Al Qur'an surat berapa atau hadits riwayat mana, pasti
dia tidak bisa menjawab sebab dia hanya
ikut-ikutan/taqlid saja.

Yang namanya sunnah Nabi itu terangkum dalam kitab
hadits yang sahih. Hadits yang dloif/palsu atau pun
hadits Israiliyat (yang dibuat oleh kaum Yahudi untuk
menyesatkan ummat Islam) bukanlah sunnah Nabi. Dan
akhlaq Nabi itu adalah Al Qur'an. Artinya tidak
mungkin Nabi melanggar Al Qur'an. Jadi hadits yang
sahih dari segi perawi, tapi kalau dari isi/matan
bertentangan dengan Al Qur'an tidak bisa dipakai.

Dalam surat Al Fatihah setiap hari kita berucap:
Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin.
Hanya kepada Kamu kami menyembah dan hanya kepada Kamu
kami meminta.

Nah jika kita meminta kepada selain Allah atau
menyebut nama lain di sisinya seperti Ya Robbi bil
Musthofa berarti kita sudah musyrik atau ingkar ayat
di atas.

Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang
kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan
diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah
berhala: 

Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih
(dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil
pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak
menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan
kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya.
Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka
tentang apa yang mereka berselisih padanya.
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang
pendusta dan sangat ingkar. [Az Zumar:3]

Do'a itu adalah inti ibadah (hadits). Jadi haram kita
berdo'a dgn menyebut nama selain Allah.

22. Al Hajj 
Yad'uu min duunillah

12. Ia berdo'a kepada selain Allah, sesuatu yang tidak
dapat memberi mudharat dan tidak (pula) memberi
manfaat kepadanya. Yang demikian itu adalah kesesatan
yang jauh. 

10. Yunus 
Wa laa tad'u min duunillah...
106. Dan janganlah kamu berdoa kepada apa-apa yang
tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi
mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu
berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu
kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim. 

26. Asy Syu'araa' 
Fa la tad'u ma'allahu ilaahan aakhoro
213. Maka janganlah kamu berdo'a kepada (menyembah)
tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan
kamu termasuk orang-orang yang di'azab. 

Nah ayat di atas melarang kita berdo'a kepada yang
lain bersama-sama dengan Allah. Jika kita
melakukannya, berarti kita kafir kepada Al Qur'an.

Tidak pernah Nabi berdo'a sambil menyanyi seperti Ya
robbi bil musthofa. Do'a adalah inti ibadah. Yang
biasanya beribadah dengan

Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-23 Terurut Topik ARIHADI

Bu hana, yang dicintai Allah

maaf, saya berpendapat bertawassul kepada orang selain nabi adalah tidak 
diperbolehkan, tetapi bertawassul kepada nabi menurut hemat saya itu sah-sah 
saja, ada satu contoh hadits lain ; matahari akan mendekat ke kepala manusia 
di hari kiamat, ketika mereka dalam kondisi itu mereka beristighotsah kepada 
nabi Adam (HR. Bukhari) .  apakah ini bukan sama saja bertawassul kepada nabi 
Adam ? bukankah nabi Adam sudah wafat ? para nabi sangat dekat dan sangat 
dicintai oleh Allah, mereka ma'sum sangat jaaauh dengan diri kita atau pun 
ulama/wali dsb maka wajar saja kita bertawassul kepada mrk.

sekali lagi, bertawassul haruslah dibarengi dengan ber isti'anah kepada Allah, 
karena mutlak Allah penentu atas segala sesuatu. yang salah adalah bertawassul 
dengan orang2 yang dianggap sholeh/suci selain para nabi. wallahu a'lam.


wassalam







  __

  wa'alaikum salam wr.wb

  orang yg sudah meninggal tidak bisa mendatangkan manfaat bagi kita,
  siapapun itu. bahkan kita dalam sholat tahiyat akhir selalu
  mengucapkan sholawat dan salam serta keberkahan pada nabi Muhammad dan
  keluarganya spt keberkahan pada nabi Ibrahim.

  bertawasul kepada Rasulullah diajarkan pada saat Rasul masih hidup dan
  kapasitas Rasul saat itu, adalah sebagai seorang Rasul yg saat ini
  masuk dalam kategori orang sholeh, dimana doanya lebih didengar oleh
  Allah. dan Rasulpun pernah minta di doakan oleh Umar, karena kapasitas
  Umarpun salah satu orang yg dijamin syurga oleh Allah.

  tawasul dengan orang2 sholeh itu dianjurkan, dengan syarat orang itu
  masih hidup. spt dianjurkannya kita bertawasul pada amal2 kebaikan
  kita, tapi pada saat Rasul dan sahabat sudah meninggal tidak pernah
  diceritakan mereka bertawasul pada RAsul yg sudah meninggal.

  Andai..bertawasul atau menyebut2 nama para nabi yg sudah meninggal itu
  baik, maka Rasul akan mengajarkan kita untuk mengambil manfaat dan
  tawasul pada nabi2 sebelum dirinya diutus.

  kalau kata guru ngajiku..hanya orang gila aja, yg memanggil2 dan
  menyebut2 nama orang yg sudah meninggal untuk dimintakan doanya.
  karena yg meninggal itu butuh doa kita, dan bukan kita yg butuh doa
  mereka.

  jadi..silahkan cari di al-qur'an dan hadist apakah ada diajarkan
  berdoa dengan menyebut2 kebaikan or manfaat para nabi dan orang2
  sholeh yg sudah meninggal???

  agama itu dengan iman dan ilmu, tidak hanya dengan akal dan perasaan
  baik aja.

  contoh menjalankan agama dengan perasaan baik aja, spt kebiasaan
  keraton yogya yg mengarak kyai selamet (kerbau putih) dalam menyambut
  malam 1 syuro, merasa ada manfaat pada seekor kerbau yg dianggap
  keramat, hingga kotorannya pun disimpan jadi jimat. ini contoh orang
  menjalankan agama hanya dengan perasaan dan akhirnya yg timbul adalah
  kebodohan2.

  contoh menjalankan agama dengan akal aja, spt orang2 JIL yg menganggap
  bahwa al-qur'an itu ketinggalan jaman, karena teks al-qur'an saat itu
  hanya ditujukan untuk orang jahiliyah saat itu dan tidak berlaku untuk
  zaman sekarang. dan perlu ada perbaikan2. akhirnya menjalankan agama
  hanya dengan akal saja, maka yg timbul adalah kesombongan dan
  keingkaran2, serta merasa diri lebih pantas mengkoreksi wahyu Allah.

  ibadah itu ada petunjuknya yaitu al-qur'an dan hadist rasulullah, jika
  ibadah hanya dengan perasaan saja itu maka yg timbul adalah kebodohan2
  dan keanehan2. ibadah dengan akal saja maka yg timbul adalah
  kesombongan dan keingkaran.

  salam
  hana

  --- In media-dakwah@yahoogroups.com, ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  
  
   Assalamualaikum wr.wb.
  
   perkenankan saya ikut nimbrung.
  
   tawassul dalam pandangan saya adalah memohon datangnya manfaat dari
  Allah dengan cara menyebut para nabi dengan sebelumnya meyakini bahwa
  yang mendatangkan manfaat hanyalah mutlak dari Allah semata. sebagai
  contoh, Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada seorang yang buta
  untuk bertawassul kepadanya. lalu orang buta tsb melakukannya di
  belakang Rasulullah, maka Allah mengembalikan kebutaannya (HR. At
  Thabarani).
  
   namun demikian, tawassul kepada para nabi harus dengan keyakinan
  tetap kepada Allah semata. yang celakanya sekarang, kaum muslimin
  cenderung bertawassul dengan siapa saja yang mereka anggap suci dan
  menjurus ke musyrik, padahal Allah memerintahkan untuk meminta
  pertolongan kepada Allah,  Dan mintalah pertolongan (kepada Allah)
  dengan sabar dan salat (QS.Al Baqarah.45).
  
   sementara untuk puji-pujian kepada Rasulullah SAW, menurut hemat
  saya sah-sah saja. Allah saja memuji keagungan Rasulullah SAW (QS al
  Qalam.4). hanya saja pujian ini jangan kelewatan, karena hanya Allah
  saja yang boleh dipuji dengan pujian yang mutlak agung. mohon maaf
  kalau ada kesalahan.
  
  
   wassalam
  
  
   - Original Message -
   From: suhana032003
   To: media-dakwah@yahoogroups.com
   Sent: Monday, January 22, 2007 1:41 PM
   Subject: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa

Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-23 Terurut Topik Aria Subekti
mas arihadi, (semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua)

yang dikatakan sama bu hana sudah jelas, bahwa bertawasul kepada orang yang 
masih hidup boleh dan bertawasul kepada orang mati tidak boleh dan sudah 
dikasih dalil2nya.
Nah sekarang pas hari kiamat yang anta ceritakan dengan mengutip hadits bukhori 
tersebut, hendaknya dikoreksi lagi.
bagaimana isi lengkapnya hadits tersebut dan bagaimana pendapat mufassir yang 
tsiqoh terhadap hadits tersebut.
karena memang sudah jelas hukumnya tawasul hanya bisa kepada orang2 sholeh yang 
masih hidup. kiranya tak perlu ana cantumkan lagi tentang dalil2nya karena ana 
pikir dari teman2 yang lain sudah jelas dan nyata.
semoga Allah selalu membimbing kita meniti jalan yang lurus.
mohon maaf jika kurang berkenan,


- Original Message 
From: ARIHADI [EMAIL PROTECTED]
To: media-dakwah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, January 25, 2007 8:59:44 AM
Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?


Bu hana, yang dicintai Allah

maaf, saya berpendapat bertawassul kepada orang selain nabi adalah tidak 
diperbolehkan, tetapi bertawassul kepada nabi menurut hemat saya itu sah-sah 
saja, ada satu contoh hadits lain ; matahari akan mendekat ke kepala manusia 
di hari kiamat, ketika mereka dalam kondisi itu mereka beristighotsah kepada 
nabi Adam (HR. Bukhari) . apakah ini bukan sama saja bertawassul kepada nabi 
Adam ? bukankah nabi Adam sudah wafat ? para nabi sangat dekat dan sangat 
dicintai oleh Allah, mereka ma'sum sangat jaaauh dengan diri kita atau pun 
ulama/wali dsb maka wajar saja kita bertawassul kepada mrk.

sekali lagi, bertawassul haruslah dibarengi dengan ber isti'anah kepada Allah, 
karena mutlak Allah penentu atas segala sesuatu. yang salah adalah bertawassul 
dengan orang2 yang dianggap sholeh/suci selain para nabi. wallahu a'lam.

wassalam

 __

wa'alaikum salam wr.wb

orang yg sudah meninggal tidak bisa mendatangkan manfaat bagi kita,
siapapun itu. bahkan kita dalam sholat tahiyat akhir selalu
mengucapkan sholawat dan salam serta keberkahan pada nabi Muhammad dan
keluarganya spt keberkahan pada nabi Ibrahim.

bertawasul kepada Rasulullah diajarkan pada saat Rasul masih hidup dan
kapasitas Rasul saat itu, adalah sebagai seorang Rasul yg saat ini
masuk dalam kategori orang sholeh, dimana doanya lebih didengar oleh
Allah. dan Rasulpun pernah minta di doakan oleh Umar, karena kapasitas
Umarpun salah satu orang yg dijamin syurga oleh Allah.

tawasul dengan orang2 sholeh itu dianjurkan, dengan syarat orang itu
masih hidup. spt dianjurkannya kita bertawasul pada amal2 kebaikan
kita, tapi pada saat Rasul dan sahabat sudah meninggal tidak pernah
diceritakan mereka bertawasul pada RAsul yg sudah meninggal.

Andai..bertawasul atau menyebut2 nama para nabi yg sudah meninggal itu
baik, maka Rasul akan mengajarkan kita untuk mengambil manfaat dan
tawasul pada nabi2 sebelum dirinya diutus.

kalau kata guru ngajiku..hanya orang gila aja, yg memanggil2 dan
menyebut2 nama orang yg sudah meninggal untuk dimintakan doanya.
karena yg meninggal itu butuh doa kita, dan bukan kita yg butuh doa
mereka.

jadi..silahkan cari di al-qur'an dan hadist apakah ada diajarkan
berdoa dengan menyebut2 kebaikan or manfaat para nabi dan orang2
sholeh yg sudah meninggal???

agama itu dengan iman dan ilmu, tidak hanya dengan akal dan perasaan
baik aja.

contoh menjalankan agama dengan perasaan baik aja, spt kebiasaan
keraton yogya yg mengarak kyai selamet (kerbau putih) dalam menyambut
malam 1 syuro, merasa ada manfaat pada seekor kerbau yg dianggap
keramat, hingga kotorannya pun disimpan jadi jimat. ini contoh orang
menjalankan agama hanya dengan perasaan dan akhirnya yg timbul adalah
kebodohan2.

contoh menjalankan agama dengan akal aja, spt orang2 JIL yg menganggap
bahwa al-qur'an itu ketinggalan jaman, karena teks al-qur'an saat itu
hanya ditujukan untuk orang jahiliyah saat itu dan tidak berlaku untuk
zaman sekarang. dan perlu ada perbaikan2. akhirnya menjalankan agama
hanya dengan akal saja, maka yg timbul adalah kesombongan dan
keingkaran2, serta merasa diri lebih pantas mengkoreksi wahyu Allah.

ibadah itu ada petunjuknya yaitu al-qur'an dan hadist rasulullah, jika
ibadah hanya dengan perasaan saja itu maka yg timbul adalah kebodohan2
dan keanehan2. ibadah dengan akal saja maka yg timbul adalah
kesombongan dan keingkaran.

salam
hana

--- In media-dakwah@ yahoogroups. com, ARIHADI [EMAIL PROTECTED] . wrote:



 Assalamualaikum wr.wb.

 perkenankan saya ikut nimbrung.

 tawassul dalam pandangan saya adalah memohon datangnya manfaat dari
Allah dengan cara menyebut para nabi dengan sebelumnya meyakini bahwa
yang mendatangkan manfaat hanyalah mutlak dari Allah semata. sebagai
contoh, Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada seorang yang buta
untuk bertawassul kepadanya. lalu orang buta tsb melakukannya di
belakang Rasulullah, maka Allah mengembalikan kebutaannya (HR. At
Thabarani).

 namun demikian, tawassul kepada para nabi harus dengan

Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-22 Terurut Topik yusuf rinaldy
saya jadi ingin bertanya, apakah sesuatu yang sudah memasyarakat itu sudah 
pasti benar? tentu nggak kan. jadi nggak bisa kita mengatakan sesuatu itu benar 
hanya karena sudah memasyarakat dan sudah lazim dikerjakan banyak orang. 
terutama di Indonesia ini yang hampir-hampir sudah tidak bisa dibedakan lagi 
maka budaya dan mana tuntunan. itulah sebabnya pencerahan semacam ini penting 
dilakukan, agar kita bisa membedakan mana yang benar-benar ajaran Nabi Muhammad 
Shalallahu'alaihi wassalam dan mana yang hanya sekedar kebiasaan saja..

suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote:  oh iya tambahan..bisa tunjukan 
dalil bahwa orang2 yg anda sebut itu
adalah benar kekasih Allah?? tolong tanyakan ke guru anda, mana dalil
yg mengatakan bahwa yg anda sebutkan itu adalah kekasih Allah.

karena setahuku yg diakui sebagai kekasih Allah hanya ada 2 yaitu
Rasulullah Muhammad saw. dan Nabi Allah Ibrahim as.

jadi kesimpulannya, malaikat, para sahabat nabi, apalagi para syech
dan guru anda rasanya Allah tidak pernah mengakui sebagai kekasihNya.
tapi malaikat dan para sahabat Nabi Muhammad adalah jaminan syurgaNya.
tapi para syech dan guru anda tidak ada jaminan masuk syurga, apalagi
mengaku2 menjadi kekasihnya Allah.

salam
hana

--- In media-dakwah@yahoogroups.com, Partono [EMAIL PROTECTED] wrote:

 saya setuju dengan bp sohadji, bahwa hal tersebut sudah memasyarakat
 sekali, bahkan ditempat saya mengaji, dalam berdoa pasti hadirot
 terlebih dahulu kepada Rosul, malaikat, para sahabat nabi, para Syeh dan
 guru kami, sebagai perantara,kemudian dilanjutkan dengan doa.
 Menurut guru sy, memang berdoalah, mintalah langsung kepada Allah yang
 Maha Kaya apa yang kita minta, tapi dengan perantaraan yang saya sebut
 diatas, karena orang 2 tersebut adalah kekasih Allah sehingga Insya
 Allah Doa kita cepat didengar dan dikabulkan.
 
 Wassalam
 
 
 -Original Message-
 From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 On Behalf Of sonhadji
 Sent: 22 Januari 2007 10:15
 To: A Nizami; media dakwah; daarut-tauhiid@yahoogroups.com
 Subject: Re: [media-dakwah] Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
 
 
 
 Trima kasih UstNizami atas pencerahan ini.
 Namun kiranya perlu dilanjutkan pencerahan, sejarahnya 
 sampai do'a yg sangat terkenal Yaa Robibbi bil mustofa ... 
 ini memmasyarakat demikian luas.
 bahkan jaman sy kecil dkampung di surau-masjid menjadi lahu wajib untuk
 menunggu imam datang(Iqomat).
 wassalam
 sonhadji
 
 A Nizami [EMAIL PROTECTED] mailto:nizaminz%40yahoo.com com wrote:
 Assalamu'alaikum wr wb,
 
 Di berbagai pengajian sering didendangkan do'a, Yaa
 robbi bil musthofaa balligh maqoosidana waghfir lana
 ma maadlo... Artinya adalah: Ya Tuhanku dengan
 perantaraan Musthofa (Nabi Muhammad) sampaikanlah
 maksud kami dan ampunilah dosa-dosa kami yang lalu...
 
 Doa tersebut tidak ada di Al Qur'an mau pun hadits.
 Para ulama besar seperti Imam Syafi'ie, Imam Maliki,
 dsb juga tidak pernah mengajarkan do'a seperti itu.
 Lalu apakah karena itu doa tersebut tidak boleh ?
 
 Tentu tidak. Doa bisa dilakukan dengan bahasa apa saja
 serta kata-kata kita sendiri. Tapi tetap ada aturannya
 misalnya tidak boleh berdo'a kepada selain Allah dan
 juga tidak boleh berdo'a yang bertentangan dengan
 syariat seperti meminta agar orang-orang kafir yang
 telah meninggal diampuni dan dimasukkan ke sorga atau
 meminta agar orang yang tidak berdosa ditimpa
 kecelakaan.
 
 Yang jadi masalah adalah do'a tersebut tidak meminta
 langsung kepada Allah. Tapi memakai perantaraan Nabi. 
 
 Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang
 kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan
 diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah
 berhala: 
 
 Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih
 (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil
 pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak
 menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan
 kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya.
 Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka
 tentang apa yang mereka berselisih padanya.
 Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang
 pendusta dan sangat ingkar. [Az Zumar:3]
 
 Karena memakai perantaraan itulah mereka disebut
 musyrik.
 
 Itu juga seperti kelakuan orang-orang Nasrani yang
 memakai perantaraan Yesus untuk mendekatkan diri
 kepada Tuhan Allah.
 
 Padahal di dalam Al Qur'an dan Hadits, Allah dan Nabi
 mengajarkan untuk meminta langsung kepada Allah.
 Ud'uuni astajib lakum. Mintalah padaKu niscaya
 Kukabulkan, kata Allah.
 
 Dalam surat Al Ikhlas disebut Allahush Shomad. Allah
 tempat meminta.
 
 Do'a-do'a yang berasal dari Al Qur'an dan Hadits serta
 yang diamalkan oleh para imam Madzhab tidak ada yang
 pakai Bil Musthofa (dengan perantaraan Musthofa).
 Coba perhatikan do'a sebagai berikut:
 Robbighfir lii (ya Allah ampunilah aku). Bukan Robbi
 bil musthofaghfir li (Ya Tuhanku dengan perantaraan
 Musthofa ampunilah aku)
 Robbana aatina (Ya Tuhan kami berilah kami). Bukan
 Robbana bil musthofa aatina.
 

Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-22 Terurut Topik ARIHADI


Assalamualaikum wr.wb.

perkenankan saya ikut nimbrung.

tawassul dalam pandangan saya adalah memohon datangnya manfaat dari Allah 
dengan cara menyebut para nabi dengan sebelumnya meyakini bahwa  yang 
mendatangkan manfaat hanyalah mutlak dari Allah semata. sebagai contoh, 
Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada seorang yang buta untuk bertawassul 
kepadanya. lalu orang buta tsb melakukannya di belakang Rasulullah, maka Allah 
mengembalikan kebutaannya (HR. At Thabarani).

namun demikian, tawassul kepada para nabi harus dengan keyakinan tetap kepada 
Allah semata. yang celakanya sekarang, kaum muslimin cenderung bertawassul 
dengan siapa saja yang mereka anggap suci dan menjurus ke musyrik, padahal 
Allah memerintahkan untuk meminta pertolongan kepada Allah,  Dan mintalah 
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat (QS.Al Baqarah.45).

sementara untuk puji-pujian kepada Rasulullah SAW, menurut hemat saya sah-sah 
saja. Allah saja memuji keagungan Rasulullah SAW (QS al Qalam.4). hanya saja 
pujian ini jangan kelewatan, karena hanya Allah saja yang boleh dipuji dengan 
pujian yang mutlak agung. mohon maaf kalau ada kesalahan.


wassalam


  - Original Message -
  From: suhana032003
  To: media-dakwah@yahoogroups.com
  Sent: Monday, January 22, 2007 1:41 PM
  Subject: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?


  oh iya tambahan..bisa tunjukan dalil bahwa orang2 yg anda sebut itu
  adalah benar kekasih Allah?? tolong tanyakan ke guru anda, mana dalil
  yg mengatakan bahwa yg anda sebutkan itu adalah kekasih Allah.

  karena setahuku yg diakui sebagai kekasih Allah hanya ada 2 yaitu
  Rasulullah Muhammad saw. dan Nabi Allah Ibrahim as.

  jadi kesimpulannya, malaikat, para sahabat nabi, apalagi para syech
  dan guru anda rasanya Allah tidak pernah mengakui sebagai kekasihNya.
  tapi malaikat dan para sahabat Nabi Muhammad adalah jaminan syurgaNya.
  tapi para syech dan guru anda tidak ada jaminan masuk syurga, apalagi
  mengaku2 menjadi kekasihnya Allah.

  salam
  hana

  --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Partono [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   saya setuju dengan bp sohadji, bahwa hal tersebut sudah memasyarakat
   sekali, bahkan ditempat saya mengaji, dalam berdoa pasti hadirot
   terlebih dahulu kepada Rosul, malaikat, para sahabat nabi, para Syeh dan
   guru kami, sebagai perantara,kemudian dilanjutkan dengan doa.
   Menurut guru sy, memang berdoalah, mintalah langsung kepada Allah yang
   Maha Kaya apa yang kita minta, tapi dengan perantaraan yang saya sebut
   diatas, karena orang 2 tersebut adalah kekasih Allah sehingga Insya
   Allah Doa kita cepat didengar dan dikabulkan.
  
   Wassalam
  
  
   -Original Message-
   From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
   On Behalf Of sonhadji
   Sent: 22 Januari 2007 10:15
   To: A Nizami; media dakwah; daarut-tauhiid@yahoogroups.com
   Subject: Re: [media-dakwah] Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
  
  
  
   Trima kasih UstNizami atas pencerahan ini.
   Namun kiranya perlu dilanjutkan pencerahan, sejarahnya
   sampai do'a yg sangat terkenal Yaa Robibbi bil mustofa ...
   ini memmasyarakat demikian luas.
   bahkan jaman sy kecil dkampung di surau-masjid menjadi lahu wajib untuk
   menunggu imam datang(Iqomat).
   wassalam
   sonhadji
  
   A Nizami [EMAIL PROTECTED] mailto:nizaminz%40yahoo.com com wrote:
   Assalamu'alaikum wr wb,
  
   Di berbagai pengajian sering didendangkan do'a, Yaa
   robbi bil musthofaa balligh maqoosidana waghfir lana
   ma maadlo... Artinya adalah: Ya Tuhanku dengan
   perantaraan Musthofa (Nabi Muhammad) sampaikanlah
   maksud kami dan ampunilah dosa-dosa kami yang lalu...
  
   Doa tersebut tidak ada di Al Qur'an mau pun hadits.
   Para ulama besar seperti Imam Syafi'ie, Imam Maliki,
   dsb juga tidak pernah mengajarkan do'a seperti itu.
   Lalu apakah karena itu doa tersebut tidak boleh ?
  
   Tentu tidak. Doa bisa dilakukan dengan bahasa apa saja
   serta kata-kata kita sendiri. Tapi tetap ada aturannya
   misalnya tidak boleh berdo'a kepada selain Allah dan
   juga tidak boleh berdo'a yang bertentangan dengan
   syariat seperti meminta agar orang-orang kafir yang
   telah meninggal diampuni dan dimasukkan ke sorga atau
   meminta agar orang yang tidak berdosa ditimpa
   kecelakaan.
  
   Yang jadi masalah adalah do'a tersebut tidak meminta
   langsung kepada Allah. Tapi memakai perantaraan Nabi.
  
   Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang
   kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan
   diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah
   berhala:
  
   Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih
   (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil
   pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak
   menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan
   kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya.
   Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka
   tentang apa yang mereka berselisih padanya.
   Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang

RE: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-22 Terurut Topik Partono
tapi, bukankah berwasilah itu adalah salah satu sunah rosul pak ustad ?
 

-Original Message-
From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of yusuf rinaldy
Sent: 22 Januari 2007 16:32
To: media-dakwah@yahoogroups.com
Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?



saya jadi ingin bertanya, apakah sesuatu yang sudah memasyarakat itu
sudah pasti benar? tentu nggak kan. jadi nggak bisa kita mengatakan
sesuatu itu benar hanya karena sudah memasyarakat dan sudah lazim
dikerjakan banyak orang. terutama di Indonesia ini yang hampir-hampir
sudah tidak bisa dibedakan lagi maka budaya dan mana tuntunan. itulah
sebabnya pencerahan semacam ini penting dilakukan, agar kita bisa
membedakan mana yang benar-benar ajaran Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi
wassalam dan mana yang hanya sekedar kebiasaan saja..

suhana032003 suhana032003@ mailto:suhana032003%40yahoo.com yahoo.com
wrote: oh iya tambahan..bisa tunjukan dalil bahwa orang2 yg anda sebut
itu
adalah benar kekasih Allah?? tolong tanyakan ke guru anda, mana dalil
yg mengatakan bahwa yg anda sebutkan itu adalah kekasih Allah.

karena setahuku yg diakui sebagai kekasih Allah hanya ada 2 yaitu
Rasulullah Muhammad saw. dan Nabi Allah Ibrahim as.

jadi kesimpulannya, malaikat, para sahabat nabi, apalagi para syech
dan guru anda rasanya Allah tidak pernah mengakui sebagai kekasihNya.
tapi malaikat dan para sahabat Nabi Muhammad adalah jaminan syurgaNya.
tapi para syech dan guru anda tidak ada jaminan masuk syurga, apalagi
mengaku2 menjadi kekasihnya Allah.

salam
hana

--- In media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com
yahoogroups.com, Partono [EMAIL PROTECTED] wrote:

 saya setuju dengan bp sohadji, bahwa hal tersebut sudah memasyarakat
 sekali, bahkan ditempat saya mengaji, dalam berdoa pasti hadirot
 terlebih dahulu kepada Rosul, malaikat, para sahabat nabi, para Syeh
dan
 guru kami, sebagai perantara,kemudian dilanjutkan dengan doa.
 Menurut guru sy, memang berdoalah, mintalah langsung kepada Allah yang
 Maha Kaya apa yang kita minta, tapi dengan perantaraan yang saya sebut
 diatas, karena orang 2 tersebut adalah kekasih Allah sehingga Insya
 Allah Doa kita cepat didengar dan dikabulkan.
 
 Wassalam
 
 
 -Original Message-
 From: media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com
yahoogroups.com [mailto:media-dakwah@
mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com]
 On Behalf Of sonhadji
 Sent: 22 Januari 2007 10:15
 To: A Nizami; media dakwah; daarut-tauhiid@
mailto:daarut-tauhiid%40yahoogroups.com yahoogroups.com
 Subject: Re: [media-dakwah] Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
 
 
 
 Trima kasih UstNizami atas pencerahan ini.
 Namun kiranya perlu dilanjutkan pencerahan, sejarahnya 
 sampai do'a yg sangat terkenal Yaa Robibbi bil mustofa ... 
 ini memmasyarakat demikian luas.
 bahkan jaman sy kecil dkampung di surau-masjid menjadi lahu wajib
untuk
 menunggu imam datang(Iqomat).
 wassalam
 sonhadji
 
 A Nizami [EMAIL PROTECTED] mailto:nizaminz%40yahoo.com com wrote:
 Assalamu'alaikum wr wb,
 
 Di berbagai pengajian sering didendangkan do'a, Yaa
 robbi bil musthofaa balligh maqoosidana waghfir lana
 ma maadlo... Artinya adalah: Ya Tuhanku dengan
 perantaraan Musthofa (Nabi Muhammad) sampaikanlah
 maksud kami dan ampunilah dosa-dosa kami yang lalu...
 
 Doa tersebut tidak ada di Al Qur'an mau pun hadits.
 Para ulama besar seperti Imam Syafi'ie, Imam Maliki,
 dsb juga tidak pernah mengajarkan do'a seperti itu.
 Lalu apakah karena itu doa tersebut tidak boleh ?
 
 Tentu tidak. Doa bisa dilakukan dengan bahasa apa saja
 serta kata-kata kita sendiri. Tapi tetap ada aturannya
 misalnya tidak boleh berdo'a kepada selain Allah dan
 juga tidak boleh berdo'a yang bertentangan dengan
 syariat seperti meminta agar orang-orang kafir yang
 telah meninggal diampuni dan dimasukkan ke sorga atau
 meminta agar orang yang tidak berdosa ditimpa
 kecelakaan.
 
 Yang jadi masalah adalah do'a tersebut tidak meminta
 langsung kepada Allah. Tapi memakai perantaraan Nabi. 
 
 Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang
 kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan
 diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah
 berhala: 
 
 Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih
 (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil
 pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak
 menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan
 kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya.
 Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka
 tentang apa yang mereka berselisih padanya.
 Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang
 pendusta dan sangat ingkar. [Az Zumar:3]
 
 Karena memakai perantaraan itulah mereka disebut
 musyrik.
 
 Itu juga seperti kelakuan orang-orang Nasrani yang
 memakai perantaraan Yesus untuk mendekatkan diri
 kepada Tuhan Allah.
 
 Padahal di dalam Al Qur'an dan Hadits, Allah dan Nabi
 mengajarkan untuk meminta langsung kepada Allah.
 Ud'uuni astajib lakum. Mintalah padaKu niscaya

[media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-22 Terurut Topik suhana032003
wa'alaikum salam wr.wb

orang yg sudah meninggal tidak bisa mendatangkan manfaat bagi kita,
siapapun itu. bahkan kita dalam sholat tahiyat akhir selalu
mengucapkan sholawat dan salam serta keberkahan pada nabi Muhammad dan
keluarganya spt keberkahan pada nabi Ibrahim.

bertawasul kepada Rasulullah diajarkan pada saat Rasul masih hidup dan
kapasitas Rasul saat itu, adalah sebagai seorang Rasul yg saat ini
masuk dalam kategori orang sholeh, dimana doanya lebih didengar oleh
Allah. dan Rasulpun pernah minta di doakan oleh Umar, karena kapasitas
  Umarpun salah satu orang yg dijamin syurga oleh Allah.

tawasul dengan orang2 sholeh itu dianjurkan, dengan syarat orang itu
masih hidup. spt dianjurkannya kita bertawasul pada amal2 kebaikan
kita, tapi pada saat Rasul dan sahabat sudah meninggal tidak pernah
diceritakan mereka bertawasul pada RAsul yg sudah meninggal.

Andai..bertawasul atau menyebut2 nama para nabi yg sudah meninggal itu
baik, maka Rasul akan mengajarkan kita untuk mengambil manfaat dan
tawasul pada nabi2 sebelum dirinya diutus.

kalau kata guru ngajiku..hanya orang gila aja, yg memanggil2 dan
menyebut2 nama orang yg sudah meninggal untuk dimintakan doanya.
karena yg meninggal itu butuh doa kita, dan bukan kita yg butuh doa
mereka.

jadi..silahkan cari di al-qur'an dan hadist apakah ada diajarkan
berdoa dengan menyebut2 kebaikan or manfaat para nabi dan orang2
sholeh yg sudah meninggal???

agama itu dengan iman dan ilmu, tidak hanya dengan akal dan perasaan
baik aja. 

contoh menjalankan agama dengan perasaan baik aja, spt kebiasaan
keraton yogya yg mengarak kyai selamet (kerbau putih) dalam menyambut
malam 1 syuro, merasa ada manfaat pada seekor kerbau yg dianggap
keramat, hingga kotorannya pun disimpan jadi jimat. ini contoh orang
menjalankan agama hanya dengan perasaan dan akhirnya yg timbul adalah
kebodohan2.

contoh menjalankan agama dengan akal aja, spt orang2 JIL yg menganggap
bahwa al-qur'an itu ketinggalan jaman, karena teks al-qur'an saat itu
hanya ditujukan untuk orang jahiliyah saat itu dan tidak berlaku untuk
  zaman sekarang. dan perlu ada perbaikan2. akhirnya menjalankan agama
hanya dengan akal saja, maka yg timbul adalah kesombongan dan
keingkaran2, serta merasa diri lebih pantas mengkoreksi wahyu Allah.

ibadah itu ada petunjuknya yaitu al-qur'an dan hadist rasulullah, jika
ibadah hanya dengan perasaan saja itu maka yg timbul adalah kebodohan2
dan keanehan2. ibadah dengan akal saja maka yg timbul adalah
kesombongan dan keingkaran.

salam
hana


--- In media-dakwah@yahoogroups.com, ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
 Assalamualaikum wr.wb.
 
 perkenankan saya ikut nimbrung.
 
 tawassul dalam pandangan saya adalah memohon datangnya manfaat dari
Allah dengan cara menyebut para nabi dengan sebelumnya meyakini bahwa
 yang mendatangkan manfaat hanyalah mutlak dari Allah semata. sebagai
contoh, Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada seorang yang buta
untuk bertawassul kepadanya. lalu orang buta tsb melakukannya di
belakang Rasulullah, maka Allah mengembalikan kebutaannya (HR. At
Thabarani).
 
 namun demikian, tawassul kepada para nabi harus dengan keyakinan
tetap kepada Allah semata. yang celakanya sekarang, kaum muslimin
cenderung bertawassul dengan siapa saja yang mereka anggap suci dan
menjurus ke musyrik, padahal Allah memerintahkan untuk meminta
pertolongan kepada Allah,  Dan mintalah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan salat (QS.Al Baqarah.45).
 
 sementara untuk puji-pujian kepada Rasulullah SAW, menurut hemat
saya sah-sah saja. Allah saja memuji keagungan Rasulullah SAW (QS al
Qalam.4). hanya saja pujian ini jangan kelewatan, karena hanya Allah
saja yang boleh dipuji dengan pujian yang mutlak agung. mohon maaf
kalau ada kesalahan.
 
 
 wassalam
 
 
   - Original Message -
   From: suhana032003
   To: media-dakwah@yahoogroups.com
   Sent: Monday, January 22, 2007 1:41 PM
   Subject: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
 
 
   oh iya tambahan..bisa tunjukan dalil bahwa orang2 yg anda sebut itu
   adalah benar kekasih Allah?? tolong tanyakan ke guru anda, mana dalil
   yg mengatakan bahwa yg anda sebutkan itu adalah kekasih Allah.
 
   karena setahuku yg diakui sebagai kekasih Allah hanya ada 2 yaitu
   Rasulullah Muhammad saw. dan Nabi Allah Ibrahim as.
 
   jadi kesimpulannya, malaikat, para sahabat nabi, apalagi para syech
   dan guru anda rasanya Allah tidak pernah mengakui sebagai kekasihNya.
   tapi malaikat dan para sahabat Nabi Muhammad adalah jaminan syurgaNya.
   tapi para syech dan guru anda tidak ada jaminan masuk syurga, apalagi
   mengaku2 menjadi kekasihnya Allah.
 
   salam
   hana
 
   --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Partono partono@ wrote:
   
saya setuju dengan bp sohadji, bahwa hal tersebut sudah memasyarakat
sekali, bahkan ditempat saya mengaji, dalam berdoa pasti hadirot
terlebih dahulu kepada Rosul, malaikat, para sahabat nabi, para
Syeh dan
guru kami, sebagai perantara,kemudian dilanjutkan dengan doa

[media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-21 Terurut Topik suhana032003
hmm..jadi ingat sabda Nabi yg kira2 berbunyi  janganlah mengikuti yg
kebanyakan, karena sesungguhnya yg kebanyakan itu sesat dan teringat
hadist Rasul yg mengatakan sesungguhnya muslim akan terpecah menjadi
73 golongan, 1 masuk syurga dan 72 neraka

apakah kita akan terus mengikuti kebiasaan nenek moyang, walapun
mereka salah??

(Al Baqarah: 170) Dan apabila dikatakan kepada mereka: Ikutilah apa
yang telah diturunkan Allah, mereka menjawab: (Tidak), tetapi kami
hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek
moyang kami. (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek
moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat
petunjuk?.  

(Al A'raaf: 28) Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji[532],
mereka berkata: Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang
demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya. Katakanlah:
Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.
Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?.

[532]. Seperti: syirik, thawaf telanjang di sekeliling Ka'bah dan
sebagainya

Silahkan bila ingin minta di doakan oleh orang2 sholeh yg masih hidup
secara langsung, tapi bila kita menyebut2 nama orang sholeh tsb
sebagai perantara kita berdoa (tawasul karena kesolehannya), maka itu
tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah dan sahabat.

Rasul dan sahabat semasa hidup, sering saling mendoakan dan minta di
doakan, tapi setelah Rasul meninggal dan sahabat meninggal tidak
pernah ada hadist yg menceritakan bahwa sahabat yg lain bertawasul
pada Rasul dan sahabat setelah meninggal.

ingat..hanya Rasul dan sahabat yg dijamin syurga oleh Allah, tapi
syech, guru, ustdz. dlsbnya tidak ada satupun yg bisa menjamin bahwa
dirinya akan selamat masuk ke syurga.

apa anda merasa guru anda lebih sholeh dari Rasul?? silahkan ikuti
petunjuk guru2 yg berusaha mengikuti petunjuk Rasul (minta dalil) bila
 mereka menyuruh ini dan itu. tapi..bila seorang syech, guru, ustd.
tidak mengikuti apa yg dikerjakan oleh Rasul dan sahabat, maka wajib
bagi kita untuk menolak.

maka kewajiban bagi kita adalah mencari tahu dari sumber2 yg benar,
dan bukan sekedar membeo aja menerima semua pelajaran dari mereka,
tanpa kritis meminta rujukan al-qur'an dan hadist shahih dalam
melakukannya.


salam
hana




--- In media-dakwah@yahoogroups.com, Partono [EMAIL PROTECTED] wrote:

 saya setuju dengan bp sohadji, bahwa hal tersebut sudah memasyarakat
 sekali, bahkan ditempat saya mengaji, dalam berdoa pasti hadirot
 terlebih dahulu kepada Rosul, malaikat, para sahabat nabi, para Syeh dan
 guru kami, sebagai perantara,kemudian dilanjutkan dengan doa.
 Menurut guru sy, memang berdoalah, mintalah langsung kepada Allah yang
 Maha Kaya apa yang kita minta, tapi dengan perantaraan yang saya sebut
 diatas, karena orang 2 tersebut adalah kekasih Allah sehingga Insya
 Allah Doa kita cepat didengar dan dikabulkan.
  
 Wassalam
  
 
 -Original Message-
 From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 On Behalf Of sonhadji
 Sent: 22 Januari 2007 10:15
 To: A Nizami; media dakwah; daarut-tauhiid@yahoogroups.com
 Subject: Re: [media-dakwah] Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
 
 
 
 Trima kasih UstNizami atas pencerahan ini.
 Namun kiranya perlu dilanjutkan pencerahan, sejarahnya 
 sampai do'a yg sangat terkenal Yaa Robibbi bil mustofa ... 
 ini memmasyarakat demikian luas.
 bahkan jaman sy kecil dkampung di sura


u-masjid menjadi lahu wajib untuk
 menunggu imam datang(Iqomat).
 wassalam
 sonhadji
 
 A Nizami [EMAIL PROTECTED] mailto:nizaminz%40yahoo.com com wrote:
 Assalamu'alaikum wr wb,
 
 Di berbagai pengajian sering didendangkan do'a, Yaa
 robbi bil musthofaa balligh maqoosidana waghfir lana
 ma maadlo... Artinya adalah: Ya Tuhanku dengan
 perantaraan Musthofa (Nabi Muhammad) sampaikanlah
 maksud kami dan ampunilah dosa-dosa kami yang lalu...
 
 Doa tersebut tidak ada di Al Qur'an mau pun hadits.
 Para ulama besar seperti Imam Syafi'ie, Imam Maliki,
 dsb juga tidak pernah mengajarkan do'a seperti itu.
 Lalu apakah karena itu doa tersebut tidak boleh ?
 
 Tentu tidak. Doa bisa dilakukan dengan bahasa apa saja
 serta kata-kata kita sendiri. Tapi tetap ada aturannya
 misalnya tidak boleh berdo'a kepada selain Allah dan
 juga tidak boleh berdo'a yang bertentangan dengan
 syariat seperti meminta agar orang-orang kafir yang
 telah meninggal diampuni dan dimasukkan ke sorga atau
 meminta agar orang yang tidak berdosa ditimpa
 kecelakaan.
 
 Yang jadi masalah adalah do'a tersebut tidak meminta
 langsung kepada Allah. Tapi memakai perantaraan Nabi. 
 
 Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang
 kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan
 diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah
 berhala: 
 
 Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih
 (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil
 pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak
 menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan
 kami kepada Allah dengan sedekat- 

[media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?

2007-01-21 Terurut Topik suhana032003
oh iya tambahan..bisa tunjukan dalil bahwa orang2 yg anda sebut itu
adalah benar kekasih Allah?? tolong tanyakan ke guru anda, mana dalil
yg mengatakan bahwa yg anda sebutkan itu adalah kekasih Allah.

karena setahuku yg diakui sebagai kekasih Allah hanya ada 2 yaitu
Rasulullah Muhammad saw. dan Nabi Allah Ibrahim as.

jadi kesimpulannya, malaikat, para sahabat nabi, apalagi para syech
dan guru anda rasanya Allah tidak pernah mengakui sebagai kekasihNya.
tapi malaikat dan para sahabat Nabi Muhammad adalah jaminan syurgaNya.
tapi para syech dan guru anda tidak ada jaminan masuk syurga, apalagi
mengaku2 menjadi kekasihnya Allah.

salam
hana

--- In media-dakwah@yahoogroups.com, Partono [EMAIL PROTECTED] wrote:

 saya setuju dengan bp sohadji, bahwa hal tersebut sudah memasyarakat
 sekali, bahkan ditempat saya mengaji, dalam berdoa pasti hadirot
 terlebih dahulu kepada Rosul, malaikat, para sahabat nabi, para Syeh dan
 guru kami, sebagai perantara,kemudian dilanjutkan dengan doa.
 Menurut guru sy, memang berdoalah, mintalah langsung kepada Allah yang
 Maha Kaya apa yang kita minta, tapi dengan perantaraan yang saya sebut
 diatas, karena orang 2 tersebut adalah kekasih Allah sehingga Insya
 Allah Doa kita cepat didengar dan dikabulkan.
  
 Wassalam
  
 
 -Original Message-
 From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 On Behalf Of sonhadji
 Sent: 22 Januari 2007 10:15
 To: A Nizami; media dakwah; daarut-tauhiid@yahoogroups.com
 Subject: Re: [media-dakwah] Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
 
 
 
 Trima kasih UstNizami atas pencerahan ini.
 Namun kiranya perlu dilanjutkan pencerahan, sejarahnya 
 sampai do'a yg sangat terkenal Yaa Robibbi bil mustofa ... 
 ini memmasyarakat demikian luas.
 bahkan jaman sy kecil dkampung di surau-masjid menjadi lahu wajib untuk
 menunggu imam datang(Iqomat).
 wassalam
 sonhadji
 
 A Nizami [EMAIL PROTECTED] mailto:nizaminz%40yahoo.com com wrote:
 Assalamu'alaikum wr wb,
 
 Di berbagai pengajian sering didendangkan do'a, Yaa
 robbi bil musthofaa balligh maqoosidana waghfir lana
 ma maadlo... Artinya adalah: Ya Tuhanku dengan
 perantaraan Musthofa (Nabi Muhammad) sampaikanlah
 maksud kami dan ampunilah dosa-dosa kami yang lalu...
 
 Doa tersebut tidak ada di Al Qur'an mau pun hadits.
 Para ulama besar seperti Imam Syafi'ie, Imam Maliki,
 dsb juga tidak pernah mengajarkan do'a seperti itu.
 Lalu apakah karena itu doa tersebut tidak boleh ?
 
 Tentu tidak. Doa bisa dilakukan dengan bahasa apa saja
 serta kata-kata kita sendiri. Tapi tetap ada aturannya
 misalnya tidak boleh berdo'a kepada selain Allah dan
 juga tidak boleh berdo'a yang bertentangan dengan
 syariat seperti meminta agar orang-orang kafir yang
 telah meninggal diampuni dan dimasukkan ke sorga atau
 meminta agar orang yang tidak berdosa ditimpa
 kecelakaan.
 
 Yang jadi masalah adalah do'a tersebut tidak meminta
 langsung kepada Allah. Tapi memakai perantaraan Nabi. 
 
 Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang
 kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan
 diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah
 berhala: 
 
 Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih
 (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil
 pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak
 menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan
 kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya.
 Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka
 tentang apa yang mereka berselisih padanya.
 Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang
 pendusta dan sangat ingkar. [Az Zumar:3]
 
 Karena memakai perantaraan itulah mereka disebut
 musyrik.
 
 Itu juga seperti kelakuan orang-orang Nasrani yang
 memakai perantaraan Yesus untuk mendekatkan diri
 kepada Tuhan Allah.
 
 Padahal di dalam Al Qur'an dan Hadits, Allah dan Nabi
 mengajarkan untuk meminta langsung kepada Allah.
 Ud'uuni astajib lakum. Mintalah padaKu niscaya
 Kukabulkan, kata Allah.
 
 Dalam surat Al Ikhlas disebut Allahush Shomad. Allah
 tempat meminta.
 
 Do'a-do'a yang berasal dari Al Qur'an dan Hadits serta
 yang diamalkan oleh para imam Madzhab tidak ada yang
 pakai Bil Musthofa (dengan perantaraan Musthofa).
 Coba perhatikan do'a sebagai berikut:
 Robbighfir lii (ya Allah ampunilah aku). Bukan Robbi
 bil musthofaghfir li (Ya Tuhanku dengan perantaraan
 Musthofa ampunilah aku)
 Robbana aatina (Ya Tuhan kami berilah kami). Bukan
 Robbana bil musthofa aatina.
 Allahumma inni a'udzubika (Ya Allah sesungguhnya aku
 berlindung padaMu). Bukan Allahumma bil Musthofa...
 Allahumma nawwir quluubana..., dsb
 
 Tidak ada satu pun do'a yang diajarkan Allah lewat Al
 Qur'an dan Nabi lewat hadits-haditsnya yang
 menganjurkan doa dengan perantaraan Musthofa. Tidak
 pula para imam Mazdhab. Oleh karena itu hendaknya kita
 tidak ikut taqlid (membeo) sesuatu yang tidak kita
 ketahui.
 
 Dengan memakai bil Musthofa ada kesan kita telah
 mengangkat posisi Nabi Muhammad seperti orang Nasrani
 mengangkat posisi Nabi Isa menjadi sekutu Allah.
 Padahal dalam surat Al