Fw: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
Asalaamu'alaikum Wr.Wb. Bagaimana hukumnya di saat mendengarkan khotbah jumat di barengi dengan zikir . - Original Message - From: suhana032003 To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 25, 2007 11:53 AM Subject: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? Insya Allah..amin ya Rabb... perlu dijelaskan hadist yg pak arihadi copy dibawah itu untuk melakukan shalawat itu benar. tapi hadist itu tidak ada sangkut pautnya dengan tawasul. karena beda antara shalawat dan tawasul. shalawat mengucapkan salam dan mendoakan, dari orang yg masih hidup kepada Rasulullah yg sudah meninggal. Tapi tawasul adalah perantara dalam doa untuk kabulnya permohonan. salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote: bu hana yang baik hati, dan yg slalu dilindungi Allah terima kasih telah berdiskusi dan saling menasihati dg saya yg bodoh ini, mudah2n kita bisa berdiskusi utk mslah yg lain, dan semoga ukhuwah kita slalu trjaga, amien. terakhir dari saya ; Hadits ke 1583, Bulughul Maram, Ibn Hajar Asqalani; Dari ibn Mas'ud ra, ia berkata, nabi bersabda ; orang yg paling dekat kepadaku di hari kiamat nanti adalah yg paling bnyak bershalawat atasku, dikeluarkan oleh at Tirmidzi disahkan oleh ibn Hibban. mohon maaf kalau ada kesalahan. jazakallah salam - Original Message - From: suhana hana [EMAIL PROTECTED] To: ARIHADI [EMAIL PROTECTED]; media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 25, 2007 8:54 AM Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? wa'alaika salam silahkan aja, toh aku tidak memaksakan orang untuk mengikuti keyakinanku or kamu. tapi selama aku melihat ada yg aneh, maka aku akan katakan keanehan itu dengan dasar yg jelas or argumen yg jelas pula. urusan orang mau ikut kamu or aku, bukan urusanku. urusan kamu mau tetap dengan keyakinanmu, itupun bukan urusanku, tapi sebagai sesama muslim untuk saling menasehati sudah aku lakukan, selanjutnya silahkan lakukan apa yg mau kamu lakukan, karena tidak ada tanggung jawabku atas apa yg kamu lakukan. wassalam hana --- ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote: salaamun alaikum bimaa shobartum, salam kpd bu hana yang penyabar dan yang dicintai Allah.. jawaban saya masih tetap sama. untuk masalah HR Bukhari yg sebelumnya saya sampaikan, saya tidak bermaksud memotongnya, tapi inti dari isi hadits tsb sebagaimana yang dikutip oleh bu suhana yg justru dari HR Bukhari tsb terbukti bahwa tidaklah haram untuk kita bertawassul kepada para nabi. Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yg mendengar adzan lalu menjawab dg doa : Wahai Allah Tuhan Pemilik Dakwah yg sempurna ini, dan shalat yg dijalankan ini, berilah Muhammad SAW menjadi perantara dan limpahkan anugerah, dan bangkitkan untuknya kedudukan yg terpuji sebagaimana yg telah kau janjikan padanya. Maka halal baginya syafaatku (Shahih Bukhari hadits no.589 dan hadits no.4442) Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS.5.35). Jelas, kata washilah di ayat tsb = jalan/cara untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT, artinya sepanjang kita dalam koridor taqwa dan taqorrub kpd Allah SWT, maka bertawasul adalah boleh. perbanyaklah bershalawat ke atas nabi, karena Allah dan malaikat pun bershalawat, (QS.Al Ahzab 56) maka patutlah kita ummatnya untuk mperbanyak shalawat kepadanya. ehm, sekali lagi mohon maaf kalau ada ketidaksepahaman untuk masalah ini. ayat lain yang memperbolehkan kita bertawassul ; Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. (QS. 3.194) bahkan, pengikut firaun pernah bertawassul kpd nabi Musa as untuk memohon kepada Allah SWT dihilangkan dari azab, dan hal tsb terkabul, teapi mereka kembali lagi ingkar, akhirnya mrk ditenggelamkan oleh Allah SWT di laut. Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) mereka pun berkata: Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu daripada kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israel pergi bersamamu. Maka setelah kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya.emudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah
Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
mas arihadi ( semoga Allah memberikan hidayah dan pemikiran yang lurus kepada semua makhlukNYA) memang betul anta ndak bermaksud memotongnya tapi tolong (sekali lagi) tolong lihat lagi syarah hadits tersebut, trus bagaimana pendapat2 mufassir salafussholih tentang hadits tersebut. tolong dilihat juga (sekali lagi tolong) dengan hati yang jernih dan hanya mengharapkan hidayah Allah, konteks hadits tersebut bagaimana, soalannya dalam hadits tersebut kondisi bertawasul kepada Nabi Adam a.s saat itu adalah nabi adam a.s dan seluruh manusia sudah dibangkitkan kembali atawa kalo kurang jelas semua makhluk sudah dibangkitkan kembali saat itu jadi bukan tawasul ketika nabi adam a.s belum dibangkitkan kembali. tolong dipahami hal itu pak. maaf kalo kurang berkenan, semoga Allah selalu menunjukan hidayah-NYA kepada kita semua dan melembutkan hati kita dalam menerima kebenaran walau itu bertentangan dengan hati nurani kita. - Original Message From: ARIHADI [EMAIL PROTECTED] To: media dakwah media-dakwah@yahoogroups.com; Aria Subekti [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, January 25, 2007 4:23:56 PM Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? pa aria subekti yang diberkahi Allah.. jawaban saya masih tetap sama. untuk masalah HR Bukhari yg sebelumnya saya sampaikan, saya tidak bermaksud memotongnya, tapi inti dari isi hadits tsb sebagaimana yang dikutip oleh bu suhana yg justru dari HR Bukhari tsb terbukti bahwa tidaklah haram untuk kita bertawassul kepada para nabi. Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yg mendengar adzan lalu menjawab dg doa : Wahai Allah Tuhan Pemilik Dakwah yg sempurna ini, dan shalat yg dijalankan ini, berilah Muhammad SAW menjadi perantara dan limpahkan anugerah, dan bangkitkan untuknya kedudukan yg terpuji sebagaimana yg telah kau janjikan padanya. Maka halal baginya syafaatku (Shahih Bukhari hadits no.589 dan hadits no.4442) Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS.5.35). Jelas, kata washilah di ayat tsb = jalan/cara untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT, artinya sepanjang kita dalam koridor taqwa dan taqorrub kpd Allah SWT, maka bertawasul adalah boleh. perbanyaklah bershalawat ke atas nabi, karena Allah dan malaikat pun bershalawat, (QS.Al Ahzab 56) maka patutlah kita ummatnya untuk mperbanyak shalawat kepadanya. ehm, sekali lagi mohon maaf kalau ada ketidaksepahaman untuk masalah ini. wallahu a'lam. wassalam - Original Message - From: Aria Subekti To: media dakwah Cc: ARIHADI Sent: Wednesday, January 24, 2007 1:49 PM Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? mas arihadi, (semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua) yang dikatakan sama bu hana sudah jelas, bahwa bertawasul kepada orang yang masih hidup boleh dan bertawasul kepada orang mati tidak boleh dan sudah dikasih dalil2nya. Nah sekarang pas hari kiamat yang anta ceritakan dengan mengutip hadits bukhori tersebut, hendaknya dikoreksi lagi. bagaimana isi lengkapnya hadits tersebut dan bagaimana pendapat mufassir yang tsiqoh terhadap hadits tersebut. karena memang sudah jelas hukumnya tawasul hanya bisa kepada orang2 sholeh yang masih hidup. kiranya tak perlu ana cantumkan lagi tentang dalil2nya karena ana pikir dari teman2 yang lain sudah jelas dan nyata. semoga Allah selalu membimbing kita meniti jalan yang lurus. mohon maaf jika kurang berkenan, - Original Message From: ARIHADI [EMAIL PROTECTED] co.id To: media-dakwah@ yahoogroups. com Sent: Thursday, January 25, 2007 8:59:44 AM Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? Bu hana, yang dicintai Allah maaf, saya berpendapat bertawassul kepada orang selain nabi adalah tidak diperbolehkan, tetapi bertawassul kepada nabi menurut hemat saya itu sah-sah saja, ada satu contoh hadits lain ; matahari akan mendekat ke kepala manusia di hari kiamat, ketika mereka dalam kondisi itu mereka beristighotsah kepada nabi Adam (HR. Bukhari) . apakah ini bukan sama saja bertawassul kepada nabi Adam ? bukankah nabi Adam sudah wafat ? para nabi sangat dekat dan sangat dicintai oleh Allah, mereka ma'sum sangat jaaauh dengan diri kita atau pun ulama/wali dsb maka wajar saja kita bertawassul kepada mrk. sekali lagi, bertawassul haruslah dibarengi dengan ber isti'anah kepada Allah, karena mutlak Allah penentu atas segala sesuatu. yang salah adalah bertawassul dengan orang2 yang dianggap sholeh/suci selain para nabi. wallahu a'lam. wassalam __ wa'alaikum salam wr.wb orang yg sudah meninggal tidak bisa mendatangkan manfaat bagi kita, siapapun itu. bahkan kita dalam sholat tahiyat akhir selalu mengucapkan sholawat dan salam serta keberkahan pada nabi Muhammad dan keluarganya spt keberkahan pada nabi Ibrahim. bertawasul kepada Rasulullah diajarkan pada saat Rasul masih
Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
wa'alaika salam silahkan aja, toh aku tidak memaksakan orang untuk mengikuti keyakinanku or kamu. tapi selama aku melihat ada yg aneh, maka aku akan katakan keanehan itu dengan dasar yg jelas or argumen yg jelas pula. urusan orang mau ikut kamu or aku, bukan urusanku. urusan kamu mau tetap dengan keyakinanmu, itupun bukan urusanku, tapi sebagai sesama muslim untuk saling menasehati sudah aku lakukan, selanjutnya silahkan lakukan apa yg mau kamu lakukan, karena tidak ada tanggung jawabku atas apa yg kamu lakukan. wassalam hana --- ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote: salaamun alaikum bimaa shobartum, salam kpd bu hana yang penyabar dan yang dicintai Allah.. jawaban saya masih tetap sama. untuk masalah HR Bukhari yg sebelumnya saya sampaikan, saya tidak bermaksud memotongnya, tapi inti dari isi hadits tsb sebagaimana yang dikutip oleh bu suhana yg justru dari HR Bukhari tsb terbukti bahwa tidaklah haram untuk kita bertawassul kepada para nabi. Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yg mendengar adzan lalu menjawab dg doa : Wahai Allah Tuhan Pemilik Dakwah yg sempurna ini, dan shalat yg dijalankan ini, berilah Muhammad SAW menjadi perantara dan limpahkan anugerah, dan bangkitkan untuknya kedudukan yg terpuji sebagaimana yg telah kau janjikan padanya. Maka halal baginya syafaatku (Shahih Bukhari hadits no.589 dan hadits no.4442) Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS.5.35). Jelas, kata washilah di ayat tsb = jalan/cara untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT, artinya sepanjang kita dalam koridor taqwa dan taqorrub kpd Allah SWT, maka bertawasul adalah boleh. perbanyaklah bershalawat ke atas nabi, karena Allah dan malaikat pun bershalawat, (QS.Al Ahzab 56) maka patutlah kita ummatnya untuk mperbanyak shalawat kepadanya. ehm, sekali lagi mohon maaf kalau ada ketidaksepahaman untuk masalah ini. ayat lain yang memperbolehkan kita bertawassul ; Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. (QS. 3.194) bahkan, pengikut firaun pernah bertawassul kpd nabi Musa as untuk memohon kepada Allah SWT dihilangkan dari azab, dan hal tsb terkabul, teapi mereka kembali lagi ingkar, akhirnya mrk ditenggelamkan oleh Allah SWT di laut. Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) mereka pun berkata: Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu daripada kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israel pergi bersamamu. Maka setelah kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya.emudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu. (QS.7 :134-136) sekali lagi mohon maaf atas ketidaksepahaman ini. wallahu a'lam bishowab. wassalam - Original Message - From: suhana032003 To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 24, 2007 10:45 AM Subject: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? bisa lanjutkan terusan riwayat dari hadist itu? itulah kebiasan guru2 thoriqoh or tasawuf, yg sukanya memotong hadist untuk memuluskan ajaran menyimpangnya dan mengajarkan pada murid2nya yg langsung mengamininya. hadist yg kamu potong itu, menceritakan ttg kejadian nanti di hari kiamat, orang berbondong2 minta di doakan oleh para nabi agar mendapat pengampunan dari Allah. dan saat itu kondisi manusia adalah dibangkitkan kembali (berarti dalam keadaan hidup kan..?)saat itu manusia bangkit (hidup) termasuk para nabi dan Rasul. Kemudian manusia berbondong2 minta agar nabi adam mendoakan mereka agar dapat pengampunan dari Allah, tapi nabi adam tidak bisa mendoakan mereka dan meminta mereka untuk pergi kepada nabi nuh, begitupun selanjutnya nabi nuh tidak bisa memintakan pengampunan untuk manusia pada Allah dan meminta mereka untuk pergi kepada nabi musa, ibrahim, isa, hingga akhirnya mereka pergi meminta pada Rasulullah nabi Muhammad saw. untuk dimintakan ampun kepada Allah. kemudian Nabi Muhammad berdoa dan sujud pada Allah dengan sujud yg lama, hingga Allah memintanya untuk bangkit dan berjanji mengabulkan semua permohonan Nabi Muhammad. dan ini yg kita kenal dengan syafaat Nabi Muhammad yg akan digunakannya nanti di hari kiamat untuk membantu
Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
bu hana yang baik hati, dan yg slalu dilindungi Allah terima kasih telah berdiskusi dan saling menasihati dg saya yg bodoh ini, mudah2n kita bisa berdiskusi utk mslah yg lain, dan semoga ukhuwah kita slalu trjaga, amien. terakhir dari saya ; Hadits ke 1583, Bulughul Maram, Ibn Hajar Asqalani; Dari ibn Mas'ud ra, ia berkata, nabi bersabda ; orang yg paling dekat kepadaku di hari kiamat nanti adalah yg paling bnyak bershalawat atasku, dikeluarkan oleh at Tirmidzi disahkan oleh ibn Hibban. mohon maaf kalau ada kesalahan. jazakallah salam - Original Message - From: suhana hana [EMAIL PROTECTED] To: ARIHADI [EMAIL PROTECTED]; media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 25, 2007 8:54 AM Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? wa'alaika salam silahkan aja, toh aku tidak memaksakan orang untuk mengikuti keyakinanku or kamu. tapi selama aku melihat ada yg aneh, maka aku akan katakan keanehan itu dengan dasar yg jelas or argumen yg jelas pula. urusan orang mau ikut kamu or aku, bukan urusanku. urusan kamu mau tetap dengan keyakinanmu, itupun bukan urusanku, tapi sebagai sesama muslim untuk saling menasehati sudah aku lakukan, selanjutnya silahkan lakukan apa yg mau kamu lakukan, karena tidak ada tanggung jawabku atas apa yg kamu lakukan. wassalam hana --- ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote: salaamun alaikum bimaa shobartum, salam kpd bu hana yang penyabar dan yang dicintai Allah.. jawaban saya masih tetap sama. untuk masalah HR Bukhari yg sebelumnya saya sampaikan, saya tidak bermaksud memotongnya, tapi inti dari isi hadits tsb sebagaimana yang dikutip oleh bu suhana yg justru dari HR Bukhari tsb terbukti bahwa tidaklah haram untuk kita bertawassul kepada para nabi. Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yg mendengar adzan lalu menjawab dg doa : Wahai Allah Tuhan Pemilik Dakwah yg sempurna ini, dan shalat yg dijalankan ini, berilah Muhammad SAW menjadi perantara dan limpahkan anugerah, dan bangkitkan untuknya kedudukan yg terpuji sebagaimana yg telah kau janjikan padanya. Maka halal baginya syafaatku (Shahih Bukhari hadits no.589 dan hadits no.4442) Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS.5.35). Jelas, kata washilah di ayat tsb = jalan/cara untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT, artinya sepanjang kita dalam koridor taqwa dan taqorrub kpd Allah SWT, maka bertawasul adalah boleh. perbanyaklah bershalawat ke atas nabi, karena Allah dan malaikat pun bershalawat, (QS.Al Ahzab 56) maka patutlah kita ummatnya untuk mperbanyak shalawat kepadanya. ehm, sekali lagi mohon maaf kalau ada ketidaksepahaman untuk masalah ini. ayat lain yang memperbolehkan kita bertawassul ; Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. (QS. 3.194) bahkan, pengikut firaun pernah bertawassul kpd nabi Musa as untuk memohon kepada Allah SWT dihilangkan dari azab, dan hal tsb terkabul, teapi mereka kembali lagi ingkar, akhirnya mrk ditenggelamkan oleh Allah SWT di laut. Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) mereka pun berkata: Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu daripada kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israel pergi bersamamu. Maka setelah kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya.emudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu. (QS.7 :134-136) sekali lagi mohon maaf atas ketidaksepahaman ini. wallahu a'lam bishowab. wassalam - Original Message - From: suhana032003 To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 24, 2007 10:45 AM Subject: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? bisa lanjutkan terusan riwayat dari hadist itu? itulah kebiasan guru2 thoriqoh or tasawuf, yg sukanya memotong hadist untuk memuluskan ajaran menyimpangnya dan mengajarkan pada murid2nya yg langsung mengamininya. hadist yg kamu potong itu, menceritakan ttg kejadian nanti di hari kiamat, orang berbondong2 minta di doakan oleh para nabi agar mendapat pengampunan dari Allah. dan saat itu kondisi manusia adalah dibangkitkan kembali (berarti
[media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
Insya Allah..amin ya Rabb... perlu dijelaskan hadist yg pak arihadi copy dibawah itu untuk melakukan shalawat itu benar. tapi hadist itu tidak ada sangkut pautnya dengan tawasul. karena beda antara shalawat dan tawasul. shalawat mengucapkan salam dan mendoakan, dari orang yg masih hidup kepada Rasulullah yg sudah meninggal. Tapi tawasul adalah perantara dalam doa untuk kabulnya permohonan. salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote: bu hana yang baik hati, dan yg slalu dilindungi Allah terima kasih telah berdiskusi dan saling menasihati dg saya yg bodoh ini, mudah2n kita bisa berdiskusi utk mslah yg lain, dan semoga ukhuwah kita slalu trjaga, amien. terakhir dari saya ; Hadits ke 1583, Bulughul Maram, Ibn Hajar Asqalani; Dari ibn Mas'ud ra, ia berkata, nabi bersabda ; orang yg paling dekat kepadaku di hari kiamat nanti adalah yg paling bnyak bershalawat atasku, dikeluarkan oleh at Tirmidzi disahkan oleh ibn Hibban. mohon maaf kalau ada kesalahan. jazakallah salam - Original Message - From: suhana hana [EMAIL PROTECTED] To: ARIHADI [EMAIL PROTECTED]; media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 25, 2007 8:54 AM Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? wa'alaika salam silahkan aja, toh aku tidak memaksakan orang untuk mengikuti keyakinanku or kamu. tapi selama aku melihat ada yg aneh, maka aku akan katakan keanehan itu dengan dasar yg jelas or argumen yg jelas pula. urusan orang mau ikut kamu or aku, bukan urusanku. urusan kamu mau tetap dengan keyakinanmu, itupun bukan urusanku, tapi sebagai sesama muslim untuk saling menasehati sudah aku lakukan, selanjutnya silahkan lakukan apa yg mau kamu lakukan, karena tidak ada tanggung jawabku atas apa yg kamu lakukan. wassalam hana --- ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote: salaamun alaikum bimaa shobartum, salam kpd bu hana yang penyabar dan yang dicintai Allah.. jawaban saya masih tetap sama. untuk masalah HR Bukhari yg sebelumnya saya sampaikan, saya tidak bermaksud memotongnya, tapi inti dari isi hadits tsb sebagaimana yang dikutip oleh bu suhana yg justru dari HR Bukhari tsb terbukti bahwa tidaklah haram untuk kita bertawassul kepada para nabi. Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yg mendengar adzan lalu menjawab dg doa : Wahai Allah Tuhan Pemilik Dakwah yg sempurna ini, dan shalat yg dijalankan ini, berilah Muhammad SAW menjadi perantara dan limpahkan anugerah, dan bangkitkan untuknya kedudukan yg terpuji sebagaimana yg telah kau janjikan padanya. Maka halal baginya syafaatku (Shahih Bukhari hadits no.589 dan hadits no.4442) Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS.5.35). Jelas, kata washilah di ayat tsb = jalan/cara untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT, artinya sepanjang kita dalam koridor taqwa dan taqorrub kpd Allah SWT, maka bertawasul adalah boleh. perbanyaklah bershalawat ke atas nabi, karena Allah dan malaikat pun bershalawat, (QS.Al Ahzab 56) maka patutlah kita ummatnya untuk mperbanyak shalawat kepadanya. ehm, sekali lagi mohon maaf kalau ada ketidaksepahaman untuk masalah ini. ayat lain yang memperbolehkan kita bertawassul ; Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. (QS. 3.194) bahkan, pengikut firaun pernah bertawassul kpd nabi Musa as untuk memohon kepada Allah SWT dihilangkan dari azab, dan hal tsb terkabul, teapi mereka kembali lagi ingkar, akhirnya mrk ditenggelamkan oleh Allah SWT di laut. Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) mereka pun berkata: Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu daripada kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israel pergi bersamamu. Maka setelah kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya.emudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu. (QS.7 :134-136) sekali lagi mohon maaf atas ketidaksepahaman ini. wallahu a'lam bishowab. wassalam - Original Message - From: suhana032003 To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent
[media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
dengan keyakinan tetap kepada Allah semata. yang celakanya sekarang, kaum muslimin cenderung bertawassul dengan siapa saja yang mereka anggap suci dan menjurus ke musyrik, padahal Allah memerintahkan untuk meminta pertolongan kepada Allah, Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat (QS.Al Baqarah.45). sementara untuk puji-pujian kepada Rasulullah SAW, menurut hemat saya sah-sah saja. Allah saja memuji keagungan Rasulullah SAW (QS al Qalam.4). hanya saja pujian ini jangan kelewatan, karena hanya Allah saja yang boleh dipuji dengan pujian yang mutlak agung. mohon maaf kalau ada kesalahan. wassalam - Original Message - From: suhana032003 To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Monday, January 22, 2007 1:41 PM Subject: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? oh iya tambahan..bisa tunjukan dalil bahwa orang2 yg anda sebut itu adalah benar kekasih Allah?? tolong tanyakan ke guru anda, mana dalil yg mengatakan bahwa yg anda sebutkan itu adalah kekasih Allah. karena setahuku yg diakui sebagai kekasih Allah hanya ada 2 yaitu Rasulullah Muhammad saw. dan Nabi Allah Ibrahim as. jadi kesimpulannya, malaikat, para sahabat nabi, apalagi para syech dan guru anda rasanya Allah tidak pernah mengakui sebagai kekasihNya. tapi malaikat dan para sahabat Nabi Muhammad adalah jaminan syurgaNya. tapi para syech dan guru anda tidak ada jaminan masuk syurga, apalagi mengaku2 menjadi kekasihnya Allah. salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Partono partono@ wrote: saya setuju dengan bp sohadji, bahwa hal tersebut sudah memasyarakat sekali, bahkan ditempat saya mengaji, dalam berdoa pasti hadirot terlebih dahulu kepada Rosul, malaikat, para sahabat nabi, para Syeh dan guru kami, sebagai perantara,kemudian dilanjutkan dengan doa. Menurut guru sy, memang berdoalah, mintalah langsung kepada Allah yang Maha Kaya apa yang kita minta, tapi dengan perantaraan yang saya sebut diatas, karena orang 2 tersebut adalah kekasih Allah sehingga Insya Allah Doa kita cepat didengar dan dikabulkan. Wassalam -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of sonhadji Sent: 22 Januari 2007 10:15 To: A Nizami; media dakwah; daarut-tauhiid@yahoogroups.com Subject: Re: [media-dakwah] Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? Trima kasih UstNizami atas pencerahan ini. Namun kiranya perlu dilanjutkan pencerahan, sejarahnya sampai do'a yg sangat terkenal Yaa Robibbi bil mustofa ... ini memmasyarakat demikian luas. bahkan jaman sy kecil dkampung di surau-masjid menjadi lahu wajib untuk menunggu imam datang(Iqomat). wassalam sonhadji A Nizami [EMAIL PROTECTED] mailto:nizaminz%40yahoo.com com wrote: Assalamu'alaikum wr wb, Di berbagai pengajian sering didendangkan do'a, Yaa robbi bil musthofaa balligh maqoosidana waghfir lana ma maadlo... Artinya adalah: Ya Tuhanku dengan perantaraan Musthofa (Nabi Muhammad) sampaikanlah maksud kami dan ampunilah dosa-dosa kami yang lalu... Doa tersebut tidak ada di Al Qur'an mau pun hadits. Para ulama besar seperti Imam Syafi'ie, Imam Maliki, dsb juga tidak pernah mengajarkan do'a seperti itu. Lalu apakah karena itu doa tersebut tidak boleh ? Tentu tidak. Doa bisa dilakukan dengan bahasa apa saja serta kata-kata kita sendiri. Tapi tetap ada aturannya misalnya tidak boleh berdo'a kepada selain Allah dan juga tidak boleh berdo'a yang bertentangan dengan syariat seperti meminta agar orang-orang kafir yang telah meninggal diampuni dan dimasukkan ke sorga atau meminta agar orang yang tidak berdosa ditimpa kecelakaan. Yang jadi masalah adalah do'a tersebut tidak meminta langsung kepada Allah. Tapi memakai perantaraan Nabi. Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah berhala: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. [Az Zumar:3] Karena memakai perantaraan itulah mereka disebut musyrik. Itu juga seperti kelakuan orang-orang Nasrani yang memakai perantaraan Yesus untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Allah. Padahal di dalam Al Qur'an dan Hadits, Allah dan Nabi mengajarkan untuk meminta langsung kepada Allah. Ud'uuni astajib lakum. Mintalah padaKu niscaya Kukabulkan, kata Allah
RE: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
Kalau sahabat minta Nabi mendo'akan, itu ada haditsnya. Tapi Nabi juga berdo'a langsung kepada Allah misalnya: Robbana aatina (Ya Allah berikanlah kami), Robbighfir li (Ya Allah ampunilah aku). Nabi tidak pernah berdoa dengan menyebut nama selain Allah seperti Ya robbi bil musthofa (Ya Allah dengan perantaraan Musthofa/Muhammad). Coba minta guru yang mengajarkan do'a Ya robbi bil musthofa dalilnya dari Al Qur'an surat berapa atau hadits riwayat mana, pasti dia tidak bisa menjawab sebab dia hanya ikut-ikutan/taqlid saja. Yang namanya sunnah Nabi itu terangkum dalam kitab hadits yang sahih. Hadits yang dloif/palsu atau pun hadits Israiliyat (yang dibuat oleh kaum Yahudi untuk menyesatkan ummat Islam) bukanlah sunnah Nabi. Dan akhlaq Nabi itu adalah Al Qur'an. Artinya tidak mungkin Nabi melanggar Al Qur'an. Jadi hadits yang sahih dari segi perawi, tapi kalau dari isi/matan bertentangan dengan Al Qur'an tidak bisa dipakai. Dalam surat Al Fatihah setiap hari kita berucap: Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin. Hanya kepada Kamu kami menyembah dan hanya kepada Kamu kami meminta. Nah jika kita meminta kepada selain Allah atau menyebut nama lain di sisinya seperti Ya Robbi bil Musthofa berarti kita sudah musyrik atau ingkar ayat di atas. Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah berhala: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. [Az Zumar:3] Do'a itu adalah inti ibadah (hadits). Jadi haram kita berdo'a dgn menyebut nama selain Allah. 22. Al Hajj Yad'uu min duunillah 12. Ia berdo'a kepada selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya. Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. 10. Yunus Wa laa tad'u min duunillah... 106. Dan janganlah kamu berdoa kepada apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim. 26. Asy Syu'araa' Fa la tad'u ma'allahu ilaahan aakhoro 213. Maka janganlah kamu berdo'a kepada (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di'azab. Nah ayat di atas melarang kita berdo'a kepada yang lain bersama-sama dengan Allah. Jika kita melakukannya, berarti kita kafir kepada Al Qur'an. Tidak pernah Nabi berdo'a sambil menyanyi seperti Ya robbi bil musthofa. Do'a adalah inti ibadah. Yang biasanya beribadah dengan bernyanyi adalah ummat Nasrani. Kalau kita meniru mereka, maka kita bisa masuk dalam kelompok mereka. Sungguh kalian akan mengikuti jejak orang-orang yang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sampai sekalipun mereka memasuki lubang biawak, kalian tetap mengikutinya. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah mereka itu orang Yahudi dan Nasrani? Beliau menjawab: Siapa lagi (kalau bukan mereka)? (HR Bukhari dan Muslim) Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk mereka (HR Ahmad dan Abu Dawud) Meski kita menghormati Nabi Muhammad, namun hendaknya kita menghormatinya selaku Nabi, selaku manusia. Bukan membuatnya sebagai sekutu Allah. Sesatnya kaum Yahudi dan Nasrani karena mereka memuja Nabinya berlebihan. 9. At Taubah 30. Orang-orang Yahudi berkata: Uzair itu putera Allah dan orang-orang Nasrani berkata: Al Masih itu putera Allah. Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? Berdo'alah langsung kepada Allah: 40. Al Mu'min 60. Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. Jika merasa kotor, bertobatlah. Berdo'alah dengan memakai lafazh yang diajarkan Allah dan rasulnya di dalam Al Qur'an dan Hadits seperti: Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qina 'aadzaban naar. Wassalam --- Partono [EMAIL PROTECTED] wrote: tapi, bukankah berwasilah itu adalah salah satu sunah rosul pak ustad ? -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of yusuf rinaldy Sent: 22 Januari 2007 16:32 To: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? saya jadi ingin bertanya, apakah sesuatu yang sudah memasyarakat itu sudah pasti benar? tentu nggak kan. jadi nggak bisa kita
RE: [padhang-mbulan] RE: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
Dalam bertawasul/berwasilah do'anya juga langsung ditujukan kepada Allah pak Ustad, spt Robbana aatina dst, tapi dalam awal doanya didahului dengan tawasulan dengan menyebutkan Rasul, Nabi, malaikat, syeh, dan guru2 dengan dikirimkan surat Alfatehah kepada mereka.Mereka yang tawasulan mengharapkan kehadiran Ruhul kumal mereka yang telah tiada dan mereka yang tawasulan tersebut meyakini bahwa mereka yg telah meninggal dunia, ruhulnya masih ada dibumi yang siap membantu atas izin Allah atas doa doa yang dipanjatkan seseorang. Saya pernah menanyakan hal tersebut, dan salah satu santri ( teman dekat saya ) tsb menjawab bahwa berwasilah adalah salah satu sunah.Allah memang sungguh maha Kuasa atas segala-galanya yang tidak ada yang membandingi ataupun menyaingi, tetapi kenapa Allah menciptakan para malaikat dengan diberikan tugasnya masing-masing, kenapa tidak Allah saja yang terus menerus menurunkan wahyu kepada Rosul dan Nabi waktu itu, tapi melalui melalui jibril, Kenapa tidak Allah saja yang langsung menurunkan Rezeki, tapi melalui Mikail, Kenapa tidak Allah saja yang meniup sangkakala dan mencabut nyawa setiap yg bernyawa tapi melalui malaikat Isrofil dan Izroil. Justru dengan berwasilah, kita dalam berdoa semoga dilindungi para ruhul tersebut atas izin Allah sehingga doanya bukan dikabulkan oleh Jin dan Syetan yang mempunyai rencana setelah itu dengan mengabulkan doa seseorang.dan Allah memberikan pertolongan kepada manusia melalui para malaikat Ruhul rosul, nabi,Syeh dan guru yang ruhulnya masih mengelilingi bumi hingga kiamat nanti.Katanya, dan saat ini saya menyakininya, karena saya pernah membaca terjemahan Algur'an, tapi saya tidak ingat surat dan ayatnya yang berbunyi : Berwasilahlah kamu bla--bla--bla Mohon maaf bila ada kata tidak berkenan Mohon pencerahannya pak ustad. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami Sent: 24 Januari 2007 8:30 To: media dakwah; sabili; padhang-mbulan; Saksi Subject: [padhang-mbulan] RE: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? Kalau sahabat minta Nabi mendo'akan, itu ada haditsnya. Tapi Nabi juga berdo'a langsung kepada Allah misalnya: Robbana aatina (Ya Allah berikanlah kami), Robbighfir li (Ya Allah ampunilah aku). Nabi tidak pernah berdoa dengan menyebut nama selain Allah seperti Ya robbi bil musthofa (Ya Allah dengan perantaraan Musthofa/Muhammad). Coba minta guru yang mengajarkan do'a Ya robbi bil musthofa dalilnya dari Al Qur'an surat berapa atau hadits riwayat mana, pasti dia tidak bisa menjawab sebab dia hanya ikut-ikutan/taqlid saja. Yang namanya sunnah Nabi itu terangkum dalam kitab hadits yang sahih. Hadits yang dloif/palsu atau pun hadits Israiliyat (yang dibuat oleh kaum Yahudi untuk menyesatkan ummat Islam) bukanlah sunnah Nabi. Dan akhlaq Nabi itu adalah Al Qur'an. Artinya tidak mungkin Nabi melanggar Al Qur'an. Jadi hadits yang sahih dari segi perawi, tapi kalau dari isi/matan bertentangan dengan Al Qur'an tidak bisa dipakai. Dalam surat Al Fatihah setiap hari kita berucap: Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin. Hanya kepada Kamu kami menyembah dan hanya kepada Kamu kami meminta. Nah jika kita meminta kepada selain Allah atau menyebut nama lain di sisinya seperti Ya Robbi bil Musthofa berarti kita sudah musyrik atau ingkar ayat di atas. Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah berhala: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. [Az Zumar:3] Do'a itu adalah inti ibadah (hadits). Jadi haram kita berdo'a dgn menyebut nama selain Allah. 22. Al Hajj Yad'uu min duunillah 12. Ia berdo'a kepada selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya. Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. 10. Yunus Wa laa tad'u min duunillah... 106. Dan janganlah kamu berdoa kepada apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim. 26. Asy Syu'araa' Fa la tad'u ma'allahu ilaahan aakhoro 213. Maka janganlah kamu berdo'a kepada (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di'azab. Nah ayat di atas melarang kita berdo'a kepada yang lain bersama-sama dengan Allah. Jika kita melakukannya, berarti kita kafir kepada Al Qur'an. Tidak pernah Nabi berdo'a sambil menyanyi seperti Ya robbi bil musthofa. Do'a adalah inti ibadah. Yang biasanya beribadah dengan
Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
Bu hana, yang dicintai Allah maaf, saya berpendapat bertawassul kepada orang selain nabi adalah tidak diperbolehkan, tetapi bertawassul kepada nabi menurut hemat saya itu sah-sah saja, ada satu contoh hadits lain ; matahari akan mendekat ke kepala manusia di hari kiamat, ketika mereka dalam kondisi itu mereka beristighotsah kepada nabi Adam (HR. Bukhari) . apakah ini bukan sama saja bertawassul kepada nabi Adam ? bukankah nabi Adam sudah wafat ? para nabi sangat dekat dan sangat dicintai oleh Allah, mereka ma'sum sangat jaaauh dengan diri kita atau pun ulama/wali dsb maka wajar saja kita bertawassul kepada mrk. sekali lagi, bertawassul haruslah dibarengi dengan ber isti'anah kepada Allah, karena mutlak Allah penentu atas segala sesuatu. yang salah adalah bertawassul dengan orang2 yang dianggap sholeh/suci selain para nabi. wallahu a'lam. wassalam __ wa'alaikum salam wr.wb orang yg sudah meninggal tidak bisa mendatangkan manfaat bagi kita, siapapun itu. bahkan kita dalam sholat tahiyat akhir selalu mengucapkan sholawat dan salam serta keberkahan pada nabi Muhammad dan keluarganya spt keberkahan pada nabi Ibrahim. bertawasul kepada Rasulullah diajarkan pada saat Rasul masih hidup dan kapasitas Rasul saat itu, adalah sebagai seorang Rasul yg saat ini masuk dalam kategori orang sholeh, dimana doanya lebih didengar oleh Allah. dan Rasulpun pernah minta di doakan oleh Umar, karena kapasitas Umarpun salah satu orang yg dijamin syurga oleh Allah. tawasul dengan orang2 sholeh itu dianjurkan, dengan syarat orang itu masih hidup. spt dianjurkannya kita bertawasul pada amal2 kebaikan kita, tapi pada saat Rasul dan sahabat sudah meninggal tidak pernah diceritakan mereka bertawasul pada RAsul yg sudah meninggal. Andai..bertawasul atau menyebut2 nama para nabi yg sudah meninggal itu baik, maka Rasul akan mengajarkan kita untuk mengambil manfaat dan tawasul pada nabi2 sebelum dirinya diutus. kalau kata guru ngajiku..hanya orang gila aja, yg memanggil2 dan menyebut2 nama orang yg sudah meninggal untuk dimintakan doanya. karena yg meninggal itu butuh doa kita, dan bukan kita yg butuh doa mereka. jadi..silahkan cari di al-qur'an dan hadist apakah ada diajarkan berdoa dengan menyebut2 kebaikan or manfaat para nabi dan orang2 sholeh yg sudah meninggal??? agama itu dengan iman dan ilmu, tidak hanya dengan akal dan perasaan baik aja. contoh menjalankan agama dengan perasaan baik aja, spt kebiasaan keraton yogya yg mengarak kyai selamet (kerbau putih) dalam menyambut malam 1 syuro, merasa ada manfaat pada seekor kerbau yg dianggap keramat, hingga kotorannya pun disimpan jadi jimat. ini contoh orang menjalankan agama hanya dengan perasaan dan akhirnya yg timbul adalah kebodohan2. contoh menjalankan agama dengan akal aja, spt orang2 JIL yg menganggap bahwa al-qur'an itu ketinggalan jaman, karena teks al-qur'an saat itu hanya ditujukan untuk orang jahiliyah saat itu dan tidak berlaku untuk zaman sekarang. dan perlu ada perbaikan2. akhirnya menjalankan agama hanya dengan akal saja, maka yg timbul adalah kesombongan dan keingkaran2, serta merasa diri lebih pantas mengkoreksi wahyu Allah. ibadah itu ada petunjuknya yaitu al-qur'an dan hadist rasulullah, jika ibadah hanya dengan perasaan saja itu maka yg timbul adalah kebodohan2 dan keanehan2. ibadah dengan akal saja maka yg timbul adalah kesombongan dan keingkaran. salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum wr.wb. perkenankan saya ikut nimbrung. tawassul dalam pandangan saya adalah memohon datangnya manfaat dari Allah dengan cara menyebut para nabi dengan sebelumnya meyakini bahwa yang mendatangkan manfaat hanyalah mutlak dari Allah semata. sebagai contoh, Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada seorang yang buta untuk bertawassul kepadanya. lalu orang buta tsb melakukannya di belakang Rasulullah, maka Allah mengembalikan kebutaannya (HR. At Thabarani). namun demikian, tawassul kepada para nabi harus dengan keyakinan tetap kepada Allah semata. yang celakanya sekarang, kaum muslimin cenderung bertawassul dengan siapa saja yang mereka anggap suci dan menjurus ke musyrik, padahal Allah memerintahkan untuk meminta pertolongan kepada Allah, Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat (QS.Al Baqarah.45). sementara untuk puji-pujian kepada Rasulullah SAW, menurut hemat saya sah-sah saja. Allah saja memuji keagungan Rasulullah SAW (QS al Qalam.4). hanya saja pujian ini jangan kelewatan, karena hanya Allah saja yang boleh dipuji dengan pujian yang mutlak agung. mohon maaf kalau ada kesalahan. wassalam - Original Message - From: suhana032003 To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Monday, January 22, 2007 1:41 PM Subject: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa
Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
mas arihadi, (semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua) yang dikatakan sama bu hana sudah jelas, bahwa bertawasul kepada orang yang masih hidup boleh dan bertawasul kepada orang mati tidak boleh dan sudah dikasih dalil2nya. Nah sekarang pas hari kiamat yang anta ceritakan dengan mengutip hadits bukhori tersebut, hendaknya dikoreksi lagi. bagaimana isi lengkapnya hadits tersebut dan bagaimana pendapat mufassir yang tsiqoh terhadap hadits tersebut. karena memang sudah jelas hukumnya tawasul hanya bisa kepada orang2 sholeh yang masih hidup. kiranya tak perlu ana cantumkan lagi tentang dalil2nya karena ana pikir dari teman2 yang lain sudah jelas dan nyata. semoga Allah selalu membimbing kita meniti jalan yang lurus. mohon maaf jika kurang berkenan, - Original Message From: ARIHADI [EMAIL PROTECTED] To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 25, 2007 8:59:44 AM Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? Bu hana, yang dicintai Allah maaf, saya berpendapat bertawassul kepada orang selain nabi adalah tidak diperbolehkan, tetapi bertawassul kepada nabi menurut hemat saya itu sah-sah saja, ada satu contoh hadits lain ; matahari akan mendekat ke kepala manusia di hari kiamat, ketika mereka dalam kondisi itu mereka beristighotsah kepada nabi Adam (HR. Bukhari) . apakah ini bukan sama saja bertawassul kepada nabi Adam ? bukankah nabi Adam sudah wafat ? para nabi sangat dekat dan sangat dicintai oleh Allah, mereka ma'sum sangat jaaauh dengan diri kita atau pun ulama/wali dsb maka wajar saja kita bertawassul kepada mrk. sekali lagi, bertawassul haruslah dibarengi dengan ber isti'anah kepada Allah, karena mutlak Allah penentu atas segala sesuatu. yang salah adalah bertawassul dengan orang2 yang dianggap sholeh/suci selain para nabi. wallahu a'lam. wassalam __ wa'alaikum salam wr.wb orang yg sudah meninggal tidak bisa mendatangkan manfaat bagi kita, siapapun itu. bahkan kita dalam sholat tahiyat akhir selalu mengucapkan sholawat dan salam serta keberkahan pada nabi Muhammad dan keluarganya spt keberkahan pada nabi Ibrahim. bertawasul kepada Rasulullah diajarkan pada saat Rasul masih hidup dan kapasitas Rasul saat itu, adalah sebagai seorang Rasul yg saat ini masuk dalam kategori orang sholeh, dimana doanya lebih didengar oleh Allah. dan Rasulpun pernah minta di doakan oleh Umar, karena kapasitas Umarpun salah satu orang yg dijamin syurga oleh Allah. tawasul dengan orang2 sholeh itu dianjurkan, dengan syarat orang itu masih hidup. spt dianjurkannya kita bertawasul pada amal2 kebaikan kita, tapi pada saat Rasul dan sahabat sudah meninggal tidak pernah diceritakan mereka bertawasul pada RAsul yg sudah meninggal. Andai..bertawasul atau menyebut2 nama para nabi yg sudah meninggal itu baik, maka Rasul akan mengajarkan kita untuk mengambil manfaat dan tawasul pada nabi2 sebelum dirinya diutus. kalau kata guru ngajiku..hanya orang gila aja, yg memanggil2 dan menyebut2 nama orang yg sudah meninggal untuk dimintakan doanya. karena yg meninggal itu butuh doa kita, dan bukan kita yg butuh doa mereka. jadi..silahkan cari di al-qur'an dan hadist apakah ada diajarkan berdoa dengan menyebut2 kebaikan or manfaat para nabi dan orang2 sholeh yg sudah meninggal??? agama itu dengan iman dan ilmu, tidak hanya dengan akal dan perasaan baik aja. contoh menjalankan agama dengan perasaan baik aja, spt kebiasaan keraton yogya yg mengarak kyai selamet (kerbau putih) dalam menyambut malam 1 syuro, merasa ada manfaat pada seekor kerbau yg dianggap keramat, hingga kotorannya pun disimpan jadi jimat. ini contoh orang menjalankan agama hanya dengan perasaan dan akhirnya yg timbul adalah kebodohan2. contoh menjalankan agama dengan akal aja, spt orang2 JIL yg menganggap bahwa al-qur'an itu ketinggalan jaman, karena teks al-qur'an saat itu hanya ditujukan untuk orang jahiliyah saat itu dan tidak berlaku untuk zaman sekarang. dan perlu ada perbaikan2. akhirnya menjalankan agama hanya dengan akal saja, maka yg timbul adalah kesombongan dan keingkaran2, serta merasa diri lebih pantas mengkoreksi wahyu Allah. ibadah itu ada petunjuknya yaitu al-qur'an dan hadist rasulullah, jika ibadah hanya dengan perasaan saja itu maka yg timbul adalah kebodohan2 dan keanehan2. ibadah dengan akal saja maka yg timbul adalah kesombongan dan keingkaran. salam hana --- In media-dakwah@ yahoogroups. com, ARIHADI [EMAIL PROTECTED] . wrote: Assalamualaikum wr.wb. perkenankan saya ikut nimbrung. tawassul dalam pandangan saya adalah memohon datangnya manfaat dari Allah dengan cara menyebut para nabi dengan sebelumnya meyakini bahwa yang mendatangkan manfaat hanyalah mutlak dari Allah semata. sebagai contoh, Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada seorang yang buta untuk bertawassul kepadanya. lalu orang buta tsb melakukannya di belakang Rasulullah, maka Allah mengembalikan kebutaannya (HR. At Thabarani). namun demikian, tawassul kepada para nabi harus dengan
Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
saya jadi ingin bertanya, apakah sesuatu yang sudah memasyarakat itu sudah pasti benar? tentu nggak kan. jadi nggak bisa kita mengatakan sesuatu itu benar hanya karena sudah memasyarakat dan sudah lazim dikerjakan banyak orang. terutama di Indonesia ini yang hampir-hampir sudah tidak bisa dibedakan lagi maka budaya dan mana tuntunan. itulah sebabnya pencerahan semacam ini penting dilakukan, agar kita bisa membedakan mana yang benar-benar ajaran Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi wassalam dan mana yang hanya sekedar kebiasaan saja.. suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote: oh iya tambahan..bisa tunjukan dalil bahwa orang2 yg anda sebut itu adalah benar kekasih Allah?? tolong tanyakan ke guru anda, mana dalil yg mengatakan bahwa yg anda sebutkan itu adalah kekasih Allah. karena setahuku yg diakui sebagai kekasih Allah hanya ada 2 yaitu Rasulullah Muhammad saw. dan Nabi Allah Ibrahim as. jadi kesimpulannya, malaikat, para sahabat nabi, apalagi para syech dan guru anda rasanya Allah tidak pernah mengakui sebagai kekasihNya. tapi malaikat dan para sahabat Nabi Muhammad adalah jaminan syurgaNya. tapi para syech dan guru anda tidak ada jaminan masuk syurga, apalagi mengaku2 menjadi kekasihnya Allah. salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Partono [EMAIL PROTECTED] wrote: saya setuju dengan bp sohadji, bahwa hal tersebut sudah memasyarakat sekali, bahkan ditempat saya mengaji, dalam berdoa pasti hadirot terlebih dahulu kepada Rosul, malaikat, para sahabat nabi, para Syeh dan guru kami, sebagai perantara,kemudian dilanjutkan dengan doa. Menurut guru sy, memang berdoalah, mintalah langsung kepada Allah yang Maha Kaya apa yang kita minta, tapi dengan perantaraan yang saya sebut diatas, karena orang 2 tersebut adalah kekasih Allah sehingga Insya Allah Doa kita cepat didengar dan dikabulkan. Wassalam -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of sonhadji Sent: 22 Januari 2007 10:15 To: A Nizami; media dakwah; daarut-tauhiid@yahoogroups.com Subject: Re: [media-dakwah] Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? Trima kasih UstNizami atas pencerahan ini. Namun kiranya perlu dilanjutkan pencerahan, sejarahnya sampai do'a yg sangat terkenal Yaa Robibbi bil mustofa ... ini memmasyarakat demikian luas. bahkan jaman sy kecil dkampung di surau-masjid menjadi lahu wajib untuk menunggu imam datang(Iqomat). wassalam sonhadji A Nizami [EMAIL PROTECTED] mailto:nizaminz%40yahoo.com com wrote: Assalamu'alaikum wr wb, Di berbagai pengajian sering didendangkan do'a, Yaa robbi bil musthofaa balligh maqoosidana waghfir lana ma maadlo... Artinya adalah: Ya Tuhanku dengan perantaraan Musthofa (Nabi Muhammad) sampaikanlah maksud kami dan ampunilah dosa-dosa kami yang lalu... Doa tersebut tidak ada di Al Qur'an mau pun hadits. Para ulama besar seperti Imam Syafi'ie, Imam Maliki, dsb juga tidak pernah mengajarkan do'a seperti itu. Lalu apakah karena itu doa tersebut tidak boleh ? Tentu tidak. Doa bisa dilakukan dengan bahasa apa saja serta kata-kata kita sendiri. Tapi tetap ada aturannya misalnya tidak boleh berdo'a kepada selain Allah dan juga tidak boleh berdo'a yang bertentangan dengan syariat seperti meminta agar orang-orang kafir yang telah meninggal diampuni dan dimasukkan ke sorga atau meminta agar orang yang tidak berdosa ditimpa kecelakaan. Yang jadi masalah adalah do'a tersebut tidak meminta langsung kepada Allah. Tapi memakai perantaraan Nabi. Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah berhala: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. [Az Zumar:3] Karena memakai perantaraan itulah mereka disebut musyrik. Itu juga seperti kelakuan orang-orang Nasrani yang memakai perantaraan Yesus untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Allah. Padahal di dalam Al Qur'an dan Hadits, Allah dan Nabi mengajarkan untuk meminta langsung kepada Allah. Ud'uuni astajib lakum. Mintalah padaKu niscaya Kukabulkan, kata Allah. Dalam surat Al Ikhlas disebut Allahush Shomad. Allah tempat meminta. Do'a-do'a yang berasal dari Al Qur'an dan Hadits serta yang diamalkan oleh para imam Madzhab tidak ada yang pakai Bil Musthofa (dengan perantaraan Musthofa). Coba perhatikan do'a sebagai berikut: Robbighfir lii (ya Allah ampunilah aku). Bukan Robbi bil musthofaghfir li (Ya Tuhanku dengan perantaraan Musthofa ampunilah aku) Robbana aatina (Ya Tuhan kami berilah kami). Bukan Robbana bil musthofa aatina.
Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
Assalamualaikum wr.wb. perkenankan saya ikut nimbrung. tawassul dalam pandangan saya adalah memohon datangnya manfaat dari Allah dengan cara menyebut para nabi dengan sebelumnya meyakini bahwa yang mendatangkan manfaat hanyalah mutlak dari Allah semata. sebagai contoh, Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada seorang yang buta untuk bertawassul kepadanya. lalu orang buta tsb melakukannya di belakang Rasulullah, maka Allah mengembalikan kebutaannya (HR. At Thabarani). namun demikian, tawassul kepada para nabi harus dengan keyakinan tetap kepada Allah semata. yang celakanya sekarang, kaum muslimin cenderung bertawassul dengan siapa saja yang mereka anggap suci dan menjurus ke musyrik, padahal Allah memerintahkan untuk meminta pertolongan kepada Allah, Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat (QS.Al Baqarah.45). sementara untuk puji-pujian kepada Rasulullah SAW, menurut hemat saya sah-sah saja. Allah saja memuji keagungan Rasulullah SAW (QS al Qalam.4). hanya saja pujian ini jangan kelewatan, karena hanya Allah saja yang boleh dipuji dengan pujian yang mutlak agung. mohon maaf kalau ada kesalahan. wassalam - Original Message - From: suhana032003 To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Monday, January 22, 2007 1:41 PM Subject: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? oh iya tambahan..bisa tunjukan dalil bahwa orang2 yg anda sebut itu adalah benar kekasih Allah?? tolong tanyakan ke guru anda, mana dalil yg mengatakan bahwa yg anda sebutkan itu adalah kekasih Allah. karena setahuku yg diakui sebagai kekasih Allah hanya ada 2 yaitu Rasulullah Muhammad saw. dan Nabi Allah Ibrahim as. jadi kesimpulannya, malaikat, para sahabat nabi, apalagi para syech dan guru anda rasanya Allah tidak pernah mengakui sebagai kekasihNya. tapi malaikat dan para sahabat Nabi Muhammad adalah jaminan syurgaNya. tapi para syech dan guru anda tidak ada jaminan masuk syurga, apalagi mengaku2 menjadi kekasihnya Allah. salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Partono [EMAIL PROTECTED] wrote: saya setuju dengan bp sohadji, bahwa hal tersebut sudah memasyarakat sekali, bahkan ditempat saya mengaji, dalam berdoa pasti hadirot terlebih dahulu kepada Rosul, malaikat, para sahabat nabi, para Syeh dan guru kami, sebagai perantara,kemudian dilanjutkan dengan doa. Menurut guru sy, memang berdoalah, mintalah langsung kepada Allah yang Maha Kaya apa yang kita minta, tapi dengan perantaraan yang saya sebut diatas, karena orang 2 tersebut adalah kekasih Allah sehingga Insya Allah Doa kita cepat didengar dan dikabulkan. Wassalam -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of sonhadji Sent: 22 Januari 2007 10:15 To: A Nizami; media dakwah; daarut-tauhiid@yahoogroups.com Subject: Re: [media-dakwah] Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? Trima kasih UstNizami atas pencerahan ini. Namun kiranya perlu dilanjutkan pencerahan, sejarahnya sampai do'a yg sangat terkenal Yaa Robibbi bil mustofa ... ini memmasyarakat demikian luas. bahkan jaman sy kecil dkampung di surau-masjid menjadi lahu wajib untuk menunggu imam datang(Iqomat). wassalam sonhadji A Nizami [EMAIL PROTECTED] mailto:nizaminz%40yahoo.com com wrote: Assalamu'alaikum wr wb, Di berbagai pengajian sering didendangkan do'a, Yaa robbi bil musthofaa balligh maqoosidana waghfir lana ma maadlo... Artinya adalah: Ya Tuhanku dengan perantaraan Musthofa (Nabi Muhammad) sampaikanlah maksud kami dan ampunilah dosa-dosa kami yang lalu... Doa tersebut tidak ada di Al Qur'an mau pun hadits. Para ulama besar seperti Imam Syafi'ie, Imam Maliki, dsb juga tidak pernah mengajarkan do'a seperti itu. Lalu apakah karena itu doa tersebut tidak boleh ? Tentu tidak. Doa bisa dilakukan dengan bahasa apa saja serta kata-kata kita sendiri. Tapi tetap ada aturannya misalnya tidak boleh berdo'a kepada selain Allah dan juga tidak boleh berdo'a yang bertentangan dengan syariat seperti meminta agar orang-orang kafir yang telah meninggal diampuni dan dimasukkan ke sorga atau meminta agar orang yang tidak berdosa ditimpa kecelakaan. Yang jadi masalah adalah do'a tersebut tidak meminta langsung kepada Allah. Tapi memakai perantaraan Nabi. Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah berhala: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang
RE: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
tapi, bukankah berwasilah itu adalah salah satu sunah rosul pak ustad ? -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of yusuf rinaldy Sent: 22 Januari 2007 16:32 To: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: Re: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? saya jadi ingin bertanya, apakah sesuatu yang sudah memasyarakat itu sudah pasti benar? tentu nggak kan. jadi nggak bisa kita mengatakan sesuatu itu benar hanya karena sudah memasyarakat dan sudah lazim dikerjakan banyak orang. terutama di Indonesia ini yang hampir-hampir sudah tidak bisa dibedakan lagi maka budaya dan mana tuntunan. itulah sebabnya pencerahan semacam ini penting dilakukan, agar kita bisa membedakan mana yang benar-benar ajaran Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi wassalam dan mana yang hanya sekedar kebiasaan saja.. suhana032003 suhana032003@ mailto:suhana032003%40yahoo.com yahoo.com wrote: oh iya tambahan..bisa tunjukan dalil bahwa orang2 yg anda sebut itu adalah benar kekasih Allah?? tolong tanyakan ke guru anda, mana dalil yg mengatakan bahwa yg anda sebutkan itu adalah kekasih Allah. karena setahuku yg diakui sebagai kekasih Allah hanya ada 2 yaitu Rasulullah Muhammad saw. dan Nabi Allah Ibrahim as. jadi kesimpulannya, malaikat, para sahabat nabi, apalagi para syech dan guru anda rasanya Allah tidak pernah mengakui sebagai kekasihNya. tapi malaikat dan para sahabat Nabi Muhammad adalah jaminan syurgaNya. tapi para syech dan guru anda tidak ada jaminan masuk syurga, apalagi mengaku2 menjadi kekasihnya Allah. salam hana --- In media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Partono [EMAIL PROTECTED] wrote: saya setuju dengan bp sohadji, bahwa hal tersebut sudah memasyarakat sekali, bahkan ditempat saya mengaji, dalam berdoa pasti hadirot terlebih dahulu kepada Rosul, malaikat, para sahabat nabi, para Syeh dan guru kami, sebagai perantara,kemudian dilanjutkan dengan doa. Menurut guru sy, memang berdoalah, mintalah langsung kepada Allah yang Maha Kaya apa yang kita minta, tapi dengan perantaraan yang saya sebut diatas, karena orang 2 tersebut adalah kekasih Allah sehingga Insya Allah Doa kita cepat didengar dan dikabulkan. Wassalam -Original Message- From: media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com [mailto:media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com] On Behalf Of sonhadji Sent: 22 Januari 2007 10:15 To: A Nizami; media dakwah; daarut-tauhiid@ mailto:daarut-tauhiid%40yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: Re: [media-dakwah] Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? Trima kasih UstNizami atas pencerahan ini. Namun kiranya perlu dilanjutkan pencerahan, sejarahnya sampai do'a yg sangat terkenal Yaa Robibbi bil mustofa ... ini memmasyarakat demikian luas. bahkan jaman sy kecil dkampung di surau-masjid menjadi lahu wajib untuk menunggu imam datang(Iqomat). wassalam sonhadji A Nizami [EMAIL PROTECTED] mailto:nizaminz%40yahoo.com com wrote: Assalamu'alaikum wr wb, Di berbagai pengajian sering didendangkan do'a, Yaa robbi bil musthofaa balligh maqoosidana waghfir lana ma maadlo... Artinya adalah: Ya Tuhanku dengan perantaraan Musthofa (Nabi Muhammad) sampaikanlah maksud kami dan ampunilah dosa-dosa kami yang lalu... Doa tersebut tidak ada di Al Qur'an mau pun hadits. Para ulama besar seperti Imam Syafi'ie, Imam Maliki, dsb juga tidak pernah mengajarkan do'a seperti itu. Lalu apakah karena itu doa tersebut tidak boleh ? Tentu tidak. Doa bisa dilakukan dengan bahasa apa saja serta kata-kata kita sendiri. Tapi tetap ada aturannya misalnya tidak boleh berdo'a kepada selain Allah dan juga tidak boleh berdo'a yang bertentangan dengan syariat seperti meminta agar orang-orang kafir yang telah meninggal diampuni dan dimasukkan ke sorga atau meminta agar orang yang tidak berdosa ditimpa kecelakaan. Yang jadi masalah adalah do'a tersebut tidak meminta langsung kepada Allah. Tapi memakai perantaraan Nabi. Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah berhala: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. [Az Zumar:3] Karena memakai perantaraan itulah mereka disebut musyrik. Itu juga seperti kelakuan orang-orang Nasrani yang memakai perantaraan Yesus untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Allah. Padahal di dalam Al Qur'an dan Hadits, Allah dan Nabi mengajarkan untuk meminta langsung kepada Allah. Ud'uuni astajib lakum. Mintalah padaKu niscaya
[media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
wa'alaikum salam wr.wb orang yg sudah meninggal tidak bisa mendatangkan manfaat bagi kita, siapapun itu. bahkan kita dalam sholat tahiyat akhir selalu mengucapkan sholawat dan salam serta keberkahan pada nabi Muhammad dan keluarganya spt keberkahan pada nabi Ibrahim. bertawasul kepada Rasulullah diajarkan pada saat Rasul masih hidup dan kapasitas Rasul saat itu, adalah sebagai seorang Rasul yg saat ini masuk dalam kategori orang sholeh, dimana doanya lebih didengar oleh Allah. dan Rasulpun pernah minta di doakan oleh Umar, karena kapasitas Umarpun salah satu orang yg dijamin syurga oleh Allah. tawasul dengan orang2 sholeh itu dianjurkan, dengan syarat orang itu masih hidup. spt dianjurkannya kita bertawasul pada amal2 kebaikan kita, tapi pada saat Rasul dan sahabat sudah meninggal tidak pernah diceritakan mereka bertawasul pada RAsul yg sudah meninggal. Andai..bertawasul atau menyebut2 nama para nabi yg sudah meninggal itu baik, maka Rasul akan mengajarkan kita untuk mengambil manfaat dan tawasul pada nabi2 sebelum dirinya diutus. kalau kata guru ngajiku..hanya orang gila aja, yg memanggil2 dan menyebut2 nama orang yg sudah meninggal untuk dimintakan doanya. karena yg meninggal itu butuh doa kita, dan bukan kita yg butuh doa mereka. jadi..silahkan cari di al-qur'an dan hadist apakah ada diajarkan berdoa dengan menyebut2 kebaikan or manfaat para nabi dan orang2 sholeh yg sudah meninggal??? agama itu dengan iman dan ilmu, tidak hanya dengan akal dan perasaan baik aja. contoh menjalankan agama dengan perasaan baik aja, spt kebiasaan keraton yogya yg mengarak kyai selamet (kerbau putih) dalam menyambut malam 1 syuro, merasa ada manfaat pada seekor kerbau yg dianggap keramat, hingga kotorannya pun disimpan jadi jimat. ini contoh orang menjalankan agama hanya dengan perasaan dan akhirnya yg timbul adalah kebodohan2. contoh menjalankan agama dengan akal aja, spt orang2 JIL yg menganggap bahwa al-qur'an itu ketinggalan jaman, karena teks al-qur'an saat itu hanya ditujukan untuk orang jahiliyah saat itu dan tidak berlaku untuk zaman sekarang. dan perlu ada perbaikan2. akhirnya menjalankan agama hanya dengan akal saja, maka yg timbul adalah kesombongan dan keingkaran2, serta merasa diri lebih pantas mengkoreksi wahyu Allah. ibadah itu ada petunjuknya yaitu al-qur'an dan hadist rasulullah, jika ibadah hanya dengan perasaan saja itu maka yg timbul adalah kebodohan2 dan keanehan2. ibadah dengan akal saja maka yg timbul adalah kesombongan dan keingkaran. salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, ARIHADI [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum wr.wb. perkenankan saya ikut nimbrung. tawassul dalam pandangan saya adalah memohon datangnya manfaat dari Allah dengan cara menyebut para nabi dengan sebelumnya meyakini bahwa yang mendatangkan manfaat hanyalah mutlak dari Allah semata. sebagai contoh, Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada seorang yang buta untuk bertawassul kepadanya. lalu orang buta tsb melakukannya di belakang Rasulullah, maka Allah mengembalikan kebutaannya (HR. At Thabarani). namun demikian, tawassul kepada para nabi harus dengan keyakinan tetap kepada Allah semata. yang celakanya sekarang, kaum muslimin cenderung bertawassul dengan siapa saja yang mereka anggap suci dan menjurus ke musyrik, padahal Allah memerintahkan untuk meminta pertolongan kepada Allah, Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat (QS.Al Baqarah.45). sementara untuk puji-pujian kepada Rasulullah SAW, menurut hemat saya sah-sah saja. Allah saja memuji keagungan Rasulullah SAW (QS al Qalam.4). hanya saja pujian ini jangan kelewatan, karena hanya Allah saja yang boleh dipuji dengan pujian yang mutlak agung. mohon maaf kalau ada kesalahan. wassalam - Original Message - From: suhana032003 To: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Monday, January 22, 2007 1:41 PM Subject: [media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? oh iya tambahan..bisa tunjukan dalil bahwa orang2 yg anda sebut itu adalah benar kekasih Allah?? tolong tanyakan ke guru anda, mana dalil yg mengatakan bahwa yg anda sebutkan itu adalah kekasih Allah. karena setahuku yg diakui sebagai kekasih Allah hanya ada 2 yaitu Rasulullah Muhammad saw. dan Nabi Allah Ibrahim as. jadi kesimpulannya, malaikat, para sahabat nabi, apalagi para syech dan guru anda rasanya Allah tidak pernah mengakui sebagai kekasihNya. tapi malaikat dan para sahabat Nabi Muhammad adalah jaminan syurgaNya. tapi para syech dan guru anda tidak ada jaminan masuk syurga, apalagi mengaku2 menjadi kekasihnya Allah. salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Partono partono@ wrote: saya setuju dengan bp sohadji, bahwa hal tersebut sudah memasyarakat sekali, bahkan ditempat saya mengaji, dalam berdoa pasti hadirot terlebih dahulu kepada Rosul, malaikat, para sahabat nabi, para Syeh dan guru kami, sebagai perantara,kemudian dilanjutkan dengan doa
[media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
hmm..jadi ingat sabda Nabi yg kira2 berbunyi janganlah mengikuti yg kebanyakan, karena sesungguhnya yg kebanyakan itu sesat dan teringat hadist Rasul yg mengatakan sesungguhnya muslim akan terpecah menjadi 73 golongan, 1 masuk syurga dan 72 neraka apakah kita akan terus mengikuti kebiasaan nenek moyang, walapun mereka salah?? (Al Baqarah: 170) Dan apabila dikatakan kepada mereka: Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah, mereka menjawab: (Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami. (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?. (Al A'raaf: 28) Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji[532], mereka berkata: Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya. Katakanlah: Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji. Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?. [532]. Seperti: syirik, thawaf telanjang di sekeliling Ka'bah dan sebagainya Silahkan bila ingin minta di doakan oleh orang2 sholeh yg masih hidup secara langsung, tapi bila kita menyebut2 nama orang sholeh tsb sebagai perantara kita berdoa (tawasul karena kesolehannya), maka itu tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah dan sahabat. Rasul dan sahabat semasa hidup, sering saling mendoakan dan minta di doakan, tapi setelah Rasul meninggal dan sahabat meninggal tidak pernah ada hadist yg menceritakan bahwa sahabat yg lain bertawasul pada Rasul dan sahabat setelah meninggal. ingat..hanya Rasul dan sahabat yg dijamin syurga oleh Allah, tapi syech, guru, ustdz. dlsbnya tidak ada satupun yg bisa menjamin bahwa dirinya akan selamat masuk ke syurga. apa anda merasa guru anda lebih sholeh dari Rasul?? silahkan ikuti petunjuk guru2 yg berusaha mengikuti petunjuk Rasul (minta dalil) bila mereka menyuruh ini dan itu. tapi..bila seorang syech, guru, ustd. tidak mengikuti apa yg dikerjakan oleh Rasul dan sahabat, maka wajib bagi kita untuk menolak. maka kewajiban bagi kita adalah mencari tahu dari sumber2 yg benar, dan bukan sekedar membeo aja menerima semua pelajaran dari mereka, tanpa kritis meminta rujukan al-qur'an dan hadist shahih dalam melakukannya. salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Partono [EMAIL PROTECTED] wrote: saya setuju dengan bp sohadji, bahwa hal tersebut sudah memasyarakat sekali, bahkan ditempat saya mengaji, dalam berdoa pasti hadirot terlebih dahulu kepada Rosul, malaikat, para sahabat nabi, para Syeh dan guru kami, sebagai perantara,kemudian dilanjutkan dengan doa. Menurut guru sy, memang berdoalah, mintalah langsung kepada Allah yang Maha Kaya apa yang kita minta, tapi dengan perantaraan yang saya sebut diatas, karena orang 2 tersebut adalah kekasih Allah sehingga Insya Allah Doa kita cepat didengar dan dikabulkan. Wassalam -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of sonhadji Sent: 22 Januari 2007 10:15 To: A Nizami; media dakwah; daarut-tauhiid@yahoogroups.com Subject: Re: [media-dakwah] Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? Trima kasih UstNizami atas pencerahan ini. Namun kiranya perlu dilanjutkan pencerahan, sejarahnya sampai do'a yg sangat terkenal Yaa Robibbi bil mustofa ... ini memmasyarakat demikian luas. bahkan jaman sy kecil dkampung di sura u-masjid menjadi lahu wajib untuk menunggu imam datang(Iqomat). wassalam sonhadji A Nizami [EMAIL PROTECTED] mailto:nizaminz%40yahoo.com com wrote: Assalamu'alaikum wr wb, Di berbagai pengajian sering didendangkan do'a, Yaa robbi bil musthofaa balligh maqoosidana waghfir lana ma maadlo... Artinya adalah: Ya Tuhanku dengan perantaraan Musthofa (Nabi Muhammad) sampaikanlah maksud kami dan ampunilah dosa-dosa kami yang lalu... Doa tersebut tidak ada di Al Qur'an mau pun hadits. Para ulama besar seperti Imam Syafi'ie, Imam Maliki, dsb juga tidak pernah mengajarkan do'a seperti itu. Lalu apakah karena itu doa tersebut tidak boleh ? Tentu tidak. Doa bisa dilakukan dengan bahasa apa saja serta kata-kata kita sendiri. Tapi tetap ada aturannya misalnya tidak boleh berdo'a kepada selain Allah dan juga tidak boleh berdo'a yang bertentangan dengan syariat seperti meminta agar orang-orang kafir yang telah meninggal diampuni dan dimasukkan ke sorga atau meminta agar orang yang tidak berdosa ditimpa kecelakaan. Yang jadi masalah adalah do'a tersebut tidak meminta langsung kepada Allah. Tapi memakai perantaraan Nabi. Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah berhala: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-
[media-dakwah] Re: Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa?
oh iya tambahan..bisa tunjukan dalil bahwa orang2 yg anda sebut itu adalah benar kekasih Allah?? tolong tanyakan ke guru anda, mana dalil yg mengatakan bahwa yg anda sebutkan itu adalah kekasih Allah. karena setahuku yg diakui sebagai kekasih Allah hanya ada 2 yaitu Rasulullah Muhammad saw. dan Nabi Allah Ibrahim as. jadi kesimpulannya, malaikat, para sahabat nabi, apalagi para syech dan guru anda rasanya Allah tidak pernah mengakui sebagai kekasihNya. tapi malaikat dan para sahabat Nabi Muhammad adalah jaminan syurgaNya. tapi para syech dan guru anda tidak ada jaminan masuk syurga, apalagi mengaku2 menjadi kekasihnya Allah. salam hana --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Partono [EMAIL PROTECTED] wrote: saya setuju dengan bp sohadji, bahwa hal tersebut sudah memasyarakat sekali, bahkan ditempat saya mengaji, dalam berdoa pasti hadirot terlebih dahulu kepada Rosul, malaikat, para sahabat nabi, para Syeh dan guru kami, sebagai perantara,kemudian dilanjutkan dengan doa. Menurut guru sy, memang berdoalah, mintalah langsung kepada Allah yang Maha Kaya apa yang kita minta, tapi dengan perantaraan yang saya sebut diatas, karena orang 2 tersebut adalah kekasih Allah sehingga Insya Allah Doa kita cepat didengar dan dikabulkan. Wassalam -Original Message- From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of sonhadji Sent: 22 Januari 2007 10:15 To: A Nizami; media dakwah; daarut-tauhiid@yahoogroups.com Subject: Re: [media-dakwah] Benarkah Doa Ya Robbi bil Musthofa? Trima kasih UstNizami atas pencerahan ini. Namun kiranya perlu dilanjutkan pencerahan, sejarahnya sampai do'a yg sangat terkenal Yaa Robibbi bil mustofa ... ini memmasyarakat demikian luas. bahkan jaman sy kecil dkampung di surau-masjid menjadi lahu wajib untuk menunggu imam datang(Iqomat). wassalam sonhadji A Nizami [EMAIL PROTECTED] mailto:nizaminz%40yahoo.com com wrote: Assalamu'alaikum wr wb, Di berbagai pengajian sering didendangkan do'a, Yaa robbi bil musthofaa balligh maqoosidana waghfir lana ma maadlo... Artinya adalah: Ya Tuhanku dengan perantaraan Musthofa (Nabi Muhammad) sampaikanlah maksud kami dan ampunilah dosa-dosa kami yang lalu... Doa tersebut tidak ada di Al Qur'an mau pun hadits. Para ulama besar seperti Imam Syafi'ie, Imam Maliki, dsb juga tidak pernah mengajarkan do'a seperti itu. Lalu apakah karena itu doa tersebut tidak boleh ? Tentu tidak. Doa bisa dilakukan dengan bahasa apa saja serta kata-kata kita sendiri. Tapi tetap ada aturannya misalnya tidak boleh berdo'a kepada selain Allah dan juga tidak boleh berdo'a yang bertentangan dengan syariat seperti meminta agar orang-orang kafir yang telah meninggal diampuni dan dimasukkan ke sorga atau meminta agar orang yang tidak berdosa ditimpa kecelakaan. Yang jadi masalah adalah do'a tersebut tidak meminta langsung kepada Allah. Tapi memakai perantaraan Nabi. Ini tentu saja sudah seperti kelakuan orang-orang kafir Quraisy yang memakai berhala untuk mendekatkan diri kepada Allah meski mereka tidak menyembah berhala: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. [Az Zumar:3] Karena memakai perantaraan itulah mereka disebut musyrik. Itu juga seperti kelakuan orang-orang Nasrani yang memakai perantaraan Yesus untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Allah. Padahal di dalam Al Qur'an dan Hadits, Allah dan Nabi mengajarkan untuk meminta langsung kepada Allah. Ud'uuni astajib lakum. Mintalah padaKu niscaya Kukabulkan, kata Allah. Dalam surat Al Ikhlas disebut Allahush Shomad. Allah tempat meminta. Do'a-do'a yang berasal dari Al Qur'an dan Hadits serta yang diamalkan oleh para imam Madzhab tidak ada yang pakai Bil Musthofa (dengan perantaraan Musthofa). Coba perhatikan do'a sebagai berikut: Robbighfir lii (ya Allah ampunilah aku). Bukan Robbi bil musthofaghfir li (Ya Tuhanku dengan perantaraan Musthofa ampunilah aku) Robbana aatina (Ya Tuhan kami berilah kami). Bukan Robbana bil musthofa aatina. Allahumma inni a'udzubika (Ya Allah sesungguhnya aku berlindung padaMu). Bukan Allahumma bil Musthofa... Allahumma nawwir quluubana..., dsb Tidak ada satu pun do'a yang diajarkan Allah lewat Al Qur'an dan Nabi lewat hadits-haditsnya yang menganjurkan doa dengan perantaraan Musthofa. Tidak pula para imam Mazdhab. Oleh karena itu hendaknya kita tidak ikut taqlid (membeo) sesuatu yang tidak kita ketahui. Dengan memakai bil Musthofa ada kesan kita telah mengangkat posisi Nabi Muhammad seperti orang Nasrani mengangkat posisi Nabi Isa menjadi sekutu Allah. Padahal dalam surat Al