RE: [media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah Berdamai

2007-05-06 Terurut Topik Tampubolon, Mohammad-Riyadi
sepakat untuk selalu lemah lembut terhadap sesama muslim.. selalu
berbicara dengan hikmah.. bukan mengkafirkan muslim yang lemah dan
dipemimpin oleh orang yang dzolim.. tidak memprovokasi muslim untuk
menentang bahkan memberontak terhadap pemimpinnya..
 
masalah khilafiyah untuk para ulama bukan penuntut ilmu, sebagai
penuntut ilmu tidak perlu ikut mengeluarkan hujjah untuk masalah
khilafiyah karena diluar kapasitasnya. mensikapi perbedaan pendapat
ulama, tinggalkan persoalan khilafiyah fokus pada pembinaan diri. kalau
ada kritik terhadap suatu pendapat, sampaikan kritik pendapat tersebut
bukan bantahan yang berupa luapan perasaan yang cenderung menyerang
pribadi. seperti kritikan terhadap penyimpangan dalam beragama di bantah
dengan mengkafirkan sesama muslim. padahal yang mengatakan bid'ah adalah
sesat dan sesat tempatnya neraka adalah RosuluLlah sholaLlahu alayhi
wassalam.
 
Al Qur'an dan hadits yang shohih tidak mungkin bertentangan. Ulama
terdahulu sudah memperingatkan bahwa jahmiyah, khawarij dan mu'tazilah
sering mempertentangkan Al Qur'an dan sunnah. Kalau ternyata hadits
tersebut ternyata bertentangan dengan fakta, maka mestinya hadits
tersebut yang bermasalah keshohihannya. seperti hadits anjuran makan
terong makanlah terong karena terong adalah obat segala penyakit tapi
ternyata terong malah menyebabkan lemas
 
apakah teguran bagi yang tidak mau berperang dijalan Alloh sebagaimana
didalam QS An Nisaa:75 bertentangan dengan QS Al Israa'[17]:70 yang
menyatakan Alloh tabaroka wata'ala memuliakan anak cucu Adam
alayhissalam..? sampai iblis sendiri dengki sebagaimana dalam QS Al
Israa'[17]:62..? tidak akhi.. 
 
dalam peperangan pun semangatnya masih menyebarkan kasih sayang.. untuk
menyelamatkan dari kekafiran.. membunuh dalam peperanganpun kita tidak
boleh berlebihan.. karena tujuan peperangan itu sendiri bukan untuk
menyakiti apa lagi membunuh..kalaupun ada pembunuhan masih ada aturannya
tawari dulu untuk mengucapkan syahadat, kalau enggan masih ditawari
untuk membayar jizyah [upeti?] dan tidak boleh mengganggu orang Islam
kalau tidak mau baru diperangi.. kita dilarang melampaui batas..
sebagaimana dalam QS AL Baqoroh[2]:190..
 
lalu bagaimana dengan orang-orang yang meneriakkan jihad dengan
melakukan kerusakan..? sampai mengorbankan muslim..? bukankah neraka
balasan pembunuh seorang muslim..? kenapa yang memberi peringatan
kekeliruan itu justru dicela dengan mencela orang-orang yang
berjihad..? bahkan berprasangka mungkin karena mendapat gaji dari
pemerintah..?
 
kalau Al Qur'an dan Hadits shohih terlihat berlawanan dengan akal, maka
yang 'rusak' adalah akal tersebut. imam Ali RodhiaLlahu anhu yang
terkenal cerdas mengomentari dalil soal thoharoh: kalau akal yang
menjadi dasar agama ini, membasuh telapak kaki lebih pantas dari pada
bagian atas kaki
 
semoga syubhat  kasih sayang hanya untuk orang Islam dan sesama orang
Islam saja terbantah dengan Islam adalah rahmatan lil alamin.. karena
para panglima perang pada zaman awal diarahkan untuk tidak membunuh
anak-anak, orang lansia, wanita-wanita bahkan para pendeta di tempat
peribadatan mereka.. termasuk menebang pohon kalau saja problematika
epistemologi di umat Islam bisa segera di atasi..
 
waLlohu 'alam bish showab




From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of A Nizami
Sent: Friday, May 04, 2007 3:52 PM
To: media-dakwah@yahoogroups.com
Subject: [media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah
Berdamai
 
 Ada beberapa kata kunci di situ:
Menasehati dengan KEBENARAN dan KESABARAN.
Kebenaran dalam Islam ada hirarkinya: Al Qur'an, Hadits, Ijma' Ulama

Jika ada ulama yang bertentang, kita perhatikan lagi pedoman
tertinggi: Al Qur'an.

Al Qur'an memerintahkan kita untuk bersatu, tidak bercerai berai,
keras terhadap kaum kafir tapi LEMAH LEMBUT thd sesama Muslim.

Dalam dakwah apalagi terhadap sesama Muslim kita dianjurkan untuk
lemah lembut. Jika akhlak kita kasar, niscaya mereka meninggalkan kita.

Bahkan di satu hadits disebut jika kita mengkafirkan orang lain, tapi
ternyata dia tidak kafir, maka kitalah yang kafir. Na'udzubillah min
dzalik.

Dalam berbagai ayat Al Qur'an disebut bahwa kita adalah Muslim. Dalam
sholat kita berkata wa ana minal muslimiin dan saya dari golongan
Muslim.

Itu cukup bagi kita untuk tidak berfirqoh dan menyebut diri kita
dengan panggilan selain muslim. 


[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah Berdamai

2007-05-04 Terurut Topik A Nizami
Ada beberapa kata kunci di situ:
Menasehati dengan KEBENARAN dan KESABARAN.
Kebenaran dalam Islam ada hirarkinya: Al Qur'an, Hadits, Ijma' Ulama

Jika ada ulama yang bertentang, kita perhatikan lagi pedoman
tertinggi: Al Qur'an.

Al Qur'an memerintahkan kita untuk bersatu, tidak bercerai berai,
keras terhadap kaum kafir tapi LEMAH LEMBUT thd sesama Muslim.

Dalam dakwah apalagi terhadap sesama Muslim kita dianjurkan untuk
lemah lembut. Jika akhlak kita kasar, niscaya mereka meninggalkan kita.

Bahkan di satu hadits disebut jika kita mengkafirkan orang lain, tapi
ternyata dia tidak kafir, maka kitalah yang kafir. Na'udzubillah min
dzalik.

Dalam berbagai ayat Al Qur'an disebut bahwa kita adalah Muslim. Dalam
sholat kita berkata wa ana minal muslimiin dan saya dari golongan
Muslim.

Itu cukup bagi kita untuk tidak berfirqoh dan menyebut diri kita
dengan panggilan selain muslim.

--- In media-dakwah@yahoogroups.com, Tampubolon, Mohammad-Riyadi
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 semakin jelas artikel mengenai problematika epistimologi muslim
 kontemporer dimajalah ISLAMIA...
 kalau merujuk ke QS Al Ashr:1-3, memang manusia itu sesungguhnya berada
 dalam kerugian kalau tidak beriman dan beramal sholih dan saling nasehat
 menasehati untuk dalam kebenaran dan kesabaran sebagai satu-satunya
 alternatif lain.
  
 Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
 kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu
 dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
 hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang
 bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
 menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
 ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali Imran:103]
 ayat yang dikutip jelas menunjukkan bahwa hanya ajaran yang dirihoi
 Alloh saja menyatukan hati-hati manusia.. bukan sekedar bersatu untuk
 merebut kejayaan dunia apa lagi cuma sekedar urusan tanah yang dirampas
 buktinya masih ada yang bermimpi syi'ah dan sunni dapat disatukan..
 
 
 
 From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 On Behalf Of A Nizami
 Sent: Friday, May 04, 2007 9:09 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]; media dakwah; padhang-mbulan; sabili
 Subject: [media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah
 Berdamai
  
  Wa'alaikum salam wr wb,
 
 Iya saya setuju.
 Terhadap orang kafir yang tidak ingin berperang saja
 kita disuruh damai, masak dengan Syi'ah yang Tuhan,
 Nabi, dan Al Qur'annya sama kita maunya perang melulu.
 
 kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada
 sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada
 perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada
 kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk
 memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah
 menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka
 terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu.
 tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak
 memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu
 maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan
 dan membunuh) mereka. [An Nisaa':90]
 
 Saya lihat sebagian ummat Islam itu suka
 berpecah-belah. Sunni perang lawan Syi'ah. Jutaan
 orang mati.
 Kemudian Sunni terbagi jadi salafi, HT, Tarbiyah, NU,
 Muhammadiyyah, dsb. Terkadang saling membid'ahkan /
 mengkafirkan.
 
 Salafi terbagi lagi jadi beberapa kelompok.
 
 Saya yang muslim saja melihatnya agak muak, apalagi
 mungkin orang2 di luar Islam. Bagaimana mereka mau
 masuk Islam jika Islam yang harusnya damai,
 kenyataannya sebagian ribut melulu.
 
 Padahal Allah memerintahkan kita untuk bersatu.
 
 Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
 Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah
 akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
 Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
 hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
 orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di
 tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
 padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
 kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali
 Imran:103]
 
 Ayat di atas cukup jelas. Namun sebagian kelompok
 Muslim cukup pintar untuk mencari dalil2 hadits guna
 berpecah-belah dan melanggar ayat Al Qur'an di atas.
 Semoga kita tidak masuk kelompok itu.
 
 Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa
 yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang
 telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
 wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:
 Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah
 belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik
 agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik
 kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan
 memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali
 (kepada-Nya). [Asy Syuuro:13] 
 
 Wassalam
 
 --- Rudy Swardani [EMAIL PROTECTED]
 mailto:rudy.swardani%40epson.co.id  wrote:
 
  Republika, Jumat, 04

[media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah Berdamai

2007-05-03 Terurut Topik A Nizami
Wa'alaikum salam wr wb,

Iya saya setuju.
Terhadap orang kafir yang tidak ingin berperang saja
kita disuruh damai, masak dengan Syi'ah yang Tuhan,
Nabi, dan Al Qur'annya sama kita maunya perang melulu.

kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada
sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada
perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada
kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk
memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah
menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka
terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu.
tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak
memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu
maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan
dan membunuh) mereka. [An Nisaa':90]

Saya lihat sebagian ummat Islam itu suka
berpecah-belah. Sunni perang lawan Syi'ah. Jutaan
orang mati.
Kemudian Sunni terbagi jadi salafi, HT, Tarbiyah, NU,
Muhammadiyyah, dsb. Terkadang saling membid'ahkan /
mengkafirkan.

Salafi terbagi lagi jadi beberapa kelompok.

Saya yang muslim saja melihatnya agak muak, apalagi
mungkin orang2 di luar Islam. Bagaimana mereka mau
masuk Islam jika Islam yang harusnya damai,
kenyataannya sebagian ribut melulu.

Padahal Allah memerintahkan kita untuk bersatu.

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah
akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali
Imran:103]

Ayat di atas cukup jelas. Namun sebagian kelompok
Muslim cukup pintar untuk mencari dalil2 hadits guna
berpecah-belah dan melanggar ayat Al Qur'an di atas.
Semoga kita tidak masuk kelompok itu.

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa
yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang
telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:
Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah
belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik
agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik
kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali
(kepada-Nya). [Asy Syuuro:13] 

Wassalam

--- Rudy Swardani [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Republika, Jumat, 04 Mei 2007
 
 Saatnya Sunni-Syiah Berdamai 
 
 
 
 
 Syafiuddin Fadlillah
 Anggota Indonesian Society for Middle East Studies
 (ISMES)
 
 Perdana menteri Irak, Nouri Al Maliki, seperti
 diberitakan Middle East
 Online menyatakan bahwa langkah Amerika membuat
 tembok pemisah warga Sunni
 di kota Azamiyah adalah tindakan yang tidak akan
 banyak membantu memecahkan
 Sunni-Syiah di Irak. Pembangunan tembok setinggi 3
 meter dengan panjang 9 km
 itu mengingatkannya pada tembok Berlin. Dia pun
 meminta AS untuk
 menghentikan pembuatan tembok itu.
 
 Azamiyah adalah kota dengan mayoritas Sunni namun
 terisolasi oleh kota-kota
 terdekatnya yang mayoritas Syiah. Di Azamiyah
 terdapat kuburan ilmuwan besar
 Muslim yang seorang tabi'in dan saudagar pakaian,
 Imam Abu Hanifah. Dia
 adalah peletak dasar mazhab Hanafi.
 
 Sebuah kenyataan
 Konflik Sunni-Syiah adalah realita yang harus
 diterima umat Islam sebagai
 sebuah sunnatul hayat yang merupakan proses dari
 ijtihad para penganut
 pemeluknya. Karena itu, konflik Sunni-Syiah tak akan
 pernah berakhir kecuali
 dengan mengedepankan sikap toleransi bijak dari
 masing-masing pihak. 
 
 Konflik Sunni-Syiah jika terus dikobarkan akan
 menjadi buah simalakama
 tersendiri bagi umat Islam dan jika isu sektarian
 ini terus dibesar-besarkan
 akan menghabiskan tenaga dan berujung pada
 terkurasnya energi. Konflik ini
 menjadi senjata ampuh bagi musuh untuk menghancurkan
 keagungan ummat Islam 
 
 Di Negara-negara Timur Tengah selain Irak, terdapat
 kelompok Sunni-Syiah
 yang hidup berdampingan walau memang terkadang ada
 konflik-konflik kecil.
 Tetapi, konflik ini tidak pernah dibiarkan menjadi
 konflik yang terjadi
 terus-menerus dan juga tidak sampai menjadikan
 pertumbuhan darah di kedua
 belah pihak.
 
 Di Saudi yang mayoritas Sunni Hanbali terdapat
 sekitar 10-15 persen kaum
 Syiah, menurut laporan ICG tahun 2005 terdapat
 sekitar 2 juta warga Syiah
 terutama di provinsi timur seperti wilayah Qotif dan
 Ahsa. Di Mesir,
 terdapat sekitar 1 persen warga Syiah, di Lebanon
 ada sekitar 25-35 persen
 warga Syiah, di Bahrain laporan tahun 2006
 mengungkapkan terdapat 70 persen
 warga Syiah. Sedang di Kuwait ada sekitar 30 persen
 warga Syiah, Uni Emirat
 Arab ada sekitar 4,5 juta warga Syiah (40 persen) di
 Suriah ada sekitar 2,2
 juta warga Syiah (15 persen). Dua kelompok ini hidup
 berdampingan tanpa
 pertumpahan darah.
 
 Sekali lagi, komunitas Sunni-Syiah adalah realita
 umat sebagai sebuah
 ijtihad yang tidak perlu 

RE: [media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah Berdamai

2007-05-03 Terurut Topik Tampubolon, Mohammad-Riyadi
semakin jelas artikel mengenai problematika epistimologi muslim
kontemporer dimajalah ISLAMIA...
kalau merujuk ke QS Al Ashr:1-3, memang manusia itu sesungguhnya berada
dalam kerugian kalau tidak beriman dan beramal sholih dan saling nasehat
menasehati untuk dalam kebenaran dan kesabaran sebagai satu-satunya
alternatif lain.
 
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang
bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali Imran:103]
ayat yang dikutip jelas menunjukkan bahwa hanya ajaran yang dirihoi
Alloh saja menyatukan hati-hati manusia.. bukan sekedar bersatu untuk
merebut kejayaan dunia apa lagi cuma sekedar urusan tanah yang dirampas
buktinya masih ada yang bermimpi syi'ah dan sunni dapat disatukan..



From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of A Nizami
Sent: Friday, May 04, 2007 9:09 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; media dakwah; padhang-mbulan; sabili
Subject: [media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah
Berdamai
 
 Wa'alaikum salam wr wb,

Iya saya setuju.
Terhadap orang kafir yang tidak ingin berperang saja
kita disuruh damai, masak dengan Syi'ah yang Tuhan,
Nabi, dan Al Qur'annya sama kita maunya perang melulu.

kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada
sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada
perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada
kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk
memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah
menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka
terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu.
tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak
memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu
maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan
dan membunuh) mereka. [An Nisaa':90]

Saya lihat sebagian ummat Islam itu suka
berpecah-belah. Sunni perang lawan Syi'ah. Jutaan
orang mati.
Kemudian Sunni terbagi jadi salafi, HT, Tarbiyah, NU,
Muhammadiyyah, dsb. Terkadang saling membid'ahkan /
mengkafirkan.

Salafi terbagi lagi jadi beberapa kelompok.

Saya yang muslim saja melihatnya agak muak, apalagi
mungkin orang2 di luar Islam. Bagaimana mereka mau
masuk Islam jika Islam yang harusnya damai,
kenyataannya sebagian ribut melulu.

Padahal Allah memerintahkan kita untuk bersatu.

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah
akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali
Imran:103]

Ayat di atas cukup jelas. Namun sebagian kelompok
Muslim cukup pintar untuk mencari dalil2 hadits guna
berpecah-belah dan melanggar ayat Al Qur'an di atas.
Semoga kita tidak masuk kelompok itu.

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa
yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang
telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:
Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah
belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik
agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik
kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali
(kepada-Nya). [Asy Syuuro:13] 

Wassalam

--- Rudy Swardani [EMAIL PROTECTED]
mailto:rudy.swardani%40epson.co.id  wrote:

 Republika, Jumat, 04 Mei 2007
 
 Saatnya Sunni-Syiah Berdamai 
 
 
 
 
 Syafiuddin Fadlillah
 Anggota Indonesian Society for Middle East Studies
 (ISMES)
 
 Perdana menteri Irak, Nouri Al Maliki, seperti
 diberitakan Middle East
 Online menyatakan bahwa langkah Amerika membuat
 tembok pemisah warga Sunni
 di kota Azamiyah adalah tindakan yang tidak akan
 banyak membantu memecahkan
 Sunni-Syiah di Irak. Pembangunan tembok setinggi 3
 meter dengan panjang 9 km
 itu mengingatkannya pada tembok Berlin. Dia pun
 meminta AS untuk
 menghentikan pembuatan tembok itu.
 
 Azamiyah adalah kota dengan mayoritas Sunni namun
 terisolasi oleh kota-kota
 terdekatnya yang mayoritas Syiah. Di Azamiyah
 terdapat kuburan ilmuwan besar
 Muslim yang seorang tabi'in dan saudagar pakaian,
 Imam Abu Hanifah. Dia
 adalah peletak dasar mazhab Hanafi.
 
 Sebuah kenyataan
 Konflik Sunni-Syiah adalah realita yang harus
 diterima umat Islam sebagai
 sebuah sunnatul hayat yang merupakan proses dari
 ijtihad para penganut
 pemeluknya. Karena itu, konflik Sunni-Syiah tak akan
 pernah berakhir kecuali
 dengan

[media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah Berdamai

2007-05-03 Terurut Topik suhana032003
aku juga setuju semua muslim bergabung dan fokus pada musuh utama
yaitu iblis dan orang2 kafir yg memerangi kita.

hmm..hanya saja pada saat kita teriak untuk tidak membid'ahkan para
pembuat bid'ah dan itu dianggap salah, mungkin aku masih bisa maklum..
karena tidak semua orang muslim mengerti batasan bid'ah dan sunnah:)
tapi yg lebih nda bisa aku mengerti adalah, justru memusuhi dan
menuduh kelompok islam yg tidak lakukan bid'ah, kesesatan, dlsbnya
sebagai kelompok yg menolak jihad, mendukung pemerintahan dzolim,
dlsbnya, hingga menimbulkan image buruk pada kelompok tersebut dan
seolah2 benar tuduhannya itu..itu yg jadi aneh bagiku..? apakah dengan
cara spt itu, dia sedang menyatukan umat??apakah dengan cara spt itu,
dia tidak sedang membuat pecah umat juga?? atau bahkan memfitnah,
karena tuduhannya tanpa bukti??

hmmm..melarang kelompok lain untuk tidak menyesatkan or mengkafirkan
kelompok lainnya tanpa bukti, aku setuju sekali. tapi menuduh dan
memfitnah kelompok lain dgn tuduhan tdk perduli jihad, taat pada
pemerintahan yg tidak menjalankan syariat, dlsbnya tanpa bukti,itupun
bukan sesuatu yg baik. dan sesungguhnya tidak ada bedanya dengan
perbuatan satu kelompok yg dilarang untuk jangan mudah mengkafirkan
dan menyesatkan, tapi sisi lain dia melakukan hal yg sama, hanya yg
dituduh beda kelompok aja.

(Al Hujuraat: 9)Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman
itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang
satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar
perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah.
Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan,
dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang berlaku adil. 

ayat diatas bunyinya jelas, adalah mendamaikan satu kelompok orang
beriman yg tidak lakukan perbuatan yg menentang Allah dan RasulNya,
dan bukan memperuncing perbedaan pemahaman antara orang2 mukmin.

hmm..kalau boleh aku analogikan adalah..menyatukan satu kelompok yg
sedang dipecah, tapi sisi lain sedang melakukan perpecahan yg serupa.
memang susah untuk bertindak adil..tapi pengalaman akan mengarkan kita
untuk selalu mengkoreksi diri dan berusaha untuk berbuat adil kepada
sesama muslim sendiri.

(Al Maa'idah : 8) Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 

wallahu a'lam bisowab

hana






 
 --- Rudy Swardani [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Republika, Jumat, 04 Mei 2007
  
  Saatnya Sunni-Syiah Berdamai 
  
  
  
  
  Syafiuddin Fadlillah
  Anggota Indonesian Society for Middle East Studies
  (ISMES)
  
  Perdana menteri Irak, Nouri Al Maliki, seperti
  diberitakan Middle East
  Online menyatakan bahwa langkah Amerika membuat
  tembok pemisah warga Sunni
  di kota Azamiyah adalah tindakan yang tidak akan
  banyak membantu memecahkan
  Sunni-Syiah di Irak. Pembangunan tembok setinggi 3
  meter dengan panjang 9 km
  itu mengingatkannya pada tembok Berlin. Dia pun
  meminta AS untuk
  menghentikan pembuatan tembok itu.
  
  Azamiyah adalah kota dengan mayoritas Sunni namun
  terisolasi oleh kota-kota
  terdekatnya yang mayoritas Syiah. Di Azamiyah
  terdapat kuburan ilmuwan besar
  Muslim yang seorang tabi'in dan saudagar pakaian,
  Imam Abu Hanifah. Dia
  adalah peletak dasar mazhab Hanafi.
  
  Sebuah kenyataan
  Konflik Sunni-Syiah adalah realita yang harus
  diterima umat Islam sebagai
  sebuah sunnatul hayat yang merupakan proses dari
  ijtihad para penganut
  pemeluknya. Karena itu, konflik Sunni-Syiah tak akan
  pernah berakhir kecuali
  dengan mengedepankan sikap toleransi bijak dari
  masing-masing pihak. 
  
  Konflik Sunni-Syiah jika terus dikobarkan akan
  menjadi buah simalakama
  tersendiri bagi umat Islam dan jika isu sektarian
  ini terus dibesar-besarkan
  akan menghabiskan tenaga dan berujung pada
  terkurasnya energi. Konflik ini
  menjadi senjata ampuh bagi musuh untuk menghancurkan
  keagungan ummat Islam 
  
  Di Negara-negara Timur Tengah selain Irak, terdapat
  kelompok Sunni-Syiah
  yang hidup berdampingan walau memang terkadang ada
  konflik-konflik kecil.
  Tetapi, konflik ini tidak pernah dibiarkan menjadi
  konflik yang terjadi
  terus-menerus dan juga tidak sampai menjadikan
  pertumbuhan darah di kedua
  belah pihak.
  
  Di Saudi yang mayoritas Sunni Hanbali terdapat
  sekitar 10-15 persen kaum
  Syiah, menurut laporan ICG tahun 2005 terdapat
  sekitar 2 juta warga Syiah
  terutama di provinsi timur seperti wilayah Qotif dan
  Ahsa. Di Mesir,
  terdapat sekitar 1 persen warga Syiah, di Lebanon
  ada sekitar 25-35 persen
  warga Syiah, di Bahrain laporan tahun 2006
  mengungkapkan terdapat 70 persen