RE: [media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah Berdamai
sepakat untuk selalu lemah lembut terhadap sesama muslim.. selalu berbicara dengan hikmah.. bukan mengkafirkan muslim yang lemah dan dipemimpin oleh orang yang dzolim.. tidak memprovokasi muslim untuk menentang bahkan memberontak terhadap pemimpinnya.. masalah khilafiyah untuk para ulama bukan penuntut ilmu, sebagai penuntut ilmu tidak perlu ikut mengeluarkan hujjah untuk masalah khilafiyah karena diluar kapasitasnya. mensikapi perbedaan pendapat ulama, tinggalkan persoalan khilafiyah fokus pada pembinaan diri. kalau ada kritik terhadap suatu pendapat, sampaikan kritik pendapat tersebut bukan bantahan yang berupa luapan perasaan yang cenderung menyerang pribadi. seperti kritikan terhadap penyimpangan dalam beragama di bantah dengan mengkafirkan sesama muslim. padahal yang mengatakan bid'ah adalah sesat dan sesat tempatnya neraka adalah RosuluLlah sholaLlahu alayhi wassalam. Al Qur'an dan hadits yang shohih tidak mungkin bertentangan. Ulama terdahulu sudah memperingatkan bahwa jahmiyah, khawarij dan mu'tazilah sering mempertentangkan Al Qur'an dan sunnah. Kalau ternyata hadits tersebut ternyata bertentangan dengan fakta, maka mestinya hadits tersebut yang bermasalah keshohihannya. seperti hadits anjuran makan terong makanlah terong karena terong adalah obat segala penyakit tapi ternyata terong malah menyebabkan lemas apakah teguran bagi yang tidak mau berperang dijalan Alloh sebagaimana didalam QS An Nisaa:75 bertentangan dengan QS Al Israa'[17]:70 yang menyatakan Alloh tabaroka wata'ala memuliakan anak cucu Adam alayhissalam..? sampai iblis sendiri dengki sebagaimana dalam QS Al Israa'[17]:62..? tidak akhi.. dalam peperangan pun semangatnya masih menyebarkan kasih sayang.. untuk menyelamatkan dari kekafiran.. membunuh dalam peperanganpun kita tidak boleh berlebihan.. karena tujuan peperangan itu sendiri bukan untuk menyakiti apa lagi membunuh..kalaupun ada pembunuhan masih ada aturannya tawari dulu untuk mengucapkan syahadat, kalau enggan masih ditawari untuk membayar jizyah [upeti?] dan tidak boleh mengganggu orang Islam kalau tidak mau baru diperangi.. kita dilarang melampaui batas.. sebagaimana dalam QS AL Baqoroh[2]:190.. lalu bagaimana dengan orang-orang yang meneriakkan jihad dengan melakukan kerusakan..? sampai mengorbankan muslim..? bukankah neraka balasan pembunuh seorang muslim..? kenapa yang memberi peringatan kekeliruan itu justru dicela dengan mencela orang-orang yang berjihad..? bahkan berprasangka mungkin karena mendapat gaji dari pemerintah..? kalau Al Qur'an dan Hadits shohih terlihat berlawanan dengan akal, maka yang 'rusak' adalah akal tersebut. imam Ali RodhiaLlahu anhu yang terkenal cerdas mengomentari dalil soal thoharoh: kalau akal yang menjadi dasar agama ini, membasuh telapak kaki lebih pantas dari pada bagian atas kaki semoga syubhat kasih sayang hanya untuk orang Islam dan sesama orang Islam saja terbantah dengan Islam adalah rahmatan lil alamin.. karena para panglima perang pada zaman awal diarahkan untuk tidak membunuh anak-anak, orang lansia, wanita-wanita bahkan para pendeta di tempat peribadatan mereka.. termasuk menebang pohon kalau saja problematika epistemologi di umat Islam bisa segera di atasi.. waLlohu 'alam bish showab From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami Sent: Friday, May 04, 2007 3:52 PM To: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: [media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah Berdamai Ada beberapa kata kunci di situ: Menasehati dengan KEBENARAN dan KESABARAN. Kebenaran dalam Islam ada hirarkinya: Al Qur'an, Hadits, Ijma' Ulama Jika ada ulama yang bertentang, kita perhatikan lagi pedoman tertinggi: Al Qur'an. Al Qur'an memerintahkan kita untuk bersatu, tidak bercerai berai, keras terhadap kaum kafir tapi LEMAH LEMBUT thd sesama Muslim. Dalam dakwah apalagi terhadap sesama Muslim kita dianjurkan untuk lemah lembut. Jika akhlak kita kasar, niscaya mereka meninggalkan kita. Bahkan di satu hadits disebut jika kita mengkafirkan orang lain, tapi ternyata dia tidak kafir, maka kitalah yang kafir. Na'udzubillah min dzalik. Dalam berbagai ayat Al Qur'an disebut bahwa kita adalah Muslim. Dalam sholat kita berkata wa ana minal muslimiin dan saya dari golongan Muslim. Itu cukup bagi kita untuk tidak berfirqoh dan menyebut diri kita dengan panggilan selain muslim. [Non-text portions of this message have been removed]
[media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah Berdamai
Ada beberapa kata kunci di situ: Menasehati dengan KEBENARAN dan KESABARAN. Kebenaran dalam Islam ada hirarkinya: Al Qur'an, Hadits, Ijma' Ulama Jika ada ulama yang bertentang, kita perhatikan lagi pedoman tertinggi: Al Qur'an. Al Qur'an memerintahkan kita untuk bersatu, tidak bercerai berai, keras terhadap kaum kafir tapi LEMAH LEMBUT thd sesama Muslim. Dalam dakwah apalagi terhadap sesama Muslim kita dianjurkan untuk lemah lembut. Jika akhlak kita kasar, niscaya mereka meninggalkan kita. Bahkan di satu hadits disebut jika kita mengkafirkan orang lain, tapi ternyata dia tidak kafir, maka kitalah yang kafir. Na'udzubillah min dzalik. Dalam berbagai ayat Al Qur'an disebut bahwa kita adalah Muslim. Dalam sholat kita berkata wa ana minal muslimiin dan saya dari golongan Muslim. Itu cukup bagi kita untuk tidak berfirqoh dan menyebut diri kita dengan panggilan selain muslim. --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Tampubolon, Mohammad-Riyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: semakin jelas artikel mengenai problematika epistimologi muslim kontemporer dimajalah ISLAMIA... kalau merujuk ke QS Al Ashr:1-3, memang manusia itu sesungguhnya berada dalam kerugian kalau tidak beriman dan beramal sholih dan saling nasehat menasehati untuk dalam kebenaran dan kesabaran sebagai satu-satunya alternatif lain. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali Imran:103] ayat yang dikutip jelas menunjukkan bahwa hanya ajaran yang dirihoi Alloh saja menyatukan hati-hati manusia.. bukan sekedar bersatu untuk merebut kejayaan dunia apa lagi cuma sekedar urusan tanah yang dirampas buktinya masih ada yang bermimpi syi'ah dan sunni dapat disatukan.. From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami Sent: Friday, May 04, 2007 9:09 AM To: [EMAIL PROTECTED]; media dakwah; padhang-mbulan; sabili Subject: [media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah Berdamai Wa'alaikum salam wr wb, Iya saya setuju. Terhadap orang kafir yang tidak ingin berperang saja kita disuruh damai, masak dengan Syi'ah yang Tuhan, Nabi, dan Al Qur'annya sama kita maunya perang melulu. kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka. [An Nisaa':90] Saya lihat sebagian ummat Islam itu suka berpecah-belah. Sunni perang lawan Syi'ah. Jutaan orang mati. Kemudian Sunni terbagi jadi salafi, HT, Tarbiyah, NU, Muhammadiyyah, dsb. Terkadang saling membid'ahkan / mengkafirkan. Salafi terbagi lagi jadi beberapa kelompok. Saya yang muslim saja melihatnya agak muak, apalagi mungkin orang2 di luar Islam. Bagaimana mereka mau masuk Islam jika Islam yang harusnya damai, kenyataannya sebagian ribut melulu. Padahal Allah memerintahkan kita untuk bersatu. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali Imran:103] Ayat di atas cukup jelas. Namun sebagian kelompok Muslim cukup pintar untuk mencari dalil2 hadits guna berpecah-belah dan melanggar ayat Al Qur'an di atas. Semoga kita tidak masuk kelompok itu. Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). [Asy Syuuro:13] Wassalam --- Rudy Swardani [EMAIL PROTECTED] mailto:rudy.swardani%40epson.co.id wrote: Republika, Jumat, 04
[media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah Berdamai
Wa'alaikum salam wr wb, Iya saya setuju. Terhadap orang kafir yang tidak ingin berperang saja kita disuruh damai, masak dengan Syi'ah yang Tuhan, Nabi, dan Al Qur'annya sama kita maunya perang melulu. kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka. [An Nisaa':90] Saya lihat sebagian ummat Islam itu suka berpecah-belah. Sunni perang lawan Syi'ah. Jutaan orang mati. Kemudian Sunni terbagi jadi salafi, HT, Tarbiyah, NU, Muhammadiyyah, dsb. Terkadang saling membid'ahkan / mengkafirkan. Salafi terbagi lagi jadi beberapa kelompok. Saya yang muslim saja melihatnya agak muak, apalagi mungkin orang2 di luar Islam. Bagaimana mereka mau masuk Islam jika Islam yang harusnya damai, kenyataannya sebagian ribut melulu. Padahal Allah memerintahkan kita untuk bersatu. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali Imran:103] Ayat di atas cukup jelas. Namun sebagian kelompok Muslim cukup pintar untuk mencari dalil2 hadits guna berpecah-belah dan melanggar ayat Al Qur'an di atas. Semoga kita tidak masuk kelompok itu. Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). [Asy Syuuro:13] Wassalam --- Rudy Swardani [EMAIL PROTECTED] wrote: Republika, Jumat, 04 Mei 2007 Saatnya Sunni-Syiah Berdamai Syafiuddin Fadlillah Anggota Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES) Perdana menteri Irak, Nouri Al Maliki, seperti diberitakan Middle East Online menyatakan bahwa langkah Amerika membuat tembok pemisah warga Sunni di kota Azamiyah adalah tindakan yang tidak akan banyak membantu memecahkan Sunni-Syiah di Irak. Pembangunan tembok setinggi 3 meter dengan panjang 9 km itu mengingatkannya pada tembok Berlin. Dia pun meminta AS untuk menghentikan pembuatan tembok itu. Azamiyah adalah kota dengan mayoritas Sunni namun terisolasi oleh kota-kota terdekatnya yang mayoritas Syiah. Di Azamiyah terdapat kuburan ilmuwan besar Muslim yang seorang tabi'in dan saudagar pakaian, Imam Abu Hanifah. Dia adalah peletak dasar mazhab Hanafi. Sebuah kenyataan Konflik Sunni-Syiah adalah realita yang harus diterima umat Islam sebagai sebuah sunnatul hayat yang merupakan proses dari ijtihad para penganut pemeluknya. Karena itu, konflik Sunni-Syiah tak akan pernah berakhir kecuali dengan mengedepankan sikap toleransi bijak dari masing-masing pihak. Konflik Sunni-Syiah jika terus dikobarkan akan menjadi buah simalakama tersendiri bagi umat Islam dan jika isu sektarian ini terus dibesar-besarkan akan menghabiskan tenaga dan berujung pada terkurasnya energi. Konflik ini menjadi senjata ampuh bagi musuh untuk menghancurkan keagungan ummat Islam Di Negara-negara Timur Tengah selain Irak, terdapat kelompok Sunni-Syiah yang hidup berdampingan walau memang terkadang ada konflik-konflik kecil. Tetapi, konflik ini tidak pernah dibiarkan menjadi konflik yang terjadi terus-menerus dan juga tidak sampai menjadikan pertumbuhan darah di kedua belah pihak. Di Saudi yang mayoritas Sunni Hanbali terdapat sekitar 10-15 persen kaum Syiah, menurut laporan ICG tahun 2005 terdapat sekitar 2 juta warga Syiah terutama di provinsi timur seperti wilayah Qotif dan Ahsa. Di Mesir, terdapat sekitar 1 persen warga Syiah, di Lebanon ada sekitar 25-35 persen warga Syiah, di Bahrain laporan tahun 2006 mengungkapkan terdapat 70 persen warga Syiah. Sedang di Kuwait ada sekitar 30 persen warga Syiah, Uni Emirat Arab ada sekitar 4,5 juta warga Syiah (40 persen) di Suriah ada sekitar 2,2 juta warga Syiah (15 persen). Dua kelompok ini hidup berdampingan tanpa pertumpahan darah. Sekali lagi, komunitas Sunni-Syiah adalah realita umat sebagai sebuah ijtihad yang tidak perlu
RE: [media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah Berdamai
semakin jelas artikel mengenai problematika epistimologi muslim kontemporer dimajalah ISLAMIA... kalau merujuk ke QS Al Ashr:1-3, memang manusia itu sesungguhnya berada dalam kerugian kalau tidak beriman dan beramal sholih dan saling nasehat menasehati untuk dalam kebenaran dan kesabaran sebagai satu-satunya alternatif lain. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali Imran:103] ayat yang dikutip jelas menunjukkan bahwa hanya ajaran yang dirihoi Alloh saja menyatukan hati-hati manusia.. bukan sekedar bersatu untuk merebut kejayaan dunia apa lagi cuma sekedar urusan tanah yang dirampas buktinya masih ada yang bermimpi syi'ah dan sunni dapat disatukan.. From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of A Nizami Sent: Friday, May 04, 2007 9:09 AM To: [EMAIL PROTECTED]; media dakwah; padhang-mbulan; sabili Subject: [media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah Berdamai Wa'alaikum salam wr wb, Iya saya setuju. Terhadap orang kafir yang tidak ingin berperang saja kita disuruh damai, masak dengan Syi'ah yang Tuhan, Nabi, dan Al Qur'annya sama kita maunya perang melulu. kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka. [An Nisaa':90] Saya lihat sebagian ummat Islam itu suka berpecah-belah. Sunni perang lawan Syi'ah. Jutaan orang mati. Kemudian Sunni terbagi jadi salafi, HT, Tarbiyah, NU, Muhammadiyyah, dsb. Terkadang saling membid'ahkan / mengkafirkan. Salafi terbagi lagi jadi beberapa kelompok. Saya yang muslim saja melihatnya agak muak, apalagi mungkin orang2 di luar Islam. Bagaimana mereka mau masuk Islam jika Islam yang harusnya damai, kenyataannya sebagian ribut melulu. Padahal Allah memerintahkan kita untuk bersatu. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali Imran:103] Ayat di atas cukup jelas. Namun sebagian kelompok Muslim cukup pintar untuk mencari dalil2 hadits guna berpecah-belah dan melanggar ayat Al Qur'an di atas. Semoga kita tidak masuk kelompok itu. Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). [Asy Syuuro:13] Wassalam --- Rudy Swardani [EMAIL PROTECTED] mailto:rudy.swardani%40epson.co.id wrote: Republika, Jumat, 04 Mei 2007 Saatnya Sunni-Syiah Berdamai Syafiuddin Fadlillah Anggota Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES) Perdana menteri Irak, Nouri Al Maliki, seperti diberitakan Middle East Online menyatakan bahwa langkah Amerika membuat tembok pemisah warga Sunni di kota Azamiyah adalah tindakan yang tidak akan banyak membantu memecahkan Sunni-Syiah di Irak. Pembangunan tembok setinggi 3 meter dengan panjang 9 km itu mengingatkannya pada tembok Berlin. Dia pun meminta AS untuk menghentikan pembuatan tembok itu. Azamiyah adalah kota dengan mayoritas Sunni namun terisolasi oleh kota-kota terdekatnya yang mayoritas Syiah. Di Azamiyah terdapat kuburan ilmuwan besar Muslim yang seorang tabi'in dan saudagar pakaian, Imam Abu Hanifah. Dia adalah peletak dasar mazhab Hanafi. Sebuah kenyataan Konflik Sunni-Syiah adalah realita yang harus diterima umat Islam sebagai sebuah sunnatul hayat yang merupakan proses dari ijtihad para penganut pemeluknya. Karena itu, konflik Sunni-Syiah tak akan pernah berakhir kecuali dengan
[media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah Berdamai
aku juga setuju semua muslim bergabung dan fokus pada musuh utama yaitu iblis dan orang2 kafir yg memerangi kita. hmm..hanya saja pada saat kita teriak untuk tidak membid'ahkan para pembuat bid'ah dan itu dianggap salah, mungkin aku masih bisa maklum.. karena tidak semua orang muslim mengerti batasan bid'ah dan sunnah:) tapi yg lebih nda bisa aku mengerti adalah, justru memusuhi dan menuduh kelompok islam yg tidak lakukan bid'ah, kesesatan, dlsbnya sebagai kelompok yg menolak jihad, mendukung pemerintahan dzolim, dlsbnya, hingga menimbulkan image buruk pada kelompok tersebut dan seolah2 benar tuduhannya itu..itu yg jadi aneh bagiku..? apakah dengan cara spt itu, dia sedang menyatukan umat??apakah dengan cara spt itu, dia tidak sedang membuat pecah umat juga?? atau bahkan memfitnah, karena tuduhannya tanpa bukti?? hmmm..melarang kelompok lain untuk tidak menyesatkan or mengkafirkan kelompok lainnya tanpa bukti, aku setuju sekali. tapi menuduh dan memfitnah kelompok lain dgn tuduhan tdk perduli jihad, taat pada pemerintahan yg tidak menjalankan syariat, dlsbnya tanpa bukti,itupun bukan sesuatu yg baik. dan sesungguhnya tidak ada bedanya dengan perbuatan satu kelompok yg dilarang untuk jangan mudah mengkafirkan dan menyesatkan, tapi sisi lain dia melakukan hal yg sama, hanya yg dituduh beda kelompok aja. (Al Hujuraat: 9)Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. ayat diatas bunyinya jelas, adalah mendamaikan satu kelompok orang beriman yg tidak lakukan perbuatan yg menentang Allah dan RasulNya, dan bukan memperuncing perbedaan pemahaman antara orang2 mukmin. hmm..kalau boleh aku analogikan adalah..menyatukan satu kelompok yg sedang dipecah, tapi sisi lain sedang melakukan perpecahan yg serupa. memang susah untuk bertindak adil..tapi pengalaman akan mengarkan kita untuk selalu mengkoreksi diri dan berusaha untuk berbuat adil kepada sesama muslim sendiri. (Al Maa'idah : 8) Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. wallahu a'lam bisowab hana --- Rudy Swardani [EMAIL PROTECTED] wrote: Republika, Jumat, 04 Mei 2007 Saatnya Sunni-Syiah Berdamai Syafiuddin Fadlillah Anggota Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES) Perdana menteri Irak, Nouri Al Maliki, seperti diberitakan Middle East Online menyatakan bahwa langkah Amerika membuat tembok pemisah warga Sunni di kota Azamiyah adalah tindakan yang tidak akan banyak membantu memecahkan Sunni-Syiah di Irak. Pembangunan tembok setinggi 3 meter dengan panjang 9 km itu mengingatkannya pada tembok Berlin. Dia pun meminta AS untuk menghentikan pembuatan tembok itu. Azamiyah adalah kota dengan mayoritas Sunni namun terisolasi oleh kota-kota terdekatnya yang mayoritas Syiah. Di Azamiyah terdapat kuburan ilmuwan besar Muslim yang seorang tabi'in dan saudagar pakaian, Imam Abu Hanifah. Dia adalah peletak dasar mazhab Hanafi. Sebuah kenyataan Konflik Sunni-Syiah adalah realita yang harus diterima umat Islam sebagai sebuah sunnatul hayat yang merupakan proses dari ijtihad para penganut pemeluknya. Karena itu, konflik Sunni-Syiah tak akan pernah berakhir kecuali dengan mengedepankan sikap toleransi bijak dari masing-masing pihak. Konflik Sunni-Syiah jika terus dikobarkan akan menjadi buah simalakama tersendiri bagi umat Islam dan jika isu sektarian ini terus dibesar-besarkan akan menghabiskan tenaga dan berujung pada terkurasnya energi. Konflik ini menjadi senjata ampuh bagi musuh untuk menghancurkan keagungan ummat Islam Di Negara-negara Timur Tengah selain Irak, terdapat kelompok Sunni-Syiah yang hidup berdampingan walau memang terkadang ada konflik-konflik kecil. Tetapi, konflik ini tidak pernah dibiarkan menjadi konflik yang terjadi terus-menerus dan juga tidak sampai menjadikan pertumbuhan darah di kedua belah pihak. Di Saudi yang mayoritas Sunni Hanbali terdapat sekitar 10-15 persen kaum Syiah, menurut laporan ICG tahun 2005 terdapat sekitar 2 juta warga Syiah terutama di provinsi timur seperti wilayah Qotif dan Ahsa. Di Mesir, terdapat sekitar 1 persen warga Syiah, di Lebanon ada sekitar 25-35 persen warga Syiah, di Bahrain laporan tahun 2006 mengungkapkan terdapat 70 persen