Bls: [ob] Tulisan kang ocoy

2010-03-16 Terurut Topik swan silo
 
Kang Bagus untuk mempelajari analisis fundamental sepeti itu rujukannya buku 
apa ya yg bagus yaaa..





Dari: Bagus Putra Perdana disclosure@gmail.com
Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 16 Maret, 2010 09:44:54
Judul: Re: [ob] Tulisan kang ocoy

  
kalo kita memang gak tau kebijakan ekspansi dan rencana CAPEX nya untuk tau 
perkiraan hutang paling tidak yg paling simpel ada 2 hal pak ;

1 apakah dia cash generating ato cash burning ;

lihat Cash Operasi dia, lalu kurangi dengan Maintenance Capex.

Misalkan Cash Operasi dia 1000, Maintenance Capex dia (hanya untuk mengganti 
depresiasi fixed assetnya) adalah 100

dia cash generating dan ini berarti dia bisa mencukupi kebutuhan Capex nya dari 
internal cash sebesar kira2 900an

kalo dia ada rencana ekspansi melebihi 900 dia baru akan menutupinya dengan 
hutang. 

atau kalo emang gak ada ekspansi sisa kas 900 itu bisa dipake buat pelunasan 
hutang yg sudah ada ato dibagi lagi buat dividen.



yg ke 2 apakah working capital dia mencukupi untuk operasi.

pada kasus dimana kadang perusahaan sedang kepukul industrinya, dia bisa aja 
jual rugi asal engine tetep running dan gak rusak ato jual di harga yg ga 
nutup produksinya (cash burn rate), tapi kalo dia punya struktur Current-Quick 
Ratio yg bagus dia mungkin bisa bertahan selama 1-2 periode dengan catatan 
Current rationya positif diatas 1 dengan posisi kas dan receivable yg lebih 
dominan dari inventorynya. ini umum terjadi di periode suram-ntya perusahaan 
cylical.

tapi ini pun ada limitasinya, sampe berapa periode cash-burn nya bisa menekan 
kesehatan struktur neracanya. kalo dia cash-burn sekitar 100 pertahun sementara 
posisi net-cash nya adalah 500 kira2 dia masih bisa bertahan 2 periode sampe 
ini masuk kondisi mengkhawatirkan dan harus cari pinjaman untuk modal kerja 
dengan perkiraan top-line ato revenue jg bisa ikut membaik.

lalu dari gearing ratio juga bisa kita cermati, itu adalah ruang maksimum 
peminjaman, kalo kita liat ada company yg gearing ratio nya udah tinggi. dan 
dia belum bisa cash generating secara baik dan besar, terus dia masih ambisi 
untuk ekspansi inorganik. kemungkinan yg bakal kena getahnya adalah pemegang 
saham karena dia bakal issue equity.

dari perspektif corporate finance sendiri. equity issuance sebenernya dihindari 
karena biaya-bagi kue nya lebih mahal dibanding ambil debt. kecuali dia 
anggep equitynya kemahalan di pasar dan lebih untung nyedot duit di pasar dari 
pada bagi kue nya di masa datang. 

untuk cost of capital sendiri umumnya kalo dikeluarkan harus untuk proyek yg 
expected CashFlownya nutup biaya Cost Of Capitalnya itu tadi. yg jadi krusial 
adalah jgn sampe proyeksi cashflownya dibuat inflated sementara cost of 
capitalnya di set kekecilan. yg sering terjadi dalam pengambilan keputusan 
oleh korporasi adalah ketidak hati-hatian dalam hal ini. (eksekusi diatas 
kertas mudah, tapi faktor2 lapangan tidak diperhitungkan)

kalo perusahaan ningkatin harganya supaya kapitalisasinya naik and thus secara 
artificial DER Perceptionnya turun (karena DER asli equitynya gak linkage ke 
harga pasar tapi ke book value equity) ato EV nya menyentuh gearing balance 
point. saya rasa ini cenderung sifatnya psikologis dan gak begitu nyaman 
dilihat sebagai sesuatu yg reliable.

yg lebih aman lihat struktur hutang perusahaan adalah ,

sudah berapa hutang yg dia punya sekarang?
level coupon berapa dia issue debt nya? murah ato mahal?
apakah dia cash generating sekarang ?
penggunaan dana hutang untuk sesuatu yg cash contributing dan highly good 
prospect gak? nutup beban bunganya gak?

kalo semua hal diatas in-check (level gearing ratio moderat. dia issue obligasi 
di kupon yg rendah, dia cash generating dan level ROCE dia tinggi, kemudian 
digunakan untuk project ato existing operation yg ROCEnya tinggi juga), hutang 
jadi pilihan pembiayaan yg lebih baik dari equity, kecuali dia anggap di pasar 
harga equity dia lagi premium banget sehingga menarik juga untuk utilisasi opsi 
issue equity ato hybrid instrument buat funding.



2010/3/13 Dean Earwicker dean.earwicker@ gmail.com















  


 
  
 
Kang Bagus,

Dari analisa lapkeu, apakah ada metode/cara untuk mengetahui bahwa satu 
perusahaan, diperkirakan memerlukan hutang atau ngga? (either untuk ekspansi, 
atau nutup lobang), entah dalam bentuk rasio atau yang lainnya.

Saya kok melihat kecenderungan, entah bener atau engga, perusahaan yang mau 
nambah utang (atau mau menerbitkan obligasi) biasanya harga sahamnya 
meningkat, dengan tujuan meningkatkan market cap, dan juga menekan DER.

Thanks.


2010/3/13 JsxTrader jsxtra...@yahoo. com

















I couldn't agree more, Kang !., bagi yg skeptis dgn TA dan menganggap  
Chart bullshit, pls read pejelasan si Akang dibawah, sangat bagus tuw... 
JT


 _ ___



-- 
Each piece, or part, of the whole nature is always an approximation to the 
complete truth, or the 

Re: Bls: [ob] Tulisan kang ocoy

2010-03-16 Terurut Topik Bagus Putra Perdana
yg menurut saya praktis dan enak dibaca


Equity Asset Valuation
by: John D., CFA Stowe, Thomas R., CFA Robinson, Jerald E., CFA Pinto, Denni
W., CFA McLeavey


Financial Reporting and Analysis: Using Financial Accounting Information 8th
Edition
by: Charles H. Gibson
South-Western Educational Publishing


Corporate Finance: Theory and Practice,Second Edition
by: Pierre Vernimmen, Pascal Quiry


sementara untuk suplemennya saya rekomen buku-buku berikut ini ;


The Financial Numbers Game: Detecting Creative Accounting Practices 2002-01
by: Charles W. Mulford Eugene E. Comiskey

Financial Crime Investigation and Control
by: K. H. Spencer Pickett, Jennifer M. Pickett

What Every Investor Needs to Know About Accounting Fraud
by: Jeff Madura

2010/3/16 swan silo swan_gro...@yahoo.com




 Kang Bagus untuk mempelajari analisis fundamental sepeti itu rujukannya
 buku apa ya yg bagus yaaa..

  --
 *Dari:* Bagus Putra Perdana disclosure@gmail.com
 *Kepada:* obrolan-bandar@yahoogroups.com
 *Terkirim:* Sel, 16 Maret, 2010 09:44:54
 *Judul:* Re: [ob] Tulisan kang ocoy



 kalo kita memang gak tau kebijakan ekspansi dan rencana CAPEX nya untuk tau
 perkiraan hutang paling tidak yg paling simpel ada 2 hal pak ;

 1 apakah dia cash generating ato cash burning ;

 lihat Cash Operasi dia, lalu kurangi dengan Maintenance Capex.

 Misalkan Cash Operasi dia 1000, Maintenance Capex dia (hanya untuk
 mengganti depresiasi fixed assetnya) adalah 100

 dia cash generating dan ini berarti dia bisa mencukupi kebutuhan Capex nya
 dari internal cash sebesar kira2 900an

 kalo dia ada rencana ekspansi melebihi 900 dia baru akan menutupinya dengan
 hutang.

 atau kalo emang gak ada ekspansi sisa kas 900 itu bisa dipake buat
 pelunasan hutang yg sudah ada ato dibagi lagi buat dividen.



 yg ke 2 apakah working capital dia mencukupi untuk operasi.

 pada kasus dimana kadang perusahaan sedang kepukul industrinya, dia bisa
 aja jual rugi asal engine tetep running dan gak rusak ato jual di harga yg
 ga nutup produksinya (cash burn rate), tapi kalo dia punya struktur
 Current-Quick Ratio yg bagus dia mungkin bisa bertahan selama 1-2 periode
 dengan catatan Current rationya positif diatas 1 dengan posisi kas dan
 receivable yg lebih dominan dari inventorynya. ini umum terjadi di periode
 suram-ntya perusahaan cylical.

 tapi ini pun ada limitasinya, sampe berapa periode cash-burn nya bisa
 menekan kesehatan struktur neracanya. kalo dia cash-burn sekitar 100
 pertahun sementara posisi net-cash nya adalah 500 kira2 dia masih bisa
 bertahan 2 periode sampe ini masuk kondisi mengkhawatirkan dan harus cari
 pinjaman untuk modal kerja dengan perkiraan top-line ato revenue jg bisa
 ikut membaik.

 lalu dari gearing ratio juga bisa kita cermati, itu adalah ruang maksimum
 peminjaman, kalo kita liat ada company yg gearing ratio nya udah tinggi. dan
 dia belum bisa cash generating secara baik dan besar, terus dia masih ambisi
 untuk ekspansi inorganik. kemungkinan yg bakal kena getahnya adalah pemegang
 saham karena dia bakal issue equity.

 dari perspektif corporate finance sendiri. equity issuance sebenernya
 dihindari karena biaya-bagi kue nya lebih mahal dibanding ambil debt.
 kecuali dia anggep equitynya kemahalan di pasar dan lebih untung nyedot duit
 di pasar dari pada bagi kue nya di masa datang.

 untuk cost of capital sendiri umumnya kalo dikeluarkan harus untuk proyek
 yg expected CashFlownya nutup biaya Cost Of Capitalnya itu tadi. yg jadi
 krusial adalah jgn sampe proyeksi cashflownya dibuat inflated sementara
 cost of capitalnya di set kekecilan. yg sering terjadi dalam pengambilan
 keputusan oleh korporasi adalah ketidak hati-hatian dalam hal ini. (eksekusi
 diatas kertas mudah, tapi faktor2 lapangan tidak diperhitungkan)

 kalo perusahaan ningkatin harganya supaya kapitalisasinya naik and thus
 secara artificial DER Perceptionnya turun (karena DER asli equitynya gak
 linkage ke harga pasar tapi ke book value equity) ato EV nya menyentuh
 gearing balance point. saya rasa ini cenderung sifatnya psikologis dan gak
 begitu nyaman dilihat sebagai sesuatu yg reliable.

 yg lebih aman lihat struktur hutang perusahaan adalah ,

 sudah berapa hutang yg dia punya sekarang?
 level coupon berapa dia issue debt nya? murah ato mahal?
 apakah dia cash generating sekarang ?
 penggunaan dana hutang untuk sesuatu yg cash contributing dan highly good
 prospect gak? nutup beban bunganya gak?

 kalo semua hal diatas in-check (level gearing ratio moderat. dia issue
 obligasi di kupon yg rendah, dia cash generating dan level ROCE dia tinggi,
 kemudian digunakan untuk project ato existing operation yg ROCEnya tinggi
 juga), hutang jadi pilihan pembiayaan yg lebih baik dari equity, kecuali dia
 anggap di pasar harga equity dia lagi premium banget sehingga menarik juga
 untuk utilisasi opsi issue equity ato hybrid instrument buat funding.


 2010/3/13 Dean Earwicker dean.earwicker@ gmail.comdean.earwic...@gmail.com