Re: [obrolan-bandar] RUU MINERBA

2007-01-05 Terurut Topik Stock Update
pak eka thx for sharing the crystal clear explanation.
Gbu
--- obrolan-bandar@yahoogroups.com
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Saya sudah tanya sama teman yg kerja di ANTM, RUU
MINERBA nggak akn ngaruh utk kontrak jangka panjang
penjualan konsentrate dan bijih tambang. Dan
pemerintah akan kasih jangka waktu 5 tahun utk
perusahaan2 tambang membuat smelter yg mengcover
output mereka.

   Sebenarnya RUU bagus utk FDI tambang seperti
NEWMONT yg nggak punya smelter sama sekali. Beda dgn
Freeport 100% smeltr product. Kalo jual kosnsentrat
doang, harganya nggak ada patokan harga internasional,
jadi pemegang saham , pemerintah nggak optimum dari
keuntungan royalti, devidend, pajak.

   Contoh INCO dia jual mattenya ke smelter milik
induknya di New Calidonia. Harganya jelas
menguntungkan induknya. Dgn RUU ini dia harus jual
batangan dari Indonesia ke pembeli langsung. Dan saya
rasa utk INCO, ANTM kalo mau tambah smelter Bank bakal
ngantri.
   Ingat ANTM dulu bikin FENI III, Deutche Bank dan
BANK MANDIRI rebutan.

   Yg nggak punya uang bisa ikut melebur ke SMELTER
milik RIO TINTO yg bakal dibangun.

   But by the way , kontrak jangka panjang akan
dihormati.
 
 Stock Update [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Thx atas replynya. Kl dikaitkan dng ruu
minerba
 pengaruhnya bisa sejauh apa pak? Sesaat aja or bisa
k
 bottom line?
 --- obrolan-bandar@yahoogroups.com
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Nggak ngaruh banyak target INCO masih
 Rp47000-5/lembar. Harga nickel kemarin sempat
 turun 1800USD jadi 31800 USD/MT. Tapi target harga
 47000 kalo asumsi nickel 25000USD/MT.
  
  Saya tuh mau cerita kemarin, kawan saya yg kerja
 di ANTM di SOROAKO sana bilang hujan lebat kemarin,
 trus daerah INCO yg berdekatan yg ada danau nya kena
 hujan juga??? So maksud statement-nya apa yah?
  
  Stock Update [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak eka apa target FA inco jd berubah dng
 adanya
  berita ini?
  --- obrolan-bandar@yahoogroups.com
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
   
   Indonesia's Inco cuts weekly nickel output by
130
  T
   
   Tue Jan 2, 2007 7:07 AM ET
   
   
   JAKARTA, Jan 2 (Reuters) - The Indonesia unit of
  Canadian nickel producer Inco Ltd N.TO said it
had
  cut weekly output by around 130 tonnes (300,000
  pounds) as dry weather had caused low reservoir
 levels
  at its hydro-electric power plant.
   Production cuts came three to four days earlier
  than we had predicted ... Rainfall is not
sufficient
  to increase water level(s), Rajeshnagara Sutedja,
  Inco's spokesman, told Reuters.
   PT International Nickel Indonesia Tbk INCO.JK
  produces between 1,400 and 1,500 tonnes of
  nickel-in-matte each week.
   The company said in mid-December that it might
  have to cut nickel matte production from Dec. 20
due
  to low reservoir levels.
   We won't be able to meet original output
target.
  But we have stockpile of unprocessed nickel ore,
 which
  will be used to narrow the gap in output, Sutedja
  said.
   PT Inco, which is owned by Brazil's Companhia
Vale
  do Rio Doce VALE5.SARIO.N through Canada's
Inco
  Ltd, had initially set a production target for
2006
 of
  about 71,000 tonnes of nickel-in-matte.
   The company said it was not possible to estimate
  the likely impact of the unusually dry weather on
 2007
  production.
   Nickel-in-matte is an intermediate smelter
product
  that must be further refined to make pure metal.
   London Metal Exchange three-months nickel MNI3
  hit a new high of $34,950 per tonne on Dec. 15,
and
  was quoted around $33,350 on Tuesday.
   (Reporting by Fitri Wulandari, editing by
Bernard
  Halloran; Reuters
 

Messaging:[EMAIL PROTECTED];Tel
=== Message Truncated === 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


[obrolan-bandar] RUU MINERBA

2007-01-04 Terurut Topik EKA SUWANDANA
Saya sudah tanya sama teman yg kerja di ANTM, RUU MINERBA nggak akn ngaruh utk 
kontrak jangka panjang penjualan konsentrate dan bijih tambang. Dan pemerintah 
akan kasih jangka waktu 5 tahun utk perusahaan2 tambang membuat smelter yg 
mengcover output mereka.
   
  Sebenarnya RUU bagus utk FDI tambang seperti NEWMONT yg nggak punya smelter 
sama sekali. Beda dgn Freeport 100% smeltr product. Kalo jual kosnsentrat 
doang, harganya nggak ada patokan harga internasional, jadi pemegang saham , 
pemerintah nggak optimum dari keuntungan royalti, devidend, pajak.
   
  Contoh INCO dia jual mattenya ke smelter milik induknya di New Calidonia. 
Harganya jelas menguntungkan induknya. Dgn RUU ini dia harus jual batangan dari 
Indonesia ke pembeli langsung. Dan saya rasa utk INCO, ANTM kalo mau tambah 
smelter Bank bakal ngantri.
  Ingat ANTM dulu bikin FENI III, Deutche Bank dan BANK MANDIRI rebutan.
   
  Yg nggak punya uang bisa ikut melebur ke SMELTER milik RIO TINTO yg bakal 
dibangun.
   
  But by the way , kontrak jangka panjang akan dihormati.

Stock Update [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Thx atas replynya. Kl dikaitkan dng ruu minerba
pengaruhnya bisa sejauh apa pak? Sesaat aja or bisa k
bottom line?
--- obrolan-bandar@yahoogroups.com
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Nggak ngaruh banyak target INCO masih
Rp47000-5/lembar. Harga nickel kemarin sempat
turun 1800USD jadi 31800 USD/MT. Tapi target harga
47000 kalo asumsi nickel 25000USD/MT.
 
 Saya tuh mau cerita kemarin, kawan saya yg kerja
di ANTM di SOROAKO sana bilang hujan lebat kemarin,
trus daerah INCO yg berdekatan yg ada danau nya kena
hujan juga??? So maksud statement-nya apa yah?
 
 Stock Update [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak eka apa target FA inco jd berubah dng
adanya
 berita ini?
 --- obrolan-bandar@yahoogroups.com
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  
  Indonesia's Inco cuts weekly nickel output by 130
 T
  
  Tue Jan 2, 2007 7:07 AM ET
  
  
  JAKARTA, Jan 2 (Reuters) - The Indonesia unit of
 Canadian nickel producer Inco Ltd N.TO said it had
 cut weekly output by around 130 tonnes (300,000
 pounds) as dry weather had caused low reservoir
levels
 at its hydro-electric power plant.
  Production cuts came three to four days earlier
 than we had predicted ... Rainfall is not sufficient
 to increase water level(s), Rajeshnagara Sutedja,
 Inco's spokesman, told Reuters.
  PT International Nickel Indonesia Tbk INCO.JK
 produces between 1,400 and 1,500 tonnes of
 nickel-in-matte each week.
  The company said in mid-December that it might
 have to cut nickel matte production from Dec. 20 due
 to low reservoir levels.
  We won't be able to meet original output target.
 But we have stockpile of unprocessed nickel ore,
which
 will be used to narrow the gap in output, Sutedja
 said.
  PT Inco, which is owned by Brazil's Companhia Vale
 do Rio Doce VALE5.SARIO.N through Canada's Inco
 Ltd, had initially set a production target for 2006
of
 about 71,000 tonnes of nickel-in-matte.
  The company said it was not possible to estimate
 the likely impact of the unusually dry weather on
2007
 production.
  Nickel-in-matte is an intermediate smelter product
 that must be further refined to make pure metal.
  London Metal Exchange three-months nickel MNI3
 hit a new high of $34,950 per tonne on Dec. 15, and
 was quoted around $33,350 on Tuesday.
  (Reporting by Fitri Wulandari, editing by Bernard
 Halloran; Reuters

Messaging:[EMAIL PROTECTED];Tel
 +6221 3846364) 
 
 __
 Do You Yahoo!?
 Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam
protection around 
 http://mail.yahoo.com 
 
 
 

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


 


Re: [obrolan-bandar] RUU MINERBA to MR RIZAL.

2007-01-04 Terurut Topik EKA SUWANDANA
Thanx ralatnya saya nggak bisa bedain Matte dan Bijih. Please correct us! Lebih 
aktif lagi di milis utk pencerahan.
   
  So kesimpulan bagus dong utk INCO, setahu saya RUU MINERBA juga mengatur 
penambangan di hutan lindung secara spesifik. RUU ini sudah ditunggu2 oleh 
menagement INCO utk tambahan PLTA.
   
  By the way Temen di ANTM bilang kontrak jangka panjang bakal dihormati. nggak 
mungkin pemerintah bikin bangkrut pemodal.
   
  Ini mancing Newmont spy dalam 5 tahun bikin smelter. Am I right, MR RIZAL? 

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Punten, 

Menurut saya berita seputar INCO akhir-akhir ini menjadi semakin tidak nyaman 
untuk disimak. 

Sekedar klarifikasi saja : 

1. Yang namanya Konsentrat itu bentuk fisiknya berupa benda cair / larutan dan 
yang namanya Bijih itu berupa hasil tambang yang tidak melalui proses pemurnian 
(kalau dalam hal Nickel bentuknya masih berupa tanah) 
  Jadi Nickel Matte itu seharusnya tidak termasuk klasifikasi Konsentrat atau 
Bijih (ore) karena sudah diolah sehingga mencapai tingkat kemurnian ± 70 % (ini 
yang dinamakan Matte) dan sudah berupa logam padat. 

2. INCO tidak menambang Matte tapi Bijih Nickel 

3. INCO tidak menjual Nickel matte ke induknya sendiri apalagi diproses jadi 
Ferronickel - di New Caledonia lagi ..ini informasi dari mana 
ya ? 
 * Yang pasti INCO export  Nickel Matte nya ke Sumitomo Metal di Jepang. 
 * Yang di New Caledonia itu adalah tambang INCO yang lain (Goro nama 
Projectnya) 
 * Ngapain memproses Nickel Matte jadi Ferro Nickel ? Absurd pisan 
atuhNickel matte itu kadarnya ± 70 % sedangkan Ferro Nickel ± 30 - 
40 %mau   nurunin kadarnya ? Becanda ah 

4. Yang mengexport bijih nickel tanpa diproses itu adalah ANTM dari projectnya 
di Tanjung Buli - Halmahera, bukan INCO 

Jadi kalau mau dilarang export Bijih Nickel itu seharusnya yang pertama kena 
adalah ANTM bukan INCO. 

Regards, 
RS 


  Please respond to obrolan-bandar@yahoogroups.com   From:
obrolan-bandar@yahoogroups.com on 01/03/2007 09:27:11 PM PST 
To:obrolan-bandar@yahoogroups.com 
cc: 
Subject:[obrolan-bandar] RUU MINERBA 




Wah kalo itu saya setuju banget!!! Soalnya INCO jual Nickel matte ke induknya 
sendiri di proses jadi Ferronickel di New Calidonia. Kita jadinya susah ceknya 
apa dia jual harga pasar atau di bawah harga pasar (soalnya jual ke induknya), 
harga bijih nickel nggak diatur pasar model nickel batangan yg di LME. 
  
Dgn adanya UU Minerba, memaksa semua perusahaan jual bentuk batang dan pastinya 
mau nggak mau di harga pasar. Harga Matte kan jauh lebih murah dari yg 
batangan. 
  
Tapi awal2nya gimana nih kegeruskan EPS, apa harus dihentikan penambangan 
mattenya? Kalo harus berhenti jualan mattejelas EPS kegerus banyak. Jangka 
panjang bagus utk ANTM, INCO, TINS. Paling bagus utk ANTM, proporsi nickel 
batangan sesudah FENI III , 80% dari total nickel. 
  
UU Minerba juga ngatur penambangan di hutan lindung, bagus utk INCO. 

Jimmy Gunawan [EMAIL PROTECTED]  wrote: 
kayaknya berita  ini yg menyebabkan harga INCO kemarin turun tajam... kalau yg 
berita produksi turun karena low reservoir sptnya udah basi. 
Bung Eka, kira2 efeknya thd future EPS INCO gimana ya kalo memang RUU ini jadi 
diberlakukan pada INCO ? 
  
JG 




Ekspor bijih tambang dilarang 
  
JAKARTA: Pemerintah akan melarang ekspor konsentrat dan bijih tambang sesuai 
isi RUU Pertambangan Mineral dan Batubara. Pengesahan RUU itu menjadi UU 
diperkirakan Maret mendatang. 
Dengan kebijakan itu, seluruh konsentrat hasil pertambangan mineral-seperti 
yang selama ini diproduksi oleh PT Freeport Indonesia, PT Newmont Nusa 
Tenggara, dan PT International Nickel Indonesia-wajib dimurnikan dan diolah 
menjadi logam di dalam negeri sebelum diekspor. 
Jadi, perusahaan tambang mineral tidak diperbolehkan langsung mengekspor 
konsentrat dan bijih, ujar Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi pada 
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Simon Felix Sembiring, kemarin. 
Semua harus diolah dan dimurnikan di Indonesia hingga bentuk logam. Kalau 
mereka [perusahaan tambang] ingin mendirikan smelter [pabrik pengolahan 
konsentrat] untuk pengolahan dan pemurnian, silakan. Tapi harus di Indonesia. 
Menurut dia, dengan kewajiban tersebut, maka pemerintah akan mendapatkan nilai 
tambah dengan tidak lagi mengizinkan ekspor produk mentah, namun produk jadi. 
Kebijakan itu diyakini akan mendorong investasi baru di bidang pengolahan dan 
pemurnian konsentrat. 
Perusahaan tambang yang ingin investasi, kata Simon, bisa langsung membangun 
industri yang terintegrasi mulai dari hulu, penambangan mineral, hingga hilir 
yaitu pengolahan menjadi logam. 
Konsep tambang nikel terintegrasi sebenarnya telah diajukan oleh Rio Tinto 
dalam kontrak karya untuk proyek Lasamphala dengan investasi US$2 miliar. 
Namun, pemerintah hingga saat ini belum menyetujui kontrak karya tersebut. 
Perusahaan lain yang ingin investasi pembangunan di pengolahan dan

[obrolan-bandar] RUU MINERBA

2007-01-03 Terurut Topik EKA SUWANDANA
Wah kalo itu saya setuju banget!!! Soalnya INCO jual Nickel matte ke induknya 
sendiri di proses jadi Ferronickel di New Calidonia. Kita jadinya susah ceknya 
apa dia jual harga pasar atau di bawah harga pasar (soalnya jual ke induknya), 
harga bijih nickel nggak diatur pasar model nickel batangan yg di LME.
   
  Dgn adanya UU Minerba, memaksa semua perusahaan jual bentuk batang dan 
pastinya mau nggak mau di harga pasar. Harga Matte kan jauh lebih murah dari yg 
batangan.
   
  Tapi awal2nya gimana nih kegeruskan EPS, apa harus dihentikan penambangan 
mattenya? Kalo harus berhenti jualan mattejelas EPS kegerus banyak. Jangka 
panjang bagus utk ANTM, INCO, TINS. Paling bagus utk ANTM, proporsi nickel 
batangan sesudah FENI III , 80% dari total nickel.
   
  UU Minerba juga ngatur penambangan di hutan lindung, bagus utk INCO.

Jimmy Gunawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
kayaknya berita  ini yg menyebabkan harga INCO kemarin turun 
tajam... kalau yg berita produksi turun karena low reservoir sptnya udah basi.
  Bung Eka, kira2 efeknya thd future EPS INCO gimana ya kalo memang RUU ini 
jadi diberlakukan pada INCO ?
   
  JG
  



Ekspor bijih tambang dilarang
 
JAKARTA: Pemerintah akan melarang ekspor konsentrat dan bijih tambang sesuai 
isi RUU Pertambangan Mineral dan Batubara. Pengesahan RUU itu menjadi UU 
diperkirakan Maret mendatang. 
Dengan kebijakan itu, seluruh konsentrat hasil pertambangan mineral-seperti 
yang selama ini diproduksi oleh PT Freeport Indonesia, PT Newmont Nusa 
Tenggara, dan PT International Nickel Indonesia-wajib dimurnikan dan diolah 
menjadi logam di dalam negeri sebelum diekspor. 
Jadi, perusahaan tambang mineral tidak diperbolehkan langsung mengekspor 
konsentrat dan bijih, ujar Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi pada 
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Simon Felix Sembiring, kemarin. 
Semua harus diolah dan dimurnikan di Indonesia hingga bentuk logam. Kalau 
mereka [perusahaan tambang] ingin mendirikan smelter [pabrik pengolahan 
konsentrat] untuk pengolahan dan pemurnian, silakan. Tapi harus di Indonesia. 
Menurut dia, dengan kewajiban tersebut, maka pemerintah akan mendapatkan nilai 
tambah dengan tidak lagi mengizinkan ekspor produk mentah, namun produk jadi. 
Kebijakan itu diyakini akan mendorong investasi baru di bidang pengolahan dan 
pemurnian konsentrat. 
Perusahaan tambang yang ingin investasi, kata Simon, bisa langsung membangun 
industri yang terintegrasi mulai dari hulu, penambangan mineral, hingga hilir 
yaitu pengolahan menjadi logam. 
Konsep tambang nikel terintegrasi sebenarnya telah diajukan oleh Rio Tinto 
dalam kontrak karya untuk proyek Lasamphala dengan investasi US$2 miliar. 
Namun, pemerintah hingga saat ini belum menyetujui kontrak karya tersebut. 
Perusahaan lain yang ingin investasi pembangunan di pengolahan dan pemurnian 
juga terbuka peluangnya setelah RUU itu disahkan. 
Simon mengatakan pemerintah dan DPR sepakat mengesahkan RUU Pertambangan 
Mineral dan Batu bara menjadi UU pada Maret ini karena persoalan prinsip dalam 
RUU itu sudah disepakati antara pemerintah dan DPR. 
Namun, kata dia, belum diketahui apakah kewajiban itu juga akan berlaku kepada 
Freeport Indonesia, Inco, dan Newmont yang telah melakukan kontrak sebelum RUU 
tersebut disahkan. 
Terikat kontrak 
Menanggapi kewajiban itu, Public Relation Manager PT Newmont Nusa Tenggara 
Kasan Muljono mengatakan pihaknya terikat kontrak dengan pembeli dari Jepang 
untuk jangka panjang sejak perusahaan akan mengembangkan tambang tembaga di 
Batu Hijau, Sumbawa. 
Kontrak tersebut, kata dia, dibuat dengan pihak Jepang sebagai salah satu mitra 
kerja yang juga terlibat dalam investasi saat proyek tersebut akan dikerjakan. 
Sebanyak 90% produk Newmont Nusa Tenggara berupa konsentrat tembaga beserta 
emas yang merupakan produk mineral ikutan dalam konsentrat tersebut dan 
langsung diekspor ke Jepang. 
Menurut dia, pihaknya akan menjelaskan ke pemerintah, terutama tentang kondisi 
Newmont Nusa Tenggara yang terikat kontrak dengan pembeli untuk jangka panjang. 
Sebab ada konsekuensi yang harus ditanggung. Kami mendukung jika ada smelter 
yang memadai, tapi kita juga terikat kontrak jangka panjang, tuturnya. (dwi. 
[EMAIL PROTECTED]) 
Oleh Bambang Dwi Djanuarto
Bisnis Indonesia 



- Original Message - 
From: EKA SUWANDANA 
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, January 03, 2007 11:59 AM
Subject: [obrolan-bandar] INCO Statement!




Indonesia's Inco cuts weekly nickel output by 130 T

Tue Jan 2, 2007 7:07 AM ET


JAKARTA, Jan 2 (Reuters) - The Indonesia unit of Canadian nickel producer Inco 
Ltd N.TO said it had cut weekly output by around 130 tonnes (300,000 pounds) 
as dry weather had caused low reservoir levels at its hydro-electric power 
plant.
Production cuts came three to four days earlier than we had predicted ... 
Rainfall is not sufficient to increase water level(s), Rajeshnagara Sutedja, 
Inco's spokesman, told Reuters.
PT International Nickel 

Re: [obrolan-bandar] RUU MINERBA

2007-01-03 Terurut Topik rizals


Punten,

Menurut saya berita seputar INCO akhir-akhir ini menjadi semakin tidak
nyaman untuk disimak.

Sekedar klarifikasi saja :

1. Yang namanya Konsentrat itu bentuk fisiknya berupa benda cair / larutan
dan yang namanya Bijih itu berupa hasil tambang yang tidak melalui proses
pemurnian (kalau dalam hal Nickel bentuknya masih berupa tanah)
  Jadi Nickel Matte itu seharusnya tidak termasuk klasifikasi Konsentrat
atau Bijih (ore) karena sudah diolah sehingga mencapai tingkat kemurnian ±
70 % (ini yang dinamakan Matte) dan sudah berupa logam padat.

2. INCO tidak menambang Matte tapi Bijih Nickel

3. INCO tidak menjual Nickel matte ke induknya sendiri apalagi diproses
jadi Ferronickel - di New Caledonia lagi ..ini informasi
dari mana ya ?
 * Yang pasti INCO export  Nickel Matte nya ke Sumitomo Metal di
Jepang.
 * Yang di New Caledonia itu adalah tambang INCO yang lain (Goro nama
Projectnya)
 * Ngapain memproses Nickel Matte jadi Ferro Nickel ? Absurd pisan
atuhNickel matte itu kadarnya ± 70 % sedangkan Ferro Nickel ±
30 - 40 %mau   nurunin kadarnya ? Becanda ah

4. Yang mengexport bijih nickel tanpa diproses itu adalah ANTM dari
projectnya di Tanjung Buli - Halmahera, bukan INCO

Jadi kalau mau dilarang export Bijih Nickel itu seharusnya yang pertama
kena adalah ANTM bukan INCO.

Regards,
RS



Please respond to obrolan-bandar@yahoogroups.com
From:   obrolan-bandar@yahoogroups.com on 01/03/2007 09:27:11 PM PST
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
cc: 
Subject:[obrolan-bandar] RUU MINERBA




Wah kalo itu saya setuju banget!!! Soalnya INCO jual Nickel matte ke
induknya sendiri di proses jadi Ferronickel di New Calidonia. Kita jadinya
susah ceknya apa dia jual harga pasar atau di bawah harga pasar (soalnya
jual ke induknya), harga bijih nickel nggak diatur pasar model nickel
batangan yg di LME.

Dgn adanya UU Minerba, memaksa semua perusahaan jual bentuk batang dan
pastinya mau nggak mau di harga pasar. Harga Matte kan jauh lebih murah
dari yg batangan.

Tapi awal2nya gimana nih kegeruskan EPS, apa harus dihentikan penambangan
mattenya? Kalo harus berhenti jualan mattejelas EPS kegerus banyak.
Jangka panjang bagus utk ANTM, INCO, TINS. Paling bagus utk ANTM, proporsi
nickel batangan sesudah FENI III , 80% dari total nickel.

UU Minerba juga ngatur penambangan di hutan lindung, bagus utk INCO.

Jimmy Gunawan [EMAIL PROTECTED]  wrote:
kayaknya berita  ini yg menyebabkan harga INCO kemarin turun tajam...
kalau yg berita produksi turun karena low reservoir sptnya udah basi.
Bung Eka, kira2 efeknya thd future EPS INCO gimana ya kalo memang RUU ini
jadi diberlakukan pada INCO ?

JG




Ekspor bijih tambang dilarang

JAKARTA: Pemerintah akan melarang ekspor konsentrat dan bijih tambang
sesuai isi RUU Pertambangan Mineral dan Batubara. Pengesahan RUU itu
menjadi UU diperkirakan Maret mendatang.
Dengan kebijakan itu, seluruh konsentrat hasil pertambangan
mineral-seperti yang selama ini diproduksi oleh PT Freeport Indonesia, PT
Newmont Nusa Tenggara, dan PT International Nickel Indonesia-wajib
dimurnikan dan diolah menjadi logam di dalam negeri sebelum diekspor.
Jadi, perusahaan tambang mineral tidak diperbolehkan langsung mengekspor
konsentrat dan bijih, ujar Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi pada
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Simon Felix Sembiring, kemarin.
Semua harus diolah dan dimurnikan di Indonesia hingga bentuk logam. Kalau
mereka [perusahaan tambang] ingin mendirikan smelter [pabrik pengolahan
konsentrat] untuk pengolahan dan pemurnian, silakan. Tapi harus di
Indonesia.
Menurut dia, dengan kewajiban tersebut, maka pemerintah akan mendapatkan
nilai tambah dengan tidak lagi mengizinkan ekspor produk mentah, namun
produk jadi. Kebijakan itu diyakini akan mendorong investasi baru di
bidang pengolahan dan pemurnian konsentrat.
Perusahaan tambang yang ingin investasi, kata Simon, bisa langsung
membangun industri yang terintegrasi mulai dari hulu, penambangan mineral,
hingga hilir yaitu pengolahan menjadi logam.
Konsep tambang nikel terintegrasi sebenarnya telah diajukan oleh Rio Tinto
dalam kontrak karya untuk proyek Lasamphala dengan investasi US$2 miliar.
Namun, pemerintah hingga saat ini belum menyetujui kontrak karya tersebut.

Perusahaan lain yang ingin investasi pembangunan di pengolahan dan
pemurnian juga terbuka peluangnya setelah RUU itu disahkan.
Simon mengatakan pemerintah dan DPR sepakat mengesahkan RUU Pertambangan
Mineral dan Batu bara menjadi UU pada Maret ini karena persoalan prinsip
dalam RUU itu sudah disepakati antara pemerintah dan DPR.
Namun, kata dia, belum diketahui apakah kewajiban itu juga akan berlaku
kepada Freeport Indonesia, Inco, dan Newmont yang telah melakukan kontrak
sebelum RUU tersebut disahkan.
Terikat kontrak
Menanggapi kewajiban itu, Public Relation Manager PT Newmont Nusa Tenggara
Kasan Muljono mengatakan pihaknya terikat kontrak dengan pembeli dari
Jepang untuk jangka panjang sejak perusahaan