Soeharto-Ghalieb-KBRI Washington, D.C.

1999-05-20 Terurut Topik Mahendra Siregar





Bung Ali,

Menjawab "concern" anda perihal harta Soeharto dan keluarga di luar negeri dan
tanggungjawab KBRI mengenai hal itu, perkenankan saya menyampaikan sbb:

1.Jauh sebelum berita TIME dimuat, KBRI telah mengadakan penjajagan kepada
beberapa pihak di US seperti Department of Justice dan lembaga-lembaga keuangan
di sini. Pada prinsipnya mereka bersedia membantu kalau memang kepemilikan harta
seseorang warganegara Indonesia dinyatakan melanggar hukum Indonesia.
Persoalannya, belum ada proses pengadilan di Indonesia yang memutuskan bahwa
kepemilikan harta tersebut dilakukan melalui cara yang melanggar hukum.

2.Informasi mengenai kepemilikan harta seseorang di luar negeri dapat
diperoleh dari berbagai sumber, apalagi kalau memang kita bersedia mengeluarkan
biaya. Namun permasalahannya tetap sama, yaitu setelah diketahui, then what?.
Selama belum ada keputusan pengadilan di Indonesia, maka sulit untuk meminta
bantuan pihak asing untuk membekukan, menyita apalagi mengembalikannya kepada
rakyat Indonesia. Pihak asing akan bertanya: dasar hukumnya apa?

3.Daripada anda menjadi seperti pungguk merindukan bulan, lebih baik anda dan
teman-teman menggunakan hak pilih anda dalam Pemilu nanti dengan baik untuk
memilih Parpol dan pemimpin nasional yang anda percayai dapat menuntaskan masalah
ini dan masalah-masalah lainnya. Persoalan ini adalah persoalan dan tanggungjawab
kita semua seluruh bangsa Indonesia. Mari kita selesaikan hal-hal itu secara
mendasar dan sistematis berdasarkan hukum yang berlaku dalam sistem yang
demokratis.

4.KBRI tidak bermaksud membantah laporan Time itu. Saya pribadi tidak
mengetahui kebenaran seluruh informasi yang terdapat dalam majalah itu. Namun
beberapa informasi dalam majalah itu seperti Tommy memiliki lapangan golf di
Inggris dan pernah memiliki saham produsen mobil mewah di Italia adalah 100%
benar. Sekalipun demikian, pertanyaan di atas tetap berlaku, kalaupun berita itu
benar, then what? Mungkin teman-teman Permias yang ahli hukum dapat membantu
menghadapi jalan buntu ini? Let me know, atau seperti ajakan Ramadhan, let's
discuss it.

Salam
Mahendra Siregar




Ali Simplido wrote:

 Bung Ramadhan,

 Mengenai ajakan Bung Ramadhan untuk berdiskusi tentang
 kekayaan Soeharto dan permintaan Ghalieb ke Deplu
 (KBRI  KJRI) untuk menyelidiki harta Soeharto di luar
 negeri, saya (sbg seorang mahasiswa dan sekaligus
 rakyat kecil) mungkin kurang pantas untuk memenuhi
 ajakan Bung Ramadhan, karena orang yang paling pantas
 adalah Bung Mahendra Siregar Kepala Bidang Penerangan
 KBRI Washington, D.C.

 Jadi gimana nih Bung Mahendra, apa tindakan KBRI atau
 Deplu dalam menindaklanjuti laporan TIME? Apakah KBRI
 akan membantah laporan tsb? Ataukah akan
 mendiamkannya? Dan kalo memang iya, apakah ini bukan
 berarti KBRI/DEPLU telah membantu Soeharto untuk
 mencuri uang rakyat?






-
To subscribe: send a blank email to: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe: send a blank email to: [EMAIL PROTECTED]
This mailing list sponsored by http://www.webIndonesia.com
-





Soeharto-Ghalieb-KBRI Washington, D.C.

1999-05-19 Terurut Topik Ali Simplido

Bung Ramadhan,

Mengenai ajakan Bung Ramadhan untuk berdiskusi tentang
kekayaan Soeharto dan permintaan Ghalieb ke Deplu
(KBRI  KJRI) untuk menyelidiki harta Soeharto di luar
negeri, saya (sbg seorang mahasiswa dan sekaligus
rakyat kecil) mungkin kurang pantas untuk memenuhi
ajakan Bung Ramadhan, karena orang yang paling pantas
adalah Bung Mahendra Siregar Kepala Bidang Penerangan
KBRI Washington, D.C.

Jadi gimana nih Bung Mahendra, apa tindakan KBRI atau
Deplu dalam menindaklanjuti laporan TIME? Apakah KBRI
akan membantah laporan tsb? Ataukah akan
mendiamkannya? Dan kalo memang iya, apakah ini bukan
berarti KBRI/DEPLU telah membantu Soeharto untuk
mencuri uang rakyat?

Mudah2-an pertanyaan saya di atas merupakan pertanyaan
yang pantas.  Maksud saya, saya ini (seperti juga Bung
Jossi yang menanyakan penggunaan Dana Sisa Anggaran
KBRI) hanya ingin menggunakan hak tanya saya sebagai
seorang warga negara.

Mudah2-an jawaban yang saya antisipasi tidak datang
dengan sebuah "penyesalan" dari Pak Dubes (Pak
Dorojatun).  Karena dalam pertanyaan Bung Jossi, Pak
Dubes sendiri sempat menyesalkan penggunaan internet .
Saya sendiri menilai penyesalan tsb sebagai sesuatu
yang kurang bijaksana karena Deplu/KBRI bukanlah
sebuah CIA yang budgetnya is classified karena alasan
national security.

Wassalam

Ali Simplido


_
Do You Yahoo!?
Free instant messaging and more at http://messenger.yahoo.com



Re: Soeharto-Ghalieb-KBRI Washington, D.C.

1999-05-19 Terurut Topik Budi Haryanto

Kayaknya Soeharto akan dipanggil ke Kejagung dalam waktu dekat.
Sebelum Pemilu.

Tujuannya., buaykk.

Salam,
Budi
(mahasiswa sekolah ilmu ramal)



 Sebenarnya saya pusing mikirin issue tersebut. Semua saling lempar tanggung
 jawab.
 Habibie-Ghalieb-DEPLU-KBRI/KJRI/DEPLU-KEJAKGUNG-HABIBIE-DPR/MPR-HABIBIE dts,
 dll, dslj. Muter banget. Birokratis. Padahal kalau bilang, ''Saya/kami
 nggak mau mengusut itu, Anda mau apa?!''. Gitu kan beres. INi nggak... muter
 terus, njelimet banget.

 Belum lama ini, lewat JAPRI-- seorang wanita minta saya ikut menelusurinya
 sendiri. Walau dana terbatas, saya sempat juga melakukannya-- beberapa bulan
 silam. Cuma dapat sedikit dan sangat terbatas:-) Awak ini apalah, lalat pun
 tak hinggap:-)

 Kembali ke soal KBRI/KJRI-- dengan dana gede dan wewenang gede-- 99,99% pasti
 mampu melakukannya. Soal "kemauan"-- itu yang jadi masalah. Pasalnya, di sini
 dibutuhkan keberanian dan komitmen moral. Tanpa itu, omong kosong lah.  Kalau
 mau lebih mantap, tanya ke bung George J. Aditjondro saja deh.

 salam,
 ramadhan pohan
 (penyimak)