Wah jadi rame nih, padahal terus terang rada males ngebales reply dari Cici yang kalau diteruskan akan lebih banyak jadi debat kusir yang menghabiskan banyak waktu, lebih baik menikmati cuaca spring yang rada bagus di belgia tahun ini. Anyway, kadang tangan ini enggak bisa diajak kompromi untuk memaparkan apa yang ada dikepala.
Dari reply Cici saya mencoba menganalisa bahwa Cici paling tidak berasal dari lingkungan pemerintahan, either orangtua, paman atau kerabat dekatnya. Kenapa ? jawabannya sangat sederhana, betapa emosinya reply yang dibuat Cici ketika saya, Utong dan Dendi mencoba memaparkan borok pemerintah Indonesia. Ketika seseorang mengkritik seseorang dan kemudian seseorang itu mengkritik balik, disitulah titik ketidakdewasaan orang yang dikritik, yang menurut saya sudah menjadi warisan dari para pejabat kita yang 'kebal kritik'. Disinilah yang banyak orang sebut sebagai salah satu bentuk 'arogansi' pihak yang punya kuasa terhadap pihak yang tidak punya kuasa. Meminjam istilah sejarah Perancis dengan slogan le'etat c'est moi yang berarti negara adalah saya, milik saya, terserah saya, mau2 gue dan lain2. Lucunya paham ini masih ada di hati para pejabat kita even setelah era reformasi. Bukannya bagaimana berpikir untuk memberikan jasa kepada rakyatnya, malah berpikir apa yang bisa saya manfaatkan dari rakyat saya. Sekali lagi saya mengucap astagfirullah... Salah satu event besar untuk memanfaatkan rakyat Indonesia adalah pemilu nanti dimana rakyat Indonesia diberi hak untuk memilih. Lucunya, beberapa pejabat menyebut sebagai kewajiban dan yang lebih parah lagi MUI mengharamkan kalau tidak memilih atau golput. Alias kalau Anda tidak memilih berarti Anda masuk neraka. Kadang saya berpikir ketika dahulu diceritakan oleh ustadz bahwa isi neraka itu paling banyak adalah para pemimpin, mungkin sekarang neraka akan penuh dengan para 'golputer'. So MUI berperan besar merubah komposisi neraka dengan kebijakannya, wow.. how powerful is MUI... bravo... Kadang saya cuma bisa tertawa kecil melihat kebodohan-kebodohan di negeri Indonesia. Kalau kita cukup cerdas melihat fakta bahwa sistem pemilu yang sekarang tidaklah se demoktaris yang digembor-gemborkan, tentu akan banyak para golput di Indonesia yang nyatanya itulah fakta yang terjadi. Menurut survey yang dimuat harian Kompas (kalau saya tidak salah) golput di Pilkada meningkat hampir mencapai 40%. Atau sederhananya dari 10 teman dekat kita 4 teman kita tidak mau memilih dengan berbagai alasan. Inilah yang membuat.. tikus...oops sorry politikus..kalang kabut, sampai2 melobi MUI untuk meningkatkan angka ini, termasuk bermain dengan uang tunai. Saya coba memaparkan fenomena memilih di pemilu ini dengan fenomena yang di analisa dan dijadikan teori di bidang behavioral economics oleh prof. Dan Ariely dari MIT (ww.predictablyirrational.com). Jangan mengernyitkan dahi dulu, cabang behavior economics ini agak beda dengan classical economic yang menurut saya agak rumit walau latar belakang saya dari jurusan ekonomi. Menurut teori Dan, dalam memilih ternyata manusia lebih banyak bersikap irrasional daripada rasional. Dia memberi beberapa contoh ketika kita berbelanja di supermarket dan kita dihadapkan pada beberapa pilihan harga dan barang. Ternyata kita cenderung memilih secara relatif barang dengan harga terendah atau berkualitas diantara barang2 yang di disdisplay saja. Alias kita lupa untuk melihat bahwa harga barang tersebut sebetulnya sangat mahal dibanding barang yang sama di tempat lain. Behavior manusia ini dimanfaatkan dengan sangat baik oleh para pemilik supermarket tersebut dengan memberikan 'jebakan'. Barang yang ingin dijual secara optimal di buat menarik dan ada barang yang dijual sangat mahal dan jelek hanya sebagai pembanding agar supaya orang memilih barang yang menjadi target, how smart..!! Nah dalam kasus pemilu nanti kita sudah tahu bagaimana kita diberikan pilihan yang sangat terbatas dengan alasan electroral treshold atau semacamnya yang didisain oleh sekelompok orang seperti pemilik supermarket tadi. Tujuan akhirnya, si pemilih atau rakyat Indonesia hanya diberikan beberapa pilihan yang ujung2nya hanya jago yang sudah didisain lah yang memenangkan pemilu. Lihat bagaimana SBY memenangkan pemilu 5 tahun lalu, bukan karena dia bagus tapi karena lawan2 dia adalah jebakan agar dia terpilih. Saya sebetulnya ingin menulis fenomena ini dengan judul 'Indonesian Election, A contest to choose the Sweetest Bandit from all of Indonesian Archipelago', mudah2an saya ada waktu menyelesaikannya. Jadi pemilih yang memilih dalam pemilu nanti cenderung 'irrasional' meminjam istilah Dan, karena mereka hanya memiliki beberapa pilihan yang percaya atau tidak sudah didisain dengan sangat baik. Tapi Tuhan itu maha adil kawan2, kita bisa saja tidak memilih dalam pemilu atau dalam kasus supermarket tadi tidak jadi membeli kalau kita 'rasional'. Sayangnya kebanyakan dari kita adalah orang2 yang 'irrasional', ce'est la vie... Terakhir dan yang terpenting, apa yang Cici ucapkan adalah hal yang wajar karena memang itulah sudut pandang Cici yang hidup dalam habitatnya sendiri. Sungguh suatu yang sangat aneh kalau Cici mendukung analisa saya, utong, Dendi dan masyarakat Indonesia di Belgia lainnya... Kalau kata Joshua.. Mosok Jeruk makan Jeruk...!! Anis -- Selamat untuk tidak memilih because we are just a rational human being. ________________________________ From: Sulistiono Kertawacana <sulistiono.kertawac...@alumni.ui.ac.id> To: PPIBelgia@yahoogroups.com Sent: Saturday, April 4, 2009 11:56:02 AM Subject: Re: [PPIBelgia] Being Indonesian and proud of it jadi ternyata ada "kode diplomatiknya" ya mba untuk urut2an Foto hehhe Kind regards, Sulistiono Kertawacana http://sulistionoke rtawacana. blogspot. com/ Cici Marsianda Widiyanto wrote: Boleh saja tidak sependapat Mas Dendi, Indonesia adalah negara demokrasi. Jangankan cuma kritik, tidak ikut Pemilu juga tidak ada sanskinya. Nah, boleh donk saya mengkiritik orang yang tidak mau terlibat dalam proses politik negaranya sendiri tapi kemudian justru mengkritik sistim politik yang dia tidak mau ikut terlibat padahal dia bisa. Sampai kita menemukan sistim partisipasi politik lain yang lebih baik, Pemilihan Umum adalah salah satu cara kita bernegara. Saya hanya melihat bahwa saat ini negara kita sedang mencari arah menuju yang lebih baik. Apa tidak elok jika kita turut serta menentukan arah tersebut ? Mungkin kita berbeda pandangan atas hal ini. So What ? Tidak masalah. Kita tetep orang Indonesia. Well, just a piece of my mind (Saya kok tidak yakin urutan photo ditentukan oleh besar kecilnya devisa. Biasanya sih urut abjad). ________________________________ To: ppibel...@yahoogrou ps.com From: dendiramdani@ yahoo.com Date: Thu, 2 Apr 2009 03:42:51 -0700 Subject: RE: [PPIBelgia] Being Indonesian and proud of it Saya agak tidak sependapat dengan email dibawah, terutama paragraph terakhir. Juga saya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan kalimat "Jangan hanya bisa mengkritik. Coba ikut menyelesaikan masalah". Saya pikir wajar-wajar saja tiap orang melontarkan kritik kepada orang yg bekerja di publik sektor (birokrasi) atau para penyelenggara negara (DPR dan pemerintahan: presiden/gubernur/ walikota) karena adalah tugas mereka memberikan pelayanan publik. Tentang ikut menyelesaikan masalah, saya pikir dengan menjalankan peran profesi masing-masing sebaik mungkin adalah kontribusi yang sangat besar. Misalnya: yang lagi sekolah, sekolah lah yang baik; yang dosen jadilah dosen yang baik; yang pegawai BUMN jadilah pegawai yang baik; yang jadi birokrat di departemen atau pemda, jadilah birokrat yang baik; yang kerja di sektor swasta jadilah pekerja yang baik dan produktif. Kan tidak mungkin misalnya, seseorang yang dosen disuruh menangai kisruh kampanye, ini kan tugas Panwaslu/KPU. Atau, yang kerja di swasta ikut memberantas korupsi, ini kan tugasnya Kejaksaan dan KPK. Tentang keikutsertaan pemilu, buat saya yang selalu golput sejak jaman Soeharto, kecuali pemilu tahun 1999 karena aktif di partai, keputusan tidak ikut memilih karena saya memandang semua partai sama kualitasnya, tidak ada yg lebih baik atau buruk. Tidak ada satu pihak pun yang bisa membawa perbaikan berarti, kalaupun ada perbaikan di Indonesia itu adalah hasil proses alamiah sebagai keharusan sejarah. Seperti ketika harga BBM turun, itu adalah keharusan sejarah karena harga minyak dunia turun, bukan hasil kerja langsung SBY/JK. Susah juga kalau memilih partai hanya berdasarkan "anggapan" bahwa partai A berkualitas baik sedangkan partai B berkualitas jelek. Juga, saya kira tidak ada relevansi "pemilih memilih dengan baik dan tulus" akan membuat negara maju. Yang perlu adalah pemilih yang rasional dan kritis yang bisa mendorong negara maju. Selain itu, tidak ada yang menjamin bagaimana mekanisme saya bisa mengontrol kinerja orang/partai yang saya pilih, kecuali 5 tahuk mendatang tidak memilih dia lagi (seandainya itu orang mencalonkan lagi dan partainya masih ada). Kalau pemilu partai saya pasti golput sebab saya tidak kenal orang dan tawaran program tidak jelas, dilihat dari sisi partainya jg tidak ada yg bisa menjamin kualitas dan integritas. Buat saya menentukan pilihan dalam pemilu seperti berjudi. Beruntung kalau kebetulan memilih yang baik; sial kalau kebetulan memilih yang buruk (tahunya itu caleg kena kasus suap/korupsi, misalnya). Tentang keikutsertaan Indonesia di G20, memang Indonesia cukup besar dibanding singapore dan malaysia dilihat dari size penduduk, luas wilayah dan size ekonomi, tapi kalau dilihat kapasitas per kapita (misalnya income per kapita), kemampuan militer, atau dari sisi keuangan pemerintah jauh sekali dibandingkan negara peserta G20. Contoh, cadangan devisa Indonesia cuma 60 milyar dolar, bandingkan dengan singapore yg penduduknya sama dengan jumlah bayi yang lahir di Indonesia setiap tahun, punya cadangan devisa 160 milyar dolar. Jangan tanya berapa jumlah cadangan devisa Cina. Makanya tidak heran kalau Pak Budioni dan Sri Mulyani, waktu difoto bareng-bareng dengan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara lain, nyempil sendiri paling pinggir, bukan di tengah. salam, dendi --- On Thu, 4/2/09, Cici Marsianda Widiyanto <cie...@hotmail. com> wrote: From: Cici Marsianda Widiyanto <cie...@hotmail. com> Subject: RE: [PPIBelgia] Being Indonesian and proud of it To: "ppibel...@yahoogro ups.com" <ppibel...@yahoogrou ps.com> Date: Thursday, April 2, 2009, 10:47 AM Masalah negara dan bangsa Indonesia memang menarik untuk dibicarakan. Well, Indonesia bersama India, Cina dan Korea Selatan adalah negara berkembang yang diundang untuk menghadiri KTT G-20 di London untuk membicarakan solusi atas krisis ekonomi dunia. Presiden RI akan duduk bersama Presiden AS, PM Inggris dll untuk mengatasi krisis ini. Bukan sekedar duduk, pendapat Indonesia akan didengar dan didiskusikan. Kenapa bukan Malaysia ? Kenapa bukan Thailand ? Sejak tahun 2004 Indonesia menjadi negara demokrasi ketiga terbesar di dunia setelah AS dan India. Sejak tahun 2004 telah digelar ratusan Pemilihan Kepala Daerah di berbagai daerah TK I dan TK II di Indonesia. Hampir seluruh sengketa terkait hasil PILKADA ini terselesaikan melalui Keputusan Mahkamah Konstitusi. Memang ada yang berdampak pada pertentangan fisik seperti di Maluku Utara. Namun setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan relatif sengketa menjadi selesai. Memang Tanggul Situ Gintung jebol dan membawa korban jiwa. Memang masalah LAPINDO tidak kunjung selesai permasalahannya. Memang kasus BLBI masih terkatung-katung. Memang Australia mengalami masalah bush fire terbesar beberapa waktu lalu, Memang bos AIG menggunakan dana talangan Pemerintah AS sebagai bonus mereka, Memang Belgia masih memiliki masalah politik pemerintahan yang tidak kunjung selesai. Pun Pakistan punya masalah terorisme yang makin menggila. There are no countries which are problem free. That is not the issue. The issue is how we handle them. How the problems are managed. Jangan hanya bisa mengkiritik. Coba ikut menyelesaikan masalah. Bagaimana kita bisa ikut menyelesaikan masalah negara ? Mari Ikuti Pemilu. Pilih partai yang kita angap berkualitas. Pilih pemimpin yang baik. Apakah negara jadi maju ? Iya kalau para pemilih memilih dengan baik dan tulus. Well, sekedar saran. ________________________________ ________________________________ Share your beautiful moments with Photo Gallery. Windows Live Photo Gallery ________________________________ Make the most of what you can do on your PC and the Web, just the way you want. Windows Live