Re: [R@ntau-Net] Re: IBRAHIM DATUK TAN MALAKA

2017-03-27 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
http://tommy-utama.blogspot.com/2017/01/wali-nagari-pandam-gadang-kecewa-dengan.html?m=1

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Re: IBRAHIM DATUK TAN MALAKA

2017-03-27 Terurut Topik Fashridjal M. Noor
Datuk Tan Malaka iyo sabana menerapkan pituah Minang

DI MAA BUMI DIPIJAK
DISANAN LANGIK DIJUNJUANG

F l e k s I b e l

On Mar 28, 2017 09:43, "Sjamsir Sjarif"  wrote:

> Dari antara.sumbar.com kita baca:
>
> *Hary Poeze: Tan Malaka Miliki 14 Karakter*
> Senin, 27 Maret 2017 16:33 WIB
> Pewarta : Riza Harahap
> Seorang anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kediri, menyalakan
> lilin dalam aksi keprihatinan di nisan batu makam Tan Malaka. (ANTARA/Arief
> Priyono)
> Jakarta, (*Antara Sumbar*) - Sejarawan asal Belanda Harry A Poeze menilai
> Tan Malaka memiliki 14 karakter dan dikenal dunia internasional sebagai
> tokoh yang berhasil melakukan penyamaran di sejumlah negara selama 20 tahun.
>
> "Tan Malaka dikenal sebagai pemikir, aktivis, gerilyawan, diplomat, hingga
> dituduh sebagai mata-mata," kata Harry A Poeze pada diskusi publik
> "Pemikiran dan Perjuangan Tan Malaka" di Gedung MPR/DPR/DPD RI di Jakarta,
> Senin.
>
> Menurut Harry A Poeze, Tan Malaka setelah selama sekitar 20 tahun
> mengembara, di Asia dan Rusia, kembali ke Indonesia pada 1942.
>
> Setelah kembali ke Indonesia, katanya, Tan Malaka yang menjadi tokoh
> pelarian tetap menyamar dengan menggunakan beberapa nama.
>
> Sejarawan dari Universitas Indonesia, Mohammad Iskandar menilai, Tan
> Malaka adalah pejuang yang kesepian dan tokoh misterius.
>
> Tan Malaka dalam perjuangannya, kata dia, berpindah-pindah dari suatu
> tempat ke tempat lainnya dan dari suatu negara ke negara lainnya, dengan
> berganti-ganti-nama.
>
> "Kelebihan Tan Malaka adalah mengusai sejumlah bahasa dan menggunakannya
> secara fasih," katanya.
>
> Pada saat Tan Malaka tinggal di Banten, dia menggunakan nama Ilyas Husein.
>
> Seorang keturunan Tan Malaka, Hengky Novaron Arsil mengatakan, Tan Malaka
> lahir di Nagari Pandan Gadang, Sumatera Barat, pada 1894.
>
> Menurut dia, Tan Malaka kecil hidup dalam keluarga yang religius, tapi
> gemar bermain layang-layang dan sepak bola.
>
> Tan Malaka yang di kampungnya bernama Ibrahim, kata dia, dikenal sebagai
> anak yang cerdas tapi nakal.
>
> "Pada usia 16 tahun, Tan Malaka sudah hafal Al Quran, dan mendapat
> beasiswa untuk belajar di sekolah guru Fort De Kock di Bukittinggi, tempat
> sekolah anak-anak priyayi," katanya.
>
> Tan Malaka kemudian melanjutkan pendidikan ke Balnda.
>
> "Di Belanda, Tan banyak belajar soal politik," katanya.
>
> Hengku juga mengakui, memiliki pemikiran yang revolusioner dan mengambara
> dari satu negara ke negara lainnya, selama 20 tahun, pada 1922-1942, dengan
> menyamar.
>
> Menurut dia, Tan Malaka sukses dalam penyamarannya menggunakan 23 nama
> berbeda, karena fasih menggunakan sejumlah bahasa, baik bahasa Indonesia,
> Inggris, Belanda, Rusia, Fipilina, dan bahasa lainnya. (*)
>
>
> Editor : Joko Nugroho
>
> COPYRIGHT © ANTARASUMBAR 2017
>
>
> On Saturday, March 4, 2017 at 8:54:05 PM UTC-8, Sjamsir Sjarif wrote:
>>
>>
>> http://m.liputan6.com/regional/read/2507771/tugu-tan-malaka-
>> penghormatan-kepada-romusha-yang-terabaikan
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.

[R@ntau-Net] Re: IBRAHIM DATUK TAN MALAKA

2017-03-27 Terurut Topik Sjamsir Sjarif


On Monday, March 27, 2017 at 7:43:37 PM UTC-7, Sjamsir Sjarif wrote:
>
> Dari 
> http://www.antarasumbar.com/berita/200801/hary-poeze-tan-malaka-miliki-14-karakter.html
>
 

>
> 
>  
> kita baca:
>
> *Hary Poeze: Tan Malaka Miliki 14 Karakter* 
> Senin, 27 Maret 2017 16:33 WIB 
> Pewarta : Riza Harahap
> Seorang anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kediri, menyalakan 
> lilin dalam aksi keprihatinan di nisan batu makam Tan Malaka. (ANTARA/Arief 
> Priyono)
> Jakarta, (*Antara Sumbar*) - Sejarawan asal Belanda Harry A Poeze menilai 
> Tan Malaka memiliki 14 karakter dan dikenal dunia internasional sebagai 
> tokoh yang berhasil melakukan penyamaran di sejumlah negara selama 20 tahun.
>
> "Tan Malaka dikenal sebagai pemikir, aktivis, gerilyawan, diplomat, hingga 
> dituduh sebagai mata-mata," kata Harry A Poeze pada diskusi publik 
> "Pemikiran dan Perjuangan Tan Malaka" di Gedung MPR/DPR/DPD RI di Jakarta, 
> Senin.
>
> Menurut Harry A Poeze, Tan Malaka setelah selama sekitar 20 tahun 
> mengembara, di Asia dan Rusia, kembali ke Indonesia pada 1942.
>
> Setelah kembali ke Indonesia, katanya, Tan Malaka yang menjadi tokoh 
> pelarian tetap menyamar dengan menggunakan beberapa nama.
>
> Sejarawan dari Universitas Indonesia, Mohammad Iskandar menilai, Tan 
> Malaka adalah pejuang yang kesepian dan tokoh misterius.
>
> Tan Malaka dalam perjuangannya, kata dia, berpindah-pindah dari suatu 
> tempat ke tempat lainnya dan dari suatu negara ke negara lainnya, dengan 
> berganti-ganti-nama.
>
> "Kelebihan Tan Malaka adalah mengusai sejumlah bahasa dan menggunakannya 
> secara fasih," katanya.
>
> Pada saat Tan Malaka tinggal di Banten, dia menggunakan nama Ilyas Husein.
>
> Seorang keturunan Tan Malaka, Hengky Novaron Arsil mengatakan, Tan Malaka 
> lahir di Nagari Pandan Gadang, Sumatera Barat, pada 1894.
>
> Menurut dia, Tan Malaka kecil hidup dalam keluarga yang religius, tapi 
> gemar bermain layang-layang dan sepak bola.
>
> Tan Malaka yang di kampungnya bernama Ibrahim, kata dia, dikenal sebagai 
> anak yang cerdas tapi nakal.
>
> "Pada usia 16 tahun, Tan Malaka sudah hafal Al Quran, dan mendapat 
> beasiswa untuk belajar di sekolah guru Fort De Kock di Bukittinggi, tempat 
> sekolah anak-anak priyayi," katanya.
>
> Tan Malaka kemudian melanjutkan pendidikan ke Balnda.
>
> "Di Belanda, Tan banyak belajar soal politik," katanya.
>
> Hengku juga mengakui, memiliki pemikiran yang revolusioner dan mengambara 
> dari satu negara ke negara lainnya, selama 20 tahun, pada 1922-1942, dengan 
> menyamar.
>
> Menurut dia, Tan Malaka sukses dalam penyamarannya menggunakan 23 nama 
> berbeda, karena fasih menggunakan sejumlah bahasa, baik bahasa Indonesia, 
> Inggris, Belanda, Rusia, Fipilina, dan bahasa lainnya. (*)
>
>
> Editor : Joko Nugroho
>
> COPYRIGHT © ANTARASUMBAR 2017
>
>
> On Saturday, March 4, 2017 at 8:54:05 PM UTC-8, Sjamsir Sjarif wrote:
>>
>>
>>
>> http://m.liputan6.com/regional/read/2507771/tugu-tan-malaka-penghormatan-kepada-romusha-yang-terabaikan
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] Re: IBRAHIM DATUK TAN MALAKA

2017-03-27 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Dari antara.sumbar.com kita baca:

*Hary Poeze: Tan Malaka Miliki 14 Karakter* 
Senin, 27 Maret 2017 16:33 WIB 
Pewarta : Riza Harahap
Seorang anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kediri, menyalakan 
lilin dalam aksi keprihatinan di nisan batu makam Tan Malaka. (ANTARA/Arief 
Priyono)
Jakarta, (*Antara Sumbar*) - Sejarawan asal Belanda Harry A Poeze menilai 
Tan Malaka memiliki 14 karakter dan dikenal dunia internasional sebagai 
tokoh yang berhasil melakukan penyamaran di sejumlah negara selama 20 tahun.

"Tan Malaka dikenal sebagai pemikir, aktivis, gerilyawan, diplomat, hingga 
dituduh sebagai mata-mata," kata Harry A Poeze pada diskusi publik 
"Pemikiran dan Perjuangan Tan Malaka" di Gedung MPR/DPR/DPD RI di Jakarta, 
Senin.

Menurut Harry A Poeze, Tan Malaka setelah selama sekitar 20 tahun 
mengembara, di Asia dan Rusia, kembali ke Indonesia pada 1942.

Setelah kembali ke Indonesia, katanya, Tan Malaka yang menjadi tokoh 
pelarian tetap menyamar dengan menggunakan beberapa nama.

Sejarawan dari Universitas Indonesia, Mohammad Iskandar menilai, Tan Malaka 
adalah pejuang yang kesepian dan tokoh misterius.

Tan Malaka dalam perjuangannya, kata dia, berpindah-pindah dari suatu 
tempat ke tempat lainnya dan dari suatu negara ke negara lainnya, dengan 
berganti-ganti-nama.

"Kelebihan Tan Malaka adalah mengusai sejumlah bahasa dan menggunakannya 
secara fasih," katanya.

Pada saat Tan Malaka tinggal di Banten, dia menggunakan nama Ilyas Husein.

Seorang keturunan Tan Malaka, Hengky Novaron Arsil mengatakan, Tan Malaka 
lahir di Nagari Pandan Gadang, Sumatera Barat, pada 1894.

Menurut dia, Tan Malaka kecil hidup dalam keluarga yang religius, tapi 
gemar bermain layang-layang dan sepak bola.

Tan Malaka yang di kampungnya bernama Ibrahim, kata dia, dikenal sebagai 
anak yang cerdas tapi nakal.

"Pada usia 16 tahun, Tan Malaka sudah hafal Al Quran, dan mendapat beasiswa 
untuk belajar di sekolah guru Fort De Kock di Bukittinggi, tempat sekolah 
anak-anak priyayi," katanya.

Tan Malaka kemudian melanjutkan pendidikan ke Balnda.

"Di Belanda, Tan banyak belajar soal politik," katanya.

Hengku juga mengakui, memiliki pemikiran yang revolusioner dan mengambara 
dari satu negara ke negara lainnya, selama 20 tahun, pada 1922-1942, dengan 
menyamar.

Menurut dia, Tan Malaka sukses dalam penyamarannya menggunakan 23 nama 
berbeda, karena fasih menggunakan sejumlah bahasa, baik bahasa Indonesia, 
Inggris, Belanda, Rusia, Fipilina, dan bahasa lainnya. (*)


Editor : Joko Nugroho

COPYRIGHT © ANTARASUMBAR 2017


On Saturday, March 4, 2017 at 8:54:05 PM UTC-8, Sjamsir Sjarif wrote:
>
>
>
> http://m.liputan6.com/regional/read/2507771/tugu-tan-malaka-penghormatan-kepada-romusha-yang-terabaikan

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.