Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-08 Terurut Topik 'Dasriel Noeha' via RantauNet
Aha asyik juo awak mambaco diskusi antaro apak2 awak nan santiang santiang ko 
mah.
Taruihlah baciloteh.
Nan jaleh pamilihian gub dki ado 3 pasang calon
Mari kito simak hasilnyo

SalamDAN
Sent from Yahoo Mail on Android 
 
  On Sat, Oct 8, 2016 at 3:39 PM, Ahmad Ridha wrote:   
2016-10-07 23:47 GMT+07:00 Fitrianto :

Ahmad Ridha: "Pak Fitrianto, siapakah yang mewajibkan seorang muslim 
meninggalkan suatu wilayah yang dipimpin non-muslim secara mutlak?"
Ambo indak sato maharamkan doh makonyo indak masalah jo gubernur non muslim. 
Gubernur NY pasti non muslim...:)Direktur perusahaan tampek ambo karajo non 
muslim juo.
Nan ambo tanyo apo pandapek dari nan maharamkan punyo gubernur non muslim? Ka 
hijrah inyo atau indak?


Saya tidak pernah bilang bahwa Pak Fitrianto mengharamkan lho. Saya kutip ulang 
tulisan Bapak:

"seandainyo Ahok tapiliah baliak, nan menganggap haram dipimpin gubernur non 
muslim lai namuah hijrah kalua dari Jakarta ndak tu?Ka Aceh nan lah pasti 
syariat Islam misalnyo?"

Yang kemudian Bapak ulangi lagi, "Ka hijrah inyo atau indak?"
Saya ingin mengetahui apa landasan pertanyaan Bapak tersebut. Kewajiban hijrah 
yang saya pahami ialah seperti penjelasan Ibnu Hajar rahimahullah berikut:

“‘Aisyah telah mengisyaratkan tentang sebab disyariatkannya hijrah, yaitu 
karena takut tertimpa fitnah (kesesatan dalam agama). Ketetapan suatu hukum 
terkait erat dengan sebabnya. Artinya, barangsiapa dapat beribadah kepada Allah 
Ta’ala di tempat ia tinggal, maka tidak wajib atasnya hijrah, dan jika tidak 
dapat beribadah, maka hijrah hukumnya menjadi wajib berdasarkan kesepakatan 
para ulama.” [Fathul Baary (7/229)]

Allahu a'lam.

Wassalaam,
-- 
Abu 'Abdirrahman, Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
 3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
  

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-08 Terurut Topik Ahmad Ridha
2016-10-07 23:47 GMT+07:00 Fitrianto :

> Ahmad Ridha: "Pak Fitrianto, siapakah yang mewajibkan seorang muslim
> meninggalkan suatu wilayah yang dipimpin non-muslim secara mutlak?"
>
> Ambo indak sato maharamkan doh makonyo indak masalah jo gubernur non
> muslim. Gubernur NY pasti non muslim...:)
> Direktur perusahaan tampek ambo karajo non muslim juo.
>
> Nan ambo tanyo apo pandapek dari nan maharamkan punyo gubernur non muslim?
> Ka hijrah inyo atau indak?
>
>
Saya tidak pernah bilang bahwa Pak Fitrianto mengharamkan lho. Saya kutip
ulang tulisan Bapak:

"seandainyo Ahok tapiliah baliak, nan menganggap haram dipimpin gubernur
non muslim lai namuah hijrah kalua dari Jakarta ndak tu?
Ka Aceh nan lah pasti syariat Islam misalnyo?"

Yang kemudian Bapak ulangi lagi, "Ka hijrah inyo atau indak?"

Saya ingin mengetahui apa landasan pertanyaan Bapak tersebut. Kewajiban
hijrah yang saya pahami ialah seperti penjelasan Ibnu Hajar rahimahullah
berikut:

“‘Aisyah telah mengisyaratkan tentang sebab disyariatkannya hijrah, yaitu
karena takut tertimpa fitnah (kesesatan dalam agama). Ketetapan suatu hukum
terkait erat dengan sebabnya. Artinya, barangsiapa dapat beribadah kepada
Allah Ta’ala di tempat ia tinggal, maka tidak wajib atasnya hijrah, dan
jika tidak dapat beribadah, maka hijrah hukumnya menjadi wajib berdasarkan
kesepakatan para ulama.” [Fathul Baary (7/229)]

Allahu a'lam.

Wassalaam,
-- 
Abu 'Abdirrahman, Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-07 Terurut Topik 'Mochtar Naim' via RantauNet
Reza,     Sacaro pribadi, silahkan Reza memisahkan agamo dengan politik. Namun 
agamo Islam nan Reza anut itu tidak memisahkan agama dengan aspek kehidupan 
apapun, karano Islam mengatur semua segi dan aspek kehidupan. Jadi iko masalah 
antaro Reza sendiri dengan agamo nan Reza anut. Dari sikap Reza itu, Reza 
sendiri bisa menilai, sabara jauah Reza telah melaksanakan ajaran agamo Reza 
sendiri.  Sebagai saran dari ambo, let's learn how to become a good muslim. 
     That's the point.
Salam, MN, 6/10/16 

On Friday, October 7, 2016 11:51 PM, Fitrianto  
wrote:
 

 Ambo jo Reza lah disamokaan se dek pak FMN tu mah...:)
Tapi iyo, sadangkan Jokowi se dikapia2kan demi politik.Beda pandapek pun siap2 
se lah kanai tuduah nan samo.
Wassalam


2016-10-07 12:47 GMT-04:00 Fitrianto :

Ahmad Ridha: "Pak Fitrianto, siapakah yang mewajibkan seorang muslim 
meninggalkan suatu wilayah yang dipimpin non-muslim secara mutlak?"
Ambo indak sato maharamkan doh makonyo indak masalah jo gubernur non muslim. 
Gubernur NY pasti non muslim...:)Direktur perusahaan tampek ambo karajo non 
muslim juo.
Nan ambo tanyo apo pandapek dari nan maharamkan punyo gubernur non muslim? Ka 
hijrah inyo atau indak?
Wassalam



2016-10-07 6:17 GMT-04:00 Donard Games :

Pak RR, Kini memang zamannyo pencitraan kepemimpinan, Pak. Kini mungkin urang 
rindu jo kepemimpinan ala  toke: garang, lugas, capek muncuang, nan pantiang 
tujuan tacapai.Itu yg mambuek kabua substansi nan apak sampaikan.Salam
Don
Pada tanggal 7 Okt 2016 11.20 AM, "'Reflusmen Ramli' via RantauNet" 
 menulis:
>
> AHOK
>  
> Saya mendoakan semoga Ahok kalah dengan alas an sbb.:
>  
> Penyerapan APBD
>  
> Menilai Kepala Daerah cukup dg melihat dari penyerapan APBD. 
> Penyerapan KECIL berarti KEPALA DAERAH tidak bisa MEYAKINKAN, MENGARAHKAN, 
> MELINDUNGI bawahannya dalam merealisir APBD tsb.
>  
> Relokasi/Penggusuran
>  
> Siapapun mau pindah ke tempat yg lebih baik dari sebelumnya.
>  
> Masalahnya, untuk pindah ke tempat baru ongkosnya terlalu mahal. Sampai di 
> tempat baru, tidak ada sumber penghidupan karena usaha selama ini hanya bisa 
> dilakukan ditempat lama. 
> Ditempat baru ada biaya yg harus dibayar setiap bulan (sewa) yang tidak ada 
> sebelumnya. 
> Dengan apa biaya ini dibayar sementara sumber pendapatan tidak ada ?.
> Apakah ada solusi yang ditawarkan untuk masalah ini ?
>  
> Melihat jumlah APBD DKI cukup besar, seyogianya bisa memberikan Rusun Gratis 
> kepada rakyat yg digusur.
>  
> Pendekatannya adalah pendekatan kemanusiaan karena yg digusur
> telah menempati lahan tsb cukup lama. Kenapa selama ini dibiarkan ?. 
>  
> Pejabat pengganti harus ikut mencarikan solusi yang win win dengan masyarakat 
> yg menempati lahan tersebut.
> Itu kesalahan pejabat lama yaa..
>  
> Pejabat pengganti saya analogikan menerima warisan.
> Penerima waris mendapatkan hak atas asset dan punya tanggung jawab membayar 
> hutang.
> Saya pernah dialog dg saudara yg rumahnya langganan banjir. Saya bilang 
> "pindah aja dek".
>  
> Ngomong sih enak !. Mau diapakan rumah ini ?. Tidak ada yg mau beli. 
> Sementara untuk beli rumah ditempat yg tidak banjir dari mana uangnya ?.
>  
> Udah dech...biar disini aja. Banjir toch datangnya tidak setiap hari.
>  
> Benar juga yaaa
>  
>  
> Transportasi.
> Jumlah Busway bertambah, tapi jumlah penumpang berkurang.
>  
> Saya pernah membuat Study Kelayakan untuk Investor Busway.
>  
> Model bisnisnya.
> Investor beli busway dan mengoperasikannya. Seluruh biaya operasi (BBM, 
> Tenaga Kerja, Perawatan dll ) tanggungjawab investor.
> Investor dibayar oleh Pemda per KM perjalanan. Semakin panjang jalannya, 
> semakin banyak yg diperoleh Investor.
>  
> Dari beberapa simulasi dengan perjalanan maksimal hasilnya tetap tidak layak 
> karena :
> Titik pulang pokok (Pay Back Priod) melebihi umur ekonomis kendaraan. Umur 
> ekonomis kami hitung 7 (tujuh) tahun.
>  
> Pertumbuhan jalan 0,14% / thn sedangkan pertumbuhan kendaraan 20% per tahun. 
> Luas jalan di DKI 7% dari luas wilayah, beberapa kota besar di dunia, luas 
> jalan 12% dari luas wilayah. Perlu tambahan jalan dua kali lipat dari yg ada 
> saat ini.
> Pengadaan Busway dengan cara import dalam kondisi utuh (Bult Up). Apakah 
> tidak ada ada karoseri dalam negeri yang bisa membuat body Buswaytersebut ?. 
> Saya pikir banyak karoseri yang sanggup. Buat pesawat aja bisa. Mengapa 
> Gubernur ini tidak berpihak pada industry/produk dalam negeri ?
>  
> Kasus Sumber Waras.
>  
> Tanah yg dibeli tidak ada akses ke Jl. KY Tapa. Akses jalannya ke Jl. Tomang. 
> NJOP Ky Tapa Rp 20 jt/m sementara NJOP Tomang Rp 7 jt/ m.
>  
> Sertifikat tanah tercantum Ky Tapa sedangkan fisiknya di Jl. Tomang.
>  
> Kata BPK harga tanah yg wajar sesuai kondisi fisik yaitu Rp 7 jt/m. 
>  
> Pemda DKI beli seharga Rp 20 jt/m sesuai  NJOP Ky Tapa mengikuti 
> sertifikatnya.
>  
> Disinilah letak perbedaannya.
> Mana yg 

Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-07 Terurut Topik Fitrianto
Ambo jo Reza lah disamokaan se dek pak FMN tu mah...:)

Tapi iyo, sadangkan Jokowi se dikapia2kan demi politik.
Beda pandapek pun siap2 se lah kanai tuduah nan samo.

Wassalam


2016-10-07 12:47 GMT-04:00 Fitrianto :

> Ahmad Ridha: "Pak Fitrianto, siapakah yang mewajibkan seorang muslim
> meninggalkan suatu wilayah yang dipimpin non-muslim secara mutlak?"
>
> Ambo indak sato maharamkan doh makonyo indak masalah jo gubernur non
> muslim. Gubernur NY pasti non muslim...:)
> Direktur perusahaan tampek ambo karajo non muslim juo.
>
> Nan ambo tanyo apo pandapek dari nan maharamkan punyo gubernur non muslim?
> Ka hijrah inyo atau indak?
>
> Wassalam
>
>
>
> 2016-10-07 6:17 GMT-04:00 Donard Games :
>
>> Pak RR,
>>
>> Kini memang zamannyo pencitraan kepemimpinan, Pak. Kini mungkin urang
>> rindu jo kepemimpinan ala  toke: garang, lugas, capek muncuang, nan
>> pantiang tujuan tacapai.
>>
>> Itu yg mambuek kabua substansi nan apak sampaikan.
>>
>> Salam
>> Don
>>
>> Pada tanggal 7 Okt 2016 11.20 AM, "'Reflusmen Ramli' via RantauNet" <
>> rantaunet@googlegroups.com> menulis:
>> >
>> > AHOK
>> >
>> > Saya mendoakan semoga Ahok kalah dengan alas an sbb.:
>> >
>> > Penyerapan APBD
>> >
>> > Menilai Kepala Daerah cukup dg melihat dari penyerapan APBD.
>> > Penyerapan KECIL berarti KEPALA DAERAH tidak bisa MEYAKINKAN,
>> MENGARAHKAN, MELINDUNGI bawahannya dalam merealisir APBD tsb.
>> >
>> > Relokasi/Penggusuran
>> >
>> > Siapapun mau pindah ke tempat yg lebih baik dari sebelumnya.
>> >
>> > Masalahnya, untuk pindah ke tempat baru ongkosnya terlalu mahal. Sampai
>> di tempat baru, tidak ada sumber penghidupan karena usaha selama ini hanya
>> bisa dilakukan ditempat lama.
>> > Ditempat baru ada biaya yg harus dibayar setiap bulan (sewa) yang tidak
>> ada sebelumnya.
>> > Dengan apa biaya ini dibayar sementara sumber pendapatan tidak ada ?.
>> > Apakah ada solusi yang ditawarkan untuk masalah ini ?
>> >
>> > Melihat jumlah APBD DKI cukup besar, seyogianya bisa memberikan Rusun
>> Gratis kepada rakyat yg digusur.
>> >
>> > Pendekatannya adalah pendekatan kemanusiaan karena yg digusur
>> > telah menempati lahan tsb cukup lama. Kenapa selama ini dibiarkan ?.
>> >
>> > Pejabat pengganti harus ikut mencarikan solusi yang win win dengan
>> masyarakat yg menempati lahan tersebut.
>> > Itu kesalahan pejabat lama yaa..
>> >
>> > Pejabat pengganti saya analogikan menerima warisan.
>> > Penerima waris mendapatkan hak atas asset dan punya tanggung jawab
>> membayar hutang.
>> > Saya pernah dialog dg saudara yg rumahnya langganan banjir. Saya bilang
>> "pindah aja dek".
>> >
>> > Ngomong sih enak !. Mau diapakan rumah ini ?. Tidak ada yg mau beli.
>> Sementara untuk beli rumah ditempat yg tidak banjir dari mana uangnya ?.
>> >
>> > Udah dech...biar disini aja. Banjir toch datangnya tidak setiap hari.
>> >
>> > Benar juga yaaa
>> >
>> >
>> > Transportasi.
>> > Jumlah Busway bertambah, tapi jumlah penumpang berkurang.
>> >
>> > Saya pernah membuat Study Kelayakan untuk Investor Busway.
>> >
>> > Model bisnisnya.
>> > Investor beli busway dan mengoperasikannya. Seluruh biaya operasi (BBM,
>> Tenaga Kerja, Perawatan dll ) tanggungjawab investor.
>> > Investor dibayar oleh Pemda per KM perjalanan. Semakin panjang
>> jalannya, semakin banyak yg diperoleh Investor.
>> >
>> > Dari beberapa simulasi dengan perjalanan maksimal hasilnya tetap tidak
>> layak karena :
>> > Titik pulang pokok (Pay Back Priod) melebihi umur ekonomis kendaraan.
>> Umur ekonomis kami hitung 7 (tujuh) tahun.
>> >
>> > Pertumbuhan jalan 0,14% / thn sedangkan pertumbuhan kendaraan 20% per
>> tahun.
>> > Luas jalan di DKI 7% dari luas wilayah, beberapa kota besar di dunia,
>> luas jalan 12% dari luas wilayah. Perlu tambahan jalan dua kali lipat dari
>> yg ada saat ini.
>> > Pengadaan Busway dengan cara import dalam kondisi utuh (Bult Up).
>> Apakah tidak ada ada karoseri dalam negeri yang bisa membuat body
>> Buswaytersebut ?. Saya pikir banyak karoseri yang sanggup. Buat pesawat aja
>> bisa. Mengapa Gubernur ini tidak berpihak pada industry/produk dalam negeri
>> ?
>> >
>> > Kasus Sumber Waras.
>> >
>> > Tanah yg dibeli tidak ada akses ke Jl. KY Tapa. Akses jalannya ke Jl.
>> Tomang. NJOP Ky Tapa Rp 20 jt/m sementara NJOP Tomang Rp 7 jt/ m.
>> >
>> > Sertifikat tanah tercantum Ky Tapa sedangkan fisiknya di Jl. Tomang.
>> >
>> > Kata BPK harga tanah yg wajar sesuai kondisi fisik yaitu Rp 7 jt/m.
>> >
>> > Pemda DKI beli seharga Rp 20 jt/m sesuai  NJOP Ky Tapa mengikuti
>> sertifikatnya.
>> >
>> > Disinilah letak perbedaannya.
>> > Mana yg benar ?.
>> >
>> > Kalau kita sebagai pembeli, mana yg jadi dasar ?. Letak fisik atau
>> sertifikat ?
>> >
>> > Ini bisa dianalogikan dg STNK mobil tercantum  2.500 CC sementara fisik
>> mobil 1.500 CC.
>> >
>> > Harga pasar mobil Rp 2.500 CC Rp 200 juta dan harga pasar mobil 1.500
>> CC Rp. 100 juta.
>> >
>> > Kalau anda beli mobil tersebut apakah menurut STNK atau menurut kondisi
>> 

Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-07 Terurut Topik Fitrianto
Ahmad Ridha: "Pak Fitrianto, siapakah yang mewajibkan seorang muslim
meninggalkan suatu wilayah yang dipimpin non-muslim secara mutlak?"

Ambo indak sato maharamkan doh makonyo indak masalah jo gubernur non
muslim. Gubernur NY pasti non muslim...:)
Direktur perusahaan tampek ambo karajo non muslim juo.

Nan ambo tanyo apo pandapek dari nan maharamkan punyo gubernur non muslim?
Ka hijrah inyo atau indak?

Wassalam



2016-10-07 6:17 GMT-04:00 Donard Games :

> Pak RR,
>
> Kini memang zamannyo pencitraan kepemimpinan, Pak. Kini mungkin urang
> rindu jo kepemimpinan ala  toke: garang, lugas, capek muncuang, nan
> pantiang tujuan tacapai.
>
> Itu yg mambuek kabua substansi nan apak sampaikan.
>
> Salam
> Don
>
> Pada tanggal 7 Okt 2016 11.20 AM, "'Reflusmen Ramli' via RantauNet" <
> rantaunet@googlegroups.com> menulis:
> >
> > AHOK
> >
> > Saya mendoakan semoga Ahok kalah dengan alas an sbb.:
> >
> > Penyerapan APBD
> >
> > Menilai Kepala Daerah cukup dg melihat dari penyerapan APBD.
> > Penyerapan KECIL berarti KEPALA DAERAH tidak bisa MEYAKINKAN,
> MENGARAHKAN, MELINDUNGI bawahannya dalam merealisir APBD tsb.
> >
> > Relokasi/Penggusuran
> >
> > Siapapun mau pindah ke tempat yg lebih baik dari sebelumnya.
> >
> > Masalahnya, untuk pindah ke tempat baru ongkosnya terlalu mahal. Sampai
> di tempat baru, tidak ada sumber penghidupan karena usaha selama ini hanya
> bisa dilakukan ditempat lama.
> > Ditempat baru ada biaya yg harus dibayar setiap bulan (sewa) yang tidak
> ada sebelumnya.
> > Dengan apa biaya ini dibayar sementara sumber pendapatan tidak ada ?.
> > Apakah ada solusi yang ditawarkan untuk masalah ini ?
> >
> > Melihat jumlah APBD DKI cukup besar, seyogianya bisa memberikan Rusun
> Gratis kepada rakyat yg digusur.
> >
> > Pendekatannya adalah pendekatan kemanusiaan karena yg digusur
> > telah menempati lahan tsb cukup lama. Kenapa selama ini dibiarkan ?.
> >
> > Pejabat pengganti harus ikut mencarikan solusi yang win win dengan
> masyarakat yg menempati lahan tersebut.
> > Itu kesalahan pejabat lama yaa..
> >
> > Pejabat pengganti saya analogikan menerima warisan.
> > Penerima waris mendapatkan hak atas asset dan punya tanggung jawab
> membayar hutang.
> > Saya pernah dialog dg saudara yg rumahnya langganan banjir. Saya bilang
> "pindah aja dek".
> >
> > Ngomong sih enak !. Mau diapakan rumah ini ?. Tidak ada yg mau beli.
> Sementara untuk beli rumah ditempat yg tidak banjir dari mana uangnya ?.
> >
> > Udah dech...biar disini aja. Banjir toch datangnya tidak setiap hari.
> >
> > Benar juga yaaa
> >
> >
> > Transportasi.
> > Jumlah Busway bertambah, tapi jumlah penumpang berkurang.
> >
> > Saya pernah membuat Study Kelayakan untuk Investor Busway.
> >
> > Model bisnisnya.
> > Investor beli busway dan mengoperasikannya. Seluruh biaya operasi (BBM,
> Tenaga Kerja, Perawatan dll ) tanggungjawab investor.
> > Investor dibayar oleh Pemda per KM perjalanan. Semakin panjang jalannya,
> semakin banyak yg diperoleh Investor.
> >
> > Dari beberapa simulasi dengan perjalanan maksimal hasilnya tetap tidak
> layak karena :
> > Titik pulang pokok (Pay Back Priod) melebihi umur ekonomis kendaraan.
> Umur ekonomis kami hitung 7 (tujuh) tahun.
> >
> > Pertumbuhan jalan 0,14% / thn sedangkan pertumbuhan kendaraan 20% per
> tahun.
> > Luas jalan di DKI 7% dari luas wilayah, beberapa kota besar di dunia,
> luas jalan 12% dari luas wilayah. Perlu tambahan jalan dua kali lipat dari
> yg ada saat ini.
> > Pengadaan Busway dengan cara import dalam kondisi utuh (Bult Up). Apakah
> tidak ada ada karoseri dalam negeri yang bisa membuat body Buswaytersebut
> ?. Saya pikir banyak karoseri yang sanggup. Buat pesawat aja bisa. Mengapa
> Gubernur ini tidak berpihak pada industry/produk dalam negeri ?
> >
> > Kasus Sumber Waras.
> >
> > Tanah yg dibeli tidak ada akses ke Jl. KY Tapa. Akses jalannya ke Jl.
> Tomang. NJOP Ky Tapa Rp 20 jt/m sementara NJOP Tomang Rp 7 jt/ m.
> >
> > Sertifikat tanah tercantum Ky Tapa sedangkan fisiknya di Jl. Tomang.
> >
> > Kata BPK harga tanah yg wajar sesuai kondisi fisik yaitu Rp 7 jt/m.
> >
> > Pemda DKI beli seharga Rp 20 jt/m sesuai  NJOP Ky Tapa mengikuti
> sertifikatnya.
> >
> > Disinilah letak perbedaannya.
> > Mana yg benar ?.
> >
> > Kalau kita sebagai pembeli, mana yg jadi dasar ?. Letak fisik atau
> sertifikat ?
> >
> > Ini bisa dianalogikan dg STNK mobil tercantum  2.500 CC sementara fisik
> mobil 1.500 CC.
> >
> > Harga pasar mobil Rp 2.500 CC Rp 200 juta dan harga pasar mobil 1.500 CC
> Rp. 100 juta.
> >
> > Kalau anda beli mobil tersebut apakah menurut STNK atau menurut kondisi
> fisik ?
> >
> >
> > On Friday, October 7, 2016 10:54 AM, Fashridjal M. Noor <
> fashridjalmn...@gmail.com> wrote:
> >
> >
> > Tunggu saja pengadilan Allah SWT di akhirat kelak. Ketika itu setiap
> orang mempertanggungjawabkan semua keputusan dan tindakannya.
> > Apapun hasil Pilkada DKI Jakarta nanti kecil kemungkinan kita akan bisa
> mengubahnya. Segala sesuatunya terjadi dengan izin 

Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-07 Terurut Topik Donard Games
Pak RR,

Kini memang zamannyo pencitraan kepemimpinan, Pak. Kini mungkin urang rindu
jo kepemimpinan ala  toke: garang, lugas, capek muncuang, nan pantiang
tujuan tacapai.

Itu yg mambuek kabua substansi nan apak sampaikan.

Salam
Don

Pada tanggal 7 Okt 2016 11.20 AM, "'Reflusmen Ramli' via RantauNet" <
rantaunet@googlegroups.com> menulis:
>
> AHOK
>
> Saya mendoakan semoga Ahok kalah dengan alas an sbb.:
>
> Penyerapan APBD
>
> Menilai Kepala Daerah cukup dg melihat dari penyerapan APBD.
> Penyerapan KECIL berarti KEPALA DAERAH tidak bisa MEYAKINKAN,
MENGARAHKAN, MELINDUNGI bawahannya dalam merealisir APBD tsb.
>
> Relokasi/Penggusuran
>
> Siapapun mau pindah ke tempat yg lebih baik dari sebelumnya.
>
> Masalahnya, untuk pindah ke tempat baru ongkosnya terlalu mahal. Sampai
di tempat baru, tidak ada sumber penghidupan karena usaha selama ini hanya
bisa dilakukan ditempat lama.
> Ditempat baru ada biaya yg harus dibayar setiap bulan (sewa) yang tidak
ada sebelumnya.
> Dengan apa biaya ini dibayar sementara sumber pendapatan tidak ada ?.
> Apakah ada solusi yang ditawarkan untuk masalah ini ?
>
> Melihat jumlah APBD DKI cukup besar, seyogianya bisa memberikan Rusun
Gratis kepada rakyat yg digusur.
>
> Pendekatannya adalah pendekatan kemanusiaan karena yg digusur
> telah menempati lahan tsb cukup lama. Kenapa selama ini dibiarkan ?.
>
> Pejabat pengganti harus ikut mencarikan solusi yang win win dengan
masyarakat yg menempati lahan tersebut.
> Itu kesalahan pejabat lama yaa..
>
> Pejabat pengganti saya analogikan menerima warisan.
> Penerima waris mendapatkan hak atas asset dan punya tanggung jawab
membayar hutang.
> Saya pernah dialog dg saudara yg rumahnya langganan banjir. Saya bilang
"pindah aja dek".
>
> Ngomong sih enak !. Mau diapakan rumah ini ?. Tidak ada yg mau beli.
Sementara untuk beli rumah ditempat yg tidak banjir dari mana uangnya ?.
>
> Udah dech...biar disini aja. Banjir toch datangnya tidak setiap hari.
>
> Benar juga yaaa
>
>
> Transportasi.
> Jumlah Busway bertambah, tapi jumlah penumpang berkurang.
>
> Saya pernah membuat Study Kelayakan untuk Investor Busway.
>
> Model bisnisnya.
> Investor beli busway dan mengoperasikannya. Seluruh biaya operasi (BBM,
Tenaga Kerja, Perawatan dll ) tanggungjawab investor.
> Investor dibayar oleh Pemda per KM perjalanan. Semakin panjang jalannya,
semakin banyak yg diperoleh Investor.
>
> Dari beberapa simulasi dengan perjalanan maksimal hasilnya tetap tidak
layak karena :
> Titik pulang pokok (Pay Back Priod) melebihi umur ekonomis kendaraan.
Umur ekonomis kami hitung 7 (tujuh) tahun.
>
> Pertumbuhan jalan 0,14% / thn sedangkan pertumbuhan kendaraan 20% per
tahun.
> Luas jalan di DKI 7% dari luas wilayah, beberapa kota besar di dunia,
luas jalan 12% dari luas wilayah. Perlu tambahan jalan dua kali lipat dari
yg ada saat ini.
> Pengadaan Busway dengan cara import dalam kondisi utuh (Bult Up). Apakah
tidak ada ada karoseri dalam negeri yang bisa membuat body Buswaytersebut
?. Saya pikir banyak karoseri yang sanggup. Buat pesawat aja bisa. Mengapa
Gubernur ini tidak berpihak pada industry/produk dalam negeri ?
>
> Kasus Sumber Waras.
>
> Tanah yg dibeli tidak ada akses ke Jl. KY Tapa. Akses jalannya ke Jl.
Tomang. NJOP Ky Tapa Rp 20 jt/m sementara NJOP Tomang Rp 7 jt/ m.
>
> Sertifikat tanah tercantum Ky Tapa sedangkan fisiknya di Jl. Tomang.
>
> Kata BPK harga tanah yg wajar sesuai kondisi fisik yaitu Rp 7 jt/m.
>
> Pemda DKI beli seharga Rp 20 jt/m sesuai  NJOP Ky Tapa mengikuti
sertifikatnya.
>
> Disinilah letak perbedaannya.
> Mana yg benar ?.
>
> Kalau kita sebagai pembeli, mana yg jadi dasar ?. Letak fisik atau
sertifikat ?
>
> Ini bisa dianalogikan dg STNK mobil tercantum  2.500 CC sementara fisik
mobil 1.500 CC.
>
> Harga pasar mobil Rp 2.500 CC Rp 200 juta dan harga pasar mobil 1.500 CC
Rp. 100 juta.
>
> Kalau anda beli mobil tersebut apakah menurut STNK atau menurut kondisi
fisik ?
>
>
> On Friday, October 7, 2016 10:54 AM, Fashridjal M. Noor <
fashridjalmn...@gmail.com> wrote:
>
>
> Tunggu saja pengadilan Allah SWT di akhirat kelak. Ketika itu setiap
orang mempertanggungjawabkan semua keputusan dan tindakannya.
> Apapun hasil Pilkada DKI Jakarta nanti kecil kemungkinan kita akan bisa
mengubahnya. Segala sesuatunya terjadi dengan izin dan kehendak Allah Yang
Maha Kuasa.
> Namun kita yakin bahwa Allah SWT tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya
yang shalih hidup teraniaya.
>
> On Oct 7, 2016 09:55, "'Imran Al' via RantauNet" <
rantaunet@googlegroups.com> wrote:
>>
>> https://www.facebook.com/KH. Abdullah.Gymnastiar/videos/
1334976039869299/
>>
>>
>> Pada Jumat, 7 Oktober 2016 9:20, 'Dasriel Noeha' via RantauNet <
rantaunet@googlegroups.com> menulis:
>>
>>
>> sato lo ciat li buliah ndak yo pak MN dan pak Maturidi
>>
>> Memang kalo dirantang bisa no panjang, kalo dipunta pangguluangno agak
basagi sagi, sahinggo susah bana banang tu ka dipuntano,
>>
>> Nagari wak kho yo indak nagari Islam, sado umaik didalamno punyo hak nan
samo, itulah basagino 

Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-07 Terurut Topik Ahmad Ridha
2016-10-07 11:18 GMT+07:00 Fitrianto :

> seandainyo Ahok tapiliah baliak, nan menganggap haram dipimpin gubernur
> non muslim lai namuah hijrah kalua dari Jakarta ndak tu?
> Ka Aceh nan lah pasti syariat Islam misalnyo?
>

Pak Fitrianto, siapakah yang mewajibkan seorang muslim meninggalkan suatu
wilayah yang dipimpin non-muslim secara mutlak?

-- 
Abu 'Abdirrahman, Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-07 Terurut Topik Syaiful Tan Lehman
Ma nan buas penduduk Jakarta dibandiang jo suku Quraisy yoo.. ?

Wassalam,
S St Sulaiman/54/Duri/Agam

dikirim jo talipon ganggam..

On Oct 7, 2016 4:10 PM, "muhammad syahreza" <muhammadsyahr...@gmail.com>
wrote:

> Assalamu'alaikum wr.wb.
>
>
> Maaf pak FMN ambo bamukim di Bekasi Timur. Talalu jauah tampek tingga ambo
> dek apak mah.
> Fakta nya di DKI Eksekutif dan Legislatif bakuhampeh, jadi ndak usah
> khawatir masalah check dan balances tu.
>
> Pak Tas, Sutiyoso pernah maibaratkan Jakarta tu hutan belantara yang
> panuah binatang buas, mako nyo Gubernur dan Wagub nyo harus labiah buas
> dibandiang binatang-binatang nyo.
> http://megapolitan.kompas.com/read/2015/07/17/17285211/
> Sutiyoso.Jakarta.Isinya.Binatang.Buas.Semua.Gubernur.Harus.Lebih.Buas
>
>
>
> Salam
>
>
> Reza
>
> 2016-10-07 15:51 GMT+07:00 Fashridjal M. Noor <fashridjalmn...@gmail.com>:
>
>> Kutipan :
>> "Toh Gubernur hanyo jabatan Politik untuak 5 tahun, nan dijalankan nyo
>> Perda yang dibuek DPRD DKI dan Pergub yang dibuek inyo. Pimpinan Daerah
>> bukan mutlak jadi pemimpin segala nya, masih ada DPRD yang mengawasi."
>>
>> Mungkin karena bermukim di Amrik makanya beranggapan bahwa praktek
>> demokrasi berazaskan Trias Politica sama saja antara Amrik dan Indonesia.
>>
>> Padahal TIDAK SAMA
>>
>> Di Amrik yang sudah merdeka sejak 1776 (240 tahun yang lalu) memang azas
>> Trias Politica itu telah diterapkan secara benar dan konsisten. Salah satu
>> elemennya berupa "check and balances between legislative and executive".
>> Congress dan Senate (legislative) berfungsi sebagai pengawas (check) dan
>> penyeimbang (balances) pemerintah (executive). Ini diperkuat dengan
>> keberadaan 2 partai besar yang silih berganti memegang kendali
>> pemerintahan.
>>
>> Selama 71 tahun merdeka ternyata azas Trias Politica itu tidak diterapkan
>> dengan tepat dan konsisten. Di pemerintahan Orde Lama pimpinan pres
>> Soekarno misalnya jabatan Ketua MPR dirangkap oleh salah seorang Waperdam.
>> Nggak ada check and balances. Legislative "manunggal" dengan executive.
>>
>> Walaupun sudah dipisahkan di pemerintahan Orde Baru pimpinan presiden
>> Soeharto pada kenyataannya tidak terjadi check and balances
>> Kenapa?
>> Karena yang berkuasa adalah Golongan Karya dan ABRI. Mereka menguasai
>> Executive dan legislative.
>>
>> Dalam Era Reformasi DPR/MPR berperan sangat kuat dengan sistem multi
>> partai sehingga terbukti bisa melengserkan presiden (kepala executive).
>> Oleh karena pimpinan pemerintahan mulai dari presiden sampai ke gubernur
>> dan seterusnya berusaha "menjinakkan" legislative. Akibatnya check and
>> balances tidak berfungsi secara efektif
>> Dengan demikian presiden, gubernur dst lebih leluasa bertindak karena
>> legislative umumnya menyetujui saja apa yang mereka ajukan
>>
>> On Oct 7, 2016 15:13, "Tasrilmoeis" <tasrilmo...@banuacitra.com> wrote:
>>
>> Allah punya sendiri untuk menunjukkan yang zalim itu akan tetap zalim,
>>
>> tidak tanggung2, diplesetkan mulutnya menghina wahyu Allah didepan orang
>> banyak dan ada rekaman nya yang bisa ditonton orang dimana mana
>>
>>
>>
>>
>>
>> Wassalam
>>
>> Tan Ameh
>>
>>
>>
>> *From:* rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] *On
>> Behalf Of *muhammad syahreza
>> *Sent:* Friday, October 07, 2016 2:29 PM
>> *To:* rantaunet@googlegroups.com
>> *Subject:* Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin
>> dalam konteks PNS
>>
>>
>>
>> Assalamu'alaikum wr.wb.
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> Siapo pun nan ka jadi gubernur DKI nanti itu alah takdir dari Allah SWT.
>> Baa mako Pilkada atau Pilpres, rami bana masalah SARA ko? Kalau dicaliak
>> waktu pilpres patang, bara banyak urang Minang nan manuduah Jokowi Kristen
>> demi mandukuang Prabowo. mari kito caliak ka konteks NKRI nan badasarkan
>> Pancasila dan UUD45. Toh Gubernur hanyo jabatan Politik untuak 5 tahun, nan
>> dijalankan nyo Perda yang dibuek DPRD DKI dan Pergub yang dibuek inyo.
>> Pimpinan Daerah bukan mutlak jadi pemimpin segala nya, masih ada DPRD yang
>> mengawasi.
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> Salam
>>
>>
>>
>> Reza
>>
>>
>>
>> 2016-10-07 11:10 GMT+07:00 'Reflusmen Ramli' via RantauNet <
>> rantaunet@googlegroups.com>:
>>
>> *AHOK*
>>
>>
>>
>> Saya mendoakan semoga Ahok

Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-07 Terurut Topik muhammad syahreza
Assalamu'alaikum wr.wb.


Maaf pak FMN ambo bamukim di Bekasi Timur. Talalu jauah tampek tingga ambo
dek apak mah.
Fakta nya di DKI Eksekutif dan Legislatif bakuhampeh, jadi ndak usah
khawatir masalah check dan balances tu.

Pak Tas, Sutiyoso pernah maibaratkan Jakarta tu hutan belantara yang panuah
binatang buas, mako nyo Gubernur dan Wagub nyo harus labiah buas dibandiang
binatang-binatang nyo.
http://megapolitan.kompas.com/read/2015/07/17/17285211/Sutiyoso.Jakarta.Isinya.Binatang.Buas.Semua.Gubernur.Harus.Lebih.Buas



Salam


Reza

2016-10-07 15:51 GMT+07:00 Fashridjal M. Noor <fashridjalmn...@gmail.com>:

> Kutipan :
> "Toh Gubernur hanyo jabatan Politik untuak 5 tahun, nan dijalankan nyo
> Perda yang dibuek DPRD DKI dan Pergub yang dibuek inyo. Pimpinan Daerah
> bukan mutlak jadi pemimpin segala nya, masih ada DPRD yang mengawasi."
>
> Mungkin karena bermukim di Amrik makanya beranggapan bahwa praktek
> demokrasi berazaskan Trias Politica sama saja antara Amrik dan Indonesia.
>
> Padahal TIDAK SAMA
>
> Di Amrik yang sudah merdeka sejak 1776 (240 tahun yang lalu) memang azas
> Trias Politica itu telah diterapkan secara benar dan konsisten. Salah satu
> elemennya berupa "check and balances between legislative and executive".
> Congress dan Senate (legislative) berfungsi sebagai pengawas (check) dan
> penyeimbang (balances) pemerintah (executive). Ini diperkuat dengan
> keberadaan 2 partai besar yang silih berganti memegang kendali
> pemerintahan.
>
> Selama 71 tahun merdeka ternyata azas Trias Politica itu tidak diterapkan
> dengan tepat dan konsisten. Di pemerintahan Orde Lama pimpinan pres
> Soekarno misalnya jabatan Ketua MPR dirangkap oleh salah seorang Waperdam.
> Nggak ada check and balances. Legislative "manunggal" dengan executive.
>
> Walaupun sudah dipisahkan di pemerintahan Orde Baru pimpinan presiden
> Soeharto pada kenyataannya tidak terjadi check and balances
> Kenapa?
> Karena yang berkuasa adalah Golongan Karya dan ABRI. Mereka menguasai
> Executive dan legislative.
>
> Dalam Era Reformasi DPR/MPR berperan sangat kuat dengan sistem multi
> partai sehingga terbukti bisa melengserkan presiden (kepala executive).
> Oleh karena pimpinan pemerintahan mulai dari presiden sampai ke gubernur
> dan seterusnya berusaha "menjinakkan" legislative. Akibatnya check and
> balances tidak berfungsi secara efektif
> Dengan demikian presiden, gubernur dst lebih leluasa bertindak karena
> legislative umumnya menyetujui saja apa yang mereka ajukan
>
> On Oct 7, 2016 15:13, "Tasrilmoeis" <tasrilmo...@banuacitra.com> wrote:
>
> Allah punya sendiri untuk menunjukkan yang zalim itu akan tetap zalim,
>
> tidak tanggung2, diplesetkan mulutnya menghina wahyu Allah didepan orang
> banyak dan ada rekaman nya yang bisa ditonton orang dimana mana
>
>
>
>
>
> Wassalam
>
> Tan Ameh
>
>
>
> *From:* rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] *On
> Behalf Of *muhammad syahreza
> *Sent:* Friday, October 07, 2016 2:29 PM
> *To:* rantaunet@googlegroups.com
> *Subject:* Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin
> dalam konteks PNS
>
>
>
> Assalamu'alaikum wr.wb.
>
>
>
>
>
>
>
> Siapo pun nan ka jadi gubernur DKI nanti itu alah takdir dari Allah SWT.
> Baa mako Pilkada atau Pilpres, rami bana masalah SARA ko? Kalau dicaliak
> waktu pilpres patang, bara banyak urang Minang nan manuduah Jokowi Kristen
> demi mandukuang Prabowo. mari kito caliak ka konteks NKRI nan badasarkan
> Pancasila dan UUD45. Toh Gubernur hanyo jabatan Politik untuak 5 tahun, nan
> dijalankan nyo Perda yang dibuek DPRD DKI dan Pergub yang dibuek inyo.
> Pimpinan Daerah bukan mutlak jadi pemimpin segala nya, masih ada DPRD yang
> mengawasi.
>
>
>
>
>
>
>
> Salam
>
>
>
> Reza
>
>
>
> 2016-10-07 11:10 GMT+07:00 'Reflusmen Ramli' via RantauNet <
> rantaunet@googlegroups.com>:
>
> *AHOK*
>
>
>
> Saya mendoakan semoga Ahok kalah dengan alas an sbb.:
>
>
>
> *Penyerapan APBD*
>
>
>
> Menilai Kepala Daerah cukup dg melihat dari penyerapan APBD.
> Penyerapan KECIL berarti KEPALA DAERAH tidak bisa MEYAKINKAN, MENGARAHKAN,
> MELINDUNGI bawahannya dalam merealisir APBD tsb.
>
>
>
> *Relokasi/Penggusuran*
>
>
>
> Siapapun mau pindah ke tempat yg lebih baik dari sebelumnya.
>
>
>
> Masalahnya, untuk pindah ke tempat baru ongkosnya terlalu mahal. Sampai di
> tempat baru, tidak ada sumber penghidupan karena usaha selama ini hanya
> bisa dilakukan ditempat lama.
>
> Ditempat baru ada biaya yg harus dibayar setiap bulan (sewa) yang tidak
> ada sebelumnya.
>
> Dengan apa biaya ini di

RE: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-07 Terurut Topik Fashridjal M. Noor
Kutipan :
"Toh Gubernur hanyo jabatan Politik untuak 5 tahun, nan dijalankan nyo
Perda yang dibuek DPRD DKI dan Pergub yang dibuek inyo. Pimpinan Daerah
bukan mutlak jadi pemimpin segala nya, masih ada DPRD yang mengawasi."

Mungkin karena bermukim di Amrik makanya beranggapan bahwa praktek
demokrasi berazaskan Trias Politica sama saja antara Amrik dan Indonesia.

Padahal TIDAK SAMA

Di Amrik yang sudah merdeka sejak 1776 (240 tahun yang lalu) memang azas
Trias Politica itu telah diterapkan secara benar dan konsisten. Salah satu
elemennya berupa "check and balances between legislative and executive".
Congress dan Senate (legislative) berfungsi sebagai pengawas (check) dan
penyeimbang (balances) pemerintah (executive). Ini diperkuat dengan
keberadaan 2 partai besar yang silih berganti memegang kendali
pemerintahan.

Selama 71 tahun merdeka ternyata azas Trias Politica itu tidak diterapkan
dengan tepat dan konsisten. Di pemerintahan Orde Lama pimpinan pres
Soekarno misalnya jabatan Ketua MPR dirangkap oleh salah seorang Waperdam.
Nggak ada check and balances. Legislative "manunggal" dengan executive.

Walaupun sudah dipisahkan di pemerintahan Orde Baru pimpinan presiden
Soeharto pada kenyataannya tidak terjadi check and balances
Kenapa?
Karena yang berkuasa adalah Golongan Karya dan ABRI. Mereka menguasai
Executive dan legislative.

Dalam Era Reformasi DPR/MPR berperan sangat kuat dengan sistem multi partai
sehingga terbukti bisa melengserkan presiden (kepala executive). Oleh
karena pimpinan pemerintahan mulai dari presiden sampai ke gubernur dan
seterusnya berusaha "menjinakkan" legislative. Akibatnya check and balances
tidak berfungsi secara efektif
Dengan demikian presiden, gubernur dst lebih leluasa bertindak karena
legislative umumnya menyetujui saja apa yang mereka ajukan

On Oct 7, 2016 15:13, "Tasrilmoeis" <tasrilmo...@banuacitra.com> wrote:

Allah punya sendiri untuk menunjukkan yang zalim itu akan tetap zalim,

tidak tanggung2, diplesetkan mulutnya menghina wahyu Allah didepan orang
banyak dan ada rekaman nya yang bisa ditonton orang dimana mana





Wassalam

Tan Ameh



*From:* rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] *On
Behalf Of *muhammad syahreza
*Sent:* Friday, October 07, 2016 2:29 PM
*To:* rantaunet@googlegroups.com
*Subject:* Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam
konteks PNS



Assalamu'alaikum wr.wb.







Siapo pun nan ka jadi gubernur DKI nanti itu alah takdir dari Allah SWT.
Baa mako Pilkada atau Pilpres, rami bana masalah SARA ko? Kalau dicaliak
waktu pilpres patang, bara banyak urang Minang nan manuduah Jokowi Kristen
demi mandukuang Prabowo. mari kito caliak ka konteks NKRI nan badasarkan
Pancasila dan UUD45. Toh Gubernur hanyo jabatan Politik untuak 5 tahun, nan
dijalankan nyo Perda yang dibuek DPRD DKI dan Pergub yang dibuek inyo.
Pimpinan Daerah bukan mutlak jadi pemimpin segala nya, masih ada DPRD yang
mengawasi.







Salam



Reza



2016-10-07 11:10 GMT+07:00 'Reflusmen Ramli' via RantauNet <
rantaunet@googlegroups.com>:

*AHOK*



Saya mendoakan semoga Ahok kalah dengan alas an sbb.:



*Penyerapan APBD*



Menilai Kepala Daerah cukup dg melihat dari penyerapan APBD.
Penyerapan KECIL berarti KEPALA DAERAH tidak bisa MEYAKINKAN, MENGARAHKAN,
MELINDUNGI bawahannya dalam merealisir APBD tsb.



*Relokasi/Penggusuran*



Siapapun mau pindah ke tempat yg lebih baik dari sebelumnya.



Masalahnya, untuk pindah ke tempat baru ongkosnya terlalu mahal. Sampai di
tempat baru, tidak ada sumber penghidupan karena usaha selama ini hanya
bisa dilakukan ditempat lama.

Ditempat baru ada biaya yg harus dibayar setiap bulan (sewa) yang tidak ada
sebelumnya.

Dengan apa biaya ini dibayar sementara sumber pendapatan tidak ada ?.

Apakah ada solusi yang ditawarkan untuk masalah ini ?



Melihat jumlah APBD DKI cukup besar, seyogianya bisa memberikan Rusun
Gratis kepada rakyat yg digusur.



Pendekatannya adalah pendekatan kemanusiaan karena yg digusur

telah menempati lahan tsb cukup lama. Kenapa selama ini dibiarkan ?.



Pejabat pengganti harus ikut mencarikan solusi yang win win dengan
masyarakat yg menempati lahan tersebut.

Itu kesalahan pejabat lama yaa..



Pejabat pengganti saya analogikan menerima warisan.

Penerima waris mendapatkan hak atas asset dan punya tanggung jawab membayar
hutang.

Saya pernah dialog dg saudara yg rumahnya langganan banjir. Saya bilang
"pindah aja dek".



Ngomong sih enak !. Mau diapakan rumah ini ?. Tidak ada yg mau beli.
Sementara untuk beli rumah ditempat yg tidak banjir dari mana uangnya ?.



Udah dech...biar disini aja. Banjir toch datangnya tidak setiap hari.



Benar juga yaaa





*Transportasi.*

Jumlah Busway bertambah, tapi jumlah penumpang berkurang.



Saya pernah membuat Study Kelayakan untuk Investor Busway.



Model bisnisnya.

Investor beli busway dan mengoperasikannya. Seluruh biaya operasi (BBM,
Tenaga Kerja, Per

RE: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-07 Terurut Topik Tasrilmoeis
Allah punya sendiri untuk menunjukkan yang zalim itu akan tetap zalim, 

tidak tanggung2, diplesetkan mulutnya menghina wahyu Allah didepan orang banyak 
dan ada rekaman nya yang bisa ditonton orang dimana mana

 

 

Wassalam

Tan Ameh

 

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On Behalf 
Of muhammad syahreza
Sent: Friday, October 07, 2016 2:29 PM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam 
konteks PNS

 

Assalamu'alaikum wr.wb.

 

 

 

Siapo pun nan ka jadi gubernur DKI nanti itu alah takdir dari Allah SWT. Baa 
mako Pilkada atau Pilpres, rami bana masalah SARA ko? Kalau dicaliak waktu 
pilpres patang, bara banyak urang Minang nan manuduah Jokowi Kristen demi 
mandukuang Prabowo. mari kito caliak ka konteks NKRI nan badasarkan Pancasila 
dan UUD45. Toh Gubernur hanyo jabatan Politik untuak 5 tahun, nan dijalankan 
nyo Perda yang dibuek DPRD DKI dan Pergub yang dibuek inyo. Pimpinan Daerah 
bukan mutlak jadi pemimpin segala nya, masih ada DPRD yang mengawasi.

 

 

 

Salam

 

Reza

 

2016-10-07 11:10 GMT+07:00 'Reflusmen Ramli' via RantauNet 
<rantaunet@googlegroups.com>:

AHOK

 

Saya mendoakan semoga Ahok kalah dengan alas an sbb.:

 

Penyerapan APBD

 

Menilai Kepala Daerah cukup dg melihat dari penyerapan APBD. 
Penyerapan KECIL berarti KEPALA DAERAH tidak bisa MEYAKINKAN, MENGARAHKAN, 
MELINDUNGI bawahannya dalam merealisir APBD tsb.

 

Relokasi/Penggusuran

 

Siapapun mau pindah ke tempat yg lebih baik dari sebelumnya.

 

Masalahnya, untuk pindah ke tempat baru ongkosnya terlalu mahal. Sampai di 
tempat baru, tidak ada sumber penghidupan karena usaha selama ini hanya bisa 
dilakukan ditempat lama. 

Ditempat baru ada biaya yg harus dibayar setiap bulan (sewa) yang tidak ada 
sebelumnya. 

Dengan apa biaya ini dibayar sementara sumber pendapatan tidak ada ?.

Apakah ada solusi yang ditawarkan untuk masalah ini ?

 

Melihat jumlah APBD DKI cukup besar, seyogianya bisa memberikan Rusun Gratis 
kepada rakyat yg digusur.

 

Pendekatannya adalah pendekatan kemanusiaan karena yg digusur

telah menempati lahan tsb cukup lama. Kenapa selama ini dibiarkan ?. 

 

Pejabat pengganti harus ikut mencarikan solusi yang win win dengan masyarakat 
yg menempati lahan tersebut. 

Itu kesalahan pejabat lama yaa..

 

Pejabat pengganti saya analogikan menerima warisan.

Penerima waris mendapatkan hak atas asset dan punya tanggung jawab membayar 
hutang.

Saya pernah dialog dg saudara yg rumahnya langganan banjir. Saya bilang "pindah 
aja dek".

 

Ngomong sih enak !. Mau diapakan rumah ini ?. Tidak ada yg mau beli. Sementara 
untuk beli rumah ditempat yg tidak banjir dari mana uangnya ?.

 

Udah dech...biar disini aja. Banjir toch datangnya tidak setiap hari.

 

Benar juga yaaa

 

 

Transportasi.

Jumlah Busway bertambah, tapi jumlah penumpang berkurang.

 

Saya pernah membuat Study Kelayakan untuk Investor Busway.

 

Model bisnisnya.

Investor beli busway dan mengoperasikannya. Seluruh biaya operasi (BBM, Tenaga 
Kerja, Perawatan dll ) tanggungjawab investor.

Investor dibayar oleh Pemda per KM perjalanan. Semakin panjang jalannya, 
semakin banyak yg diperoleh Investor.

 

Dari beberapa simulasi dengan perjalanan maksimal hasilnya tetap tidak layak 
karena :

Titik pulang pokok (Pay Back Priod) melebihi umur ekonomis kendaraan. Umur 
ekonomis kami hitung 7 (tujuh) tahun.

 

Pertumbuhan jalan 0,14% / thn sedangkan pertumbuhan kendaraan 20% per tahun. 

Luas jalan di DKI 7% dari luas wilayah, beberapa kota besar di dunia, luas 
jalan 12% dari luas wilayah. Perlu tambahan jalan dua kali lipat dari yg ada 
saat ini.

Pengadaan Busway dengan cara import dalam kondisi utuh (Bult Up). Apakah tidak 
ada ada karoseri dalam negeri yang bisa membuat body Buswaytersebut ?. Saya 
pikir banyak karoseri yang sanggup. Buat pesawat aja bisa. Mengapa Gubernur ini 
tidak berpihak pada industry/produk dalam negeri ?

 

Kasus Sumber Waras.

 

Tanah yg dibeli tidak ada akses ke Jl. KY Tapa. Akses jalannya ke Jl. Tomang. 
NJOP Ky Tapa Rp 20 jt/m sementara NJOP Tomang Rp 7 jt/ m.

 

Sertifikat tanah tercantum Ky Tapa sedangkan fisiknya di Jl. Tomang.

 

Kata BPK harga tanah yg wajar sesuai kondisi fisik yaitu Rp 7 jt/m. 

 

Pemda DKI beli seharga Rp 20 jt/m sesuai  NJOP Ky Tapa mengikuti sertifikatnya.

 

Disinilah letak perbedaannya.

Mana yg benar ?.

 

Kalau kita sebagai pembeli, mana yg jadi dasar ?. Letak fisik atau sertifikat ?

 

Ini bisa dianalogikan dg STNK mobil tercantum  2.500 CC sementara fisik mobil 
1.500 CC.

 

Harga pasar mobil Rp 2.500 CC Rp 200 juta dan harga pasar mobil 1.500 CC Rp. 
100 juta.

 

Kalau anda beli mobil tersebut apakah menurut STNK atau menurut kondisi fisik ?

 

On Friday, October 7, 2016 10:54 AM, Fashridjal M. Noor 
<fashridjalmn...@gmail.com> wrote:

 

Tunggu saja pengadilan Allah SWT di akhirat kelak. Ketika itu setiap orang 
mempertanggungjawabk

Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-07 Terurut Topik muhammad syahreza
Assalamu'alaikum wr.wb.



Siapo pun nan ka jadi gubernur DKI nanti itu alah takdir dari Allah SWT.
Baa mako Pilkada atau Pilpres, rami bana masalah SARA ko? Kalau dicaliak
waktu pilpres patang, bara banyak urang Minang nan manuduah Jokowi Kristen
demi mandukuang Prabowo. mari kito caliak ka konteks NKRI nan badasarkan
Pancasila dan UUD45. Toh Gubernur hanyo jabatan Politik untuak 5 tahun, nan
dijalankan nyo Perda yang dibuek DPRD DKI dan Pergub yang dibuek inyo.
Pimpinan Daerah bukan mutlak jadi pemimpin segala nya, masih ada DPRD yang
mengawasi.



Salam

Reza

2016-10-07 11:10 GMT+07:00 'Reflusmen Ramli' via RantauNet <
rantaunet@googlegroups.com>:

> *AHOK*
>
> Saya mendoakan semoga Ahok kalah dengan alas an sbb.:
>
> *Penyerapan APBD*
>
> Menilai Kepala Daerah cukup dg melihat dari penyerapan APBD.
> Penyerapan KECIL berarti KEPALA DAERAH tidak bisa MEYAKINKAN, MENGARAHKAN,
> MELINDUNGI bawahannya dalam merealisir APBD tsb.
>
> *Relokasi/Penggusuran*
>
> Siapapun mau pindah ke tempat yg lebih baik dari sebelumnya.
>
> Masalahnya, untuk pindah ke tempat baru ongkosnya terlalu mahal. Sampai di
> tempat baru, tidak ada sumber penghidupan karena usaha selama ini hanya
> bisa dilakukan ditempat lama.
> Ditempat baru ada biaya yg harus dibayar setiap bulan (sewa) yang tidak
> ada sebelumnya.
> Dengan apa biaya ini dibayar sementara sumber pendapatan tidak ada ?.
> Apakah ada solusi yang ditawarkan untuk masalah ini ?
>
> Melihat jumlah APBD DKI cukup besar, seyogianya bisa memberikan Rusun
> Gratis kepada rakyat yg digusur.
>
> Pendekatannya adalah pendekatan kemanusiaan karena yg digusur
> telah menempati lahan tsb cukup lama. Kenapa selama ini dibiarkan ?.
>
> Pejabat pengganti harus ikut mencarikan solusi yang win win dengan
> masyarakat yg menempati lahan tersebut.
> Itu kesalahan pejabat lama yaa..
>
> Pejabat pengganti saya analogikan menerima warisan.
> Penerima waris mendapatkan hak atas asset dan punya tanggung jawab
> membayar hutang.
> Saya pernah dialog dg saudara yg rumahnya langganan banjir. Saya bilang
> "pindah aja dek".
>
> Ngomong sih enak !. Mau diapakan rumah ini ?. Tidak ada yg mau beli.
> Sementara untuk beli rumah ditempat yg tidak banjir dari mana uangnya ?.
>
> Udah dech...biar disini aja. Banjir toch datangnya tidak setiap hari.
>
> Benar juga yaaa
>
>
> *Transportasi.*
> Jumlah Busway bertambah, tapi jumlah penumpang berkurang.
>
> Saya pernah membuat Study Kelayakan untuk Investor Busway.
>
> Model bisnisnya.
> Investor beli busway dan mengoperasikannya. Seluruh biaya operasi (BBM,
> Tenaga Kerja, Perawatan dll ) tanggungjawab investor.
> Investor dibayar oleh Pemda per KM perjalanan. Semakin panjang jalannya,
> semakin banyak yg diperoleh Investor.
>
> Dari beberapa simulasi dengan perjalanan maksimal hasilnya tetap tidak
> layak karena :
> Titik pulang pokok (Pay Back Priod) melebihi umur ekonomis kendaraan. Umur
> ekonomis kami hitung 7 (tujuh) tahun.
>
> Pertumbuhan jalan 0,14% / thn sedangkan pertumbuhan kendaraan 20% per
> tahun.
> Luas jalan di DKI 7% dari luas wilayah, beberapa kota besar di dunia, luas
> jalan 12% dari luas wilayah. Perlu tambahan jalan dua kali lipat dari yg
> ada saat ini.
> Pengadaan Busway dengan cara import dalam kondisi utuh (Bult Up). Apakah
> tidak ada ada karoseri dalam negeri yang bisa membuat body Buswaytersebut
> ?. Saya pikir banyak karoseri yang sanggup. Buat pesawat aja bisa. Mengapa
> Gubernur ini tidak berpihak pada industry/produk dalam negeri ?
>
> *Kasus Sumber Waras*.
>
> Tanah yg dibeli tidak ada akses ke Jl. KY Tapa. Akses jalannya ke Jl.
> Tomang. NJOP Ky Tapa Rp 20 jt/m sementara NJOP Tomang Rp 7 jt/ m.
>
> Sertifikat tanah tercantum Ky Tapa sedangkan fisiknya di Jl. Tomang.
>
> Kata BPK harga tanah yg wajar sesuai kondisi fisik yaitu Rp 7 jt/m.
>
> Pemda DKI beli seharga Rp 20 jt/m sesuai  NJOP Ky Tapa mengikuti
> sertifikatnya.
>
> Disinilah letak perbedaannya.
> Mana yg benar ?.
>
> Kalau kita sebagai pembeli, mana yg jadi dasar ?. Letak fisik atau
> sertifikat ?
>
> Ini bisa dianalogikan dg STNK mobil tercantum  2.500 CC sementara fisik
> mobil 1.500 CC.
>
> Harga pasar mobil Rp 2.500 CC Rp 200 juta dan harga pasar mobil 1.500 CC
> Rp. 100 juta.
>
> Kalau anda beli mobil tersebut apakah menurut STNK atau menurut kondisi
> fisik ?
>
>
> On Friday, October 7, 2016 10:54 AM, Fashridjal M. Noor <
> fashridjalmn...@gmail.com> wrote:
>
>
> Tunggu saja pengadilan Allah SWT di akhirat kelak. Ketika itu setiap orang
> mempertanggungjawabkan semua keputusan dan tindakannya.
> Apapun hasil Pilkada DKI Jakarta nanti kecil kemungkinan kita akan bisa
> mengubahnya. Segala sesuatunya terjadi dengan izin dan kehendak Allah Yang
> Maha Kuasa.
> Namun kita yakin bahwa Allah SWT tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya
> yang shalih hidup teraniaya.
>
> On Oct 7, 2016 09:55, "'Imran Al' via RantauNet" <
> rantaunet@googlegroups.com> wrote:
>
> https://www.facebook.com/KH. Abdullah.Gymnastiar/videos/ 1334976039869299/
> 

Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-06 Terurut Topik 'Reflusmen Ramli' via RantauNet
AHOK


 
Saya mendoakan semoga Ahok kalahdengan alas an sbb.:


 
Penyerapan APBD


 
Menilai Kepala Daerah cukup dgmelihat dari penyerapan APBD. 
Penyerapan KECIL berarti KEPALA DAERAH tidak bisa MEYAKINKAN, 
MENGARAHKAN,MELINDUNGI bawahannya dalam merealisir APBD tsb.


 
Relokasi/Penggusuran


 
Siapapunmau pindah ke tempat yg lebih baik dari sebelumnya.


 
Masalahnya, untuk pindah ke tempat baru ongkosnya terlalu mahal.Sampai di 
tempat baru, tidak ada sumber penghidupan karena usaha selama inihanya bisa 
dilakukan ditempat lama. 

Ditempat baru ada biaya yg harus dibayar setiap bulan (sewa) yangtidak ada 
sebelumnya. 

Dengan apa biaya ini dibayar sementara sumber pendapatan tidak ada?.

Apakah ada solusi yang ditawarkan untuk masalah ini ?


 
Melihat jumlah APBD DKI cukup besar,seyogianya bisa memberikan Rusun Gratis 
kepada rakyat yg digusur.


 
Pendekatannyaadalah pendekatan kemanusiaan karena yg digusur

telah menempati lahan tsb cukup lama. Kenapa selama ini dibiarkan?. 


 
Pejabat pengganti harus ikut mencarikan solusi yang win win denganmasyarakat yg 
menempati lahan tersebut. 

Itu kesalahan pejabat lama yaa..


 
Pejabat pengganti saya analogikan menerima warisan.

Penerima waris mendapatkan hak atas asset dan punya tanggung jawabmembayar 
hutang.

Saya pernah dialog dg saudara yg rumahnya langganan banjir. Sayabilang "pindah 
aja dek".


 
Ngomong sih enak !. Mau diapakan rumah ini ?. Tidak ada yg maubeli. Sementara 
untuk beli rumah ditempat yg tidak banjir dari mana uangnya ?.


 
Udah dech...biar disini aja. Banjir toch datangnya tidak setiaphari.


 
Benar juga yaaa


 

 
Transportasi.

Jumlah Busway bertambah, tapi jumlah penumpang berkurang.


 
Sayapernah membuat Study Kelayakan untuk Investor Busway.


 
Model bisnisnya.

Investor beli busway dan mengoperasikannya. Seluruh biaya operasi(BBM, Tenaga 
Kerja, Perawatan dll ) tanggungjawab investor.

Investor dibayar oleh Pemda per KM perjalanan. Semakin panjangjalannya, semakin 
banyak yg diperoleh Investor.


 
Dari beberapa simulasi dengan perjalanan maksimal hasilnya tetaptidak layak 
karena :

Titik pulang pokok (Pay Back Priod) melebihi umur ekonomiskendaraan. Umur 
ekonomis kami hitung 7 (tujuh) tahun.


 
Pertumbuhan jalan 0,14% / thn sedangkan pertumbuhan kendaraan 20%per tahun. 

Luas jalan di DKI 7% dari luas wilayah, beberapa kota besar didunia, luas jalan 
12% dari luas wilayah. Perlu tambahan jalan dua kali lipatdari yg ada saat ini.

Pengadaan Busway dengan cara import dalam kondisi utuh (Bult Up).Apakah tidak 
ada ada karoseri dalam negeri yang bisa membuat bodyBuswaytersebut ?. Saya 
pikir banyak karoseri yang sanggup. Buat pesawat ajabisa. Mengapa Gubernur ini 
tidak berpihak pada industry/produk dalam negeri ?


 
Kasus Sumber Waras.


 
Tanah yg dibeli tidak ada akses ke Jl. KY Tapa. Akses jalannya keJl. Tomang. 
NJOP Ky Tapa Rp 20 jt/m sementara NJOP Tomang Rp 7 jt/ m.


 
Sertifikat tanah tercantum Ky Tapa sedangkan fisiknya di Jl.Tomang.


 
Kata BPK harga tanah yg wajar sesuai kondisi fisik yaitu Rp 7jt/m. 


 
Pemda DKI beli seharga Rp 20 jt/m sesuai  NJOP Ky Tapamengikuti sertifikatnya.


 
Disinilah letak perbedaannya.

Mana yg benar ?.


 
Kalau kita sebagai pembeli, mana yg jadi dasar ?. Letak fisik atausertifikat ?


 
Ini bisa dianalogikan dg STNK mobil tercantum  2.500 CCsementara fisik mobil 
1.500 CC.


 
Harga pasar mobil Rp 2.500 CC Rp 200 juta dan harga pasar mobil1.500 CC Rp. 100 
juta.


 
Kalau anda beli mobil tersebut apakah menurut STNK atau menurutkondisi fisik ?

 

On Friday, October 7, 2016 10:54 AM, Fashridjal M. Noor 
 wrote:
 

 Tunggu saja pengadilan Allah SWT di akhirat kelak. Ketika itu setiap orang 
mempertanggungjawabkan semua keputusan dan tindakannya.Apapun hasil Pilkada DKI 
Jakarta nanti kecil kemungkinan kita akan bisa mengubahnya. Segala sesuatunya 
terjadi dengan izin dan kehendak Allah Yang Maha Kuasa. Namun kita yakin bahwa 
Allah SWT tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya yang shalih hidup teraniaya.
On Oct 7, 2016 09:55, "'Imran Al' via RantauNet"  
wrote:

https://www.facebook.com/KH. Abdullah.Gymnastiar/videos/ 1334976039869299/ 

Pada Jumat, 7 Oktober 2016 9:20, 'Dasriel Noeha' via RantauNet 
 menulis:
 

 sato lo ciat li buliah ndak yo pak MN dan pak Maturidi
Memang kalo dirantang bisa no panjang, kalo dipunta pangguluangno agak basagi 
sagi, sahinggo susah bana banang tu ka dipuntano,
Nagari wak kho yo indak nagari Islam, sado umaik didalamno punyo hak nan samo, 
itulah basagino pamunta banang tun,
Wak pulangkan sajo kan Nan Satu dan ka iman masiang-masing pamiliah di  biliak 
suaro

Urang kini banyak nan lh cadiak mamak MN, awak lah nyo cap katinggalan jaman, 
apo sajo argument nan ka dikamukokan pasti ado sajo bantahanno,
Tunggulah tanggal mainno, awak iyo sadiah mancaliak urang manari diateh pentas 
politik gon, calaiklah nasib sanak awak Irman G, alah kanai tuncik lho,

Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-06 Terurut Topik Fitrianto
seandainyo Ahok tapiliah baliak, nan menganggap haram dipimpin gubernur non
muslim lai namuah hijrah kalua dari Jakarta ndak tu?
Ka Aceh nan lah pasti syariat Islam misalnyo?

Wassalam

2016-10-07 0:14 GMT-04:00 Maturidi Donsan :

> Suai awak FMN
>
> Maturidi
>
>
> Pada 7 Oktober 2016 10.54, Fashridjal M. Noor 
> menulis:
>
>> Tunggu saja pengadilan Allah SWT di akhirat kelak. Ketika itu setiap
>> orang mempertanggungjawabkan semua keputusan dan tindakannya.
>>
>> Apapun hasil Pilkada DKI Jakarta nanti kecil kemungkinan kita akan bisa
>> mengubahnya. Segala sesuatunya terjadi dengan izin dan kehendak Allah Yang
>> Maha Kuasa.
>>
>> Namun kita yakin bahwa Allah SWT tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya
>> yang shalih hidup teraniaya.
>>
>> On Oct 7, 2016 09:55, "'Imran Al' via RantauNet" <
>> rantaunet@googlegroups.com> wrote:
>>
>>> https://www.facebook.com/KH.Abdullah.Gymnastiar/videos/1334976039869299/
>>>
>>>
>>> Pada Jumat, 7 Oktober 2016 9:20, 'Dasriel Noeha' via RantauNet <
>>> rantaunet@googlegroups.com> menulis:
>>>
>>>
>>> sato lo ciat li buliah ndak yo pak MN dan pak Maturidi
>>>
>>> Memang kalo dirantang bisa no panjang, kalo dipunta pangguluangno agak
>>> basagi sagi, sahinggo susah bana banang tu ka dipuntano,
>>>
>>> Nagari wak kho yo indak nagari Islam, sado umaik didalamno punyo hak nan
>>> samo, itulah basagino pamunta banang tun,
>>>
>>> Wak pulangkan sajo kan Nan Satu dan ka iman masiang-masing pamiliah di
>>> biliak suaro
>>>
>>> Urang kini banyak nan lh cadiak mamak MN, awak lah nyo cap katinggalan
>>> jaman, apo sajo argument nan ka dikamukokan pasti ado sajo bantahanno,
>>>
>>> Tunggulah tanggal mainno, awak iyo sadiah mancaliak urang manari diateh
>>> pentas politik gon, calaiklah nasib sanak awak Irman G, alah kanai tuncik
>>> lho,
>>>
>>> salam dari ambo nan singkek ilimu gon,
>>>
>>> Dasriel Adnan Noeha
>>>
>>> di Jakarta
>>>
>>>
>>> Pada Kamis, 6 Oktober 2016 7:07, 'Mochtar Naim' via RantauNet <
>>> rantaunet@googlegroups.com> menulis:
>>>
>>>
>>> Reza,
>>>  Bagus. Dan Anda memang tidak sendiri, bahkan mewakili mayoritas
>>> dari penduduk Indonesia yang walau mereka beragama Islam, mereka tidak
>>> mengikuti ajaran Islam seperti yang terekam dalam Al Quran itu. Saya
>>> juga sudah katakan, dari sekian banyak orpol dan ormas Islam, jarang satu
>>> yang secara tegas dan terbuka mengatakan bahwa mereka berjuang untuk
>>> menerapkan ajaran syariat Islam dalam berbangsa dan bernegara. Satu2nya
>>> yang pernah secara tuntas mengatakan, ingin menegakkan syariat Islam,
>>> bahkan Negara Islam, hanyalah Partai Masyumi, dan belakangan PPP dan PBB,
>>> yang ingin tegaknya sayariat Islam, tapi sekarang sudah hilang begitu saja
>>> pula.
>>> Ajaran Islam yang terekam dalam Al Qur'an itu baru bisa jalan kalau
>>> orang Islam sendiri telah merubah sikapnya, dari sekadar mengucapkan
>>> syahadah dan melaksanakan shalat, puasa, dsb, lalu berusaha menerapkan
>>> ajaran Islam secara total dan komprehensif seperti yang diingatkan oleh Al
>>> Qur'an itu.
>>>  Begitu, Reza. Bagaimana pula reaksi Anda?
>>> Salam, MN, 06/10/16
>>>
>>>
>>>
>>> On Thursday, October 6, 2016 12:41 PM, Fashridjal M. Noor <
>>> fashridjalmn...@gmail.com> wrote:
>>>
>>>
>>> Subhanallah.
>>> Astaghfirullah
>>>
>>> On Oct 6, 2016 11:41, "muhammad syahreza" 
>>> wrote:
>>>
>>> Assalamau'alaikum wr.wb.
>>>
>>>
>>> Saparti kato ambo di ateh, ambo mamisahkan antaro penyelanggara
>>> administrasi pemerintahan samo agamo.
>>> NKRI berlandaskan Pancasila, apolagi sasudah UUD 45 diamandemen, arti
>>> nyo yang tokoh-tokoh nan maamandemen UUD45 tadi alah mampatimbangkan
>>> masak-masak siapo pun WNI talapeh Pribumi atau Non Pribumi atau
>>> Naturalisasi dan dari agamo yang diakui NKRI bisa jadi KADA dan Kapalo
>>> Negara. Dan untuak Pilkada DKI kali ko ambo mandukuang AHOK, walau agamo
>>> ambo islam. Kapalo Daerah indak ado kaitan jo agamo do, karano Kapalo
>>> daerah bukan pemimpin mutlak di suatu daerah, ado Kapolda, ado Pangdam, ado
>>> Legislatif dan ado Yudikatif.
>>>
>>>
>>> Salam
>>>
>>>
>>> Reza
>>>
>>>
>>>
>>> 2016-10-06 10:36 GMT+07:00 'asmiyakob' via RantauNet <
>>> rantaunet@googlegroups.com>:
>>>
>>> Bung Reza islam atau bukan?
>>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>> --
>>> *From: * muhammad syahreza 
>>> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
>>> *Date: *Thu, 6 Oct 2016 10:29:25 +0700
>>> *To: *rantaunet@googlegroups.com>> >
>>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
>>> *Subject: *Re: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam
>>> konteks PNS
>>>
>>> Assalamu'alaikum wr.wb. Pak MN
>>>
>>>
>>> Ambo masuak kategori urang yang mamisahkan antaro wilayah administrasi
>>> pemerintahan dengan agamo.
>>> Ambo indak manyalahkan kekhilafan oknum-oknum DPR/MPR di maso lalu nan
>>> maamandemen UUD 45 sahinggo maagiah kesempatan untuak NON Pri jadi 

Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-06 Terurut Topik Maturidi Donsan
Suai awak FMN

Maturidi

Pada 7 Oktober 2016 10.54, Fashridjal M. Noor 
menulis:

> Tunggu saja pengadilan Allah SWT di akhirat kelak. Ketika itu setiap orang
> mempertanggungjawabkan semua keputusan dan tindakannya.
>
> Apapun hasil Pilkada DKI Jakarta nanti kecil kemungkinan kita akan bisa
> mengubahnya. Segala sesuatunya terjadi dengan izin dan kehendak Allah Yang
> Maha Kuasa.
>
> Namun kita yakin bahwa Allah SWT tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya
> yang shalih hidup teraniaya.
>
> On Oct 7, 2016 09:55, "'Imran Al' via RantauNet" <
> rantaunet@googlegroups.com> wrote:
>
>> https://www.facebook.com/KH.Abdullah.Gymnastiar/videos/1334976039869299/
>>
>>
>> Pada Jumat, 7 Oktober 2016 9:20, 'Dasriel Noeha' via RantauNet <
>> rantaunet@googlegroups.com> menulis:
>>
>>
>> sato lo ciat li buliah ndak yo pak MN dan pak Maturidi
>>
>> Memang kalo dirantang bisa no panjang, kalo dipunta pangguluangno agak
>> basagi sagi, sahinggo susah bana banang tu ka dipuntano,
>>
>> Nagari wak kho yo indak nagari Islam, sado umaik didalamno punyo hak nan
>> samo, itulah basagino pamunta banang tun,
>>
>> Wak pulangkan sajo kan Nan Satu dan ka iman masiang-masing pamiliah di
>> biliak suaro
>>
>> Urang kini banyak nan lh cadiak mamak MN, awak lah nyo cap katinggalan
>> jaman, apo sajo argument nan ka dikamukokan pasti ado sajo bantahanno,
>>
>> Tunggulah tanggal mainno, awak iyo sadiah mancaliak urang manari diateh
>> pentas politik gon, calaiklah nasib sanak awak Irman G, alah kanai tuncik
>> lho,
>>
>> salam dari ambo nan singkek ilimu gon,
>>
>> Dasriel Adnan Noeha
>>
>> di Jakarta
>>
>>
>> Pada Kamis, 6 Oktober 2016 7:07, 'Mochtar Naim' via RantauNet <
>> rantaunet@googlegroups.com> menulis:
>>
>>
>> Reza,
>>  Bagus. Dan Anda memang tidak sendiri, bahkan mewakili mayoritas dari
>> penduduk Indonesia yang walau mereka beragama Islam, mereka tidak
>> mengikuti ajaran Islam seperti yang terekam dalam Al Quran itu. Saya juga
>> sudah katakan, dari sekian banyak orpol dan ormas Islam, jarang satu yang
>> secara tegas dan terbuka mengatakan bahwa mereka berjuang untuk
>> menerapkan ajaran syariat Islam dalam berbangsa dan bernegara. Satu2nya
>> yang pernah secara tuntas mengatakan, ingin menegakkan syariat Islam,
>> bahkan Negara Islam, hanyalah Partai Masyumi, dan belakangan PPP dan PBB,
>> yang ingin tegaknya sayariat Islam, tapi sekarang sudah hilang begitu saja
>> pula.
>> Ajaran Islam yang terekam dalam Al Qur'an itu baru bisa jalan kalau
>> orang Islam sendiri telah merubah sikapnya, dari sekadar mengucapkan
>> syahadah dan melaksanakan shalat, puasa, dsb, lalu berusaha menerapkan
>> ajaran Islam secara total dan komprehensif seperti yang diingatkan oleh Al
>> Qur'an itu.
>>  Begitu, Reza. Bagaimana pula reaksi Anda?
>> Salam, MN, 06/10/16
>>
>>
>>
>> On Thursday, October 6, 2016 12:41 PM, Fashridjal M. Noor <
>> fashridjalmn...@gmail.com> wrote:
>>
>>
>> Subhanallah.
>> Astaghfirullah
>>
>> On Oct 6, 2016 11:41, "muhammad syahreza" 
>> wrote:
>>
>> Assalamau'alaikum wr.wb.
>>
>>
>> Saparti kato ambo di ateh, ambo mamisahkan antaro penyelanggara
>> administrasi pemerintahan samo agamo.
>> NKRI berlandaskan Pancasila, apolagi sasudah UUD 45 diamandemen, arti nyo
>> yang tokoh-tokoh nan maamandemen UUD45 tadi alah mampatimbangkan
>> masak-masak siapo pun WNI talapeh Pribumi atau Non Pribumi atau
>> Naturalisasi dan dari agamo yang diakui NKRI bisa jadi KADA dan Kapalo
>> Negara. Dan untuak Pilkada DKI kali ko ambo mandukuang AHOK, walau agamo
>> ambo islam. Kapalo Daerah indak ado kaitan jo agamo do, karano Kapalo
>> daerah bukan pemimpin mutlak di suatu daerah, ado Kapolda, ado Pangdam, ado
>> Legislatif dan ado Yudikatif.
>>
>>
>> Salam
>>
>>
>> Reza
>>
>>
>>
>> 2016-10-06 10:36 GMT+07:00 'asmiyakob' via RantauNet <
>> rantaunet@googlegroups.com>:
>>
>> Bung Reza islam atau bukan?
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> --
>> *From: * muhammad syahreza 
>> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
>> *Date: *Thu, 6 Oct 2016 10:29:25 +0700
>> *To: *rantaunet@googlegroups.com> >
>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
>> *Subject: *Re: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam
>> konteks PNS
>>
>> Assalamu'alaikum wr.wb. Pak MN
>>
>>
>> Ambo masuak kategori urang yang mamisahkan antaro wilayah administrasi
>> pemerintahan dengan agamo.
>> Ambo indak manyalahkan kekhilafan oknum-oknum DPR/MPR di maso lalu nan
>> maamandemen UUD 45 sahinggo maagiah kesempatan untuak NON Pri jadi KADA.
>> Karano situasi politik maso kini ko, hasil perjuangan Pak MN juo di maso
>> lalu.
>> Ambo mandukuang Ahok 1 periode lai jadi DKI-1, walau ambo indak bisa
>> mamiliah karano bukan ba KTP DKI.
>>
>> Salam
>>
>>
>> Reza
>>
>> 2016-10-03 21:21 GMT+07:00 'Mochtar Naim' via RantauNet <
>> rantaunet@googlegroups.com>:
>>
>>
>> Sdr Reza, dkk di Rantaunet
>>  Yang PNS (Pegawai Negeri 

Re: Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-06 Terurut Topik Fashridjal M. Noor
Tunggu saja pengadilan Allah SWT di akhirat kelak. Ketika itu setiap orang
mempertanggungjawabkan semua keputusan dan tindakannya.

Apapun hasil Pilkada DKI Jakarta nanti kecil kemungkinan kita akan bisa
mengubahnya. Segala sesuatunya terjadi dengan izin dan kehendak Allah Yang
Maha Kuasa.

Namun kita yakin bahwa Allah SWT tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya yang
shalih hidup teraniaya.

On Oct 7, 2016 09:55, "'Imran Al' via RantauNet" 
wrote:

> https://www.facebook.com/KH.Abdullah.Gymnastiar/videos/1334976039869299/
>
>
> Pada Jumat, 7 Oktober 2016 9:20, 'Dasriel Noeha' via RantauNet <
> rantaunet@googlegroups.com> menulis:
>
>
> sato lo ciat li buliah ndak yo pak MN dan pak Maturidi
>
> Memang kalo dirantang bisa no panjang, kalo dipunta pangguluangno agak
> basagi sagi, sahinggo susah bana banang tu ka dipuntano,
>
> Nagari wak kho yo indak nagari Islam, sado umaik didalamno punyo hak nan
> samo, itulah basagino pamunta banang tun,
>
> Wak pulangkan sajo kan Nan Satu dan ka iman masiang-masing pamiliah di
> biliak suaro
>
> Urang kini banyak nan lh cadiak mamak MN, awak lah nyo cap katinggalan
> jaman, apo sajo argument nan ka dikamukokan pasti ado sajo bantahanno,
>
> Tunggulah tanggal mainno, awak iyo sadiah mancaliak urang manari diateh
> pentas politik gon, calaiklah nasib sanak awak Irman G, alah kanai tuncik
> lho,
>
> salam dari ambo nan singkek ilimu gon,
>
> Dasriel Adnan Noeha
>
> di Jakarta
>
>
> Pada Kamis, 6 Oktober 2016 7:07, 'Mochtar Naim' via RantauNet <
> rantaunet@googlegroups.com> menulis:
>
>
> Reza,
>  Bagus. Dan Anda memang tidak sendiri, bahkan mewakili mayoritas dari
> penduduk Indonesia yang walau mereka beragama Islam, mereka tidak
> mengikuti ajaran Islam seperti yang terekam dalam Al Quran itu. Saya juga
> sudah katakan, dari sekian banyak orpol dan ormas Islam, jarang satu yang
> secara tegas dan terbuka mengatakan bahwa mereka berjuang untuk
> menerapkan ajaran syariat Islam dalam berbangsa dan bernegara. Satu2nya
> yang pernah secara tuntas mengatakan, ingin menegakkan syariat Islam,
> bahkan Negara Islam, hanyalah Partai Masyumi, dan belakangan PPP dan PBB,
> yang ingin tegaknya sayariat Islam, tapi sekarang sudah hilang begitu saja
> pula.
> Ajaran Islam yang terekam dalam Al Qur'an itu baru bisa jalan kalau
> orang Islam sendiri telah merubah sikapnya, dari sekadar mengucapkan
> syahadah dan melaksanakan shalat, puasa, dsb, lalu berusaha menerapkan
> ajaran Islam secara total dan komprehensif seperti yang diingatkan oleh Al
> Qur'an itu.
>  Begitu, Reza. Bagaimana pula reaksi Anda?
> Salam, MN, 06/10/16
>
>
>
> On Thursday, October 6, 2016 12:41 PM, Fashridjal M. Noor <
> fashridjalmn...@gmail.com> wrote:
>
>
> Subhanallah.
> Astaghfirullah
>
> On Oct 6, 2016 11:41, "muhammad syahreza" 
> wrote:
>
> Assalamau'alaikum wr.wb.
>
>
> Saparti kato ambo di ateh, ambo mamisahkan antaro penyelanggara
> administrasi pemerintahan samo agamo.
> NKRI berlandaskan Pancasila, apolagi sasudah UUD 45 diamandemen, arti nyo
> yang tokoh-tokoh nan maamandemen UUD45 tadi alah mampatimbangkan
> masak-masak siapo pun WNI talapeh Pribumi atau Non Pribumi atau
> Naturalisasi dan dari agamo yang diakui NKRI bisa jadi KADA dan Kapalo
> Negara. Dan untuak Pilkada DKI kali ko ambo mandukuang AHOK, walau agamo
> ambo islam. Kapalo Daerah indak ado kaitan jo agamo do, karano Kapalo
> daerah bukan pemimpin mutlak di suatu daerah, ado Kapolda, ado Pangdam, ado
> Legislatif dan ado Yudikatif.
>
>
> Salam
>
>
> Reza
>
>
>
> 2016-10-06 10:36 GMT+07:00 'asmiyakob' via RantauNet <
> rantaunet@googlegroups.com>:
>
> Bung Reza islam atau bukan?
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> --
> *From: * muhammad syahreza 
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Thu, 6 Oct 2016 10:29:25 +0700
> *To: *rantaunet@googlegroups.com >
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Re: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam
> konteks PNS
>
> Assalamu'alaikum wr.wb. Pak MN
>
>
> Ambo masuak kategori urang yang mamisahkan antaro wilayah administrasi
> pemerintahan dengan agamo.
> Ambo indak manyalahkan kekhilafan oknum-oknum DPR/MPR di maso lalu nan
> maamandemen UUD 45 sahinggo maagiah kesempatan untuak NON Pri jadi KADA.
> Karano situasi politik maso kini ko, hasil perjuangan Pak MN juo di maso
> lalu.
> Ambo mandukuang Ahok 1 periode lai jadi DKI-1, walau ambo indak bisa
> mamiliah karano bukan ba KTP DKI.
>
> Salam
>
>
> Reza
>
> 2016-10-03 21:21 GMT+07:00 'Mochtar Naim' via RantauNet <
> rantaunet@googlegroups.com>:
>
>
> Sdr Reza, dkk di Rantaunet
>  Yang PNS (Pegawai Negeri Sipil) itu adalah semua orang yang berfungsi
> sebagai pegawai negeri, dari yang tertinggi sampai ke yang terendah. PNS
> itu adalah warga negara NKRI yang bisa apapun agamanya yang diakui oleh
> negara. Di antara mereka ada yang memegang jabatan pimpinan yang 

Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-06 Terurut Topik 'Imran Al' via RantauNet
https://www.facebook.com/KH.Abdullah.Gymnastiar/videos/1334976039869299/ 

Pada Jumat, 7 Oktober 2016 9:20, 'Dasriel Noeha' via RantauNet 
 menulis:
 

 sato lo ciat li buliah ndak yo pak MN dan pak Maturidi
Memang kalo dirantang bisa no panjang, kalo dipunta pangguluangno agak basagi 
sagi, sahinggo susah bana banang tu ka dipuntano,
Nagari wak kho yo indak nagari Islam, sado umaik didalamno punyo hak nan samo, 
itulah basagino pamunta banang tun,
Wak pulangkan sajo kan Nan Satu dan ka iman masiang-masing pamiliah di  biliak 
suaro

Urang kini banyak nan lh cadiak mamak MN, awak lah nyo cap katinggalan jaman, 
apo sajo argument nan ka dikamukokan pasti ado sajo bantahanno,
Tunggulah tanggal mainno, awak iyo sadiah mancaliak urang manari diateh pentas 
politik gon, calaiklah nasib sanak awak Irman G, alah kanai tuncik lho,
salam dari ambo nan singkek ilimu gon,
Dasriel Adnan Noeha
di Jakarta 

Pada Kamis, 6 Oktober 2016 7:07, 'Mochtar Naim' via RantauNet 
 menulis:
 

 Reza,  Bagus. Dan Anda memang tidak sendiri, bahkan mewakili mayoritas 
dari penduduk Indonesia yang walau mereka beragama Islam, mereka tidak 
mengikuti ajaran Islam seperti yang terekam dalam Al Quran itu. Saya juga sudah 
katakan, dari sekian banyak orpol dan ormas Islam, jarang satu yang secara 
tegas dan terbuka mengatakan bahwa mereka berjuang untuk menerapkan ajaran 
syariat Islam dalam berbangsa dan bernegara. Satu2nya yang pernah secara tuntas 
mengatakan, ingin menegakkan syariat Islam, bahkan Negara Islam, hanyalah 
Partai Masyumi, dan belakangan PPP dan PBB, yang ingin tegaknya sayariat Islam, 
tapi sekarang sudah hilang begitu saja pula.    Ajaran Islam yang terekam dalam 
Al Qur'an itu baru bisa jalan kalau orang Islam sendiri telah merubah sikapnya, 
dari sekadar mengucapkan syahadah dan melaksanakan shalat, puasa, dsb, lalu 
berusaha menerapkan ajaran Islam secara total dan komprehensif seperti yang 
diingatkan oleh Al Qur'an itu.
     Begitu, Reza. Bagaimana pula reaksi Anda? Salam, MN, 06/10/16

   

 On Thursday, October 6, 2016 12:41 PM, Fashridjal M. Noor 
 wrote:
 

 Subhanallah.
Astaghfirullah
On Oct 6, 2016 11:41, "muhammad syahreza"  wrote:

Assalamau'alaikum wr.wb.

Saparti kato ambo di ateh, ambo mamisahkan antaro penyelanggara administrasi 
pemerintahan samo agamo.
NKRI berlandaskan Pancasila, apolagi sasudah UUD 45 diamandemen, arti nyo yang 
tokoh-tokoh nan maamandemen UUD45 tadi alah mampatimbangkan masak-masak siapo 
pun WNI talapeh Pribumi atau Non Pribumi atau Naturalisasi dan dari agamo yang 
diakui NKRI bisa jadi KADA dan Kapalo Negara. Dan untuak Pilkada DKI kali ko 
ambo mandukuang AHOK, walau agamo ambo islam. Kapalo Daerah indak ado kaitan jo 
agamo do, karano Kapalo daerah bukan pemimpin mutlak di suatu daerah, ado 
Kapolda, ado Pangdam, ado Legislatif dan ado Yudikatif.

Salam

Reza


2016-10-06 10:36 GMT+07:00 'asmiyakob' via RantauNet 
:

Bung Reza islam atau bukan?Powered by Telkomsel BlackBerry®From:  muhammad 
syahreza Sender:  rantaunet@googlegroups.comDate: 
Thu, 6 Oct 2016 10:29:25 +0700To: rantaunet@googlegroups.comReplyTo:  rantaunet@googlegroups.comSubject: Re: 
[R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS
Assalamu'alaikum wr.wb. Pak MN

Ambo masuak kategori urang yang mamisahkan antaro wilayah administrasi 
pemerintahan dengan agamo. Ambo indak manyalahkan kekhilafan oknum-oknum 
DPR/MPR di maso lalu nan maamandemen UUD 45 sahinggo maagiah kesempatan untuak 
NON Pri jadi KADA.Karano situasi politik maso kini ko, hasil perjuangan Pak MN 
juo di maso lalu.Ambo mandukuang Ahok 1 periode lai jadi DKI-1, walau ambo 
indak bisa mamiliah karano bukan ba KTP DKI.
Salam

Reza
2016-10-03 21:21 GMT+07:00 'Mochtar Naim' via RantauNet 
:

 Sdr Reza, dkk di Rantaunet Yang PNS (Pegawai Negeri Sipil) itu adalah 
semua orang yang berfungsi sebagai pegawai negeri, dari yang tertinggi sampai 
ke yang terendah. PNS itu adalah warga negara NKRI yang bisa apapun agamanya 
yang diakui oleh negara. Di antara mereka ada yang memegang jabatan pimpinan 
yang sifatnya struktural-fungsional, apapun pangkatnya, ada yang tidak. Karena 
NKRI bukanlah Negara Islam, maka muslim dan non-muslim bisa duduk dalam jabatan 
pimpinan.     Namun dalam jabatan politik, khususnya di bidang legislatif 
maupun eksekutif, yang duduknya melalui proses pemilihan umum -- seperti 
jabatan Pres/Wapres, Gubernur/Bupati/Wako dan wakil2nya, lalu anggota2 
DPR/MPR/DPD/DPRD, maka khusus bagi warga negara yang beragama Islam, sewajarnya 
mereka mengikuti petunjuk ayat2 Al Quran itu, dengan hanya memilih calon2 yang 
beragama Islam. Apalagi karena itu adalah perintah dari Allah swt sendiri.     
Yang aneh kan partai2 Islam sendiri yang lebih memilih calon2 non-muslim 
daripada muslim, walaupun mereka bukan tidak tahu 

Bls: [R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS

2016-10-06 Terurut Topik 'Dasriel Noeha' via RantauNet
sato lo ciat li buliah ndak yo pak MN dan pak Maturidi
Memang kalo dirantang bisa no panjang, kalo dipunta pangguluangno agak basagi 
sagi, sahinggo susah bana banang tu ka dipuntano,
Nagari wak kho yo indak nagari Islam, sado umaik didalamno punyo hak nan samo, 
itulah basagino pamunta banang tun,
Wak pulangkan sajo kan Nan Satu dan ka iman masiang-masing pamiliah di  biliak 
suaro

Urang kini banyak nan lh cadiak mamak MN, awak lah nyo cap katinggalan jaman, 
apo sajo argument nan ka dikamukokan pasti ado sajo bantahanno,
Tunggulah tanggal mainno, awak iyo sadiah mancaliak urang manari diateh pentas 
politik gon, calaiklah nasib sanak awak Irman G, alah kanai tuncik lho,
salam dari ambo nan singkek ilimu gon,
Dasriel Adnan Noeha
di Jakarta 

Pada Kamis, 6 Oktober 2016 7:07, 'Mochtar Naim' via RantauNet 
 menulis:
 

 Reza,  Bagus. Dan Anda memang tidak sendiri, bahkan mewakili mayoritas 
dari penduduk Indonesia yang walau mereka beragama Islam, mereka tidak 
mengikuti ajaran Islam seperti yang terekam dalam Al Quran itu. Saya juga sudah 
katakan, dari sekian banyak orpol dan ormas Islam, jarang satu yang secara 
tegas dan terbuka mengatakan bahwa mereka berjuang untuk menerapkan ajaran 
syariat Islam dalam berbangsa dan bernegara. Satu2nya yang pernah secara tuntas 
mengatakan, ingin menegakkan syariat Islam, bahkan Negara Islam, hanyalah 
Partai Masyumi, dan belakangan PPP dan PBB, yang ingin tegaknya sayariat Islam, 
tapi sekarang sudah hilang begitu saja pula.    Ajaran Islam yang terekam dalam 
Al Qur'an itu baru bisa jalan kalau orang Islam sendiri telah merubah sikapnya, 
dari sekadar mengucapkan syahadah dan melaksanakan shalat, puasa, dsb, lalu 
berusaha menerapkan ajaran Islam secara total dan komprehensif seperti yang 
diingatkan oleh Al Qur'an itu.
     Begitu, Reza. Bagaimana pula reaksi Anda? Salam, MN, 06/10/16

   

 On Thursday, October 6, 2016 12:41 PM, Fashridjal M. Noor 
 wrote:
 

 Subhanallah.
Astaghfirullah
On Oct 6, 2016 11:41, "muhammad syahreza"  wrote:

Assalamau'alaikum wr.wb.

Saparti kato ambo di ateh, ambo mamisahkan antaro penyelanggara administrasi 
pemerintahan samo agamo.
NKRI berlandaskan Pancasila, apolagi sasudah UUD 45 diamandemen, arti nyo yang 
tokoh-tokoh nan maamandemen UUD45 tadi alah mampatimbangkan masak-masak siapo 
pun WNI talapeh Pribumi atau Non Pribumi atau Naturalisasi dan dari agamo yang 
diakui NKRI bisa jadi KADA dan Kapalo Negara. Dan untuak Pilkada DKI kali ko 
ambo mandukuang AHOK, walau agamo ambo islam. Kapalo Daerah indak ado kaitan jo 
agamo do, karano Kapalo daerah bukan pemimpin mutlak di suatu daerah, ado 
Kapolda, ado Pangdam, ado Legislatif dan ado Yudikatif.

Salam

Reza


2016-10-06 10:36 GMT+07:00 'asmiyakob' via RantauNet 
:

Bung Reza islam atau bukan?Powered by Telkomsel BlackBerry®From:  muhammad 
syahreza Sender:  rantaunet@googlegroups.comDate: 
Thu, 6 Oct 2016 10:29:25 +0700To: rantaunet@googlegroups.comReplyTo:  rantaunet@googlegroups.comSubject: Re: 
[R@ntau-Net] Tanggapan MN pada Reza ttg Pemimpin dalam konteks PNS
Assalamu'alaikum wr.wb. Pak MN

Ambo masuak kategori urang yang mamisahkan antaro wilayah administrasi 
pemerintahan dengan agamo. Ambo indak manyalahkan kekhilafan oknum-oknum 
DPR/MPR di maso lalu nan maamandemen UUD 45 sahinggo maagiah kesempatan untuak 
NON Pri jadi KADA.Karano situasi politik maso kini ko, hasil perjuangan Pak MN 
juo di maso lalu.Ambo mandukuang Ahok 1 periode lai jadi DKI-1, walau ambo 
indak bisa mamiliah karano bukan ba KTP DKI.
Salam

Reza
2016-10-03 21:21 GMT+07:00 'Mochtar Naim' via RantauNet 
:

 Sdr Reza, dkk di Rantaunet Yang PNS (Pegawai Negeri Sipil) itu adalah 
semua orang yang berfungsi sebagai pegawai negeri, dari yang tertinggi sampai 
ke yang terendah. PNS itu adalah warga negara NKRI yang bisa apapun agamanya 
yang diakui oleh negara. Di antara mereka ada yang memegang jabatan pimpinan 
yang sifatnya struktural-fungsional, apapun pangkatnya, ada yang tidak. Karena 
NKRI bukanlah Negara Islam, maka muslim dan non-muslim bisa duduk dalam jabatan 
pimpinan.     Namun dalam jabatan politik, khususnya di bidang legislatif 
maupun eksekutif, yang duduknya melalui proses pemilihan umum -- seperti 
jabatan Pres/Wapres, Gubernur/Bupati/Wako dan wakil2nya, lalu anggota2 
DPR/MPR/DPD/DPRD, maka khusus bagi warga negara yang beragama Islam, sewajarnya 
mereka mengikuti petunjuk ayat2 Al Quran itu, dengan hanya memilih calon2 yang 
beragama Islam. Apalagi karena itu adalah perintah dari Allah swt sendiri.     
Yang aneh kan partai2 Islam sendiri yang lebih memilih calon2 non-muslim 
daripada muslim, walaupun mereka bukan tidak tahu akan perintah Allah itu. 
    Nah, baa tu Reza, lai sajalan caro bapikia awak, atau indak?

    Salam, MN, 3 Okt 2016
     -- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet,