Fundamentalisme hanya menjurus kepada kehancuran dan tidak bisa menawarkan
apa-2.
Paling dapat rasa kepuasaan pas di saat membunuh diri dan yang lain sebagai
refleksi dari emosi primordial (meminjam ekspresi Mbak Mia :-). Setelah itu
sudah terlambat. Rugi besar karena tetap tidak akan pernah
, 2005 8:09 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Pendapat pribadi soal korupsi, madani
dan politik
Saya mengkoleksi 300 an buku-buku Fundametalis dari Maududi , Qutb , Al
Banna ,
Fathi Yakan , Abdullah Azzam , Umar Tilmisani , Said Hawwa , Muhammad Qutb
termasuk
FatHa [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, July 13, 2005 10:43 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Pendapat pribadi soal korupsi,
madani dan
politik
Eit.. tunggu dulu He-Man. Bagian yang ini neh mungkin perlu
ditinjau
ulang:
Apa yang dilakukan
dipakai
buat neluh / nyantet orang.
- Original Message -
From: Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, July 15, 2005 7:47 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Pendapat pribadi soal korupsi, madani dan
politik
Kalau enggak salah almarhum Munir, pahlawan HAM
Mohon maaf, kalau tanggapan ini muncul 2 kali, karena tadi sudah dikirim tapi
ngga muncul di milis WM.
*
Terima kasih, Mbak Mia :-)
Sebagai tambahan, modernism yang menciptakan oportunitas, tantangan, serta
permasalahan baru bukan hanya menyangkut umat beragama, tetapi seluruh
Mbak Mia, alasan mengapa saya mengatakan bahwa fundamentalisme mesti diberantas
seperti narkoba adalah karena kemarin saya sedang mencari lebih dalam tentang
apa arti fundamentalisme. Sebelumnya saya pernah bilang bahwa dalam diskusi
seperti ini, saya sedang berusaha untuk lebih memahami
Pak Aman. Emang tokoh-tokoh itu nggak bisa dibandingin sih. He-Man
bahasanya emang suka gegap gempita gitu, maklumin deh.
Qutb kan bukan tokoh pemegang kekuasaan dan keputusan seperti
Hitler. Itu jelas. Dia bahkan lebih sebagai pemikir, paling banter
aktivis.
Tapi ada yang sama antara Hitler
]
- Original Message -
From: a ayeye
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, July 14, 2005 02:06
Subject: [wanita-muslimah] Re: Pendapat pribadi soal korupsi, madani dan
politik
Mbak Mia, alasan mengapa saya mengatakan bahwa fundamentalisme mesti
diberantas
Baik Mbak Mia, manusia yang saya gambarkan sebagai fundamentalis kemarin lebih
tepat dibilang orang zuhud atau hanif :-) Secara umum, fundamentalisme berarti
pemegangan secara teguh kepada prinsip tertentu tanpa mau berkompromi (soal
prinsip yang dianut).
Fundamentalisme seperti dijelaskan
Duh, tega banget Pak Ayeye...saya fundamentalis mau diberantas kayak
narkoba? Mendingan doi dijadiin piaraan cewek-cewek WM saja...:-)),
itung-itung menambah daftar...ini fundies berjenggot...loh apa
bedanya dengan Linkin Park...hahaha..Maap Pak DWS yang berjenggot..
Menurut Karen Armstrong
Terminologi penting sejauh menjelaskan definisinya saja.
Orang yang Pak Ayeye jabarkan itu namanya zuhud atau hanif. Orang
yang relatif zuhud dan hanif terdapat dimana saja, di kelompok apa
saja. Saya juga punya temen at least 2 temen yang zuhud dari
kelompok Jamaah Tabligh. Saya nggak
Rasa pesimis itu untuk jangka pendek dalam arti untuk memasang target
yang lebih realistis dan agar tetap bersifat optimis untuk jangka
waktu lebih panjang. Sekalian menyadari keberadaan faktor-2 eksternal
seperti bencana alam, kerusuhan politik, dst. yang bisa mempengaruhi
proses perkembangan,
Mbak Mia, saya pikir KKN terutama bisa dilawan dengan tindakan-2 yang rasional
dan pragmatis dimana kesempatan untuk ber-KKN semakin dipersempit step-by-step
dalam proses yang panjang. Lingkungan mesti dijadikan agar menjadi semakin
lebih konduktif untuk tidak melakukan KKN. Saya rasa kita
Iya saya mengerti dengan rasa pesimis Pak Ayeye dengan implementasi
korupsi di kita. Political will, penegakan hukum, dsb dari
Pemerintah. Kalau dibikin persentase tuh, saya mengira bagian
Pemerintah dalam memerangi korupsi itu 60%% dan selebihnya kita
semua. Bandingkan dengan soal sampah dan
Terima kasih banyak atas tanggapan, Mbak Mia.
Kita sudah membahas berbagai alasan rasional soal motivasi untuk menjadi korup
atau tidak. Termasuk berbagai cara untuk mengurangi praktek korupsi seperti:
pemberdayaan masrakyat sipil, transparensi dan pembagian kekuasaan dalam sistim
pemerintah,
KKN itu penyakit sosial yang persoalan penanganannya memerlukan
political will dan harus dalam konteks the bigger picture,
masyarakat madani dan politik. Sesekali kita harus mengingatkan
diri sendiri dengan konsep big picture ini, supaya nggak ketelikung
HTI yang sudah mulain lebih
Pak Ayeye jelas memahami keakar-akarnya gimana peta korupsi di
Indonesia itu. Sifat korup itu keliatan seperti bagian dari
kebudayaan yang nggak terpisahkan. Inilah yang Pak Oman dan saya
diskusikan sebelumnya, ada gap lebaaar antara persepsi kebudayaan
(komunal) dengan kehidupan modern kita
17 matches
Mail list logo