Pada tanggal 30/11/07, rsa [EMAIL PROTECTED] menulis:
Points taken...! Thanks ...
Sama-sama
..deleted..
Saya terima ko keberatan Suryawan, tapi yang jadi masalah, dia
menyatakan saya memanjangkan singkatan nama MA itu menjadi Mas
Ahmadi. Wah tentu saya tidak terima. Begitu tanggapa
Mohon maaf, saya rasa postingan dari RSA untuk topik ini sangat mengganggu
jalannya diskusi antara Mas Suryawan dengan Mas Rizal. Kami semua di WM ini
sedang mengikuti diskusi yang cukup menarik mengenai ada tidaknya WAHYU
setelah nabi Muhammad saw. Harap postingan selanjutnya membicarakan
Apakah anda ingin katakan bahwa Jemaat
Ahmadiyah memiliki kitab suci lain selain al- Qur'an?
Jika yang didapat Mirza Ghulam Ahmad menurut Jemaat Ahmadiyah adalah wahyu: ya.
Di sinilah perbedaan antara kita pada diskusi ini. Bapak dengan penafsiran
bapak, boleh dong, saya dengan penafsiran
Oke, menurut bapak yang menerima wahyu belum tentu nabi/rasul. Lalu kalau
derajat wahyunya sama dengan perempuan, para hawariy dan lebah (mereka tidak
pernah mendakwa diri mereka nabi), di mana letaknya kenabian Mirza Ghulam
Ahmad? Bisa saja Mirza Ghulam Ahmad adalah laki-laki biasa yang bukan
Hadits Qudsi bukan kitab suci, tetapi sebagai kitab Hadits yang kami juga
memuliakannya.
Jadi Mirza Ghulam Ahmad mengabarkan pada orang-orang bahwa Allah menyuruhnya
untuk menyatakan dirinya nabi ya..okelah kalau begitu keterangan bapak.
Lalu bagaimana menurut Pak Suryawan dengan pendapat
Pak Satriyo,
Saya sudah membaca thread anda tentang alasan anda. Tapi sebagai orang yang
berlatar belakang bahasa, saya rasa anda juga sangat paham tentang
penggunaan bahasa. Bahasa mempunyai makna denotatif dan konotatif dan juga
gaya bahasa. ketika anda melabeli Ahmadi pada mas Suryawan,
Pertama, saya minta maaf pada para anggota milis ini yang menunggu jawaban
saya. Terus terang, saya sulit mendapat kontak dengan kawan saya karena dia
sedang berdakwah di luar negara. Tapi pagi ini akhirnya kami dapat
berkomunikasi melalui sms.
Kedua, saya harus meminta maaf kepada Bapak MA.
Menurut saya sih, n/etiket tetaplah n/etiket. Bukankah Rasulullah tidak
pernah mengajarkan pada kita untuk mengolok-olok pada musuh sekalipun?
apalagi pada mereka yang hanya berbeda keyakinan.
salim,
Donnie
===
Pada tanggal 29/11/07, rsa [EMAIL PROTECTED] menulis:
Pak Donnie,
Sesuai dengan jawaban Pak Suryawan di bawah,
saya kutip,
Mirza Ghulam Ahmad tidak pernah membuat buku kumpulan wahyu. Mirza
Ghulam Ahmad memang banyak menulis buku ( 80 buah buku), yang mana
di dalam buku-bukunya itu beliau tuliskan wahyu-wahyu yang ia terima.
Jadi tidak ada buku/kitab
Yang ini, saya juga masih nunggu.
HayoooBuktikan .
Jangan cuman katenya... terus kabur.
Biar para penhuni WM ini tahu bagaimana jemmat Ahmadiyah itu..
ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
Anda telah menyatakan kepada publik di milis ini bahwa al-Qur'an yang
Kasihan
Konteks saat ini yang dimaksud adalah setelah turunnya Quran. Jangan pura-pura
gak tahu ahok, gak papa, saya perbaiki pertanyaannya:
menurut ibu, di zaman ini (setelah Rasulullah Muhammad saw. wafat) kemudian ada
orang atau sekelompok orang mengimani dan mengamalkan kitab
Islam ini milik Tuhan, bu. Dan Tuhan sudah memberikan rambu-rambu yang jelas,
mana Islam mana bukan melalui Rasulullah saw. dan ulama pewarisnya. Jelas
kitabnya beda kok, kenapa mesti alergi? :)
Berbeda pada AYAT.
-Rizal-
Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Mohammad Rizal ini kok seperti
Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan mengamalkan kitab suci yang
bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya golongan tertentu) termasuk golongan
umat Islam atau bukan? Ini menurut ibu lho...tolong jawab.
Al Quran ini, kalau kita ubah walaupun satu huruf, itu sudah bukan Al Quran
13 matches
Mail list logo