Pak Satriyo,
Saya sudah membaca thread anda tentang alasan anda.  Tapi sebagai orang yang
berlatar belakang bahasa, saya rasa anda juga sangat paham tentang
penggunaan bahasa.  Bahasa mempunyai makna denotatif dan konotatif dan juga
gaya bahasa.  ketika anda melabeli Ahmadi pada mas Suryawan, meskipun anda
mempunyai alasan seperti yang anda sampaikan, orang melihat anda menggunakan
gaya bahasa peyoratif (bener gak yah? soalnya terakhir dapat pelajaran
bahasa pas SMA).  Anda melabeli Ahmadi dengan gaya bahasa yang stigmatis,
apalagi dengan menyebutnya secara berlebihan dan berulang-ulang.

Boleh saja anda berkilah bahwa saya tidak mengerti apa yang dihati anda.
 Tapi dalam berkomunikasi bukanya persepsi penerima pesan sama pentingnya
dengan apa yang ingin pemberi pesan (anda) sampaikan.  Apabila banyak orang
mempunyai persepsi yang menurut anda keliru dengan yang anda maksudkan dalam
pikiran anda.  Berarti mungkin ada yang keliru dalam penyampaian pesan.

Bukankah seseorang menulis tidak semata-mata untuk maaf "bermasturbasi"
untuk kepuasan sendiri, tetapi juga agar orang lain/banyak mempunyai
pemahaman tentang yang anda tuliskan.  Jadi yah, kalau banyak  orang (bisa
juga anda mendebat siapa yang dimaksud banyak) merasa mempunyai persepsi
yang keliru dengan apa yang anda maksudkan... whose to blame?

Terlepas mereka mempunyai keyakinan yang berbeda dengan anda.  Saya rasa
bisa dibedakan antara isi pesan dan cara menyampaikan pesan.  Saya melihat
gaya diskusi antara mas Moh rizal dan mas suryawan adalah contoh gaya
diskusi yang santun tanpa ada pretensi untuk mengolok-olok.


salim,
Donnie


==================
Pada tanggal 29/11/07, rsa <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
>
>   Nah ini yang saya tunggu: mengolok-olok! Silakan mas Donnie jelaskan
> bagian mana dari sikap saya sec tertulis yang menurut anda mengolok-
> olok ini? Pasti anda belum (dan mungkin ogah) menelusur-balik/track-
> back apa penjelasan saya ke Suryawan soal OOT ini ... ya kan?
>
> taslim,
> satriyo
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>,
> "donnie ahmad"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Menurut saya sih, n/etiket tetaplah n/etiket. Bukankah Rasulullah
> tidak
> > pernah mengajarkan pada kita untuk mengolok-olok pada musuh
> sekalipun?
> > apalagi pada mereka yang "hanya" berbeda "keyakinan".
> > salim,
> > Donnie
> >
> > ===============
> > Pada tanggal 29/11/07, rsa <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
> > >
> > > Pak Donnie,
> > > Wah jadi malu saya, ko yang beginian bisa menarik perhatian selain
> > > saya, Mia dan Suryawan ...
> > > Menurut anda apa yang sudah saya sampaikan ke Suryawan itu belum
> bisa
> > > menjelaskan alasan saya? Coba anda cek lagi ...
> > > Tolong perhatikan juga, jangan samakan konteks antara saya dan Mia
> > > dengan saya dan Suryawan -- dengan melihat duduk perkaranya tentu
> > > anda bisa membedakan.
> > > Jadi saya tidak akan teruskan kecuali memang ada alasa kuat untuk
> > > meneruskan OOT ini ...
> > > Wah jadi serius gini ...!
> > >
> > > Peace! :-)
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke