Re: [wanita-muslimah] Re: Warisan Wanita
Dear ukhti mia saya minta maaf dengan kata2 watak asli... sebenernya ada kata yang terhapus dan lupa saya ketik kembali yaitu just kidding di belakang kata2 ...watak asli ...sekali lagi maaf... Salam Her Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Watak asli saya, Pak Her? Iyalah, mudah2an apa yang saya tulis di WM ini asli beneran. Kan ada iklan: Pak Her juga manusia, masak saya kasih yang ecek-ecek:-) Coba telaah dari postingan2 mba Chae dan Pak Sabri, dalam urusan waris perempuan ini ada beberapa pelajaran: - keadilan dan kepekaan sosial - dialog wahyu, kehidupan nyata, dan sejarah - solusi kreatif Saya percaya Pak Her juga menginginkan prinsip keadilan Quran, seperti yang diimplikasikan dalam ilustrasinya. Bahkan ghirahnya tinggi untuk kemajuan Islam. Alhamdulillah. Tapi dalam proses itu melupakan aspek ruh Quran itu sendiri, yaitu Quran (firman Allah) yang berdialog dengan kehidupan nyata melalui Nabi. Masak si cuman teksnya doang yang dibawa ke jaman sekarang? Dosa dong, astaghfirullah Pak Her, nggak kaffah ni. Ruh teks itu yang dihasilkan oleh dialog kenapa nggak dibawa juga? Lupa ya? Karena cuman membawa teks doang, jadinya Pak Her menggagas logika yang mentah seperti logika anak kecil, misalnya 'terobosan Allah' adalah untuk memperkaya perempuan dan supaya nggak tergantung sama laki-laki. Ilustrasi logika yang gampang dipatahkan dengan logika ironis jokingan saya. Logika yang mentah nggak akan menemukan jalannya yang langgeng dalam kehidupan ini, nggak pernah, kecuali kalau dia tumbuh dan berubah. So untuk logika Pak Her tumbuh menjadi lebih utuh, kreatif dan bisa diaplikasikan, silakan disimak tanggapan mba Chae dan Pak Sabri. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear ukhti Mia... So maunya kita sama rata warisnya plus nggak ada kewajiban apapun...:-) ) Heheheakhirnya muncul juga..watak asli ukhti mia - barangkali semua wanita begitu juga yach - ...padahal dikasih 1 bagian saja sudah menjadi kaya...eh masih kurang juga dan minta ditambah / dibagi rata...tapi kewajibannya tidak mau dibagi rata...tentu kemauan ukhti mia ini pasti sulit diterima oleh kaum pria. BTW...inti dari ilustrasi yang saya sampaikan itu hanya sekedar untuk meyakinkan kita bahwa ada tujuan2 besar yang akan kita peroleh jika kita laksanakan hukum2 Alloh khususnya Q.S.4:11 itu ...bahwa wanita/istri menjadi lebih kaya itu cuma hikmah lain yang didapat tetapi itu bukan tujuan utama...salah satu tujuan utamanya adalah dengan kekayaannya itu ( baca: mandiri secara finansial ) maka wanita/istri berada pada posisi bebas dari ketergantungan pada pria/suami ukhti mia tentu sering mendengar betapa banyak istri - karena alasan ekonomi - pasrah dirinya diperlakukan sewenang-wenang oleh suaminyaini sesuatu yang tidak boleh terjadi. Kita sering menggunakan keterbatasan akal fikiran kita dan juga kondisi lingkungan kita untuk menilai mengukur tingkat kebenaran/kecanggihan hukum2 yang Alloh tetapkan dalam Al- Qur 'an...bahkan tidak jarang kita menggugat hukum2 tsb.itu adalah suatu kesalahan, Dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an seharusnya kita membatasi diri dalam tataran operasionalnya saja dan bukan pada tataran mempertanyakan kebenarannya.Pada jaman sekarang ini dimana peradaban islam telah porak poranda maka perlu dibangun kembali komitmen umat islam suatu sikap kami dengar dan kami taat pada Al-Qur'an...sikap seperti itu pula yang telah dilakukan oleh para pendahulu umat islam ini sehingga peradaban islam bener-bener terwujud tinggi dan tidak ada yang melebihinya salam Her Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Her, kalo ngikutin itung2-an duit ala Pak Her siapa akhirnya yang lebih kaya, ya jelas kita maunya milih perempuan laki2 warisnya sama rata. Pasti hasilnya duitnya perempuan lebih banyak dong...:-) So maunya kita sama rata warisnya plus nggak ada kewajiban apapun...:-)) salam Mia - Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Warisan Wanita
Kalo ini pasti blum selese postingannya, karena blum ditutup 'Salam Her' ..:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi [EMAIL PROTECTED] wrote: WADAOOO...kayaknya ukhti mia salah memahami maksud tujuan tulisan saya
Re: [wanita-muslimah] Re: Warisan Wanita
On Thu, 2007-01-18 at 22:53 -0800, sriwening herpribadi wrote: Dear Akhi Sabri 2. Memberikan pendidikan keterampilan bagi pria wanita jelas sama2 menjadi perioritas didalam membangun peradaban islam. Bagi pria..setelah mereka mendapatkan pendidikan memiliki keterampilan mereka wajib bekerja untuk memikul tanggungjawab...sedangkan bagi wanita...bekerja adalah hak...terserah mereka mau menggunakan haknya itu atau tidak...adapun disektor mana mereka ( pria wanita ) akan bekerja sebaiknya disesuaikan dengan fitrahnya. Salam Her Her, satu - satu ya. FITRAH, seringkali saya kurang mengerti memaknai fitrah, karena sering kacau antara fitrak (Takdir) dengan konstruk sosial. Banyak sekali ulama yg menyatakan perempuan melakukan pekerjaan domestik ini FITRAH, tetapi sangat banyak pula yg menyatakan itu konstruk sosial. perempuan memiliki rahim, itu fitrah. Tapi pekerjaan mengendalikan pesawat tempur dan memasak adalah konstruk sosial. Keluarga saya dan mungkin jutaan keluarga lain, memiliki situasi yg kurang lazim. saya (laki-laki) selama ini lebih banyak memegang peran domestik (menangani pekerjaan domestik). Riwayatnya panjang, mulanya karena situasi, saya bekerja sebagai wiraswastawan dan istri saya karyawati. sbg karyawati dia terikat oleh jam kerja ketat (absen dll). sehingga saya lebih fleksibel dalam soal waktu. Akhirnya terbentuklah pola yg kurang lazim ini, sejak anak pertama saya yg memandikan, bangun malam ketika anak nangis ngompol dll, mencuci popok; sampai ada masa dibantu mertua dan pembantu. saya juga koki utama di rumah. Meski ada pekerjaan yg sama sekali tak sanggup saya lakukan yakni STRIKA pakaian :=)) Nah kalo bicara soal penghasilan; kadang gaji istri saya habis buat bayar bensin saja atau sedikit buat makan bakso bersama teman2nya hehehehe. kemudian ganti istri, istri yg sekarang malah lebih sibuk dan sering keluar kota; tapi anak2 sudah lebih mudah ditangani karena dah gede2. Jadi pangkat saya tetap sebagai pemegang urusan domestik dan koki utama.Kami tidak memisahkan keuangan, untuk membiayai rumah tangga rekening istri saya adalah akun utama; saya punya akun pribadi tapi saldonya selalu minim :=( karena kebutuhan sehari-hari saya (termasuk rokok dan transportasi) ditanggung kantor. Bekerja menurut fitrahnya menurut saya tidak ada. itu saja dulu salam
Re: [wanita-muslimah] Re: Warisan Wanita
Ukhti mia... Sungguh loh awalnya ada kata ( just kidding bla..bla..bla ). dibelakang kata ...watak asli terus dibelakang ( ) ada kalimat lainnya...dan setelah saya simak dan kurang pas...saya hapus...dan ternyata ke hapus banyak termasuk just kidding itugitu loh! Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Ah, masaaak iya...:-) Untuk orang yang serapih pungtuasinya seperti Pak Her? Apalagi sesudah ..watak asli...ada kalimat yang panjang?.. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear ukhti mia saya minta maaf dengan kata2 watak asli... sebenernya ada kata yang terhapus dan lupa saya ketik kembali yaitu just kidding di belakang kata2 ...watak asli ...sekali lagi maaf... Salam Her Dear ukhti Mia... So maunya kita sama rata warisnya plus nggak ada kewajiban apapun...:-) ) Heheheakhirnya muncul juga..watak asli ukhti mia - barangkali semua wanita begitu juga yach - ...padahal dikasih 1 bagian saja sudah menjadi kaya...eh masih kurang juga dan minta ditambah / dibagi rata...tapi kewajibannya tidak mau dibagi rata...tentu kemauan ukhti mia ini pasti sulit diterima oleh kaum pria. - Never miss an email again! Yahoo! Toolbar alerts you the instant new Mail arrives. Check it out. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Warisan Wanita
Hehehe. yach udah...saya doble deh salamnya Salam Her Salam Her Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo ini pasti blum selese postingannya, karena blum ditutup 'Salam Her' ..:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi [EMAIL PROTECTED] wrote: WADAOOO...kayaknya ukhti mia salah memahami maksud tujuan tulisan saya - We won't tell. Get more on shows you hate to love (and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures list. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Warisan Wanita
Ikut nimbrung dikit: On 1/19/07, sriwening herpribadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear ukhti Chae = Ketika Qur'an turun terjadi dialog dua arah antara wahyu dengan masyrakat arab pada waktu itu. Jadi menurut saya tidak mungkin Qur'an turun tanpa terikat oleh kondisi dan keadaan serta budaya yang berlaku pada masyrakat arab pada waktu itu. Artinya Qur'an dalam bentuk hukum2 nya tidak hampa budaya. = === Dalam analogi yang sama, ketika Al Qur'an dan As Sunnah (Islam) dikenalkan kepada suatu bangsa (dengan budayanya), tentunya ia (Islam) pun mendatangi suatu bangsa yang tidak hampa budaya. Konsekuensinya, Islam pun tenteu menyediakan ruang bagi budaya bangsa yang didatanginya. Bagaimana perumusan hal ini menurut Islam (Al Qur'an dan As Sunnah)? Dalam berbagai kesempatan -ngrumpi di warung kopi - saya selalu menolak pendapat bahwa hukum2 dalam Al-Qur'an merupakan ekspresi budaya/hukum/nilai2 lokal arab...hanya sebagian kecil mungkin benar. Menurut saya ketentuan waris dlm Q.S.4:11 bukanlah ekspresi lokal bangsa arab...bahkan itu adalah terobosan barumaksudnya ketentuan yang tidak dikenal oleh bangsa arab saat itu dan juga tidak dikenal oleh bangsa2 lain didunia ini.ketentuan2 lainnya yang merupakan terobosan baru misalnya keharusan mencatat hutang-piutang, jumlah kesaksian dalam perkara zina, dan masih banyak lagi. JADI MENURUT KEYAKINAN SAYA : BANGSA ARAB HANYALAH SEBUAH LABORATORIUM KECIL DIMANA SEMUA EKSPRESI KEMANUSIAN DIDALAMNYA MENJADI WAKIL DARI EKSPRESI KEMANUSIAN BANGSA-BANGSA LAIN DIDUNIA INI ATAU DENGAN KATA LAIN DIALOG2 YANG TERJADI ANTARA AL-QUR'AN DENGAN BANGSA ARAB PADA HAKEKATNYA MERUPAKAN DIALOG ANTARA AL-QUR'AN DENGAN SEMUA BANGSA DUNIA. = === Intinya saya sepakat. Dan yang Univesal itu adalah dimensi sosial - lebih jauh lagi: keadilan kemanusiaan - yang merupakan 90% isi Al Qur'an (mestinya juga sebanding itu pula fokus As Sunnah). Aspek lain yang relevan dengan diskusi ini adalah persoalan2 yang muncul kemudian. Al Qur'an memberi patokan umum: Taatlah kepada Alloh dan Rosulnya dan Uli Amri dari antara kalian (minkum, artinya: bisa kondisi sekarang), dan apabila terjadi perselisihan, maka kembalinya kepada Alloh dan Rosulnya. Ayat tsb sepintas menjadi seperti kontradiktif dengan statement bahwa Al Qur'an dan As Sunnah telah final. Al Qur'an memberikan juga kemungkinan adanya masalah-masalah baru dan cara penyelesaiannya. Ada satu pertanyaan dalam kaitan ini: Mengapa ketika kita disuruh taat ada 3 pihak yang harus ditaati (Alloh, Rosul dan Uli Amri-- tentu saja dengan derajat ketaatan yang bergradasi); namun ketika ada perselisihan hanya dikembalikan kepada Alloh dan RosulNya. Dimana peran Uli Amri saat terjadi perselisihan diantara ummat? Pertanyaan terakhir akan membawa kita kepada pertanyaan berikutnya: Siapakah ulil Amri itu? Salam, manAR Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Sriwening, Saya coba kutip salah satu ayat di dalam Qur'an, kira-kira berbunyi sbb Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adilQS. 4:58 Jadi landasan hukum yang harus di pernuhi adalah terciptanya suatu keadilan. Dalam bentuknya keadalan itu bersifat relatif... Misalnya saja jika anak anda ada 2 orang yang satu sudah kuliah dan yang satu masih SD. Pada yang paling besar anda berikan motor sedangkan pada yang kecil anda berikan sepeda. Apakah itu adil?? dalam bentuknya mungkin tidak adil karena harga motor jelas lebih mahal daripada sepeda tapi anda dan saya tahukan alasanya mengapa bentuk yang demikian mengakomodasi keadilan;) Ketika Qur'an turun terjadi dialog dua arah antara wahyu dengan masyrakat arab pada waktu itu. Jadi menurut saya tidak mungkin Qur'an turun tanpa terikat oleh kondisi dan keadaan serta budaya yang berlaku pada masyrakat arab pada waktu itu. Artinya Qur'an dalam bentuk hukum2 nya tidak hampa budaya. Pada waktu itu keadaan atau kondisi masyrakat arab memutlakan seorang suami sebagai pencari nafkah dan perempuan tidak. Ini dikarenakan kondisi dan keadaan sosial juga alam yang tidak mendukung atau tidak memberi kesempatan kepada perempuan untuk bisa bergerak atau berfungsi sosial sebagai pencari nafkah. Karena secara fungsi sosial perempuan dibawah laki-laki artinya kewajiban perempuan di bahwa laki-laki maka hak-hak yang diperoleh oleh prempuan pun dibawah laki-laki.. Konsekwensinya kan begitu HAK DAN KEWAJIBAN AKAN BERIMBANG DENGAN SENDIRINYA. Terkait dengan bentuk pembagian waris pada waktu itu tidak hannya masalah kewajiban mencari nafkah bagi laki2 tapi juga kewajiban membayar mahar dengan jumlah yang besar. Tapi kondisi sekarang berbeda, dimana prempuan justru banyak yang BISA MDAN HARUS MENJADI PENCARI NAFKAH DIKARENAKAN KONDISI DAN KEADAAN. COBA PAK HER MELIHAT REALITAS YANG ADA DIMANA BANYAK SEKALI PEREMPUAN2 YANG DALAM KONDISI DAN KEADAANYA MAU
[wanita-muslimah] Kafir : Label Moral bukan Label Akidah
Kawan, Sebuah file dari arsip lama, dialog antara Mas Ulil dan Kang Jalal tentang mereka yang kafir: http://www.jalal-center.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=46 . Meski keduanya banyak ditampik di kalangan muslim di Indonesia, namun barangkali masih ada hikmahnya. Selamat membaca. Salam, manAR
Re: [wanita-muslimah] Re: Warisan Wanita
Dear akhi Sabri Terus terang saya tidak menduga bahwa penggunaan istilah pekerjaan sesuai fitrah ini begitu menyedot perhatian akhi Sabri...tapi ketika saya menulis kata pekerjaan sesuai fitrah...dalam benak saya yang muncul adalah 1. dalam pengertian umum yang berlaku di masyarakat lokal..jadi bila di suatu masyarakat lokal...pekerjaan wanitanya adalah berperang atau prianya memasak...yaa itulah fitrahnya, 2. dalam pengertian yang disesuaikan dengan fisik psikis wanita pria...jadi wanita bekerja sebagai guru perawat krn memang lebih lembut sabar dan prianya sebagai tani krn kekaritulah fitrahnya. Tapi yang jelas akhi Sabri...apapun jenis pekerjaan yang diambil baik oleh pria wanita dalam kaitan postingan awal saya adalah pekerjaan yang dapat memberikan penghasilan...dimana bagi pria dengan penghasilan tersebut dia bisa menafkahi keluarga sebagai kewajibannya...sedangkan bagi wanita dengan penghasilan tersebut dia bebas untuk menggunakan apa saja Salam Her st sabri [EMAIL PROTECTED] wrote: On Thu, 2007-01-18 at 22:53 -0800, sriwening herpribadi wrote: Dear Akhi Sabri 2. Memberikan pendidikan keterampilan bagi pria wanita jelas sama2 menjadi perioritas didalam membangun peradaban islam. Bagi pria..setelah mereka mendapatkan pendidikan memiliki keterampilan mereka wajib bekerja untuk memikul tanggungjawab...sedangkan bagi wanita...bekerja adalah hak...terserah mereka mau menggunakan haknya itu atau tidak...adapun disektor mana mereka ( pria wanita ) akan bekerja sebaiknya disesuaikan dengan fitrahnya. Salam Her Her, satu - satu ya. FITRAH, seringkali saya kurang mengerti memaknai fitrah, karena sering kacau antara fitrak (Takdir) dengan konstruk sosial. Banyak sekali ulama yg menyatakan perempuan melakukan pekerjaan domestik ini FITRAH, tetapi sangat banyak pula yg menyatakan itu konstruk sosial. perempuan memiliki rahim, itu fitrah. Tapi pekerjaan mengendalikan pesawat tempur dan memasak adalah konstruk sosial. Keluarga saya dan mungkin jutaan keluarga lain, memiliki situasi yg kurang lazim. saya (laki-laki) selama ini lebih banyak memegang peran domestik (menangani pekerjaan domestik). Riwayatnya panjang, mulanya karena situasi, saya bekerja sebagai wiraswastawan dan istri saya karyawati. sbg karyawati dia terikat oleh jam kerja ketat (absen dll). sehingga saya lebih fleksibel dalam soal waktu. Akhirnya terbentuklah pola yg kurang lazim ini, sejak anak pertama saya yg memandikan, bangun malam ketika anak nangis ngompol dll, mencuci popok; sampai ada masa dibantu mertua dan pembantu. saya juga koki utama di rumah. Meski ada pekerjaan yg sama sekali tak sanggup saya lakukan yakni STRIKA pakaian :=)) Nah kalo bicara soal penghasilan; kadang gaji istri saya habis buat bayar bensin saja atau sedikit buat makan bakso bersama teman2nya hehehehe. kemudian ganti istri, istri yg sekarang malah lebih sibuk dan sering keluar kota; tapi anak2 sudah lebih mudah ditangani karena dah gede2. Jadi pangkat saya tetap sebagai pemegang urusan domestik dan koki utama.Kami tidak memisahkan keuangan, untuk membiayai rumah tangga rekening istri saya adalah akun utama; saya punya akun pribadi tapi saldonya selalu minim :=( karena kebutuhan sehari-hari saya (termasuk rokok dan transportasi) ditanggung kantor. Bekerja menurut fitrahnya menurut saya tidak ada. itu saja dulu salam - TV dinner still cooling? Check out Tonight's Picks on Yahoo! TV. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Warisan Wanita
Nggak ada yang bertentangan dengan konsep-konsep ini. Di antara Quran dan budaya masyarakat ada dialektika seperti mba Chae bilang. Lalu ada terobosan dan sifatnya universal seperti Pak Her bilang. Iya betul, kerjaannya para nabi emang gitu. Masak cuman dialog doang nggak ada terobosan, ngapain pula diangkat jadi nabi. Tapi ketika pengertian dialog itu diaplikasikan ke teks seperti warisan wanita ke jaman sekarang, Pak Her melupakan hasil dialog itu sendiri 'terobosan yang sifatnya universal', yang justru jadi ruhnya Quran yang kata Pak Her universal. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oman abdurahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Ikut nimbrung dikit: On 1/19/07, sriwening herpribadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear ukhti Chae = Ketika Qur'an turun terjadi dialog dua arah antara wahyu dengan masyrakat arab pada waktu itu. Jadi menurut saya tidak mungkin Qur'an turun tanpa terikat oleh kondisi dan keadaan serta budaya yang berlaku pada masyrakat arab pada waktu itu. Artinya Qur'an dalam bentuk hukum2 nya tidak hampa budaya. = === Dalam analogi yang sama, ketika Al Qur'an dan As Sunnah (Islam) dikenalkan kepada suatu bangsa (dengan budayanya), tentunya ia (Islam) pun mendatangi suatu bangsa yang tidak hampa budaya. Konsekuensinya, Islam pun tenteu menyediakan ruang bagi budaya bangsa yang didatanginya. Bagaimana perumusan hal ini menurut Islam (Al Qur'an dan As Sunnah)? Dalam berbagai kesempatan -ngrumpi di warung kopi - saya selalu menolak pendapat bahwa hukum2 dalam Al-Qur'an merupakan ekspresi budaya/hukum/nilai2 lokal arab...hanya sebagian kecil mungkin benar. Menurut saya ketentuan waris dlm Q.S.4:11 bukanlah ekspresi lokal bangsa arab...bahkan itu adalah terobosan barumaksudnya ketentuan yang tidak dikenal oleh bangsa arab saat itu dan juga tidak dikenal oleh bangsa2 lain didunia ini.ketentuan2 lainnya yang merupakan terobosan baru misalnya keharusan mencatat hutang- piutang, jumlah kesaksian dalam perkara zina, dan masih banyak lagi. JADI MENURUT KEYAKINAN SAYA : BANGSA ARAB HANYALAH SEBUAH LABORATORIUM KECIL DIMANA SEMUA EKSPRESI KEMANUSIAN DIDALAMNYA MENJADI WAKIL DARI EKSPRESI KEMANUSIAN BANGSA-BANGSA LAIN DIDUNIA INI ATAU DENGAN KATA LAIN DIALOG2 YANG TERJADI ANTARA AL-QUR'AN DENGAN BANGSA ARAB PADA HAKEKATNYA MERUPAKAN DIALOG ANTARA AL-QUR'AN DENGAN SEMUA BANGSA DUNIA. = === Intinya saya sepakat. Dan yang Univesal itu adalah dimensi sosial - lebih jauh lagi: keadilan kemanusiaan - yang merupakan 90% isi Al Qur'an (mestinya juga sebanding itu pula fokus As Sunnah). Aspek lain yang relevan dengan diskusi ini adalah persoalan2 yang muncul kemudian. Al Qur'an memberi patokan umum: Taatlah kepada Alloh dan Rosulnya dan Uli Amri dari antara kalian (minkum, artinya: bisa kondisi sekarang), dan apabila terjadi perselisihan, maka kembalinya kepada Alloh dan Rosulnya. Ayat tsb sepintas menjadi seperti kontradiktif dengan statement bahwa Al Qur'an dan As Sunnah telah final. Al Qur'an memberikan juga kemungkinan adanya masalah-masalah baru dan cara penyelesaiannya. Ada satu pertanyaan dalam kaitan ini: Mengapa ketika kita disuruh taat ada 3 pihak yang harus ditaati (Alloh, Rosul dan Uli Amri-- tentu saja dengan derajat ketaatan yang bergradasi); namun ketika ada perselisihan hanya dikembalikan kepada Alloh dan RosulNya. Dimana peran Uli Amri saat terjadi perselisihan diantara ummat? Pertanyaan terakhir akan membawa kita kepada pertanyaan berikutnya: Siapakah ulil Amri itu? Salam, manAR
Re: [wanita-muslimah] Re: Warisan Wanita
wahai para karyawati.. kalau gajian jgn mau ngasih duit ke suami.. bwt sendiri aja.. kalau beli rmh atas nama sendiri juga... keeenakan suaminya. tugas suami semuanya. enak2 lah jd istri.. daftarkan polis asuransi jiwa suaminya bila meninggal kelak dpt warisan sekarung emas! smg dpt hidayah Alloh semuanya. slm canda --- st sabri [EMAIL PROTECTED] wrote: On Thu, 2007-01-18 at 22:53 -0800, sriwening herpribadi wrote: Dear Akhi Sabri 2. Memberikan pendidikan keterampilan bagi pria wanita jelas sama2 menjadi perioritas didalam membangun peradaban islam. Bagi pria..setelah mereka mendapatkan pendidikan memiliki keterampilan mereka wajib bekerja untuk memikul tanggungjawab...sedangkan bagi wanita...bekerja adalah hak...terserah mereka mau menggunakan haknya itu atau tidak...adapun disektor mana mereka ( pria wanita ) akan bekerja sebaiknya disesuaikan dengan fitrahnya. Salam Her Her, satu - satu ya. FITRAH, seringkali saya kurang mengerti memaknai fitrah, karena sering kacau antara fitrak (Takdir) dengan konstruk sosial. Banyak sekali ulama yg menyatakan perempuan melakukan pekerjaan domestik ini FITRAH, tetapi sangat banyak pula yg menyatakan itu konstruk sosial. perempuan memiliki rahim, itu fitrah. Tapi pekerjaan mengendalikan pesawat tempur dan memasak adalah konstruk sosial. Keluarga saya dan mungkin jutaan keluarga lain, memiliki situasi yg kurang lazim. saya (laki-laki) selama ini lebih banyak memegang peran domestik (menangani pekerjaan domestik). Riwayatnya panjang, mulanya karena situasi, saya bekerja sebagai wiraswastawan dan istri saya karyawati. sbg karyawati dia terikat oleh jam kerja ketat (absen dll). sehingga saya lebih fleksibel dalam soal waktu. Akhirnya terbentuklah pola yg kurang lazim ini, sejak anak pertama saya yg memandikan, bangun malam ketika anak nangis ngompol dll, mencuci popok; sampai ada masa dibantu mertua dan pembantu. saya juga koki utama di rumah. Meski ada pekerjaan yg sama sekali tak sanggup saya lakukan yakni STRIKA pakaian :=)) Nah kalo bicara soal penghasilan; kadang gaji istri saya habis buat bayar bensin saja atau sedikit buat makan bakso bersama teman2nya hehehehe. kemudian ganti istri, istri yg sekarang malah lebih sibuk dan sering keluar kota; tapi anak2 sudah lebih mudah ditangani karena dah gede2. Jadi pangkat saya tetap sebagai pemegang urusan domestik dan koki utama.Kami tidak memisahkan keuangan, untuk membiayai rumah tangga rekening istri saya adalah akun utama; saya punya akun pribadi tapi saldonya selalu minim :=( karena kebutuhan sehari-hari saya (termasuk rokok dan transportasi) ditanggung kantor. Bekerja menurut fitrahnya menurut saya tidak ada. itu saja dulu salam Do you Yahoo!? Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta. http://new.mail.yahoo.com
[wanita-muslimah] Re: Warisan Wanita
Ok. Jadi dimana kesalahpahaman itu, bisa tolong dijelaskan? Tks. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi [EMAIL PROTECTED] wrote: WADAOOO...kayaknya ukhti mia salah memahami maksud tujuan tulisan saya Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Her, maksutnya apa terserah kepada perempuan bekerja atau nggak? SETIAP LAKI2 DAN PEREMPUAN WAJIB BEKERJA DAN MENCAPAI KEMANDIRIAN FINANSIAL (DAN KEMATANGAN). hadis dari mana ni ya gw lupa.. Setiap orang kudu mencapai kemandirian, dan Allah nggak kepingin WANITA BEBAS NGGAK TERGANTUNG DARI LAKI-LAKI. bukan gitu. Setiap orang kudu independen, sedangkan perempuan laki-laki butuh interdependen. Artinya laki2 emang tergantung kepada perempuan, dan sebaliknya. Kok nggak belajar dari hukum alam? Masak belajar figh teks doang...:-) Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi herpribadi@ wrote: 2. Memberikan pendidikan keterampilan bagi pria wanita jelas sama2 menjadi perioritas didalam membangun peradaban islam. Bagi pria..setelah mereka mendapatkan pendidikan memiliki keterampilan mereka wajib bekerja untuk memikul tanggungjawab...sedangkan bagi wanita...bekerja adalah hak...terserah mereka mau menggunakan haknya itu atau tidak...adapun disektor mana mereka ( pria wanita ) akan bekerja sebaiknya disesuaikan dengan fitrahnya. Salam Her - 8:00? 8:25? 8:40? Find a flick in no time with theYahoo! Search movie showtime shortcut. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA -- DEMOKRASI --- KRITIK DAN KONTRA-KRITIK
Kolom IBRAHIM ISA Jum'at, 19 Januari 2007 DEMOKRASI --- KRITIK DAN KONTRA-KRITIK Bagaimana itu ditrapkan dalam kehidupan bernegara Belakangan ini media kita ramai memberitakan dan mengomentari kritik dan kontra-kritik antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono versus mantan Presiden, Ketua Umum PDI-P, Megawati Sukarnoputri. Di satu segi, ramé-ramé kritik-kontra-kritik itu ada baiknya! Pertama-tama tentunya manfaaat yang bisa ditarik dari substansi kritik dan kontra-kritik itu sendiri, yang disinggung secara umum kali ini. Yang hendak difokuskan disini ialah segi lainnya. Yaitu segi praktek berdemokrasi. Kita bisa menarik pelajaran bagaimana 'kebebasan menyatakan pendapat' salah satu elemen demokrasi yang amat penting ditrapkan di kalangan elite politik Indonesia. Yang menunjukkan bahwa, meskipun formalnya beliau-beliau itu berasumsi sebagai penganut dan pembela demokrasi, tetapi di dalam praktek, bila dirinya sendiri yang jadi sasaran kritik, betapapun, terkesan yang bersangkutan sedikit 'tersinggung' atau merasa 'risih' menerima kritik tsb. 'Risih' bila pelaksanaan salah satu prinsip demokrasi, yaitu kritik, itu ditujukan terhadap dirinya sendiri. Terdengarlah celetukan, seperti : 'hendaknya perbedaan pendapat itu ditangani secara baik-baik'. Terkadang dipertanyakan, bukankah kita ini, sebagai bangsa Timur, yang punya tradisi dan kulturnya sendiri, tidakkah sebaiknya mencari solusi lewat 'musyawarah dan mufakat'?. Lewat konsensus? Bisa jadi, saran tsb punya maksud baik. Tetapi, kita punya pengalaman yang jelék sekali dari praktek otoriter rezim Orba. Yang dikatakan tradisi dan kultur 'musyawarah dan mukafat' ternyata kata-akhir, yaitu yang mengambil keputusan yang mengikat semua, yang menentukan, adalah 'bapak-bapak pemimpin ' sebagai 'sesepuh' yang sejak semula telah memberikan 'pengarahan'. Yaitu Bapak Presiden Jendral Suharto! Bukankah itu kultur politik Orba yang njelimet untuk, dengan selubung 'musyawarah dan mufakat', memelintir hak untuk 'dengan bebas menyatakan pendapat', menindas hak mayoritas warganegara mengambil keputusan lewat cara demokratis. Pada akhirnya Pak Hartolah, yang dengan cara otoriter menentukan segala-galanya. * * *. Ketika Megawati menduduki jabatan Presiden RI, tidak sekali dua orang melihat betapa beliau kurang réla bila dikritik. Maka digunakanlah kata 'hujatan' bila ada yang mengeritiknya. Bisa dipastikan bahwa baik SBY maupun Mega menganut prinsip DEMOKRASI. Bukankah partai mereka masing-masing menyandang nama DEMOKRASI? Yang satu menggunakan nama Partai D e m o k r a s i Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang satunya lagi bernama Partai D e m o k r a t . Masing-masing mereka itu adalah pimpinan partai yang punya program DEMOKRASI. Dengan demikian masing-masing menyatakan diri sebagai DEMOKRAT. Kali ini bisa disaksikan betapa SBY merasa 'risih' dan 'tidak rela' ketika dari jurusan PDI-P, dari ketuanya sendiri, Megawati, meluncur kritik-kritik tajam terhadap beleid SBY dan pemerintahannya.( 'Jangan hanya menebar pesona, kata Mega, tetapi menebar karya'). Tak lama kemudian SBY melakukan 'serangan balas'. Kira-kira begini kata SBY: Kalian jangan hanya bisa ngomong saja, (dong) dan kemudian berpangku tangan. Yang penting bekerja untuk rakyat (seperti saya ini, kata SBY). Kira-kira begitu maksudnya. Sesungguhnya, yang melancarkan kritik ke arah pemerintah, bukan hanya Mega. Yang sudah sejak semula memang mengumumkan bahwa PDI-P akan mengambil posisi sebagai partai oposisi. Jadi, apa yang dilakukan Mega adalah normal dan wajar dalam suatu masyarakat demokratis. Juga pers dan parpol lainnya menggunakan hak fundamental untuk menyatakan fikiran dengan bebas, untuk mengeritik yang berkuasa. Baca saja surat-kabar, atau dengarlah radio ( sebaiknya yang swasta) yang begitu banyak jumlahnya. Tidak sehari lewat tanpa ada kritik terhadap pemerintah, terhadap penguasa, polisi, tentara, Pengadilan, terhadap SBY, terhadap Wapres Jusuf Kala. Apakah itu datangnya dari media, ornop, parpol maupun LSM. Apa itu menyangkut soal ekonomi, atau masalah perusahaan-perusahaan asing yang semakin leluasa mengeduk kekayaan bumi dan alam kita, serta menikmati upah kerja buruh yang murah di Indonesia sekarang ini. Atau kritik itu mengenai ketentuan-ketentuan IMF, Bank Dunia yang dengan patuh dilaksakankan di negeri merdeka ini, dsb. Sehingga menjadikan negeri tecinta ini betul-betul tergantung pada asing. Di tambah lagi kritik-kritik terhadap penanganan kasus-kasus korupsi yang dinyatakan tidak seperti yang diharapkan; serta kritik-kritik terhadap pengurusan kasus pembunuhan terhadap pejuang HAM, Munir. Sumber kritik-kritik itu adalah situasi peri kehidupan bangsa yang tidak tampak ada perubahan apalagi kemajuan. Kritik-kritik itu berasal dari situasi rakyat terbanyak yang sudah bertahun-tahun lamanya hidup dalam kemiskinan dan kesulitan. Tidak tahu lagi, apakah hari esok makan apa, apakah bulan depan akan dapat perkerjaan,
[wanita-muslimah] Berkah Surgawi Bulan Muharram
Berkah Surgawi Bulan Muharram Mawlana Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani qs Dalam buku Mercy Oceans, On the Bridge to Eternity) www.rabbani-sufi.blogspot.com Bismillah hirRohmannirRohim Muharram adalah salah satu bulan suci, dan malam ini--10 Muharram--merupakan salah satu malam paling suci dalam Islam. Besok, tanggal 10 Muharram adalah Hari Asyura. Dia memiliki kedudukan yang istimewa dalam kalender Islam, begitu pula dalam lintasan sejarah dunia, karena pada hari ini Allah swt mengaruniakan hamba-hamba- Nya yang tercinta dengan karunia dari Samudra Rahmat-Nya yang tak bertepi dan Samudra Kekuatan-Nya yang tak terhingga, untuk menjadikan mereka sebagai orang-orang yang memperoleh kemenangan Pada hari ini, Perahu Nabi Nuh as mendarat di puncak gunung dan banjir yang melanda telah berakhir. Nabi Ibrahim as diselamatkan dari api Namrud, Nabi Musa as melewati Laut Merah dan diselamatkan dari Firaun. Nabi Yunus bin Ilyasa as diselamatkan dari perut ikan. Nabi Sulaiman as, Raja Sulaiman as dianugerahi kerajaan jinn dan manusia. Nabi Ayyub as disembuhkan dari penyakitnya dan diberikan kesejahteraan lebih dari sebelumnya. Nabi Isa as diangkat ke Surga. Dan Sayyidina Muhammad saw dianugerahi lebih banyak kemuliaan, tujuh Pintu Surga dibukakan baginya dan bagi seluruh umatnya, dan beliau diselamatkan dari sukunya, suku Quraisy. Dan setiap kali Muslim jatuh dalam kesulitan, Pertolongan dan Dukungan Ilahi langsung menyertai mereka di bulan ini, dan khususnya pada hari seperti besok--10 Muharram-- sangat penting. Saya mengharapkan Sayyidina Mahdi as muncul pada tahun ini, tetapi tanda-tandanya masih belum lengkap dan Saya berharap bahwa beliau akan bersama kita di bulan Muharram mendatang, setalah tahun 2000. Milenium ketiga adalah milik Imam Mahdi as. Begitu banyak berkah surgawi yang diberikan kepada orang-orang yang beriman pada tanggal 10 Muharram, dan merupakan kabar baik bahwa kalian telah sampai di bulan Muharram 1999 ini. Dan Saya berharap bahwa Sayyidina Mahdi as akan diizinkan untuk muncul Malam ini kekuatan yang sangat besar akan dianugerahkan, mungkin kekuasaan atas seluruh dunia dan pedangnya, sekarang, akan diambil secara perlahan. Malam ini pedang itu akan tampak Sebagaimana yang telah kami katakan sebelumnya, sebulan yang lalu, di bulan Dzul Hijjah, di malam Arafat, bahwa suatu perubahan mulai terjadi. Ada suatu Tajjali (Manifestasi Ilahi) yang baru, kekuatan baru yang akan terus berlanjut tanpa henti. Dan kekuatan ajaib dari malam ini mulai datang secara perlahan, langkah demi langkah, sehingga ketika teknologi berakhir dan lenyap, kekuatan jenis lain akan siap untuk digunakan Berusahalah untuk bersama dengan Allah swt sehingga kalian akan menjadi orang-orang yang menang. Berusahalah setahap demi setahap untuk menarik dirimu dari tangan Setan dan sifat-sifat buruknya. Berusahalah untuk mengurangi segala jenis alat yang merupakan penemuan Setan dan bala tentaranya, karena segala sesuatu yang bekerja dengan listrik akan berhenti, dan kekuatan jenis baru akan mulai bekerja Sekarang, untuk beberapa bulan saja, seluruh bangsa akan menanggung beban yang sangat berat Ketika hal itu berakhir, akan timbul suatu babak baru bagi dunia. Pada saat itu listrik tidak diperlukan lagi, mobil, kapal, mesin-mesin pabrik, semuanya tidak perlu. Cahaya kalian, Nur-ul-Iman, cahaya dari Iman kalian, akan mengelilingi kalian. Tubuh kalian akan bercahaya, bahkan dalam gelap pun kalian dapat berjalan Oleh sebab itu Saya bergembira dan bersyukur kepada Allah swt, bahwa kita telah sampai di malam ini, dan kita memohon dengan rendah hati agar nama kita ditulis bersama Imam Mahdi as. Kita tidak senang dengan situasi yang berlangsung di dunia, baik Timur maupun Barat, karena seluruh sistem, semua sistem kehidupan di bumi sekarang ini bertentangan dengan Hukum Tuhan. Kita bergembira dan cukup bangga bahwa Allah swt membuat kita senang bersama-Nya, bersama para Awliya-Nya, bersama Shahibu-Zaman Sayyidina Mahdi as, dan tidak mengejar kehidupan setani yang kotor Kehidupan setani adalah yang paling kotor. Menyingkirlah dari situ. Jika tidak, kalian akan tenggelam dalam air yang kotor, kalian akan tenggelam dalam situasi yang buruk, dan kalian tidak dapat menyelamatkan diri. Mintalah kepada-Nya agar dibersihkan dan berusahalah untuk tampil bersih, sehingga kalian akan menjadi bersih. Wa min Allah at tawfiq wasalam,arief hamdani www.mevlanasufi.blogspot.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Adab Bulan Muharram
Adab Bulan Muharram Mawlana Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani qs Dalam buku Mercy Oceans, On the Bridge to Eternity www.rabbani-sufi.blogspot.com Bismillah hirRohman nirRohim Adab Imam Ghazali menyatakan dalam Kitab Ihya Ulum al-Din, Puasa sangat dianjurkan pada beberapa hari yang istimewa, di antaranya dapat ditemukan pada setiap tahun, yang lain ada pada setiap bulan, dan yang lainnya dalam setiap minggu. Yang dapat ditemukan pada setiap tahun setelah Ramadhan adalah: · Hari Arafa (9 Dzul Hijjah) · Hari Asyura (10 Muharram) · 10 hari pertama di bulan Dzul Hijjah · 10 hari pertama di bulan Muharram Kita dianjurkan untuk berpuasa pada bulan-bulan yang dimuliakan, yaitu: Dzul Qaidah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab.(sumber: www.naqshbandi. org) Adab Asyura: 10 Muharram (sumber: Mawlana Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani qs dalam buku Mercy Oceans, On the Bridge to Eternity) Antara Dzuhur dan Ashar: Shalat 4 rakaat, di tiap rakaat dibaca Surat al-Faatiha, 1 kali dan Surat al-Ikhlash 10 kali. Dzikir: La ilaha illAllah 1000 kali Shalawat 1000 kali Surat al-Ikhlash 1000 kali Doa: Allahumma tsabitna alal Haqq Ya Ghaliban ghayra maghlub Ya Nashiral Muminiin Ya Ghiyatsal Mustaghitsiin Ya Qariban ghayra baid Ya Syahidan ghayra mash-hud Hasbi Allahu wa nimal Wakil, la hawla wa laa quwwata Illa billaahil Aliyyil Azhiim Ghufranaka, Rabbanaa wa ilaykal mashiir Rabbanaa taqabbal minna Bi hurmatil Habib al-Faatiha. Wa min Allah at tawfiq wasalam,arief hamdani www.mevlanasufi.blogspot.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Warisan Wanita
well, tanggapan diselipkan di tengahnya, kebetulan lagi suka nyelip-nyelip neh. On Fri, 2007-01-19 at 02:13 -0800, sriwening herpribadi wrote: Dear akhi Sabri Terus terang saya tidak menduga bahwa penggunaan istilah pekerjaan sesuai fitrah ini begitu menyedot perhatian akhi Sabri...tapi ketika saya menulis kata pekerjaan sesuai fitrah...dalam benak saya yang muncul adalah 1. dalam pengertian umum yang berlaku di masyarakat lokal..jadi bila di suatu masyarakat lokal...pekerjaan wanitanya adalah berperang atau prianya memasak...yaa itulah fitrahnya, sementara saya berkesimpulan anda ingin menyatakan bahwa fitrah adalah kepantasan publik. sementara saya percaya FITRAH tidak berubah, tapi konstruk sosial berubah sesuai jaman dan lokasi (waktu dan ruang). Kepantasan publik jelas-jelas konstruk sosial. Dalam berperang, saat ini perempuan ama laki sama baiknya atau sama sadisnya. Atau lebih gampangnya yg mana yg menurut sampeyan FITRAH lelaki dan mana FITRAH perempuan. 2. dalam pengertian yang disesuaikan dengan fisik psikis wanita pria...jadi wanita bekerja sebagai guru perawat krn memang lebih lembut sabar dan prianya sebagai tani krn kekaritulah fitrahnya. weleh-weleh, bertani sekarang tidak perlu kekar sama sekali, mesin panen bisa dikendalikan dengan tangan mungil remaha umur 9 tahun. Dalam hal pekerjaan saya kurang meyakini pada jenis khas lelaki dan khas perempuan. Anda mengambil contoh ekstrim. Lalu bagaimana posisi KEPALA NEGARA, ini fitrah perempuan atau fitrah lelaki. Tapi yang jelas akhi Sabri...apapun jenis pekerjaan yang diambil baik oleh pria wanita dalam kaitan postingan awal saya adalah pekerjaan yang dapat memberikan penghasilan...dimana bagi pria dengan penghasilan tersebut dia bisa menafkahi keluarga sebagai kewajibannya...sedangkan bagi wanita dengan penghasilan tersebut dia bebas untuk menggunakan apa saja Salam Her Nah posting diatas jelas MIA-ISME, konteks lelaki sebagai pencari nafkah sangat patriakhis. Bagi saya pribadi, lelaki dan perempuan punya HAK YANG SAMA DAN KEWAJIBAN YANG SAMA. salam (biar tahu bahwa ini sudah selesai)
Re: [wanita-muslimah] DIGITAL FORTRESS(was:Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia
kalau gak salah ayah brown adalah ahli matematika dan dia juga seorang kriptographer. deret fibonaci dalam novel da vinci code juga di ilhami oleh ayahnya. - Original Message From: st sabri [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, January 19, 2007 2:49:43 PM Subject: [wanita-muslimah] DIGITAL FORTRESS(was:Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ ... wrote: 4. Ada tuh buku novel judulnya Negara Kelima yang ngebahas tentang Indonesia itu dulunya Atlantis. Seru juga, kayak Da Vinci Code salam, -- wikan http://wikan. multiply. com wah setelah angel demon, the da vinci code, sekarang sedang baca digital fortress (belum selesai); satu hal yg disadari, dan brown selalu menggunakan tokoh kriptografer sebagai figur penting dalam novelnya. Apa yang melatar belakangi ini ya, ada yang tahu gak. salam Be a PS3 game guru. Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games. http://videogames.yahoo.com/platform?platform=120121 [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Warisan Wanita
Sriwening, kalau misalnya dibilang bahwa peradaban Islam sudah ambruk seiring dengan ambruknya Kekhalifahan Ottoman, bagaimana? Sudah menjadi janji Allah bahwa kejayaan tiap bangsa/peradaban itu dipergilirkan. Dulu yang namanya Amerika tidak ada, kemudian berkembang jadi ada dan kuat setelah melalui serangkaian pertikaian dan tragedi. Dulu ada yang namanya peradaban Mesir kuno yang jaya dan mampu membangun bangunan-bangunan piramid yang sampai sekarang masih berdiri meskipun peradabannya sudah hancur dan berganti Mesir modern. Sementara peradaban Islam diwarnai dengan pergolakan dari kekhalifahan rasyidah ke bani ummayah, bani ummayah disikat bani abbasiyah. begitu seterusnya sampai akhir sejarah Ottoman di Turki. kalau pengeboman di sana sini ala Osama bin Laden didukung oleh Hizbut Tahrir (organisasi yang mempromosikan berdirinya kembali khilafah islam), kira-kira bentuk peradaban Islam seperti apa yang akan dibangun selanjutnya? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 1/19/07, sriwening herpribadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Akhi Sabri 1. Pemberlakuan Al-Quran Hadist tidak bisa ditunda apalagi dihapus.termasuk hukum waris, karena diatas nilai2 Al-Qur'an Hadist inilah pondasi-pondasi peradaban islam umat islam ini terbangunterlebih bila dikaitkan pada kenyataan sekarang ini bahwa peradaban lain telah maju sedemikian pesatnya mestipun ditompang diatas pondasi yang rapuh dan tambal sulam yang menimbulkan tragedi-tragedi kemanusiaan begitu memilukan dimulai pada abad 16 antara lain : a. Pembantai umat islam di eropa, setelah umat islam bercokol membangun peradaban di eropa selama 7 abad, b. Perang dunia ke-1 ke-2 terjadi di eropa yang akhirnya menyeret semua bangsa2 di dunia, c. Kolonialisasi bangsa eropa atas bangsa lain, d. Pembantai bangsa Indian oleh bangsa eropa di benua amerika, e. Penggunaan senjata pemusnah masal semisal bom atum di hirosima/nagasaki oleh AS, gas beracun di vitnam afghanistan, dll lain2 tragedi [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Ulama?
Pak Azizi, Setelah anda berdehem dan memuji, saya kok tidak mendapatkan penjelasan tentang ulama ini. Jika terburu-buru, anda bisa menjelaskan di waktu lain ketika anda mempunyai waktu luang. Di milis tidak ada paksaan untuk menjawab cepat kok, saya pribadi jika sedang terburu-buru, daripada jelasin tapi akhirnya gak jelas mendingan saya gak jawab aja dan menjawab saat saya sudah bisa duduk lebih tenang di depan monitor komputer. Jadi menurut pak Azizi, ulama itu apa?:) Dulu, saya pernah mendengar nenek marah-marah saat ngobrol dengan bude saya, saya tidak mengerti kenapa nenek marah. Ternyata di Indonesia ada yang namanya MUI, majelis ulama Indonesia, saat itu mereka melegalkan satu bentuk perjudian, saya lupa lagi, pokonya jenis judi yang pakai SD gitu, bayangkan kelompok yang terdiri dari ulama itu menghalalkan judi, ulama yang seperti ini kan pantas membuat nenek saya marah, pak Azizi mau membela ulama seperti ini?:) salam Aisha - From: azizi hemmm... Saudari Aisha yg baik... komentar anda sangat bagus dan penuh kebijakan, saya salut... krn Saudara Abdul latif belum juga nongol, saya ga tau ulama yg gimana yg dimaksudkan.. sekarang gini, kata Ulama, banyak pengertiannya: menurut bhs dan syara' coba saudari buka pengetian ayat : Innama yakhsyallahu min ibadihi al-ulama' nah ulama yg gimana yg dimaksudkan? untuk sekedar ilmu dikit, saya bisa membantu saudari tentang pengertian Ulama, gini: Ali jum'at(Mufti mesir sekarang) berkata: kata Al-ulama(dlm ayat) Jama' dari kata Aliim(ada huruf ya didepan huruf lam), bukan dari kata Aalim(ada alif didepan huruf 'ain).. jadi kata Aliim(pake huruf ya sesudah Lam) termasuk Isem Mubalaghah... jadi faedahnya adalah..??? sekian.. maaf agak buru² wassalam On 15/01/07, Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote: [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Anak-anak di mesjid
Mas Dodi, nabi membiarkan hasan husen mainan di punggung beliau saat sholat itu, ketika beliau sholat di mesjid atau di rumah? Rasanya nabi tidak mau sholat lama-lama di mesjid karena yang sholat di mesjid kan kepentingannya beda-beda, mungkin ada yang sholat ke mesjid tapi meninggalkan anggota keluarga yang sakit, atau meninggalkan dagangannya, dll. Beliau sholat berlama-lamanya itu kan kalau sedang di rumah, terutama sholat malam. Seperti yang diceritakan mas Arcon, memang anak-anak itu mengganggu jika di bawa ke mesjid. Saya pernah membawa ponakan-ponakan kecil tarawih di mesjid, repot banget karena sudah pakai mukena harus lari ngejar2, ada satu ponakan yang lari pas bedug dipukul, dia mau lihat bedugnya yang ada di pinggir mesjid dekat tempat laki-laki di bagian depan mesjid:) Sholat di mesjid Nabawi lebih nyaman daripada di masjidil haram karena di masjidil haram buka 24 jam dan banyak yang satu keluarga sholat di sana, sudah umum ada anak-anak kecil sekali atau batita (di bawah 3 tahun) dan bayi yang merayap saat kita sedang sholat, yang lebih repot lagi ada anak-anak kecil yang berantem dan nangis, susah khusyunya. Mungkin memang bagus membiasakan anak-anak di mesjid, tapi kalau mengganggu yang lain kan jelek banget, mendingan si ibu sholat di rumah saja atau bawa anak-anak yang sudah lebih ngerti dan mau duduk manis menunggu waktu sholat. salam Aisha - From: Kidod25 hadisnya dhaif nabi aja membiarkan hasan husen bermain-main dipunggunggnya ketika sedang sujud, beliau membiarkan tsb untuk menyenangkan cucunya ... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: 1. Ada hadits nabi yg memang melarang anak anak ikut di bawa ke masjid oleh orang tuanya. hadistsnya juga gak menyebut batasan usia, pokoke kalo mengganggu ibadah, ya sebaiknya ndak dibawa. ingat, melanggar ketentuan agama, seperti ini bisa di hukumi murtad, kalau menurut fauzan al anshari.:D ... [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kalah menang di milis?
Pak (atau mba?) Azka, Saya tidak ikut ngobrol tentang materi diskusi anda dengan pak Azizi, tapi memang rasanya menggelikan jika ngobrol santai di milis itu urusannya karena ingin menang atau tidak ingin kalah. Pantesan ada teman-teman yang heboh marah kalau urusannya sampai ke menang kalah ya:) Ngobrol di milis ini kan sebenarnya untuk membuat kita bisa lebih memahami sesuatu tanpa kita harus beranjak dari tempat kita atau kita bisa nyambi ngobrol sambil mengerjakan pekerjaan kita. Teman ngobrol kita juga menarik karena banyak yang berada di tempat yang jah banget dari tempat kita berada. Selain hal-hal menarik seperti itu, kita juga kan harus menyadari bahwa ilmu kita itu masih sedikit (minimal diri saya pribadi) dan tidak ada manusia yang sempurna tapi kita setiap saat berusaha untuk makin mendekati titik sempurna itu walaupun jaoh, caranya dengan menjelaskan pendapat kita dan membaca pendapat orang lain. Mudah-mudahan pemahaman kita tentang berbagai hal bisa lebih baik lagi melalui obrolan di milis ini, gitchu kan?:) salam Aisha -- From: Azka Pak Azizi berkata: saya mengaku kalah tapi bukan mengaku salah. Astaghfirullah, kok jadi begini ya diskusi kita ini? Setiap kali sebelum saya mengirim tulisan, saya selalu baca bismillah sambil bertanya dalam hati saya sendiri: apakah tulisan2 saya itu sudah saya niatkan untuk mencari kebenaran atau mencari kemenangan dalam berdebat. Saya selalu khawatir jika tulisan2 saya itu saya barengi dengan niat show of force, niat unjuk gigi, niat supaya lawan bicara nggak mampu membantah dan semacamnya. Karenanya saya terkejut, ketika Pak Azizi menulis sederet kalimat di atas. Kok malah begitu beliau memahami jalannya diskusi ini?. Pernyataan anda itu juga sarat dengan paradoksi. Mengapa anda mengaku kalah? Lalu setelah anda mengaku kalah, mengapa anda tidak mengaku salah? Apa artinya sikap anda itu? Saya benar2 heran membacanya. Kalau saya teruskan meresapi kalimat2 anda itu, pastilah saya akan sampai kepada kesimpulan2 menyeramkan. Baiklah, kita kembali ke diskusi kita. Tetapi perlu saya tandaskan bahwa anda telah berbuat kesalahan besar ketika anda menulis kalimat2 itu (saya mengaku kalah tapi bukan mengaku salah), karena sebagai partner diskusi, saya selamanya tidak pernah berniat mengalahkan anda, sebab ini adalah forum diskusi bukan arena adu otot untuk menentukan siapa yang kalah dan siapa yang menang. Sekian dulu. By the way, saya perhatikan anda selalu bilang: maaf terburu-buru, sehingga anda sering tidak concern dalam berdiskusi. Saya kira jika anda tidak punya waktu, mengapa anda memaksakan diri mengirim tulisan setiap kali?. Azka Layaly, sekali lagi Layaly [Non-text portions of this message have been removed]