Re: [wanita-muslimah] pilih islam berwajah damai atau islam berwajah perang atau islam yg keras pada anak anak dan wanita ?

2010-06-22 Terurut Topik L.Meilany
Ndompleng pak Dwi, secara subyektif bisa lebih banyak 'wajah islam' yg bisa 
dirangkum
jadi kembang setaman. Ada yg wangi, kurang wangi, yg bau.

Kalo liat masjid bisa dibilang Islam itu jorok. Padahal katanya kebersihan 
adalah sebagian dari iman.
Kalo liat banyak orang Islam yg merokok di tempat umum dengan ketawa ketiwi, 
inosen; padahal di sekitarnya 
ada anak2 kecil, orang2 yg gak tahan asap; maka saya bilang Islam itu tidak 
punya perasaan, kejam.
Kalo liat orang islam yg tampak alim, dermawan, nyumbang masjidnya besoaar, 
peduli anak yatim padahal suka nipu, 
korup, maka islam itu adalah kemunafikan- penuh pura2.

salam, 
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: Milis wm 
  Sent: Saturday, June 19, 2010 11:40 PM
  Subject: [wanita-muslimah] pilih islam berwajah damai atau islam berwajah 
perang atau islam yg keras pada anak anak dan wanita ?



  sejak lulus kuliah dan gak aktif ngaji lagi di harokah, saya menemukan
  kenyataan bahwa ada tiga wajah islam :

  - islam damai
  - islam berwajah perang
  - islam yang wajahnya keras pada anak anak dan wanita

  menurut saya ini surprise.

  mengapa ? karena ketika mengaji, saya menemukan bahwa aturan bersikap keras
  pada musuh islam dan para munafikun serta orang fasiq aalah tuntunan agama,
  dan kita bisa melakukannya dalam hati yang damai. aturan jilbab pada wanita
  dan berbagai norma bagi mar'ah sholihah pun adalah demi kemuliaan mereka,
  juga menikahi wanita yang sudah haid (jaman sekarang ndak heran kok ketemu
  anak perempuan haid usia 9 tahun atau 11 tahun bahkan lebih muda lagi),
  karena ini adalah kewajaran norma badani. haid adalah tanda sudah dewasa.
  sudah dewasa berarti boleh menikah. ini sesuatu yang fithah, alamiah
  sekali. what's wrong with that. islam aalah fitrah. justru hal ini benar
  ketika didukung agama. dan negara sudah berperilaku lancung dan salah ketika
  bikin aturan sendiri bahwa batas dewasa bagi wanita untuk menikah adalah 16
  tahun.

  saya jadi membenci wajah perang dalam islam ketika banyak mujahid dadakan yg
  sebenarnya sesat, mungkin terisi balas dendam karena ada keluarga dekatnya
  yg juga teroris, atau dia masih stress setelah pulang dari perang di timur
  tengah dan ketika balik ke indonesia gak ada kerjaan buat menghidupi anak
  istri. sementara psikologinya, dia pulang sebagai pahlawan. jadi pasti ada
  yang salah ketika tuhan membiarkan dirinya punya nasib lontang lantung.

  jadi ada pe er yang harus diselesaikan di negeri ini. dia harus berperang.
  melawan thoqut. jadilah dia main bom juga di indonesia. gak peduli muslim
  non muslim di bom deh. apalagi yg jelas agama lain, dan orang asing
  (anggapannya ini antek amerika dan zionis). dan sudah pasti harus di bumi
  hanguskan dari muka bumi. padahal di israel sendiri banyak yg ngebelain
  palestina. gitu juga, bule di amrik pun banyak yg bersikap baik pada
  tetangga muslimnya.

  politik telah membutakan mata hati umat muslim. baik di negeri konflik,
  maupun di negara yg sedang bangkit dri krisis seperti indonesia. setan itu
  adalah politik agama. gak perlu lagi setan menggoda dengan nafsu rendah,
  cukup dengan menggerakkan kerentek di hati para mujahid gelap mata ini untuk
  berjihad, jadilah dia setan setan baru di dunia.

  dunia makin modern. jaman aku kecil gak pernah dengar yang namanya pasar
  modal, krisis ekonomi, hancurnya industri perumahan, pabrik bankrut,
  pengangguran dimana mana. tapi sejak ikut pasar bebas, krisis dan hantaman
  merajalela. tapi dunia bergerak maju dan terus belajar mengadaptasi
  keadaan. tapi ada sisi sisi budaya dalam agama yang dikembangkan buat
  menentang arus modernisasi (atau mungkin gelombang post mo sudah ini, bukan
  gelombang modern lagi). islam belakangan ini dikampanyekan sebagai
  perlindungan terhadap jatuhnya moral manusia di jaman mdoern. yg
  dikampanyekan adalah wanita sebaiknya tidak bekerja, jangan ikut ikut
  feminisme, pakailah jilbab kalau perlu bercadar, poligami itu bagus, karena
  islami. anak banyak itu bagus, karena islami. belakangan, kawin dengan
  anak anak seperti syek puji juga bagus, karena islami. nikah siri
  digalakkan, poligami diramaikan, islam jadi berwajah keras bagi anak anak
  dan kaum wanita.

  sampai di sini jadi tida berharap banyak pada kaum ulama yang justru jadi
  mesin dakwah yang membuat islam jadi kejam pada pengikutnya sendiri, pada
  anak anaknya, pada wanitanya, dan bahkan pada yang bukan memeluk agama
  islam. islam berwajah keras dan bengis pada semuanya. entah, wajah kasih
  sayang islam, telah disimpan siapa dan dimana. karena sekarang, seringai
  penuh kasih sayang di antara jema'at, harus pula punya arti ganda yang harus
  dipeluk. percayalah pada poligami, percayalah pada jihad perang, percayalah
  pada palestina, perangilah anjing amerika dan zionis israel, yg menentang
  semua ini, niscaya adalah jil, gembong setan yang sesat dan menyesatkan,
  kerak neraka, dan kejamlah wajah islam-ku.

  dunia tidak lagi nyaman

[wanita-muslimah] pilih islam berwajah damai atau islam berwajah perang atau islam yg keras pada anak anak dan wanita ?

2010-06-19 Terurut Topik Ari Condro
sejak lulus kuliah dan gak aktif ngaji lagi di harokah, saya menemukan
kenyataan bahwa ada tiga wajah islam :

- islam damai
- islam berwajah perang
- islam yang wajahnya keras pada anak anak dan wanita

menurut saya ini surprise.

mengapa ?  karena ketika mengaji, saya menemukan bahwa aturan bersikap keras
pada musuh islam dan para munafikun serta orang fasiq aalah tuntunan agama,
dan kita bisa melakukannya dalam hati yang damai.  aturan jilbab pada wanita
dan berbagai norma bagi mar'ah sholihah pun adalah demi kemuliaan mereka,
juga menikahi wanita yang sudah haid (jaman sekarang ndak heran kok ketemu
anak perempuan haid usia 9 tahun atau 11 tahun bahkan lebih muda lagi),
karena ini adalah kewajaran norma badani.  haid adalah tanda sudah dewasa.
sudah dewasa berarti boleh menikah. ini sesuatu yang fithah, alamiah
sekali.  what's wrong with that.  islam aalah fitrah. justru hal ini benar
ketika didukung agama. dan negara sudah berperilaku lancung dan salah ketika
bikin aturan sendiri bahwa batas dewasa bagi wanita untuk menikah adalah 16
tahun.

saya jadi membenci wajah perang dalam islam ketika banyak mujahid dadakan yg
sebenarnya sesat, mungkin terisi balas dendam karena ada keluarga dekatnya
yg juga teroris, atau dia masih stress setelah pulang dari perang di timur
tengah dan ketika balik ke indonesia gak ada kerjaan buat menghidupi anak
istri.  sementara psikologinya, dia pulang sebagai pahlawan. jadi pasti ada
yang salah ketika tuhan membiarkan dirinya punya nasib lontang lantung.

jadi ada pe er yang harus diselesaikan di negeri ini. dia harus berperang.
melawan thoqut.  jadilah dia main bom juga di indonesia.  gak peduli muslim
non muslim di bom deh. apalagi yg jelas agama lain, dan orang asing
(anggapannya ini antek amerika dan zionis). dan sudah pasti harus di bumi
hanguskan dari muka bumi.  padahal di israel sendiri banyak yg ngebelain
palestina.  gitu juga, bule di amrik pun banyak yg bersikap baik pada
tetangga muslimnya.

politik telah membutakan mata hati umat muslim. baik di negeri konflik,
maupun di negara yg sedang bangkit dri krisis seperti indonesia.  setan itu
adalah politik agama.  gak perlu lagi setan menggoda dengan nafsu rendah,
cukup dengan menggerakkan kerentek di hati para mujahid gelap mata ini untuk
berjihad, jadilah dia setan setan baru di dunia.

dunia makin modern.  jaman aku kecil gak pernah dengar yang namanya pasar
modal, krisis ekonomi, hancurnya industri perumahan, pabrik bankrut,
pengangguran dimana mana.  tapi sejak ikut pasar bebas, krisis dan hantaman
merajalela.  tapi dunia bergerak maju dan terus belajar mengadaptasi
keadaan.  tapi ada sisi sisi budaya dalam agama yang dikembangkan buat
menentang arus modernisasi (atau mungkin gelombang post mo sudah ini, bukan
gelombang modern lagi).  islam belakangan ini dikampanyekan sebagai
perlindungan terhadap jatuhnya moral manusia di jaman mdoern.  yg
dikampanyekan adalah wanita sebaiknya tidak bekerja, jangan ikut ikut
feminisme, pakailah jilbab kalau perlu bercadar, poligami itu bagus, karena
islami.  anak banyak itu bagus, karena islami.  belakangan, kawin dengan
anak anak seperti syek puji juga bagus, karena islami.  nikah siri
digalakkan, poligami diramaikan, islam jadi berwajah keras bagi anak anak
dan kaum wanita.

sampai di sini jadi tida berharap banyak pada kaum ulama yang justru jadi
mesin dakwah yang membuat islam jadi kejam pada pengikutnya sendiri, pada
anak anaknya, pada wanitanya, dan bahkan pada yang bukan memeluk agama
islam.  islam berwajah keras dan bengis pada semuanya.  entah, wajah kasih
sayang islam, telah disimpan siapa dan dimana.  karena sekarang, seringai
penuh kasih sayang di antara jema'at, harus pula punya arti ganda yang harus
dipeluk.  percayalah pada poligami, percayalah pada jihad perang, percayalah
pada palestina, perangilah anjing amerika dan zionis israel, yg menentang
semua ini, niscaya adalah jil, gembong setan yang sesat dan menyesatkan,
kerak neraka, dan kejamlah wajah islam-ku.

dunia tidak lagi nyaman untuk ditinggali, tidak lagi penuh pengharapan
sebagai tempat untuk mengupayakan bread and wine, tempat dimana kita mencari
sekepal nasi dan seteguk air minum yang sedianya sejuk dan mengenyangkan
bagi anak cucu, ketika islam dikenalkan sedemian keras dan bengis wajahnya
belakangan ini.


salam,
Ari


[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [wanita-muslimah] pilih islam berwajah damai atau islam berwajah perang atau islam yg keras pada anak anak dan wanita ?

2010-06-19 Terurut Topik Abdul Muiz
Manusia adalah makhluq bebas merdeka, manusia adalah aktor utama pelaku dalam 
gelanggang sejarah di kolong jagat raya yang disebut planet bumi ini, manusia 
adalah makhluq berbudaya dan berbudi yang komplek dengan segala persoalannya. 
Berbeda dengan binatang yang serba menonjolkan instink semua berjalan apa 
adanya berantem hanya demi hidup, tingkat adaptifnya amat terbatas, makanya 
manusia yang jadi khalifah di muka bumi ini.

Terkait dengan belief sistem, maka apapun agama yang dianut manusia, akan 
berwajah seperti apa ya tergantung si manusianya. Kalau agama dipahami sebagai 
jalan hidup ya akan mengalir apa adanya, tetapi kalau dipolitisasi ya syawat 
atau interestnya yang menonjol bak menuju lorong konflik yang tidak menemukan 
ujungnya.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Sab, 19/6/10, Ari Condro masar...@gmail.com menulis:

Dari: Ari Condro masar...@gmail.com
Judul: [wanita-muslimah] pilih islam berwajah damai atau islam berwajah perang 
atau islam yg  keras pada anak anak dan wanita ?
Kepada: Milis wm wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 19 Juni, 2010, 11:40 PM







 



  



  
  
  sejak lulus kuliah dan gak aktif ngaji lagi di harokah, saya menemukan

kenyataan bahwa ada tiga wajah islam :



- islam damai

- islam berwajah perang

- islam yang wajahnya keras pada anak anak dan wanita



menurut saya ini surprise.



mengapa ?  karena ketika mengaji, saya menemukan bahwa aturan bersikap keras

pada musuh islam dan para munafikun serta orang fasiq aalah tuntunan agama,

dan kita bisa melakukannya dalam hati yang damai.  aturan jilbab pada wanita

dan berbagai norma bagi mar'ah sholihah pun adalah demi kemuliaan mereka,

juga menikahi wanita yang sudah haid (jaman sekarang ndak heran kok ketemu

anak perempuan haid usia 9 tahun atau 11 tahun bahkan lebih muda lagi),

karena ini adalah kewajaran norma badani.  haid adalah tanda sudah dewasa.

sudah dewasa berarti boleh menikah. ini sesuatu yang fithah, alamiah

sekali.  what's wrong with that.  islam aalah fitrah. justru hal ini benar

ketika didukung agama. dan negara sudah berperilaku lancung dan salah ketika

bikin aturan sendiri bahwa batas dewasa bagi wanita untuk menikah adalah 16

tahun.



saya jadi membenci wajah perang dalam islam ketika banyak mujahid dadakan yg

sebenarnya sesat, mungkin terisi balas dendam karena ada keluarga dekatnya

yg juga teroris, atau dia masih stress setelah pulang dari perang di timur

tengah dan ketika balik ke indonesia gak ada kerjaan buat menghidupi anak

istri.  sementara psikologinya, dia pulang sebagai pahlawan. jadi pasti ada

yang salah ketika tuhan membiarkan dirinya punya nasib lontang lantung.



jadi ada pe er yang harus diselesaikan di negeri ini. dia harus berperang.

melawan thoqut.  jadilah dia main bom juga di indonesia.  gak peduli muslim

non muslim di bom deh. apalagi yg jelas agama lain, dan orang asing

(anggapannya ini antek amerika dan zionis). dan sudah pasti harus di bumi

hanguskan dari muka bumi.  padahal di israel sendiri banyak yg ngebelain

palestina.  gitu juga, bule di amrik pun banyak yg bersikap baik pada

tetangga muslimnya.



politik telah membutakan mata hati umat muslim. baik di negeri konflik,

maupun di negara yg sedang bangkit dri krisis seperti indonesia.  setan itu

adalah politik agama.  gak perlu lagi setan menggoda dengan nafsu rendah,

cukup dengan menggerakkan kerentek di hati para mujahid gelap mata ini untuk

berjihad, jadilah dia setan setan baru di dunia.



dunia makin modern.  jaman aku kecil gak pernah dengar yang namanya pasar

modal, krisis ekonomi, hancurnya industri perumahan, pabrik bankrut,

pengangguran dimana mana.  tapi sejak ikut pasar bebas, krisis dan hantaman

merajalela.  tapi dunia bergerak maju dan terus belajar mengadaptasi

keadaan.  tapi ada sisi sisi budaya dalam agama yang dikembangkan buat

menentang arus modernisasi (atau mungkin gelombang post mo sudah ini, bukan

gelombang modern lagi).  islam belakangan ini dikampanyekan sebagai

perlindungan terhadap jatuhnya moral manusia di jaman mdoern.  yg

dikampanyekan adalah wanita sebaiknya tidak bekerja, jangan ikut ikut

feminisme, pakailah jilbab kalau perlu bercadar, poligami itu bagus, karena

islami.  anak banyak itu bagus, karena islami.  belakangan, kawin dengan

anak anak seperti syek puji juga bagus, karena islami.  nikah siri

digalakkan, poligami diramaikan, islam jadi berwajah keras bagi anak anak

dan kaum wanita.



sampai di sini jadi tida berharap banyak pada kaum ulama yang justru jadi

mesin dakwah yang membuat islam jadi kejam pada pengikutnya sendiri, pada

anak anaknya, pada wanitanya, dan bahkan pada yang bukan memeluk agama

islam.  islam berwajah keras dan bengis pada semuanya.  entah, wajah kasih

sayang islam, telah disimpan siapa dan dimana.  karena sekarang, seringai

penuh kasih sayang di antara jema'at, harus pula punya arti ganda yang harus

dipeluk.  percayalah pada poligami, percayalah pada jihad perang, percayalah

pada

Re: [wanita-muslimah] pilih islam berwajah damai atau islam berwajah perang atau islam yg keras pada anak anak dan wanita ?

2010-06-19 Terurut Topik Dwi Soegardi
Arcon,

tumben antum curhat di milis berpanjang-panjang :-)

secara subyektif orang berhak menilai
ada islam ini itu,
dulu ketika JIL meluncurkan wacana islam warna-warni
ribut amat, mulai dari polemik sampai ancaman mati.
Maunya hanya ada islam thok (bahkan nggak mau pakai thok).

tapi yang jelas
mayoritas muslim tampaknya tidak peduli
islam damai, islam keras, islam warna-warni,
tetapi seperti Anda bilang sendiri
sekedar mencari sesuap nasi.
(we live our lives)


salam,



2010/6/19 Ari Condro masar...@gmail.com



 sejak lulus kuliah dan gak aktif ngaji lagi di harokah, saya menemukan
 kenyataan bahwa ada tiga wajah islam :

 - islam damai
 - islam berwajah perang
 - islam yang wajahnya keras pada anak anak dan wanita

 menurut saya ini surprise.

 mengapa ? karena ketika mengaji, saya menemukan bahwa aturan bersikap keras
 pada musuh islam dan para munafikun serta orang fasiq aalah tuntunan agama,
 dan kita bisa melakukannya dalam hati yang damai. aturan jilbab pada wanita
 dan berbagai norma bagi mar'ah sholihah pun adalah demi kemuliaan mereka,
 juga menikahi wanita yang sudah haid (jaman sekarang ndak heran kok ketemu
 anak perempuan haid usia 9 tahun atau 11 tahun bahkan lebih muda lagi),
 karena ini adalah kewajaran norma badani. haid adalah tanda sudah dewasa.
 sudah dewasa berarti boleh menikah. ini sesuatu yang fithah, alamiah
 sekali. what's wrong with that. islam aalah fitrah. justru hal ini benar
 ketika didukung agama. dan negara sudah berperilaku lancung dan salah
 ketika
 bikin aturan sendiri bahwa batas dewasa bagi wanita untuk menikah adalah 16
 tahun.

 saya jadi membenci wajah perang dalam islam ketika banyak mujahid dadakan
 yg
 sebenarnya sesat, mungkin terisi balas dendam karena ada keluarga dekatnya
 yg juga teroris, atau dia masih stress setelah pulang dari perang di timur
 tengah dan ketika balik ke indonesia gak ada kerjaan buat menghidupi anak
 istri. sementara psikologinya, dia pulang sebagai pahlawan. jadi pasti ada
 yang salah ketika tuhan membiarkan dirinya punya nasib lontang lantung.

 jadi ada pe er yang harus diselesaikan di negeri ini. dia harus berperang.
 melawan thoqut. jadilah dia main bom juga di indonesia. gak peduli muslim
 non muslim di bom deh. apalagi yg jelas agama lain, dan orang asing
 (anggapannya ini antek amerika dan zionis). dan sudah pasti harus di bumi
 hanguskan dari muka bumi. padahal di israel sendiri banyak yg ngebelain
 palestina. gitu juga, bule di amrik pun banyak yg bersikap baik pada
 tetangga muslimnya.

 politik telah membutakan mata hati umat muslim. baik di negeri konflik,
 maupun di negara yg sedang bangkit dri krisis seperti indonesia. setan itu
 adalah politik agama. gak perlu lagi setan menggoda dengan nafsu rendah,
 cukup dengan menggerakkan kerentek di hati para mujahid gelap mata ini
 untuk
 berjihad, jadilah dia setan setan baru di dunia.

 dunia makin modern. jaman aku kecil gak pernah dengar yang namanya pasar
 modal, krisis ekonomi, hancurnya industri perumahan, pabrik bankrut,
 pengangguran dimana mana. tapi sejak ikut pasar bebas, krisis dan hantaman
 merajalela. tapi dunia bergerak maju dan terus belajar mengadaptasi
 keadaan. tapi ada sisi sisi budaya dalam agama yang dikembangkan buat
 menentang arus modernisasi (atau mungkin gelombang post mo sudah ini, bukan
 gelombang modern lagi). islam belakangan ini dikampanyekan sebagai
 perlindungan terhadap jatuhnya moral manusia di jaman mdoern. yg
 dikampanyekan adalah wanita sebaiknya tidak bekerja, jangan ikut ikut
 feminisme, pakailah jilbab kalau perlu bercadar, poligami itu bagus, karena
 islami. anak banyak itu bagus, karena islami. belakangan, kawin dengan
 anak anak seperti syek puji juga bagus, karena islami. nikah siri
 digalakkan, poligami diramaikan, islam jadi berwajah keras bagi anak anak
 dan kaum wanita.

 sampai di sini jadi tida berharap banyak pada kaum ulama yang justru jadi
 mesin dakwah yang membuat islam jadi kejam pada pengikutnya sendiri, pada
 anak anaknya, pada wanitanya, dan bahkan pada yang bukan memeluk agama
 islam. islam berwajah keras dan bengis pada semuanya. entah, wajah kasih
 sayang islam, telah disimpan siapa dan dimana. karena sekarang, seringai
 penuh kasih sayang di antara jema'at, harus pula punya arti ganda yang
 harus
 dipeluk. percayalah pada poligami, percayalah pada jihad perang, percayalah
 pada palestina, perangilah anjing amerika dan zionis israel, yg menentang
 semua ini, niscaya adalah jil, gembong setan yang sesat dan menyesatkan,
 kerak neraka, dan kejamlah wajah islam-ku.

 dunia tidak lagi nyaman untuk ditinggali, tidak lagi penuh pengharapan
 sebagai tempat untuk mengupayakan bread and wine, tempat dimana kita
 mencari
 sekepal nasi dan seteguk air minum yang sedianya sejuk dan mengenyangkan
 bagi anak cucu, ketika islam dikenalkan sedemian keras dan bengis wajahnya
 belakangan ini.

 salam,
 Ari

 [Non-text portions of this message have been removed]

  



[Non-text portions of this message have been removed]