Lupa Diri
By: agussyafii
Johan baru saja mendapatkan promosi atas jabatan diperusahaannya bekerja karena
prestasinya yang gemilang, Johan mendapatkan mobil baru. Dia setiap saat
mengendarai mobil barunya, dia selalu merasa bahagia, terkadang lupa akan
sekelilingnya.
Pada suatu hari Johan sedang dalam perjalanan pulang sehabis belanja dari Town
Square. Ditengah-tengah asyiknya mengendarai mobil, Johan merasa ada yang
kurang. 'Sepertinya ada yang kurang, apa ya?' bisiknya dalam hati. Johan
kemudian meminggirkan mobilnya, dia periksa semua belanjannya tetapi tidak ada
yang kurang. Johan periksa dompet dan handphone, semuanya ada. Akhirnya dengan
mantap dan penuh percaya diri, Johan pulang dengan hati penuh kegembiraan.
Ketika sesampainya dirumah, putrinya yang cantik telah lama menunggu berlarian
dan memeluknya.. Putrinya terheran dan bertanya, 'Ayah, mamah mana?'
Begitulah kita, biasanya ditengah puncak karier ataupun puncak kejatuhan
memperlihatkan wajah diri kita yang sebenarnya, wajah 'lupa diri.' Lupa diri
adalah lupa akan diri sendiri, lupa betapa kita juga membutuhkan orang lain,
lupa akan makna kehidupan yang hakiki. Lupa bahwa hidup didunia hanya sebentar.
Jadi, menjaga kesadaran diri bagian yang paling penting dalam hidup kita
senantiasa tetap mengingat dari mana kita berasal dan kemana kita akan kembali
agar kita tidak lupa diri.
--
Sesungguhnya kita berasal dari Alloh dan kepada-Nya kita kembali (QS.Al-Baqarah
: 156).
Wassalam,
agussyafii
Yuk,Berbagi Nikmat Qurban bersama anak-anak Amalia. Dalam program kegiatan
'Qurban Untuk Amalia (QUA) pada hari Ahad, 29 November 2009 di Rumah Amalia.
Kirimkan dukungan dan komentar anda di http://agussyafii.blogspot.com atau
http://www.facebook.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431
[Non-text portions of this message have been removed]