apakah setiap nabi otomatis menerima kitab suci ?? Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas

2010-04-27 Terurut Topik miftahalzaman


Barangkali ada persepsi bahwa dua puluh lima nabi itu mirip seperti urut-urutan 
Raja atau Presiden dengan "masa bakti" tertentu. Misal: 1) Adam (8525 - 8425 
SM), 2) Idris (8425 - 8350 SM), 3) Nuh ... dan seterusnya. Yang satu 
menggantikan yang sebelumnya, dan masing-masing dipersepsi membawa semacam 
"GBHN" sendiri-sendiri yang mengganti atau menyempurnakan yang sebelumnya. Lalu 
semua orang yang hidup di kurun waktu tertentu harus mengikuti "GBHN" yang 
dibawa oleh Nabi yang hidup di kurun waktu itu. "GBHN" dari kurun sebelumnya 
harus dianggap sudah tidak valid. 

Apa iya sesederhana itu?


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz  wrote:
>
> Abah HMNA,
> 
> (1) Dari mana Yusuf mendapat syari'at yang demikian itu, padahal bocah Yusuf
>  telah terpisah dari keluarga / komunitasnya sejak masih bocah ?
> 
> Kan sudah saya sampaikan riwayat hadits dari Mujahid yang menegaskan bahwa 
> Yusuf ketika kecilnya dipelihara oleh bibinya yang sangat sayang kepadanya. 
> Bibinya itu menyimpan ikat pinggang Nabi Ishak as. secara turun-temurun 
> diwariskan kepada anaknya yang tertua. Nabi Yakub sering datang kepada 
> saudara perempuannya untuk mengambil Yusuf, karena bibinya sangat sayang 
> kepadanya, beliau mempertahankan Yusuf supaya tetap di bawah asuhannya, 
> sehingga akhirnya beliau membuat suatu taktik dengan mengikatkan ikat 
> pinggang pusaka itu ke pinggang Yusuf, lalu di luarnya ditutup dengan bajunya 
> sehingga tidak kelihatan. Lalu beliau mengumumkan bahwa ikat pinggang pusaka 
> itu hilang dan dicuri orang. Kemudian semua anggota keluarga diperiksa dan 
> ternyata ikat pinggang itu kedapatan dipakai oleh Yusuf. Dan menurut syariat 
> Nabi Yakub as. waktu itu Yusuf harus diserahkan kepada bibinya sebagai hamba 
> sahaya selama satu tahun. Dan beliau baru dapat kembali kepada ayahnya
>  (Nabi Yakub) setelah bibinya meninggal dunia.
> 
> Jadi note Tafsir Qur'an versi Depag RI tentang penerapan syariat nabi Ya'qub 
> oleh Nabi Yusuf yang menghukum saudaranya itu bukan dengan Undang-Undang Raja 
> sesuai sekali dengan uraian hadits dari Mujahid tsb. Pengalaman masa kecil 
> Nabi Yusuf yang pernah dihukum dengan syariat Nabi Ya'qub masih tersimpan 
> kuat dalam memori Nabi Yusuf, makanya Nabi Yusuf menerapkan taktik serupa 
> pada diri sang adik Benyamin adalah mirip sekali dengan pengalaman masa 
> kecilnya.
> 
> (2) QS 2:213, perhatikan redaksi  wa anzala ma'ahumul kitaaba bil 
> haqqi ... yang artinya, "Allah menurunkan bersama mereka al kitab dengan 
> benar".  tidaklah berarti setiap nabi diturunkan al kitab, dengan kata lain 
> ada keterwakilan kitab suci pada nabi tertentu sehingga yang lainnya tinggal 
> mengikutinya. Ini menunjukkan bahwa ada nabi yang menerima al kitab dan 
> adapula bahkan banyak yang tidak menerima al kitab. Di antara Nabi-Nabi yang 
> diberikan al kitab di antaranya yang paling valid dan disebutkan secara tegas 
> di qur'an adalah Suhuf kepada Nabi Ibrahahim, Taurat kepada Nabi Musa, Zabur 
> kepada Nabi Daud, Injil kepada Nabi Isa, dan Al Qur'an kepada Nabi Muhammad.
> 
> Nabi Harun tidak pernah diriwayatkan menerima al akitab, karena keberadaan 
> Nabi Harun adalah asisten Nabi Musa yang menerima Taurat. Begitu pula Nabi 
> Sulaiman tidak pernah dikisahkan menerima Al kitab yang hidupnya sezaman 
> dengan Ayahandanya yaitu Nabi Daud yang menerima Zabur, Termasuk pula Nabi 
> Yahya yang pernah saya postingkan itu menerapkan perkara hukum merujuk pada 
> Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa. Dan masih banyak Nabi-Nabi lain yang 
> tidak menerima al kitab.
> 
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
> 
> --- Pada Sel, 27/4/10, H. M. Nur Abdurahman  menulis:
> 
> Dari: H. M. Nur Abdurahman 
> Judul: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
> [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan 
> manusia Penindas
> Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Tanggal: Selasa, 27 April, 2010, 9:54 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
>   
> 
> 
> 
>   
>   
>   
> 
> - Original Message - 
> 
> From: "Abdul Muiz" 
> 
> To: 
> 
> Sent: Monday, April 26, 2010 14:11
> 
> Subject: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
> [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan 
> manusia Penindas
> 
> 
> 
> Abah HMNA,
> 
> 
> 
> 1) di QS 17:1, saya setuju "al Bashiir" diterjemahkan dengan Maha Melihat, 
> "al Aliim" adalah Maha berilmu (Mengetahui) . Bagi saya sepanjang terjemahan 
> itu mencantumkan text al Qur'an dalam Bahasa Arab, akan lebih mudah 
> 

apakah setiap nabi otomatis menerima kitab suci ?? Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas

2010-04-27 Terurut Topik Abdul Muiz
Abah HMNA,

(1) Dari mana Yusuf mendapat syari'at yang demikian itu, padahal bocah Yusuf
 telah terpisah dari keluarga / komunitasnya sejak masih bocah ?

Kan sudah saya sampaikan riwayat hadits dari Mujahid yang menegaskan bahwa 
Yusuf ketika kecilnya dipelihara oleh bibinya yang sangat sayang kepadanya. 
Bibinya itu menyimpan ikat pinggang Nabi Ishak as. secara turun-temurun 
diwariskan kepada anaknya yang tertua. Nabi Yakub sering datang kepada saudara 
perempuannya untuk mengambil Yusuf, karena bibinya sangat sayang kepadanya, 
beliau mempertahankan Yusuf supaya tetap di bawah asuhannya, sehingga akhirnya 
beliau membuat suatu taktik dengan mengikatkan ikat pinggang pusaka itu ke 
pinggang Yusuf, lalu di luarnya ditutup dengan bajunya sehingga tidak 
kelihatan. Lalu beliau mengumumkan bahwa ikat pinggang pusaka itu hilang dan 
dicuri orang. Kemudian semua anggota keluarga diperiksa dan ternyata ikat 
pinggang itu kedapatan dipakai oleh Yusuf. Dan menurut syariat Nabi Yakub as. 
waktu itu Yusuf harus diserahkan kepada bibinya sebagai hamba sahaya selama 
satu tahun. Dan beliau baru dapat kembali kepada ayahnya
 (Nabi Yakub) setelah bibinya meninggal dunia.

Jadi note Tafsir Qur'an versi Depag RI tentang penerapan syariat nabi Ya'qub 
oleh Nabi Yusuf yang menghukum saudaranya itu bukan dengan Undang-Undang Raja 
sesuai sekali dengan uraian hadits dari Mujahid tsb. Pengalaman masa kecil Nabi 
Yusuf yang pernah dihukum dengan syariat Nabi Ya'qub masih tersimpan kuat dalam 
memori Nabi Yusuf, makanya Nabi Yusuf menerapkan taktik serupa pada diri sang 
adik Benyamin adalah mirip sekali dengan pengalaman masa kecilnya.

(2) QS 2:213, perhatikan redaksi  wa anzala ma'ahumul kitaaba bil haqqi 
... yang artinya, "Allah menurunkan bersama mereka al kitab dengan benar".  
tidaklah berarti setiap nabi diturunkan al kitab, dengan kata lain ada 
keterwakilan kitab suci pada nabi tertentu sehingga yang lainnya tinggal 
mengikutinya. Ini menunjukkan bahwa ada nabi yang menerima al kitab dan adapula 
bahkan banyak yang tidak menerima al kitab. Di antara Nabi-Nabi yang diberikan 
al kitab di antaranya yang paling valid dan disebutkan secara tegas di qur'an 
adalah Suhuf kepada Nabi Ibrahahim, Taurat kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi 
Daud, Injil kepada Nabi Isa, dan Al Qur'an kepada Nabi Muhammad.

Nabi Harun tidak pernah diriwayatkan menerima al akitab, karena keberadaan Nabi 
Harun adalah asisten Nabi Musa yang menerima Taurat. Begitu pula Nabi Sulaiman 
tidak pernah dikisahkan menerima Al kitab yang hidupnya sezaman dengan 
Ayahandanya yaitu Nabi Daud yang menerima Zabur, Termasuk pula Nabi Yahya yang 
pernah saya postingkan itu menerapkan perkara hukum merujuk pada Taurat yang 
diturunkan kepada Nabi Musa. Dan masih banyak Nabi-Nabi lain yang tidak 
menerima al kitab.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Sel, 27/4/10, H. M. Nur Abdurahman  
menulis:

Dari: H. M. Nur Abdurahman 
Judul: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
[wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia 
Penindas
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 27 April, 2010, 9:54 AM







 



  



  
  
  

- Original Message - 

From: "Abdul Muiz" 

To: 

Sent: Monday, April 26, 2010 14:11

Subject: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
[wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia 
Penindas



Abah HMNA,



1) di QS 17:1, saya setuju "al Bashiir" diterjemahkan dengan Maha Melihat, "al 
Aliim" adalah Maha berilmu (Mengetahui) . Bagi saya sepanjang terjemahan itu 
mencantumkan text al Qur'an dalam Bahasa Arab, akan lebih mudah dikontrol. 
Kalau ada kedekatan makna ya bisa dimaafkan, karena memang kosa kata Bahasa 
Indonesia itu miskin banget.



2) di QS 21:33, coba kita bandingkan berbagai versi terjemahan berikut :



(a) Tafsir depag RI menerjemahkan, "Dan Dialah yang telah menciptakan malam 

dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar 

di dalam garis edarnya".



(b) Dr Mohsin, "And He it is Who has created the night and the day, and 

the sun and the moon, each in an orbit floating".



(c) Pickthal, "And He it is Who created the night and the day, and the 

sun and the moon. They float, each in an orbit".



(d) Yusuf Ali, "It is He Who created the Night and the Day, and the sun 

and the moon: all (the celestial bodies) swim along each in its rounded 

course".



Kayaknya abah HMNA lebih setuju penerjemahan versi yusuf Ali ya ???

 # # # # # # 
# # ##

HMNA:

Memang all (the celestial bodies) SWIM along each in its rounded course". Kata 
yasbahuwn ditasrifkan dari Sin-Ba-ha, sabaha artinya berenang. Kalau sabaha 
diterjemahkan dengan float masih ku

Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas

2010-04-26 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman

- Original Message - 
From: "Abdul Muiz" 
To: 
Sent: Monday, April 26, 2010 14:11
Subject: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
[wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia 
Penindas


Abah HMNA,

1) di QS 17:1, saya setuju "al Bashiir" diterjemahkan dengan Maha Melihat, "al 
Aliim" adalah Maha berilmu (Mengetahui). Bagi saya sepanjang terjemahan itu 
mencantumkan text al Qur'an dalam Bahasa Arab, akan lebih mudah dikontrol. 
Kalau ada kedekatan makna ya bisa dimaafkan, karena memang kosa kata Bahasa 
Indonesia itu miskin banget.

2) di QS 21:33, coba kita bandingkan berbagai versi terjemahan berikut :

(a) Tafsir depag RI menerjemahkan, "Dan Dialah yang telah menciptakan malam 
dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar 
di dalam garis edarnya".

(b) Dr Mohsin, "And He it is Who has created the night and the day, and 
the sun and the moon, each in an orbit floating".

(c) Pickthal, "And He it is Who created the night and the day, and the 
sun and the moon. They float, each in an orbit".

(d) Yusuf Ali, "It is He Who created the Night and the Day, and the sun 
and the moon: all (the celestial bodies) swim along each in its rounded 
course".

Kayaknya abah HMNA lebih setuju penerjemahan versi yusuf Ali ya ???
##
HMNA:
Memang all (the celestial bodies) SWIM along each in its rounded course". Kata 
yasbahuwn ditasrifkan dari Sin-Ba-ha, sabaha artinya berenang. Kalau sabaha 
diterjemahkan dengan float masih kurang kena, karena float itu artinya tidak 
punya gerak sendiri, sedangkan sabaha = berenang, benda itu punya gerak sendiri 
dalam arus, ibarat orang berenang di sungai yang sedang punya arus. Silakan 
simak Seri 281 di bawah.

***

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Hatian Fajar]
281. Benda-benda Langit yang Berenang dalam Dukhan

Firman Allah SWT:
Inna  Rabbakumu Llahu Lladziy Khalaqa sSamawati walArdha  fiy Sittati 
Ayya-min, Tsumma Staway 'alay l'Arsyi Yudabbiru lAmra (S. Yuwnus,  3).  
Sesungguhnya  Maha Pemeliharamu  Allah  yang  telah menciptakan  banyak langit 
dan bumi dalam enam masa, kemudian  ia menyengaja atas 'Arasy mengatur urusan 
(10:3). 
Langit  dalam  ayat  (10:3)  dalam  bentuk  jama'  asSamawatu sehingga 
berma'na benda-benda di atas bola langit yang juga biasa disebut dengan 
benda-benda langit. Salah satu urusan Allah SWT di atas  'Arasy  adalah  
mengurus  langit  yang  dipenuhiNya  dengan dukhan. 
Tsumma  Staway ila- sSama-i waHiya Dukha-nun (S.  Fushshilat, 11). Kemudian 
Ia menyengaja kepada langit dan dia (berisi) dukhan (41-11). 
Dalam  ayat  (41:11) langit dinyatakan  dalam  bentuk  mufrad (tunggal,  
singular)  asSama-u, ini  bermakna  bukan  benda-benda langit  sSamawati  yang  
jama', melainkan  bermakna  ruang  antar bintang-bintang, yang berisi dukhan. 
Dalam  Seri 278, 22 Juni 1997, telah  dijelaskan  klasifikasi 
bintang-bintang menurut kriteria Al Quran: kawkab, nujum,  buruj. Lalu  di  
samping itu ada pula yang disebut dukhan  yang  mengisi ruang  antar  bintang.  
Kawkab adalah jenis  bintang  yang  tidak bersinar, hanya bercahaya karena 
memantulkan sinar dari matahari. Termasuk  dalam  jenis  kawkab  adalah  bumi  
kita  ini   beserta satelitnya  (bulan) dan satelit matahari, yang dalam  ilmu  
falak dengan  memakai  kriteri sifat gerak (yang sekarang  sudah  tidak relevan 
lagi) disebut planet dan komet. Nujum adalah bintang yang panas  menyala,  
ibarat  obor  yang  menyala  (Syihabun  Tsaqib). Dilihat  dari kriteria panas 
menyala ini, maka matahari  termasuk nujum.  Buruj adalah gugus bintang dari 
jenis nujum.  Dalam  ilmu falak  buruj ini disebut galaxy. Ruang di antara  
nujum  tidaklah hampa  melainkan berisi dukhan. Dukhan dalam ilmu  falak  
disebut gas interstellair.
Di dalam buruj Milkyway dukhan itu beredar mengelilingi pusat Milkyway  
bersama-sama dengan nujum. Buruj Milkyway adalah  gugus bintang yang terdiri 
atas jutaan nujum, salah satu anggota  gugus itu ialah matahari. Gerak 
berkeliling itu disebut gerak  bersama. Buruj   Milkyway  itu  ibarat  cakra  
berbentuk  lensa   cembung, berisikan  dukhan  dan  jutaan nujum. Dukhan  itu  
walaupun  amat renggang  dibandingkan dengan kepadatan massa nujum, akan  
tetapi volume  dukhan  itu sangat besar dibandingkan volume  nujum  itu. Maka  
jumlah  massa dukhan itu secara keseluruhan  sangat  besar. Dengan  demikian  
dukhan  itu berpengaruh  besar  terhadap  gerak bersama  itu.  Dukhan  itu 
mengontrol  secara  keseluruhan  gerak bersama  dari  isi buruj Milkyway. Gerak 
bersama  yang  dikontrol oleh   dukhan  itu  menyebabkan  buruj  Milkyway  
dalam   keadaan keseimbangan  yang  dinamis. Dan begitu pula  keadaannnya  
de

Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas

2010-04-25 Terurut Topik Abdul Muiz
Abah HMNA,

1) di QS 17:1, saya setuju "al Bashiir" diterjemahkan dengan Maha Melihat, "al 
Aliim" adalah Maha berilmu (Mengetahui). Bagi saya sepanjang terjemahan itu 
mencantumkan text al Qur'an dalam Bahasa Arab, akan lebih mudah dikontrol. 
Kalau ada kedekatan makna ya bisa dimaafkan, karena memang kosa kata Bahasa 
Indonesia itu miskin banget.

2) di QS 21:33, coba kita bandingkan berbagai versi terjemahan berikut :

(a) Tafsir depag RI menerjemahkan, "Dan Dialah yang telah menciptakan malam 
dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar 
di dalam garis edarnya".

(b) Dr Mohsin, "And He it is Who has created the night and the day, and 
the sun and the moon, each in an orbit floating".

(c) Pickthal, "And He it is Who created the night and the day, and the 
sun and the moon. They float, each in an orbit".

(d) Yusuf Ali, "It is He Who created the Night and the Day, and the sun 
and the moon: all (the celestial bodies) swim along each in its rounded 
course".

Kayaknya abah HMNA lebih setuju penerjemahan versi yusuf Ali ya ???

3) Tentang Nabi Yusuf menghukum saudaranya tidak dengan Undang-Undang Raja, 
memang tidak ditegaskan oleh Qur'an apakah Nabi Yusuf menggunakan syariat Nabi 
Yusuf ataukah syariat Nabi Ya'qub. 

Penjelasan Abah HMNA memang masuk akal karena Nabi Yusuf setelah remaja (pasca 
dicelakakan saudara2nya dilemparkan ke sumur) hingga menjadi pejabat kerajaan 
Mesir tidak pernah betemu Nabi Ya'qub, bertemu kembali dengan Nabi Ya'qub 
setelah peristiwa skenario menjebak saudaranya.

Sebenarnya Nabi yusuf punya pengalaman masa kecil pernah dihukum dengan syariat 
leluhurnya, coba simak tafsir QS 12:77 di link berikut : 
http://c.1asphost.com/sibin/Alquran_Tafsir.asp?pageno=4&SuratKe=12#61

saya copy pastekan tafsir QS ayat tsb sebagai berikut : Saudara-saudara Yusuf 
berkata: "Jika Bunyamin mencuri, maka sesungguhnya
 telah mencuri pula saudaranya sebelum itu." Tuduhan bahwa Yusuf pernah 
mencuri menunjukkan bahwa sifat hasud masih tersembunyi dalam hati 
saudara-saudaranya.  Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dari Nabi saw., 
bahwa Yusuf pernah mencuri sebuah patung emas dan perak dari kakeknya, 
lalu patung tersebut dipecahkan dan dibuangnya di jalan. Itulah yang 
menjadikan alasan saudara-saudaranya menuduh beliau pernah mencuri. Ada 
pula riwayat lain dari Mujahid yang menegaskan bahwa Yusuf ketika 
kecilnya dipelihara oleh bibinya yang sangat sayang kepadanya. Bibinya 
itu menyimpan ikat pinggang Nabi Ishak as. secara turun-temurun 
diwariskan kepada anaknya yang tertua. Nabi Yakub sering datang kepada 
saudara perempuannya untuk mengambil Yusuf, karena bibinya sangat sayang
 kepadanya, beliau mempertahankan Yusuf supaya tetap di bawah asuhannya,
 sehingga akhirnya beliau membuat suatu taktik dengan mengikatkan ikat 
pinggang pusaka itu ke pinggang Yusuf, lalu di luarnya ditutup dengan 
bajunya sehingga tidak kelihatan. Lalu beliau mengumumkan bahwa ikat 
pinggang pusaka itu hilang dan dicuri orang. Kemudian semua anggota 
keluarga diperiksa dan ternyata ikat pinggang itu kedapatan dipakai oleh
 Yusuf. Dan menurut syariat Nabi Yakub as. waktu itu Yusuf harus 
diserahkan kepada bibinya sebagai hamba sahaya selama satu tahun. Dan 
beliau baru dapat kembali kepada ayahnya (Nabi Yakub) setelah bibinya 
meninggal dunia. Dan peristiwa inilah yang dijadikan tuduhan oleh 
saudara-saudaranya bahwa beliau pernah mencuri. Maka Yusuf 
menyembunyikan kejengkelan hatinya ketika mendengar tuduhan itu, hanya 
hati kecilnya berkata: "Kamu lebih buruk kedudukanmu karena kamu dahulu 
pernah mencuri Yusuf sehingga dijauhkan dari ayahnya, lalu dimasukkan ke
 dalam sumur, kemudian dijual sebagai budak belian kepada kafilah yang 
menuju ke Mesir dan menerangkan kepada Nabi Yakub bahwa Yusuf dimakan 
serigala. Allah lebih mengetahui tentang ucapan kamu itu."

Jadi sebenarnya pernyataan Abah HMNA bahwa Nabi Yusuf menghukum saudaranya 
berdasarkan syari'atnya sendiri berdasarkan al kitab dari Allah tidak ada dasar 
nash yang menyebutkan demikian.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Sen, 26/4/10, H. M. Nur Abdurahman  
menulis:

Dari: H. M. Nur Abdurahman 
Judul: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
[wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia 
Penindas
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 26 April, 2010, 5:36 AM







 



  



      
      
  ----- Original Message ----- 

From: "Abdul Muiz" 

To: 

Sent: Sunday, April 25, 2010 11:19

Subject: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
[wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia 
Penindas



HMNA: Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah



Abdul Mu'iz: Saya sudah meralat, saya sudah memposting bahwa generasi Nabi 
Yusuf lebih dulu ada ba

Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas

2010-04-25 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman
- Original Message - 
From: "Abdul Muiz" 
To: 
Sent: Sunday, April 25, 2010 11:19
Subject: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
[wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia 
Penindas


HMNA: Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah

Abdul Mu'iz: Saya sudah meralat, saya sudah memposting bahwa generasi Nabi 
Yusuf lebih dulu ada baru kemudian disusul beberapa generasi berikutnya adalah 
Nabi Musa, jadi Nabi yusuf tidak merujuk taurat yang diturunkan kepada Nabi 
Musa, tetapi merujuk pada syariat nabi ya'kub

HMNA: Baca Surah Yusuf, Tidak ada disebutkan dalam Surah itu Nabi Yusuf AS 
merujuk pada syariat Nabi Ya'qub AS. Sejak bocah dibuang di sumur, dijual 
sebagai budak di Mesir, jadi belum pernah ketemu ayahnya, baru ketemu ayahnya 
setelah jadi Raja Muda Mesir. Nabi Yusuf AS telah jadi Nabi sejak dalam penjara 
mentakwilkan mimipi Raja Mesir (bukan Fir'aun).

Abdul Mu'iz : ... (baca tafsir Qur'an Depag qs 12:75, "Yusuf merujuk 
syari'at Nabi Ya'qub" dapat dibaca pada note nomor 760 dijelaskan demikian, 
Tafsir Qur'an Depag tahun 1983/1984, halaman360).

HMNA:Tafsir Qur'an Depag itu ada juga yang salah. Bahkan ada yang salah 
terjemahan S.Isra ayat 1, kata terakhir al-Bashir diterjemahkan dengan Maha 
Mengetahui. Silakan simak Seri 603 di bawah:

BISMILLA-HIRRAHMA- NIRRAHIYM
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
603. Surat Terbuka Kepada Menteri Agama RI
Assalamu 'alaykum Wr. Wb.

Dipermaklumkan kepada Bapak, sepanjang yang saya dapatkan, bahwa sudah 
bertahun-tahun hingga cetakan terbaru(?) Edisi Revisi 1994, masih saja tidak 
direvisi dua kesalahan dalam Kitab "Al Quran dan Terjemahannya" , yang 
diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, yaitu:

1. Ayat [17:1]: alBashiyr diterjemahkan dengan Maha Mengetahui. Tidak perlu 
penjelasan lebih lanjut.

2. Ayat [21:33]: WaHuwa Lladziy Khalaqa Llayla wanNahaara wasySyamsa walQamara 
Kullun fiy Falakin Yasbahuwna, diterjemahkan dengan: Dan Dialah yang telah 
menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya 
itu beredar di dalam garis edarnya. Yang ini perlu penjelasan. Ada satu yang 
tidak lazim dalam terjemahan dan ada dua kesalahan.

2.1 Masing-masing dari keduanya itu adalah "sisipan". Saya katakan tidak lazim, 
oleh karena pada lazimnya sisipan itu diletakkan di antara dua tanda kurung, 
jadi lazimnya demikian (Masing-masing dari keduanya).

2.2 Kesalahan gramatikal, yaitu "matahari dan bulan" adalah mutsanna, yasbahuwn 
adalah jama', kalau mutsanna mestinya "yasbahaan".

2.3 Kesalahan substansial, mempersempit makna ayat, yaitu bahwa hanya matahari 
dan bulan saja yang beredar, padahal menurut intizhar, tiap-tiap sesuatu 
termasuk bumi juga berenang dalam falaknya.

Maka Bapak, sebagai Menteri Agama yang bertanggung jawab dalam Kitab "Al Quran 
dan terjemahannya" , yang diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, 
segera memerintahkan perbaikan terjemahan itu dalam edisi yang akan datang. 
Saya telah sampaikan, maka terlepaslah saya dari dosa "tidak menyampaikan 
kesalahan terjemahan Al Qur^an", dan dosa itu ditanggung oleh penanggung-jawab 
terjemahan Kitab Al Qur^an itu.

Yang terakhir: Alangkah eloknya jika Menteri Agama mengeluarkan seruan kepada 
semua pencetak Kitab Al Qur^an di Indonesia agar supaya memakai Rasm 'Utsmany, 
seperti Kitab Al Qur^an yang dihadiahkan oleh Pmerintah Arab Saudi kepada para 
Jama'ah Islamiyah yang telah menunaikan ibadah haji.

Wassalam,
Makassar, 30 November 2003
H.Muh.Nur Abdurrahman

Abdul Mu'iz : Pertama saya apreciate atas koreksi abah HMNA tentang Tafsir 
Depag RI, perkenankan saya memberikan beberapa catatan :

1) QS 17:1 tentang kata bashir dterjemahkan tafsir depag dengan "maha 
mengetahui" sebenarnya tidak terlalu salah, karena dari segi bahasa kata 
"bashiir" pertama mengandung makna "ilmu atau pengetahuan tentang sesuatu", 
kedua bermakna "kasar" yang berarti tanah yang kasar atau juga berarti batu, 
tetapi yang lunak dan mengandung warna keputih-putihan. Salah satu kota besar 
di Irak dinamai "Bashrah" karena sifat tanah dan batu-batuannya demikian. 
Begitu keterangan Al Munjid. Sementara ulama menjelaskan makna sifat "bashir" 
yang disandang Allah ini bahwa Dia yang menyaksikan segala sesuatu lahir dan 
batinnya, sehingga menjangkau yang tersembunyi. Allah melihat bukan dengan 
indra mata sebagaimna makhluq-Nya, karena itu Maha Melihatnya Allah difahami 
dalam arti sifat yang azali yang dengan sifat itu terungkap bagi-Nya segala 
sesuatu (lihat "Menyingkap Tabir Ilahi" Asmaul husna dalam perspektif Alqur'an 
tulisan M Quraish Shihab, halaman 140 - 143)
###

Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas

2010-04-24 Terurut Topik Abdul Muiz


  
HMNA: Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah

Abdul Mu'iz: Saya sudah meralat, saya sudah memposting bahwa generasi Nabi 
Yusuf lebih dulu ada baru kemudian disusul beberapa generasi berikutnya adalah 
Nabi Musa, jadi Nabi yusuf tidak merujuk taurat yang diturunkan kepada Nabi 
Musa, tetapi merujuk pada syariat nabi ya'kub

HMNA: Baca Surah Yusuf, Tidak ada disebutkan dalam Surah itu Nabi Yusuf AS 
merujuk pada syariat Nabi Ya'qub AS. Sejak bocah dibuang di sumur, dijual 
sebagai budak di Mesir, jadi belum pernah ketemu ayahnya, baru ketemu ayahnya 
setelah jadi Raja Muda Mesir. Nabi Yusuf AS telah jadi Nabi sejak dalam penjara 
mentakwilkan mimipi Raja Mesir (bukan Fir'aun).

Abdul Mu'iz : ... (baca tafsir Qur'an Depag qs 12:75, "Yusuf merujuk 
syari'at Nabi Ya'qub" dapat dibaca pada note nomor 760 dijelaskan demikian, 
Tafsir Qur'an Depag tahun 1983/1984, halaman360).

HMNA:Tafsir Qur'an Depag itu ada juga yang salah. Bahkan ada yang salah 
terjemahan S.Isra ayat 1, kata terakhir al-Bashir diterjemahkan dengan Maha 
Mengetahui. Silakan simak Seri 603 di bawah:

BISMILLA-HIRRAHMA- NIRRAHIYM
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
603. Surat Terbuka Kepada Menteri Agama RI
Assalamu 'alaykum Wr. Wb.

Dipermaklumkan kepada Bapak, sepanjang yang saya dapatkan, bahwa sudah 
bertahun-tahun hingga cetakan terbaru(?) Edisi Revisi 1994, masih saja tidak 
direvisi dua kesalahan dalam Kitab "Al Quran dan Terjemahannya" , yang 
diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, yaitu:

1. Ayat [17:1]: alBashiyr diterjemahkan dengan Maha Mengetahui. Tidak perlu 
penjelasan lebih lanjut.

2. Ayat [21:33]: WaHuwa Lladziy Khalaqa Llayla wanNahaara wasySyamsa walQamara 
Kullun fiy Falakin Yasbahuwna, diterjemahkan dengan: Dan Dialah yang telah 
menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya 
itu beredar di dalam garis edarnya. Yang ini perlu penjelasan. Ada satu yang 
tidak lazim dalam terjemahan dan ada dua kesalahan.

2.1 Masing-masing dari keduanya itu adalah "sisipan". Saya katakan tidak lazim, 
oleh karena pada lazimnya sisipan itu diletakkan di antara dua tanda kurung, 
jadi lazimnya demikian (Masing-masing dari keduanya).

2.2 Kesalahan gramatikal, yaitu "matahari dan bulan" adalah mutsanna, yasbahuwn 
adalah jama', kalau mutsanna mestinya "yasbahaan".

2.3 Kesalahan substansial, mempersempit makna ayat, yaitu bahwa hanya matahari 
dan bulan saja yang beredar, padahal menurut intizhar, tiap-tiap sesuatu 
termasuk bumi juga berenang dalam falaknya.

Maka Bapak, sebagai Menteri Agama yang bertanggung jawab dalam Kitab "Al Quran 
dan terjemahannya" , yang diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, 
segera memerintahkan perbaikan terjemahan itu dalam edisi yang akan datang. 
Saya telah sampaikan, maka terlepaslah saya dari dosa "tidak menyampaikan 
kesalahan terjemahan Al Qur^an", dan dosa itu ditanggung oleh penanggung-jawab 
terjemahan Kitab Al Qur^an itu.

Yang terakhir: Alangkah eloknya jika Menteri Agama mengeluarkan seruan kepada 
semua pencetak Kitab Al Qur^an di Indonesia agar supaya memakai Rasm 'Utsmany, 
seperti Kitab Al Qur^an yang dihadiahkan oleh Pmerintah Arab Saudi kepada para 
Jama'ah Islamiyah yang telah menunaikan ibadah haji.

Wassalam,
Makassar, 30 November 2003
H.Muh.Nur Abdurrahman

Abdul Mu'iz : Pertama saya apreciate atas koreksi abah HMNA tentang Tafsir 
Depag RI, perkenankan saya memberikan beberapa catatan :

1) QS 17:1 tentang kata bashir dterjemahkan tafsir depag dengan "maha 
mengetahui" sebenarnya tidak terlalu salah, karena dari segi bahasa kata 
"bashiir" pertama mengandung makna "ilmu atau pengetahuan tentang sesuatu", 
kedua bermakna "kasar" yang berarti tanah yang kasar atau juga berarti batu, 
tetapi yang lunak dan mengandung warna keputih-putihan. Salah satu kota besar 
di Irak dinamai "Bashrah" karena sifat tanah dan batu-batuannya demikian. 
Begitu keterangan Al Munjid. Sementara ulama menjelaskan makna sifat "bashir" 
yang disandang Allah ini bahwa Dia yang menyaksikan segala sesuatu lahir dan 
batinnya, sehingga menjangkau yang tersembunyi. Allah melihat bukan dengan 
indra mata sebagaimna makhluq-Nya, karena itu Maha Melihatnya Allah difahami 
dalam arti sifat yang azali yang dengan sifat itu terungkap bagi-Nya segala 
sesuatu (lihat "Menyingkap Tabir Ilahi" Asmaul husna dalam perspektif Alqur'an 
tulisan M Quraish Shihab, halaman 140 - 143)

2) QS 21:33 : WaHuwa Lladziy Khalaqa Llayla wanNahaara wasySyamsa
walQamara Kullun fiy Falakin Yasbahuwna, diterjemahkan dengan, "Dan
Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya". 

kata "kulli" itu terjemahan indonesia adalah "setiap" menjadi "masing-masing 
dari keduanya" itu juga tidak salah-salah amat.

Kata mutsanna itu kan ada doble di sampaing matahari dan bulan juga ada 
mutsanna lagi yaitu siang dan malam, maka wajar dan lazim apabila fi'ilnya 

Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas

2010-04-24 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman

- Original Message - 
From: "Abdul Muiz" 
To: 
Sent: Saturday, April 24, 2010 15:09
Subject: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
[wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia 
Penindas


HMNA:

Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah


Abdul Mu'iz:
Saya sudah meralat, saya sudah memposting bahwa generasi Nabi Yusuf lebih dulu 
ada baru kemudian disusul beberapa generasi berikutnya adalah Nabi Musa, jadi 
Nabi yusuf tidak merujuk taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, tetapi 
merujuk pada syariat nabi ya'kub

HMNA:
Baca Surah Yusuf, Tidak ada disebutkan dalam Surah itu Nabi Yusuf AS merujuk 
pada syariat Nabi Ya'qub AS. Sejak bocah dibuang di sumur, dijual sebagai budak 
di Mesir, jadi belum pernah ketemu ayahnya, baru ketemu ayahnya setelah jadi 
Raja Muda Mesir. Nabi Yusuf AS telah jadi Nabi sejak dalam penjara mentakwilkan 
mimipi Raja Mesir (bukan Fir'aun).
#


 (baca tafsir Qur'an Depag qs 12:75, "Yusuf merujuk taurat" dapat dibaca pada 
note nomor 760 dijelaskan demikian, Tafsir Qur'an Depag tahun 1983/1984, 
halaman360).

HMNA:
Tafsir Qur'an Depag itu ada juga yang salah. Bahkan ada yang salah terjemahan 
S.Isra ayat 1, kata terakhir al-Bashir diterjemahkan dengan Maha Mengetahui. 
Silakan simak Seri 603 di bawah:
**
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
603. Surat Terbuka Kepada Menteri Agama RI

Assalamu 'alaykum Wr. Wb.
Dipermaklumkan kepada Bapak, sepanjang yang saya dapatkan, bahwa sudah 
bertahun-tahun hingga cetakan terbaru(?) Edisi Revisi 1994, masih saja tidak 
direvisi dua kesalahan dalam Kitab "Al Quran dan Terjemahannya", yang 
diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, yaitu:
1. Ayat [17:1]: alBashiyr diterjemahkan dengan Maha Mengetahui. Tidak perlu 
penjelasan lebih lanjut.
2. Ayat [21:33]: WaHuwa Lladziy Khalaqa Llayla wanNahaara wasySyamsa walQamara 
Kullun fiy Falakin Yasbahuwna, diterjemahkan dengan: Dan Dialah yang telah 
menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya 
itu beredar di dalam garis edarnya. Yang ini perlu penjelasan. Ada satu yang 
tidak lazim dalam terjemahan dan ada dua kesalahan.
2.1 Masing-masing dari keduanya itu adalah "sisipan". Saya katakan tidak lazim, 
oleh karena pada lazimnya sisipan itu diletakkan di antara dua tanda kurung, 
jadi lazimnya demikian (Masing-masing dari keduanya).
2.2 Kesalahan gramatikal, yaitu "matahari dan bulan" adalah mutsanna, yasbahuwn 
adalah jama', kalau mutsanna mestinya "yasbahaan".
2.3 Kesalahan substansial, mempersempit makna ayat, yaitu bahwa hanya matahari 
dan bulan saja yang beredar, padahal menurut intizhar, tiap-tiap sesuatu 
termasuk bumi juga berenang dalam falaknya.

Maka Bapak, sebagai Menteri Agama yang bertanggung jawab dalam Kitab "Al Quran 
dan terjemahannya", yang diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, 
segera memerintahkan perbaikan terjemahan itu dalam edisi yang akan datang. 
Saya telah sampaikan, maka terlepaslah saya dari dosa "tidak menyampaikan 
kesalahan terjemahan Al Qur^an", dan dosa itu ditanggung oleh penanggung-jawab 
terjemahan Kitab Al Qur^an itu.

Yang terakhir: Alangkah eloknya jika Menteri Agama mengeluarkan seruan kepada 
semua pencetak Kitab Al Qur^an di Indonesia agar supaya memakai Rasm 'Utsmany, 
seperti Kitab Al Qur^an yang dihadiahkan oleh Pmerintah Arab Saudi kepada para 
Jama'ah Islamiyah yang telah menunaikan ibadah haji.

Wassalam,
Makassar, 30 November 2003
H.Muh.Nur Abdurrahman

***

Bagian selanjutnya adalah untuk para pembaca. Akan diceritakan romantika 
mengapa kesalahan itu dapat saya ketahui.

Kita mulai dahulu dengan kesalahan terjemahan ayat (17:1). Merupakan nostalgia 
bagi saya, sekitar tahun 70-han abad yang lalu. Saya masih tergolong muda, umur 
40-han, tenaga masih kuat (kalah tangan maju coboq-coboq). Di taruh di antara 
tanda kurung, karena nilai itu saya tidak anut. (coboq-coboq = badik). Waktu 
masih muda itu, tenaga saya masih kuat berda'wah setiap malam bulan Ramadhan 
ada kalanya bahkan di tiga tempat, yang sekarang karena sudah tua (kepala 7) 
sudah tidak sanggup lagi. Kesanggupan saya sekarang hanya berda'wah dengan 
duduk di depan PC.

Suatu waktu di Paotereq Kecamatan Ujung Tanah saya diminta memberikan hikmah 
Isra-Mi'raj. Pada waktu dibacakan Al Qur^an, alBashiyr diterjemahkan dengan 
Maha Mengetahui. Maka tatkala saya mulai dengan ceramah, saya koreksi dahulu 
terjemahan itu. Namun setelah s

Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas

2010-04-24 Terurut Topik Abdul Muiz
sorry reply send again

--- Pada Sab, 24/4/10, Abdul Muiz  menulis:

Dari: Abdul Muiz 
Judul: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
[wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia 
Penindas
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 24 April, 2010, 2:09 PM







 



  



  
  
  HMNA:



Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah



Abdul Mu'iz:

Saya sudah meralat, saya sudah memposting bahwa generasi Nabi Yusuf lebih dulu 
ada baru kemudian disusul beberapa generasi berikutnya adalah Nabi Musa, jadi 
Nabi yusuf tidak merujuk taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, tetapi 
merujuk pada syariat nabi ya'kub (baca tafsir Qur'an Depag qs 12:75, "Yusuf 
merujuk syariat nabi Ya'kub" dapat dibaca pada note nomor 760 dijelaskan 
demikian, Tafsir Qur'an Depag tahun 1983/1984, halaman360).



HMNA:



Ini cerita (kisah Raja Herodes minta nasehat Nabi Yahya) sumbernya dari mana?



Abdul Mu'iz:

Baca link berikut :

1) http://id.wikipedia .org/wiki/ Yahya

2) http://docs. google.com/ View?id=d8mvfdf_ 82db2qjhdx



Wassalam

Abdul Mu'iz



--- Pada Sab, 24/4/10, H. M. Nur Abdurahman  
menulis:



Dari: H. M. Nur Abdurahman 

Judul: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
[wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia 
Penindas

Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

Tanggal: Sabtu, 24 April, 2010, 1:38 PM



 



- Original Message - 



From: "Abdul Muiz" 



To: 



Sent: Saturday, April 24, 2010 03:41



Subject: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
[wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia 
Penindas



abah HMNA,



1) memang benar bahwa para nabi yang dikisahkan dalam qur'an tidak semua 
nabi/rasul diberikan al kitab. Tetapi tidak berarti semua nabi/rasul itu lantas 
diinterpretasikan pasti diberikan al kitab sebagaimana interpretasi Abah HMNA.



 # # # # # 



HMNA:



Bukan interpretasi saya, tetapi itu definisi Nabi menurut Al-Quran: Maka Allah 
membangkitkan nabi-nabi untuk penggembira dan penggentar dan menurunkan Kitab 
bersama mereka itu di atas kebenaran untuk (menetapkan keputusan) hukum (siapa 
yang benar) di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan (S. 
Al-Baqarah, 2:213). 



 # # # # # ##



2) Perhatikan tiga contoh berikut :



(1) Nabi Harun (sezaman dengan Nabi Musa) tidak pernah dikisahkan menerima 
kitab, karena memang Nabi Harun mengikuti syari'at Nabi Musa yang menerima 
Taurat, bahkan ada yang berpendapat Nabi Harun itu adalah asisten Nabi Musa 
yang konon mengalami kesulitan berkomunikasi sejak kecil karena lidahnya 
melepuh saat memakan bara api pada saat diasuh Asiyah (permaisuri Fir'aun), 
lantas memohon kepada Allah agar dirinya didampingi Harun.



 # # # # # # 
# #



HMNA:



Kitab Tawrah diberikan kepada Nabi Musa dan Nabi Harun 'alaihimassalam



 # # # # # # 
# #



(2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah 
tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia 
menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan 
(gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak 
mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) 
dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika 
skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan 
Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu 
kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya.



 # # # # # # ###



HMNA:



Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah



 # # # # # # ###



(3) Nabi Yahya sezaman dengan Nabi Zakariyah juga tidak dikisahkan keduanya 
menerima al kitab. Ketika Nabi Yahya dimintai pendapat Raja Herodes yang jatuh 
cinta kepada anak tirinya, maka dengan tegas Nabi Yahya memfatwakan haram 
berdasarkan rujukan Taurat, al kitab yang dirunkan kepada Nabi Musa san 
pendahulunya.



 # # # # # # 



HMNA:



Ini cerita sumbernya dari mana?



 # # # # # # #



Wassalam



Abdul Mu'iz



--- Pada Jum, 23/4/10, H. M. Nur Abdurahman  
menulis:



Dari: H. M. Nur Abdurahman 



Judul: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= R

Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas

2010-04-24 Terurut Topik Abdul Muiz
HMNA:

Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah


Abdul Mu'iz:
Saya sudah meralat, saya sudah memposting bahwa generasi Nabi Yusuf lebih dulu 
ada baru kemudian disusul beberapa generasi berikutnya adalah Nabi Musa, jadi 
Nabi yusuf tidak merujuk taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, tetapi 
merujuk pada syariat nabi ya'kub (baca tafsir Qur'an Depag qs 12:75, "Yusuf 
merujuk taurat" dapat dibaca pada note nomor 760 dijelaskan demikian, Tafsir 
Qur'an Depag tahun 1983/1984, halaman360).

HMNA:

Ini cerita (kisah Raja Herodes minta nasehat Nabi Yahya) sumbernya dari mana?


Abdul Mu'iz:
Baca link berikut :
1) http://id.wikipedia.org/wiki/Yahya
2) http://docs.google.com/View?id=d8mvfdf_82db2qjhdx

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Sab, 24/4/10, H. M. Nur Abdurahman  
menulis:

Dari: H. M. Nur Abdurahman 
Judul: Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
[wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia 
Penindas
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 24 April, 2010, 1:38 PM







 



  



  
  
  - Original Message - 

From: "Abdul Muiz" 

To: 

Sent: Saturday, April 24, 2010 03:41

Subject: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
[wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia 
Penindas



abah HMNA,



1) memang benar bahwa para nabi yang dikisahkan dalam qur'an tidak semua 
nabi/rasul diberikan al kitab. Tetapi tidak berarti semua nabi/rasul itu lantas 
diinterpretasikan pasti diberikan al kitab sebagaimana interpretasi Abah HMNA.

 # # # # # 

HMNA:

Bukan interpretasi saya, tetapi itu definisi Nabi menurut Al-Quran: Maka Allah 
membangkitkan nabi-nabi untuk penggembira dan penggentar dan menurunkan Kitab 
bersama mereka itu di atas kebenaran untuk (menetapkan keputusan) hukum (siapa 
yang benar) di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan (S. 
Al-Baqarah, 2:213). 

 # # # # # ##



2) Perhatikan tiga contoh berikut :



(1) Nabi Harun (sezaman dengan Nabi Musa) tidak pernah dikisahkan menerima 
kitab, karena memang Nabi Harun mengikuti syari'at Nabi Musa yang menerima 
Taurat, bahkan ada yang berpendapat Nabi Harun itu adalah asisten Nabi Musa 
yang konon mengalami kesulitan berkomunikasi sejak kecil karena lidahnya 
melepuh saat memakan bara api pada saat diasuh Asiyah (permaisuri Fir'aun), 
lantas memohon kepada Allah agar dirinya didampingi Harun.

 # # # # # # 
# #

HMNA:

Kitab Tawrah diberikan kepada Nabi Musa dan Nabi Harun 'alaihimassalam

 # # # # # # 
# #



(2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah 
tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia 
menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan 
(gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak 
mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) 
dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika 
skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan 
Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu 
kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya.

 # # # # # # ###

HMNA:

Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah

 # # # # # # ###



(3) Nabi Yahya sezaman dengan Nabi Zakariyah juga tidak dikisahkan keduanya 
menerima al kitab. Ketika Nabi Yahya dimintai pendapat Raja Herodes yang jatuh 
cinta kepada anak tirinya, maka dengan tegas Nabi Yahya memfatwakan haram 
berdasarkan rujukan Taurat, al kitab yang dirunkan kepada Nabi Musa san 
pendahulunya.

 # # # # # # 

HMNA:

Ini cerita sumbernya dari mana?

 # # # # # # #



Wassalam

Abdul Mu'iz



--- Pada Jum, 23/4/10, H. M. Nur Abdurahman  
menulis:



Dari: H. M. Nur Abdurahman 

Judul: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU 
Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas

Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

Tanggal: Jumat, 23 April, 2010, 6:55 PM

 - - - - - -

(*)

BISMILLA-HIRRAHMA- NIRRAHIYM



WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU

[Kolom Tetap Harian Fajar]

774. Nabi Yusuf AS dalam Dokumen Hieroglyph



-- WQAL ALMLK ANY ARY SB'A BQRT SMA

susulan, dilengkapi <= Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas

2010-04-23 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman
Dilengkapi:
Tertulis:
(2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah 
tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia 
menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan 
(gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak 
mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) 
dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika 
skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan 
Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu 
kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya.
#
HMNA:
Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah
#

Dilengkapi / selengkapnya
(2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah 
tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia 
menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan 
(gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak 
mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) 
dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika 
skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan 
Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu 
kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya.
#
HMNA:
Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah
Dan ini mustahil, karena Nabi Yusuf AS jauh lebih tua dari Nabi Musa AS, lihat 
Seri 774 di bawah (ayah Nabi Yusuf AS adalah Nabi Ya'qub AS)
#





- Original Message - 
From: "Abdul Muiz" 
To: 
Sent: Saturday, April 24, 2010 03:41
Subject: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
[wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia 
Penindas


abah HMNA,

1) memang benar bahwa para nabi yang dikisahkan dalam qur'an tidak semua 
nabi/rasul diberikan al kitab. Tetapi tidak berarti semua nabi/rasul itu lantas 
diinterpretasikan pasti diberikan al kitab sebagaimana interpretasi Abah HMNA.
#
HMNA:
Bukan interpretasi saya, tetapi itu definisi Nabi menurut Al-Quran: Maka Allah 
membangkitkan nabi-nabi untuk penggembira dan penggentar dan menurunkan Kitab 
bersama mereka itu di atas kebenaran untuk (menetapkan keputusan) hukum (siapa 
yang benar) di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan (S. 
Al-Baqarah, 2:213). 
###

2) Perhatikan tiga contoh berikut :

(1) Nabi Harun (sezaman dengan Nabi Musa) tidak pernah dikisahkan menerima 
kitab, karena memang Nabi Harun mengikuti syari'at Nabi Musa yang menerima 
Taurat, bahkan ada yang berpendapat Nabi Harun itu adalah asisten Nabi Musa 
yang konon mengalami kesulitan berkomunikasi sejak kecil karena lidahnya 
melepuh saat memakan bara api pada saat diasuh Asiyah (permaisuri Fir'aun), 
lantas memohon kepada Allah agar dirinya didampingi Harun.

HMNA:
Kitab Tawrah diberikan kepada Nabi Musa dan Nabi Harun 'alaihimassalam


(2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah 
tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia 
menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan 
(gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak 
mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) 
dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika 
skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan 
Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu 
kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya.
#
HMNA:
Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah
#

(3) Nabi Yahya sezaman dengan Nabi Zakariyah juga tidak dikisahkan keduanya 
menerima al kitab. Ketika Nabi Yahya dimintai pendapat Raja Herodes yang jatuh 
cinta kepada anak tirinya, maka dengan tegas Nabi Yahya memfatwakan haram 
berdasarkan rujukan Taurat, a

Re: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas

2010-04-23 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman
- Original Message - 
From: "Abdul Muiz" 
To: 
Sent: Saturday, April 24, 2010 03:41
Subject: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: 
[wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia 
Penindas


abah HMNA,

1) memang benar bahwa para nabi yang dikisahkan dalam qur'an tidak semua 
nabi/rasul diberikan al kitab. Tetapi tidak berarti semua nabi/rasul itu lantas 
diinterpretasikan pasti diberikan al kitab sebagaimana interpretasi Abah HMNA.
#
HMNA:
Bukan interpretasi saya, tetapi itu definisi Nabi menurut Al-Quran: Maka Allah 
membangkitkan nabi-nabi untuk penggembira dan penggentar dan menurunkan Kitab 
bersama mereka itu di atas kebenaran untuk (menetapkan keputusan) hukum (siapa 
yang benar) di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan (S. 
Al-Baqarah, 2:213). 
###

2) Perhatikan tiga contoh berikut :

(1) Nabi Harun (sezaman dengan Nabi Musa) tidak pernah dikisahkan menerima 
kitab, karena memang Nabi Harun mengikuti syari'at Nabi Musa yang menerima 
Taurat, bahkan ada yang berpendapat Nabi Harun itu adalah asisten Nabi Musa 
yang konon mengalami kesulitan berkomunikasi sejak kecil karena lidahnya 
melepuh saat memakan bara api pada saat diasuh Asiyah (permaisuri Fir'aun), 
lantas memohon kepada Allah agar dirinya didampingi Harun.

HMNA:
Kitab Tawrah diberikan kepada Nabi Musa dan Nabi Harun 'alaihimassalam


(2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah 
tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia 
menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan 
(gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak 
mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) 
dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika 
skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan 
Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu 
kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya.
#
HMNA:
Dalam ayat mana dinyatakan Nabi Yusuf AS(*) merujuk kepada Tawrah
#

(3) Nabi Yahya sezaman dengan Nabi Zakariyah juga tidak dikisahkan keduanya 
menerima al kitab. Ketika Nabi Yahya dimintai pendapat Raja Herodes yang jatuh 
cinta kepada anak tirinya, maka dengan tegas Nabi Yahya memfatwakan haram 
berdasarkan rujukan Taurat, al kitab yang dirunkan kepada Nabi Musa san 
pendahulunya.
##
HMNA:
Ini cerita sumbernya dari mana?
###

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Jum, 23/4/10, H. M. Nur Abdurahman  
menulis:

Dari: H. M. Nur Abdurahman 
Judul: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU 
Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 23 April, 2010, 6:55 PM
-
(*)
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
774. Nabi Yusuf AS dalam Dokumen Hieroglyph

-- WQAL ALMLK ANY ARY SB'A BQRT SMAN YAaKLHN SB'A 'AJAF WSB'A SNBLT KhDhR WAKhR 
YBST (S. YWSF, 12:43), dibaca:
--.  Waqa-lal maliku inni- ara- sab'a baqara-tin sima-nin ya'kulhunna sab'un 
'ija-fuw wasab'a sumbulatin khudhriw waukharaya-bisa-tin (tanda - dipanjangkan 
membacanya), artinya:
-- Dan berkata Raja "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina 
yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh 
bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering." 

-- WQAL FR'AUN AaTWNY BKL ShR 'ALYM . FLMA JAA ALShRt QAL LHM MWSY ALQWA MA 
ANTM MLQWN (S. YWNS, 10:79,80), dibaca:
-- waqa-la fir'awnu u'tu-ni- bikulli sa-hirin 'ali-min . falamma- ja-as 
saharatu qa-la lahum mu-sa- ulqu- ma- antum muqlu-na, artinya:
-- Berkata Fir'aun: "Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai!" 
. Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: 
"Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan."

Ayat-ayat Al Quran di atas itu menggugah kita untuk mempelajari sejarah, oleh 
karena adanya perbedaan penguasa Mesir Kuno yaitu Malik (bukan Fir'aun) di 
zaman Nabi Yusuf AS, sedangkan penguasa Mesir Kuno berge

Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas

2010-04-23 Terurut Topik Abdul Muiz
maaf ada ralat Nabi Yusuf adalah generasi lebih dulu daripada Nabi Musa, jadi 
butir 2). (2) Nabi yusuf bukan mengikuti syariat nabi Musa, melainkan mengikuti 
nabi pendahulunya (bukan taurat).

--- Pada Sab, 24/4/10, Abdul Muiz  menulis:

Dari: Abdul Muiz 
Judul: Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] 
UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 24 April, 2010, 2:41 AM







 



  



  
  
  abah HMNA,



1) memang benar bahwa para nabi yang dikisahkan dalam qur'an tidak semua 
nabi/rasul diberikan al kitab. Tetapi tidak berarti semua nabi/rasul itu lantas 
diinterpretasikan pasti diberikan al kitab sebagaimana interpretasi Abah HMNA.



2) Perhatikan tiga contoh berikut :



(1) Nabi Harun (sezaman dengan Nabi Musa) tidak pernah dikisahkan menerima 
kitab, karena memang Nabi Harun mengikuti syari'at Nabi Musa yang menerima 
Taurat, bahkan ada yang berpendapat Nabi Harun itu adalah asisten Nabi Musa 
yang konon mengalami kesulitan berkomunikasi sejak kecil karena lidahnya 
melepuh saat memakan bara api pada saat diasuh Asiyah (permaisuri Fir'aun), 
lantas memohon kepada Allah agar dirinya didampingi Harun.



(2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah 
tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia 
menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan 
(gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak 
mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) 
dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika 
skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan 
Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu 
kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya.



(3) Nabi Yahya sezaman dengan Nabi Zakariyah juga tidak dikisahkan keduanya 
menerima al kitab. Ketika Nabi Yahya dimintai pendapat Raja Herodes yang jatuh 
cinta kepada anak tirinya, maka dengan tegas Nabi Yahya memfatwakan haram 
berdasarkan rujukan Taurat, al kitab yang dirunkan kepada Nabi Musa san 
pendahulunya.



Wassalam

Abdul Mu'iz



--- Pada Jum, 23/4/10, H. M. Nur Abdurahman  
menulis:



Dari: H. M. Nur Abdurahman 

Judul: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU 
Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas

Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

Tanggal: Jumat, 23 April, 2010, 6:55 PM



 



Maaf ada terlupa, 



Tertulis:



 # # # # 



25 orang Nabi 20, 2, 3



Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuwh, keluarga Ibrahim dan keluarga 
'Imran di atas orang-orang di dalam 'alam (3:33). 



Dan (ingatlah) Isma'il, Idris dan DzulKifli, masing-masing termasuk orang yang 
sabar - Kami masukkan mereka itu ke dalam rahmat Kami, sesungguhnya mereka itu 
orang-orang yang salih (21:85,86).



dst



mestinya:



 # # # # 



HMNA:



25 orang Nabi 20, 2, 3



Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuwh, keluarga Ibrahim dan keluarga 
'Imran di atas orang-orang di dalam 'alam (3:33). 



Dan (ingatlah) Isma'il, Idris dan DzulKifli, masing-masing termasuk orang yang 
sabar - Kami masukkan mereka itu ke dalam rahmat Kami, sesungguhnya mereka itu 
orang-orang yang salih (21:85,86).



dst



- Original Message - 



From: "Abdul Muiz" 



To: 



Sent: Thursday, April 22, 2010 17:05



Subject: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama 
bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas



tidak semua nabi diberikan kitab, dari 25 nabi yang dikisahkan hanya ada taurat 
kepada Nabi Musa, Zabur kepada nabi Daud, Injil kepada nabi Isa, dan Al qur'an 
kepada Muhammad saw. Selain itu ada suhuf kepada Nabi Ibrahim. Secara verbal, 
wahyu berhenti pada Al qur'an, tetapi yang non verbal, maka wahyu tidak pernah 
berhenti, sebagaimana sifat wajib Allah yaitu maha Mutakalliman, cuma jangan 
merasa karena menerima wahyu lantas Ge eR menjadi nabi.



 # # # # # # 
# # # #



25 orang Nabi 20, 2, 3



Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuwh, keluarga Ibrahim dan keluarga 
'Imran di atas orang-orang di dalam 'alam (3:33). 



Dan (ingatlah) Isma'il, Idris dan DzulKifli, masing-masing termasuk orang yang 
sabar - Kami masukkan mereka itu ke dalam rahmat Kami, sesungguhnya mereka itu 
orang-orang yang salih (21:85,86).



Adam disejajarkan derajatnya dengan Nuwh dan keluarga Ibrahim, sedangkan 
Dzulkifli dengan Ismail dan Idris, artinya Adam dan Dzulkifli disejajarkan 
derajatnya dengan para Nabi, sehingg

Bls: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas

2010-04-23 Terurut Topik Abdul Muiz
abah HMNA,

1) memang benar bahwa para nabi yang dikisahkan dalam qur'an tidak semua 
nabi/rasul diberikan al kitab. Tetapi tidak berarti semua nabi/rasul itu lantas 
diinterpretasikan pasti diberikan al kitab sebagaimana interpretasi Abah HMNA.

2) Perhatikan tiga contoh berikut :

(1) Nabi Harun (sezaman dengan Nabi Musa) tidak pernah dikisahkan menerima 
kitab, karena memang Nabi Harun mengikuti syari'at Nabi Musa yang menerima 
Taurat, bahkan ada yang berpendapat Nabi Harun itu adalah asisten Nabi Musa 
yang konon mengalami kesulitan berkomunikasi sejak kecil karena lidahnya 
melepuh saat memakan bara api pada saat diasuh Asiyah (permaisuri Fir'aun), 
lantas memohon kepada Allah agar dirinya didampingi Harun.

(2) Contoh lain adalah Nabi Yusuf ketika menjebak saudara-saudaranya (seayah 
tidak seibu yang pernah mencelakai dirinya ke sumur di huta) maka saat dia 
menjadi bendaharawan kerajaan Mesir bertugas mendistribusikan logistik pangan 
(gandum) untuk mengatasi krisis ekonomi datanglah saudara-saudaranya yang tidak 
mengenali Yusuf, maka Yusuf meminta agar benyamin (saudara seayah dan seibu) 
dibawa serta, maka disusunlah skenario seolah-olah mencuri piala raja, ketika 
skenario berjalan mulus, Nabi Yusuf dikisahkan dalam Qur'an tidak menerapkan 
Undang-undang Raja melainkan Nabi Yusuf merujuk syariat Nabi Pendahulunya yaitu 
kitab taurat, al kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa sang pendahulunya.

(3) Nabi Yahya sezaman dengan Nabi Zakariyah juga tidak dikisahkan keduanya 
menerima al kitab. Ketika Nabi Yahya dimintai pendapat Raja Herodes yang jatuh 
cinta kepada anak tirinya, maka dengan tegas Nabi Yahya memfatwakan haram 
berdasarkan rujukan Taurat, al kitab yang dirunkan kepada Nabi Musa san 
pendahulunya.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Jum, 23/4/10, H. M. Nur Abdurahman  
menulis:

Dari: H. M. Nur Abdurahman 
Judul: ada terlupa <= Re: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU 
Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 23 April, 2010, 6:55 PM







 



  



  
  
  Maaf ada terlupa, 

Tertulis:

 # # # # 

25 orang Nabi 20, 2, 3

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuwh, keluarga Ibrahim dan keluarga 
'Imran di atas orang-orang di dalam 'alam (3:33). 

Dan (ingatlah) Isma'il, Idris dan DzulKifli, masing-masing termasuk orang yang 
sabar - Kami masukkan mereka itu ke dalam rahmat Kami, sesungguhnya mereka itu 
orang-orang yang salih (21:85,86).

dst



mestinya:

 # # # # 

HMNA:

25 orang Nabi 20, 2, 3

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuwh, keluarga Ibrahim dan keluarga 
'Imran di atas orang-orang di dalam 'alam (3:33). 

Dan (ingatlah) Isma'il, Idris dan DzulKifli, masing-masing termasuk orang yang 
sabar - Kami masukkan mereka itu ke dalam rahmat Kami, sesungguhnya mereka itu 
orang-orang yang salih (21:85,86).

dst



- Original Message - 

From: "Abdul Muiz" 

To: 

Sent: Thursday, April 22, 2010 17:05

Subject: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama 
bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas



tidak semua nabi diberikan kitab, dari 25 nabi yang dikisahkan hanya ada taurat 
kepada Nabi Musa, Zabur kepada nabi Daud, Injil kepada nabi Isa, dan Al qur'an 
kepada Muhammad saw. Selain itu ada suhuf kepada Nabi Ibrahim. Secara verbal, 
wahyu berhenti pada Al qur'an, tetapi yang non verbal, maka wahyu tidak pernah 
berhenti, sebagaimana sifat wajib Allah yaitu maha Mutakalliman, cuma jangan 
merasa karena menerima wahyu lantas Ge eR menjadi nabi.

 # # # # # # 
# # # #

25 orang Nabi 20, 2, 3



Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuwh, keluarga Ibrahim dan keluarga 
'Imran di atas orang-orang di dalam 'alam (3:33). 

Dan (ingatlah) Isma'il, Idris dan DzulKifli, masing-masing termasuk orang yang 
sabar - Kami masukkan mereka itu ke dalam rahmat Kami, sesungguhnya mereka itu 
orang-orang yang salih (21:85,86).

 

Adam disejajarkan derajatnya dengan Nuwh dan keluarga Ibrahim, sedangkan 
Dzulkifli dengan Ismail dan Idris, artinya Adam dan Dzulkifli disejajarkan 
derajatnya dengan para Nabi, sehingga Adam dan Dzulkifli adalah Nabi, walaupun 
dalam Al-Quran tidak disebutkan secara khusus kepada keduanya diberikan kitab. 
Barulah bisa dikatakan Adam dan Dzulkifli tidak mendapatkan kitab dari Allah 
apabila ada ayat yang menegaskan keduanya tidak mendapatkan kitab dari Allah.

 

Adapun mengenai Huwd, Saleh dan Syu'aib dapat kita lihat pada ayat-ayat berikut:

Tatkala berkata Huwd, saudara mereka, tidakkah kamu takut (kepada Allah)? - 
Sesungguhnya aku seorang rasul yang tepercaya untuk kamu (26:124,125) . 

Tatkala berkata Shalih, saudara mereka, tidakkah kamu takut (kepada Allah)? - 
Sesungguhnya aku seorang rasul yang tepercaya untuk kamu (26:142,143) .