Thanks bung Rifki dan rekans yang lain. Saat ini saya sedang menyelesaikan
draft crash program dan semaksimal mungkin menyerap semua aspirasi rekan
rekan yang saya lihat di milis ini. Semua tulisan anda sampai yang paling
akhir mengenai Resimen Teknolgi dlsb. sudah saya kantongi. Dalam minggu
ini
Bung Syafril Yth,
Saya sangsi, hal seperti di Malaysia akan
terjadi disini.
Di negeri kita ini, bukan Business is Business, tapi Business is
Politics and Politics is Business.
Ya, enggak ?? :-)
Wass,
-Original Message-
From: Syafril Hermansyah
Menambah garis bawah saja, apa yang diraba-raba oleh Pak Lurah disini.
Kalau Amerika, selalu membawa teroris, atau yang dituduh teroris ke Amerika
setelah itu tidak ada kabarnya, dan jauh dari transparan, apalagi katanya
Hambali menjawab pertanyaan introgator dengan setengah hati, kenapa harus
Thanks Pak Rifki, menarik sekali tulisannya.
Saya sendiri melihat apa yang anda tulis nggak menggebu-gebu kok, sangat
wajar dan rasional. Adalah sangat logis jika Menwa (khususnya Yon I) bisa
turut berkontribusi pada pengembangan teknologi militer di Indonesia.
Kenapa logis? Karena Menwa kan
WCDS,
Sewaktu melihat upacara 17 Agustus di televisi, saya jadi ingat upacara
Agustusan di ITB jaman-jaman saya dulu. Tugas kita dulu sangat banyak dalam
rangka Agustusan + penerimaan mahasiswa baru. Dalam persiapan upacara, kita
mesti siapkan pasukan kita, menjadi komandan upacara dan melatih
Bapak dan Ibu Yth.
Dalam dua minggu kedepan akan ada surat peringatan bagi seluruh Unit
Kegiatan Mahasiswa yang tidak aktif, termasuk MENWA YON I, untuk
mempertanyakan keberadaannya.
Terimakasih
Tutuka Ariadji
- Original Message -
From: Oetomo Tri Winarno [EMAIL PROTECTED]
To:
Saya mendapat surat dari salah seorang anggota aktif, anggota yon I
yang tersisa, yaitu 4 orang, kuliahnya pada status gawat termasuk
danyon. Kita harus realistis, menyuruh mereka kerjakeras membangun
yon I kembali, termasuk pekerjaan merikrut anggota baru
sebnyak-banyaknya, sama dengan
Pak Rifki,
saya di LPKM ITB bersedia membantu semua kegiatan administratif yang
diinginkan YON I seperti disebutkan. Tetapi, Kembali kemasalah utama: untuk
DIKSAR tidak ada tenaga. Apakah kita tepat akan ngotot melakukan DIKSAR
seperti yang telah lalu? atau kita mengubah dengan cara baru ?
Rekans Rifki dan pak Adji, dinomor berapa anda bisa saya hubungi? Saya
ingin contact untuk diskusi langsung, sehingga crash program yang
direncanakan betul betul feasible dan implementable.. Siang in saya diskusi
draft program dengan mas Priyo dan mas Indra.
Cheers
Susilo Siswoutomo
EMOI - Wisma