[zamanku] The Swiss to ban minarets amplified call to prayer
Banyak poenduduk asli Eropa merasa keki dg umat Islam yg tinggal di tengah2 mereka. Mereka tidak berterima kasih malahan ngelunjak - selalu meminta diistimewakan. Hal yg membuat penduduk kurang senang dg mereka ini ialkah kenyataan bhw pendatang Muslim itu biasanya tidak mempunyai skills yg bisa menghidupi mereka. Jadi banyak di antara mereka yg hidupnya tergantung pd Social Security ato santunan dari Dep. Sosial yg mnrt hukum harus menyediakan tempat tinggal dan income bagi penduduknya. Selain itu banyak kejahatan yg dilakukan oleh kelompok pendatang a.l. dlm pelecehan seksuil dan pemerkosaan. Pemerintah Switzerland mendpt desakan kuat dari sebagian penduduknya yg tidak mau meliat minaret (masjid) di tengah2 mereka dan juga tidak mau diganggu dg panggilan adzan yg di-amplified dg loudspeakers. Di Italy (Utara) banyak penduduk yg bahkan menginginkan agar tidak diperbolehkan didirikannya masjid lagi. Hal ini tentunya bertentangan dg hukum kebebasan beragama yg berlaku di negara2 kafir. Kebebasan yg dimanfaatkan oleh umat Islam to the hilt. Cilakanya negara2 Islami tidak mempunyai hukum yg serupa sehingga mereka meskipun selalu mengharapkan diberi kebebasan melakukan ibadah dan mendirikan masjid, tapi tidak mau memberikan kebebasan kpd umat Kristiani di negara2 Islami tsb. Bagi sebagian besar umat Islam freedom of religion is and tolerance is ONE WAY - yg selalu mereka manfaatkan, tapi mereka belagak pilon dan tidak mau mengakui bhw toleransi adalah a TWO WAY STREET. Kalo keadaan spt ini terus berlangsung mungkin saja negara2 Barat akan memperlakukan umat Islam spt umat Kristiani dierlakukan di sebagian besar negara Islam. Gabriela Rantau Swiss to vote on minaret building ban Swiss nationalists have forced a nationwide referendum on whether to ban the construction of minarets where Muslims issue the call to prayer. By Daily Telegraph reporter Last Updated: 12:44PM BST 09 Jul 2008 [Ulrich Schluer of the Swiss National Party stacks boxes containing a signed petition to ban the building of minarets in Switzerland] A Swiss National Party official stacks boxes containing the controversial petition outside the parliament building in Bern Photo: REUTERS If approved the proposal would clash with Switzerland's constitutionally protected right to freedom of religion. The Interior Ministry said it received a proposal on Tuesday with more than the required 100,000 signatures. It was submitted by members of the nationalist Swiss People's Party and the fringe Federal Democratic Union, who say they are acting to fight the political spread of Islam. They argue that the minaret is a symbol of political and religious claim to power rather than a mere religious sign. People's party lawmaker Walter Wobmann defended the move, saying the authorization for constructing a minaret in Winterthur near Zurich and pending requests in three other Swiss towns have exceeded the limits of many Swiss people's tolerance. Many recognize in this a further step in the creeping Islamization of Switzerland, he said. It's not the first time the People's Party has ignited a provocative campaign. Recently they embarked on an anti-immigrant initiative, complete with posters showing a black sheep being kicked off a Swiss flag and dark hands grabbing at a pile of Swiss passports. Swiss voters last month, however, overwhelmingly rejected their proposal to make it harder for foreigners to gain citizenship. Still, construction of traditional mosques and minarets in European countries has rarely been a trouble-free affair. Sweden, France, Italy, Austria, Greece, Germany and Slovenia are among the countries which have experienced opposition or protests against such projects. In Cologne, Germany, plans to expand the city's Ditib Mosque and complete it with dome and two 54-meter-tall (177-feet-tall) minarets, have triggered an angry response from right-wing groups and the city's Roman Catholic Archbishop. Slovenia's Constitutional Court in 2004 banned a move to hold a referendum on the building of a mosque. Switzerland's unique system of grass roots democracy allows political hard-liners to take the issue further than in other European countries, where constitutional courts or governments have blocked moves against mosques and minarets. Any Swiss citizen who collects 100,000 signatures within 18 months can put a popular initiative to a nationwide vote. No date has been set for the referendum. If it is approved, the Swiss parliament must pass a law enshrining a construction ban in the constitution. Minarets are tall spires typically built next to mosques where religious leaders call the faithful to prayer. There are currently only two minarets in the country, attached to mosques in Zurich and Geneva. Neither is used for calls to prayer. Opponents of a construction ban say it would violate religious freedom. More than 310,000 of Switzerland's 7.5 million people are Muslims, according to the Federal Statistical Office. A United
[zamanku] Sepak Bola Islamiah Membawa Kemenangan !!!
Sepak Bola Islamiah Membawa Kemenangan !!! Dalam Islam diajarkan bagaimana caranya memaksa orang2 kafir dan Yahudi menerima Islam dan menjunjung nabi Muhammad sebagai utusan Allah. Semua cara2nya adalah sama yaitu memaksakan semua yang menolak dengan terror, ancaman, potong kepala, dll. Padahal agama2 lain menyebarkan ajarannya melalui bersaing, yaitu bersaing dalam segala bidang yang tentunya bukan cara2 kekerasan, terror, fitnah, maupun ancaman2. Demikianlah, sama halnya dengan membakar mesjid Islam Ahmadiah dan menjarahi harta benda umat Ahmadiah menjadikan ajaran Islam yang membakar dan menjarah ini Islam yang paling benar. Juga dalam berdiskusi maupun berdebat agama, cara2 yang sama juga digunakan sehingga semua diskusi dan perdebatan bisa dengan mudah dimenangkan yang kesemuanya karena Allah atau karena Ajaran Allah. Tentu, tidak bedanya dalam dunia persepak bolaan, cara2 Islamiah juga harus ditempuh karena sebagai umat Islam tentunya cuma cara2 Islamiah saja yang bisa digunakan, yaitu siapa kuat dia yang menang, siapa yang mayoritas dia yang menang. Kalah 1-0, team Indonesia yang kalah bertarung dikandang sendiri tidak melupakan ajaran Allah melalui Quran. Pelatih Lybia digampari, dan diancam supaya mundur. Akhirnya, dari kalah, team A Indonesia bisa dimenangkan karena team Libya merasa terancam nyawanya dinegara yang seagama dengannya. Sebagai juga sesama Islam, team Libya tahu caranya menghindari ancaman2 seperti ini karena juga sering dilakukan team-nya kalo bertanding dinegeri sendiri. Demikianlah sebagai umat tentunya bangga, inilah Islam ajaran damai, dan sebagai pemain kesebelasan PSSI juga sama bangganya, inilah permainan bola Islamiah yang menggocek bola tanpa melupakan Allah. Kita gaplok pelatih Libya, kalo masih mengadu protes adanya gamparan, kita katakan itu fitnah tak ada bukti2 penggamparan. Ny. Muslim binti Muskitawati.
Re: [zamanku] Re: Teori Evolusi didukung Alquran (?)
Emang ente tahu, kalau yang buat teori itu nggak nyontek dari kreasi yang disebutkan dalam kitab suci? Ente jadi asistennya Darwin ya waktu dia melakukan penelitian? --- On Wed, 8/27/08, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] Subject: [zamanku] Re: Teori Evolusi didukung Alquran (?) To: zamanku@yahoogroups.com Date: Wednesday, August 27, 2008, 3:12 AM wirajhana eka [EMAIL PROTECTED] .. wrote: Kalau di lihat di AQ, koq Saya malah setuju dengan HMNA bahwa tidak ada dikotomi evolutionist vs creationist Lembaga Ilmu Pengetahuan Seluruh dunia berpusat di Amerika, Perancis, dan Inggris menyatakan bahwa Creationist bukan teori tetapi agama. Lembaga Ilmu Pengetahuan dengan tegas jelas melarang pengajaran Creationist disemua sekolah publik, sebaliknya teori evolusi wajib diajarkan disemua sekolah public. Alasannya Creationist hanyalah bagian dari keimanan Kristen, sedangkan teori evolusi merupakan hasil karya besar dibidang penelitian yang bahkan telah memenangkan hadiah Nobel. Teori evolusi merupakan landasan berkembangnya berbagai ilmu pengetahuan yang memungkinkan perhitungan umur semesta alam ini atau juga umur masing2 planetnya. Ny. Muslim binti Muskitawati.
[zamanku] Re: Bimbingan Study Quran Intensif Ramadhan
Iklan2 agama tidak seharusnya menggunakan mailing list, hal ini sangat unethical dan amoral, karena seharusnya setiap umat beragama tidak memprovokasi kepercayaan orang lain dengan propaganda2 seperti ini karena mailing list bertujuan kepentingan umum yang tidak mengadopsi kepentingan kelompok manapun juga untuk memecah belah. Ny. Muslim binti Muskitawati. --- In zamanku@yahoogroups.com, Humas Yisc Al Azhar [EMAIL PROTECTED] wrote: *YISC AL AZHAR YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB* * = = * *Bismillahirrahmanir rahim* *Assalamualaikum wr.wb * Dalam rangka mengisi bulan suci Ramadhan, Divisi Rohani CRCM (Cahaya Ramadhan Cahaya Masjid) Yisc Al Azhar mengajak sahabat-sabahat semuanya untuk sama-sama belajar membaca Al Qur'an ada 2 pilihan kelas yang bisa diikuti 1. *Kelas Iqra* -- Baru belajar membaca Al Qur'an 2. *Kelas Al Qur'an* -- Belajar membaca Al Qur'an sesuai hukum bacaan dan mengkualitaskan bacaan Al Qur'an Hari : Sabtu - Ahad Tgl: : 6, 7, 13, 14, 20,21 dan 27 September 2008 * (7x pertemuan)* Waktu : - Sabtu, pkl 13:00 - 15:00 - Ahad, pkl 10:00 - 12:00 Tempat : Aula Buya Hamka Kompleks Masjid Agung Al Azhar Infaq : Rp. 30:000 (Civitas Yisc angkatan Dasar Lanjutan) Rp. 50.000 (Umum dan Civitas Yisc Lainnya) *Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya. * *Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.* Informasi lebih lanjut hubungi : - Yonie 021 9960 2757 - Halimah 0856 992 7779 / 021 8528 7779 - Sekretariat021 724 7444 Langsung datang dan registrasi yuuukkk *wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh* *HUMAS YISC* * = = = = ===* *Sekretariat : Komplek Masjid Agung Al Azhar* *Jl.Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan* *Telp/Fax : 021-7247444, website: http://www.yisc-alazhar.or.id/http://or.id/ *
[zamanku] Ekonomi-Ekologi Politik Jawa : Dari Daendels ke Susilo Bambang Yudhoyono
200 Tahun Anjer Panarukan (Kompilasi Final Artikel Kompas) Dari Jalan Raya Pos Ke Jalan Tol Trans-Jawa Laporan Ekspedisi Kompas 200 Tahun Anjer-Panarukan menurut saya sangat baik untuk membaca kembali perjalanan bangsa ini. Apakah watak kolonial masih melekat dalam perekonomian negeri ini? Apakah penghisapan dan kesenjangan masih menjadi karakter perekonomian negeri ini? Apakah Jalan Pemodal-Penguasa Anjer-Panarukan yang dibangun dengan darah ribuan orang, adalah watak politik kekuasaan atau jalan yang terus dipelihara dan dibangun hingga hari ini? Bagaimana motif dan implikasi ekonomi politik dan ekologi politiknya? Sebuah bacaan penting untuk kaum muda, akademisi, aktifis sosial, hingga politisi dan masyarakat luas umumny untuk merefleksikan kembali 100 tahun kebangkitan nasional, 63 tahun proklamasi dan 10 tahun 'reformasi' salam andreas iswinarto untuk mengikuti 40 artikel berupa berita terkait soal ini silah klik http://ruangasadirumahkata.blogspot.com/2008/08/ekonomi-dan-ekologi-politik-jawa-dari_29.html Ekspedisi Daendels, Belajar dari Sejarah Sebuah Jalan Kamis, 14 Agustus 2008 | 06:22 WIB Indonesia adalah negeri budak. Budak di antara bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain. -Pramoedya Ananta Toer, dalam Novel Jalan Raya Pos, Jalan Daendels- __ 5 Januari 1808. Maarschalk Herman Willem Daendels menjejakkan kakinya di Anyer, Banten. Ini adalah hari pertamanya di Pulau Jawa setelah perjalanan jauh melintas samudra dari negeri Belanda. Tidak ringan misi yang diembannya di negeri jajahan ini. Raja Belanda Louis (Lodewijk) Napoleon, saudara Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte, mengangkatnya menjadi Gubernur Jenderal di Jawa menggantikan Albertus Wiese. Tugas utama Gubernur Jenderal Daendels adalah menyelamatkan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Jawa adalah satu-satunya daerah koloni Belanda-Perancis yang belum jatuh ke tangan Inggris setelah Isle de France dan Mauritius jatuh pada tahun 1807. Beberapa kali armada Inggris terlihat di perairan utara Laut Jawa, dekat Batavia. Delapan tahun lalu, tepatnya tahun 1800, armada Inggris berhasil memblokade Batavia dan menghancurkan galangan kapal Belanda di Pulau Onrust. Belum lama, dua tahun lalu, tahun 1806, armada Inggris muncul di Gresik. Kegentingan politik mewarnai kedatangan Daendels hari itu. Gubernur Jenderal baru ini bergerak cepat. Ia sadar betul, kekuatan Perancis-Belanda di Jawa tidak akan mampu menghadapi armada Inggris. Ia pun merestrukturisasi kekuatan militernya. Orang-orang pribumi direkrutnya menjadi tentara. Ia membangun sejumlah rumah sakit dan tangsi-tangsi militer baru. Di Surabaya ia mendirikan Benteng Lodewijk dan membangun sebuah pabrik senjata. Di Semarang ia membangun pabrik meriam. Sementara, sekolah militer ia dirikan di Batavia. Namun, lebih dari semua itu, proyek utamanya demi mempertahankan Jawa adalah membangun jalan raya sepanjang lebih kurang 1.000 kilometer yang menghubungkan ujung barat dan ujung timur Pulau Jawa, menghubungkan Anyer hingga Panarukan. Tujuannya satu agar mobilisasi perang dapat berjalan cepat. Hanya dengan jalur darat yang bagus mobilisasi pasukan untuk mempertahankan Jawa akan lebih mudah dilaksanakan. Inilah Jalan Raya Pos (Groote Postweg, The Great Post Road). *** Era kekuasaan Daendels di Pulau Jawa yang hanya tiga tahun (1808-1811) merupakan salah satu titik kelam sejarah bangsa ini. Pramoedya Ananta Toer, dalam novelnya Jalan Raya Pos, Jalan Daendels, mengabadikan masa-masa pahit itu. Dengan getir ia menulis, ”Indonesia adalah negeri budak. Budak di antara bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain”. Sejarah mencatat, lebih dari 12.000 jiwa tewas akibat kerja paksa membangun jalan ini. Namun siapa nyana, di balik hitamnya sejarah masa lalu, Daendels sesungguhnya meletakkan dasar bagi perkembangan tata ruang kota dan hubungan antarkota di Jawa sejak awal abad XIX hingga kini. Jalan raya itu kini menjadi urat nadi transportasi di Jawa. Pembangunan Jalan Raya Pos juga telah mengubah wajah perkotaan di Jawa. Kehidupan ekonomi di kota-kota yang dilewati jalur Jalan Raya Pos berkembang pesat. Satu kota mati, kota lain tumbuh. Begitu terus sepanjang waktu. Selama 200 tahun (1808-2008) jalan raya itu menjadi saksi bisu hidup dan matinya kota-kota di Pulau Jawa. Mengenang 200 tahun Jalan Raya Pos, Kompas akan melakukan ekspedisi, menyusuri kembali jalan itu dari Anyer hingga Panarukan. Perjalanan akan berlangsung dari tanggal 16 hingga 25 Agustus nanti. Rute yang akan ditempuh adalah Anyer-Serang-Tangerang-Jakarta-Depok-Bogor-Cipanas-Cianjur-Bandung-Cileunyi-Sumedang-Palimanan-Cirebon-Losari-Brebes-Tegal-Pekalongan-Batang-Semarang-Demak-Kudus-Pati-Rembang-Lasem-Tuban-Gresik-Surabaya-Waru-Sidoarjo-Pasuruan-Probolinggo-Panarukan. Napak tilas yang mengambil tema ”200 Tahun Anjer-Panaroekan: Jalan (untuk) Perubahan” ini ingin memotret perkembangan yang terjadi di sepanjang Jalan Raya Pos. Kompas juga ingin menggali pelajaran
[zamanku] FPI dan Epicurus
FPI mengaku bertuhan dan membela kebenaran agamanya, tapi tindak-tanduknya amat beringas seolah mereka diajari agamanya untuk berbuat seperti itu. Munculnya FPI membuat jengah sebagian besar bangsa Indonesia yang masih berpikiran waras. Ajaran Islam jadi buruk dan terpuruk karena ulah FPI dan tindak-tanduk kelompok fundies lainnya. Apakah FPI sengaja dibentuk untuk memerosotkan citra Islam di tengah masyarakat? Ataukah mereka cuma kelompok preman yang berkedokkan agama? Eksistensi Tuhan dan perilaku umat beragama selalu dipertanyakan sepanjang masa. Berikut argumen klasik Epicurus pada 341-270 SM: ...Atau Tuhan mau menghapuskan keburukan, tetapi tidak mampu. Atau sebenarnya ia mampu, tetapi tidak mau. Atau ia tidak mampu dan tidak mau. Jikalau ia mau, tetapi tidak mampu, ia lemah Jikalau ia mampu, tetapi tidak mau, dia jahat Tetapi, jikalau Tuhan mampu dan mau menghapuskan kejahatan, ... lantas bagaimana kejahatan ada di dunia? (Lee Strobel, The Case for Faith, Zondervan, 2000:25. bdk. Teodice. 2006:230).
[zamanku] Re: Terjemahan Keliru: Menentukan Awal Ramadhan
dadearinto [EMAIL PROTECTED] wrote: Terjemahan Keliru: Menentukan Awal Ramadhan Agama itu sekedar kepercayaan, jadi tidak dikenal istilah keliru atau tidak keliru karena tidak ada satupun agama didunia yang merupakan kenyataan yang real semuanya bersifat abstract, semuanya bersifat angan2, dan semuanya sekedar pecaya. Bagaimana mungkin untuk angan2 anda bisa memastikan keliru atau tidak? Stupid bukan? Kalo kalo kaki kanan memakai sepatu kiri, tentunya bisa dipastikan keliru karena tidak bisa masuk atau bila dipaksa akan terasa tidak nyaman. Lain halnya urusan agama, apapun yang mau anda terjemahkan itu cuma suka2 saja, cuma kepercayaan saja, tidak bisa dipaksa, tidak bisa dianggap benar atau salah. Ny. Muslim binti Muskitawati.
[zamanku] Teka-teki: Kapan puasa dimulai?
Pemerintah Akan Tetapkan Awal Ramadhan 1429 H Pada Sidang Itsbat Jakarta, 15/8 (Pinmas) -- Pemerintah akan menetapkan awal bulan suci Ramadhan 1429 Hijriyah setelah keputusan sidang itsbat yang akan diselenggarakan 31 Agustus mendatang, demikian disampaikan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Prof Dr Nasaruddin Umar di Jakarta. Tahun ini kemungkinan besar umat Islam di Indonesia awal puasanya sama, kata Nasaruddin kepada wartawan disela pembukaan pemilihan keluarga sakinah dan kepala KUA teladan dan Rakernas Badan Penasehatan Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4) di Jakarta, Kamis malam (14/8) Sidang itsbat yang digelar di Departemen Agama akan diikuti anggota Badan Hisab dan Rukyat, pimpinan ormas-ormas Islam, dan sidang tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Agama. Dirjen mengatakan, ketinggian hilal saat di tanah air saat pengamatan pada akhir bulan Syaban mencapai angka 3 derajat diatas ufuk, di bagian barat. Sedangkan di bagian timur 5 derajat diatas ufuk. Kemungkinan bisa dirukyat, kata Dirjen seraya berharap pada saat pengamatan nanti langit di tanah air dalam kondisi yang cerah. Tapi kalau cuaca mendung bisa mengundang masalah, sebab bisa terhalang. Kalau cerah dengan mata telanjang saja terlihat, ujarnya. Menanggapi keputusan salah satu ormas Islam yang menetapkan bahwa awal Ramadhan melalui perhitungan hisab hakiki wujudul hilal jatuh pada 1 September, Nasaruddin menghargai keputusan itu. Namun demikian menurut dia, keputusan yang mengikat bagi masyarakat muslim di Indonesia tetap dilakukan setelah sidang itsbat oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Agama. Menurutnya, fiqh telah mengatur persoalan yang bersifat kemasyarakatan perlu dan dibenarkan adanya campur tangan pemerintah (ulil amr) untuk mencapai kemaslahatan umum. Oleh sebab itu, persoalan penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah dipandang perlu adanya campur tangan pemerintah. (ks) Diupload oleh TS (-) dalam kategori Umum pada tanggal 15-08-2008 14:27 source : http://www.depag.go.id/index.php?a=detilberitaid=2019
[zamanku] Betulkah Borobudur dibangun oleh jin?
Salah satu situs yang mengatakan borobudur itu dibangun bersamaan dengan jin. http://yasdinulhuda.files.wordpress.com/2007/08/borobudur2.ppt
[zamanku] Re: Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata....
Memang organisator PKI itu militan,lihat tuh Muskitawati itu dulu th 65 CGMI makane militan kan? Terus dia diuber uber mBah harta,jadi saya pastikan dia sangat benci mBah harta. Jangan ada yang ngatain pemerintah membantai PKI itu keliru,sebab kalau mBah Harta tidak membantai PKI,justru dialah yang akan dibantai duluan. Saat G-30-S meletus saya masih di Klaten.Saat tsb banyak punggowo desa di Cawas Klaten yang dibunuh PKI.Korbannya yo jelas wong nas dan wong Islam. Jadi saya tdk menyesal bahwa dulu ada 5000 PKI yang dibantai,kalau tdk justru saya yang bakal dibasmi duluan sebab penghalang PKI itu Angkatan darat dan Islam. Shalom, Tawangalun. - In zamanku@yahoogroups.com, mediacare [EMAIL PROTECTED] wrote: Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata Rabu, 19-03-2008 14:00:19 oleh: Ida Puji Kanal: Opini Masih ingatkah anda tentang pelajaran sejarah mengenai G30/S PKI? Dulu ketika masih bersekolah tiap tanggal 30 September murid-murid diajak pergi ke gedung bioskop menonton film pemberontakan G30/S PKI. Dan tiap keluar dari sana saya selalu merinding. Kejam sekali para pemberontak itu ya? PKI itu tak bermoral, mereka atheis, begitu seringkali guru sejarah (masa itu) memberikan penjelasan. Iya percaya lah, orang dari filmnya juga begitu. Anggapan seperti itu telah berada di kepala saya sampai saya duduk di bangku kuliah. Baru ketika Orde Baru tumbang muncul wacana-wacana baru berkaitan dengan peristiwa tersebut. Tapi jujur saat itu saya masih sering dibuat bingung karenanya. Bulan november tahun lalu saya dan rekan berkunjung ke sebuah desa, Lanjaran namanya. Desa tersebut terletak di kecamatan Musuk kabupaten Boyolali, letaknya di lereng gunung Merapi. Ketika peristiwa 65 terjadi, kawasan tersebut merupakan basis PKI. Setiap lapan (35 hari) di desa itu diadakan sebuah pertemuan ibu-ibu yang bernama Wiji Asih. Di sana selain ada kegiatan untuk memajukan peran wanita, mereka saling membagikan pengalaman sehubungan dengan tragedi yang mereka alami. Sebagian kecil dari ibu-ibu yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah mereka yang terlibat langsung dan sebagian besarnya adalah anak cucu mereka yang ketika itu masih kecil -dan bahkan ada yang belum lahir- namun sampai sekarang masih menanggung beban. Anak cucu anggota PKI sampai sekarang masih belum sepenuhnya dapat dipulihkan hak-haknya. Belum lagi mereka harus menanggung stigma negatif dari masyarakat masyarakat akibat peristiwa yang mereka sendiripun tidak pernah mengerti apa itu. Satu yang membuat saya tercengang ketika berkenalan dengan salah satu pendiri Wiji Asih. Seorang wanita berumur 86 tahun, Sutiyem namanya sering dipanggil Mbah Suti. Ketika tragedi tersebut terjadi Mbah Suti sempat ditangkap akibat kegiatannya di Gerwani. Sempat terbayangkan, selama ini yang terpatri di benak saya bahwa Gerwani beranggotakan wanita-wanita tak bermoral yang ikut menganiaya para jenderal serta melakukan serangkaian tindakan asusila. Tapi kok yang saya hadapi??? Belum 10 menit mendengarkan obrolannya saya langsung bisa mengatakan bahwa beliau adalah seorang wanita yang sangat cerdas. Dalam usia lanjut tersebut pemikiran beliau masih tetap tajam. Analisa-analisanya berkaitan dengan kegiatan demokrasi di masa sekarang masih sangat brilian. Mbah Suti mengaku mengenal Gerwis (Gerakan Wanita Indonesia Sedar, organisasi yang melatarbelakangi terbentuknya Gerwani) ketika menjalankan profesinya sebagai penjual sirih di pasar. Latar belakang keikutsertaannya dalam gerakan wanita tersebut adalah untuk menggugat keberadaan poligami. Saat itu mbah Suti adalah istri ketiga. Seperti halnya keadan wanita-wanita lain pada masa itu yang hanya dianggap sebagai second class, poligami sangat merugikan wanita. Banyak wanita yang setelah dijadikan istri kesekian ditinggalkan begitu saja oleh suaminya padahal telah ada anak-anak yang lahir dari perkawinan tersebut. Gerwis berdiri pada tahun 1950 dan dua tahun kemudian didirikan cabang Musuk dengan Mbah Suti sebagai ketua. Pada tahun 1954 Gerwis berganti nama menjadi Gerwani. Keberadaan Gerwis Lanjaran yang merupakan anak cabang meluas. Banyak wanita yang ikut karena mulai sadar untuk diajak lebih maju. Salah satu kegiatan Gerwis yang mencolok adalah edukasi terhadap para wanita. Saat itu akses wanita untuk mengenyam bangku sekolah sangatlah minim. Prioritas utama pendidikan adalah untuk laki-laki.Selain pendidikan Gerwis juga memiliki peran besar dalam aksi sosialnya berkaitan dengan meletusnya Gunung Merapi pada tahun 1954. Kegiatan Gerwani di Lanjaran sampai tahun awal tahun 1965 berjalan lancar. Namun ketika meletus peristiwa 65 keadaannya menjadi kacau balau. Desa Lanjaran yang dikenal merupakan basis kegiatan anggota PKI seperti BTI, Gerwani dan Lekra mulai terusik. Beberapa orang yang dikenal sebagai tokoh utama ditangkap aparat. Dari 19 orang yang tertangkap mbah Suti adalah satu-satunya perempuan. Setelah mendapat berbagai perlakuan buruk -salah satunya pelecehan seksual
[zamanku] David Duchovny, bintang X-Files, kecanduan seks
David Duchovny has entered a rehabilitation center for sex addiction, The Associated Press reported. “I ask for respect and privacy for my wife and children as we deal with this situation as a family.” Tidakkah sebaiknya David Duchovny berpoligami saja? salam, bhirawa_m penganut buddhisme PS: Lihat juga The X-Files: I Want to Believe
[zamanku] Semua Penciptaan Tidak Harus Punya Tujuan
Semua Penciptaan Tidak Harus Punya Tujuan Menciptakan sesuatu tentu harus ada planning, dan planning itu mencakup prosesnya dan setiap proses itu ada tujuannya. Namun tujuannya itu tidaklah selalu berguna, kadang kala tidak berguna sama sekali bahkan tidak jarang hasil ciptaan itu justru merusak proses yang berlangsung dan hal ini bisa anda saksikan cara kerja catalyst sebagai catalisator yang bisa menghambat bahkan menghentikan proses yang berlangsung. Demikianlah, meskipun proses penciptaan itu tidak punya tujuan dan tidak direncanakan, namun ada kalanya bisa jadi berguna untuk tujuan yang diingini dalam proses lainnya. Misalnya saja, jamur pembusuk yang tidak ada gunanya justru merusak makanan, ternyata bisa dimanfaatkan untuk menciptakan tempe, menciptakan alkohol melalui fermentasinya dll. Padahal sipencipta jamur pembusuk ini belum tentu punya tujuan yang sama, namun kita sajalah yang memanfaatkan menjadi tujuan yang kita ingini. leonardo rimba [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengapa dan apa tujuan manusia dihadirkan di bumi ini, that's your question. Jawabannya itu RELATIF, Semua manusia berusaha menjawabnya, dan setiap jawaban yang diberikan itu VALID. Tidak ada jawaban yang valid, karena setiap jawaban yang valid tentunya harus bisa divalidasi. kalo tidak bisa divalidasi, darimana datangnya anggapat bahwa jawaban itu valid??? Tujuan dari keberadaan manusia sebenarnya tergantung kemauan penciptanya. Contohnya, jago sepak bola menciptakan banyak anak2 agar bisa membuat kesebelasan. Jago voley-ball menciptakan banyak anak2 untuk membuat team voley. Pencipta itu tidak harus Tuhan, tidak harus Allah, siapapun bisa menjadi pencipta asal mampu menciptakan. Pencipta itu ada banyak, misalnya pencipta matahari berbeda dari pencipta mars, dan berbeda dari pencipta bumi ini, karena masing2 pencipta merupakan proses yang terpisah yang kadang2 perjalanannya bisa terkait dengan hukum sebab dan akibat, meskipun tidak selalu harus ada sebab dan akibat. Apapun yang anda ciptakan, tujuannya cuma anda sendiri yang tahu, contohnya pencipta mobil menyatakan bahwa dia menciptakan mobil untuk mempermudah masyarakat seluruh dunia untuk mempercepat perjalanannya, padahal dia menciptakan mobil untuk dijual sehingga menjadi kaya raya. Namun hal itu tidak mengapa, karena antara pencipta dan pemakai tidak selalu harus punya tujuan yang sama. Janganlah sekalipun menganggap atau mempercayai bahwa Tuhan atau Allah adalah sang pencipta, karena kalo ada anggapan seperti itu maka lahir pertanyaan baru bahwa siapakah yang menciptakan Tuhan atau Allah tsb. Keberadaan manusia dan alam semesta bukan sebab akibat penciptaan melainkan merupakan perjalanan circulus yang tiada permulaan dan tiada akhirnya, atau bisa diciptakan permulaannya dan juga bisa ditentukan akhirnya dan kesemuanya ini kembali tergantung aplikasinya. Kesemuanya ini bisa dijelaskan dengan memperlihatkan gambaran gelombang radio atau gelombang signal lainnya baik berbentuk sinus maupun cosinus. Untuk membedakan gelombang sinus dan cosinus hanyalah dari titik permulaan yang anda tentukan sendiri. Demikianlah gelombang yang anda lihat itu sebenarnya tiada titik permulaan dan tidak ada titik akhir. Namun untuk tujuan tertentu, misalnya untuk perhitungan dan pengukuran gelombang, maka harus ditetapkan titik permulaan atau titik akhirnya. Ny. Muslim binti Muskitawati.
[zamanku] Re: Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata....
Jadi saya tdk menyesal bahwa dulu ada 5000 PKI yang dibantai, kalau tdk justru saya yang bakal dibasmi duluan sebab penghalang PKI itu Angkatan darat dan Islam. Ini pengakuan jujur yang perlu dikumpulkan bahwa yang membunuh orang PKI setelah G-30-S adalah Islam, jumlahnya saja yang perlu dikoreksi karena menurut berita bisa sampai 3 juta orang. Salam Damai dari Kalsel --- In zamanku@yahoogroups.com, tawangalun [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang organisator PKI itu militan,lihat tuh Muskitawati itu dulu th 65 CGMI makane militan kan? Terus dia diuber uber mBah harta,jadi saya pastikan dia sangat benci mBah harta. Jangan ada yang ngatain pemerintah membantai PKI itu keliru,sebab kalau mBah Harta tidak membantai PKI,justru dialah yang akan dibantai duluan. Saat G-30-S meletus saya masih di Klaten.Saat tsb banyak punggowo desa di Cawas Klaten yang dibunuh PKI.Korbannya yo jelas wong nas dan wong Islam. Jadi saya tdk menyesal bahwa dulu ada 5000 PKI yang dibantai,kalau tdk justru saya yang bakal dibasmi duluan sebab penghalang PKI itu Angkatan darat dan Islam. Shalom, Tawangalun. - In zamanku@yahoogroups.com, mediacare mediacare@ wrote: Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata Rabu, 19-03-2008 14:00:19 oleh: Ida Puji Kanal: Opini Masih ingatkah anda tentang pelajaran sejarah mengenai G30/S PKI? Dulu ketika masih bersekolah tiap tanggal 30 September murid-murid diajak pergi ke gedung bioskop menonton film pemberontakan G30/S PKI. Dan tiap keluar dari sana saya selalu merinding. Kejam sekali para pemberontak itu ya? PKI itu tak bermoral, mereka atheis, begitu seringkali guru sejarah (masa itu) memberikan penjelasan. Iya percaya lah, orang dari filmnya juga begitu. Anggapan seperti itu telah berada di kepala saya sampai saya duduk di bangku kuliah. Baru ketika Orde Baru tumbang muncul wacana-wacana baru berkaitan dengan peristiwa tersebut. Tapi jujur saat itu saya masih sering dibuat bingung karenanya. Bulan november tahun lalu saya dan rekan berkunjung ke sebuah desa, Lanjaran namanya. Desa tersebut terletak di kecamatan Musuk kabupaten Boyolali, letaknya di lereng gunung Merapi. Ketika peristiwa 65 terjadi, kawasan tersebut merupakan basis PKI. Setiap lapan (35 hari) di desa itu diadakan sebuah pertemuan ibu-ibu yang bernama Wiji Asih. Di sana selain ada kegiatan untuk memajukan peran wanita, mereka saling membagikan pengalaman sehubungan dengan tragedi yang mereka alami. Sebagian kecil dari ibu-ibu yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah mereka yang terlibat langsung dan sebagian besarnya adalah anak cucu mereka yang ketika itu masih kecil -dan bahkan ada yang belum lahir- namun sampai sekarang masih menanggung beban. Anak cucu anggota PKI sampai sekarang masih belum sepenuhnya dapat dipulihkan hak-haknya. Belum lagi mereka harus menanggung stigma negatif dari masyarakat masyarakat akibat peristiwa yang mereka sendiripun tidak pernah mengerti apa itu. Satu yang membuat saya tercengang ketika berkenalan dengan salah satu pendiri Wiji Asih. Seorang wanita berumur 86 tahun, Sutiyem namanya sering dipanggil Mbah Suti. Ketika tragedi tersebut terjadi Mbah Suti sempat ditangkap akibat kegiatannya di Gerwani. Sempat terbayangkan, selama ini yang terpatri di benak saya bahwa Gerwani beranggotakan wanita-wanita tak bermoral yang ikut menganiaya para jenderal serta melakukan serangkaian tindakan asusila. Tapi kok yang saya hadapi??? Belum 10 menit mendengarkan obrolannya saya langsung bisa mengatakan bahwa beliau adalah seorang wanita yang sangat cerdas. Dalam usia lanjut tersebut pemikiran beliau masih tetap tajam. Analisa-analisanya berkaitan dengan kegiatan demokrasi di masa sekarang masih sangat brilian. Mbah Suti mengaku mengenal Gerwis (Gerakan Wanita Indonesia Sedar, organisasi yang melatarbelakangi terbentuknya Gerwani) ketika menjalankan profesinya sebagai penjual sirih di pasar. Latar belakang keikutsertaannya dalam gerakan wanita tersebut adalah untuk menggugat keberadaan poligami. Saat itu mbah Suti adalah istri ketiga. Seperti halnya keadan wanita-wanita lain pada masa itu yang hanya dianggap sebagai second class, poligami sangat merugikan wanita. Banyak wanita yang setelah dijadikan istri kesekian ditinggalkan begitu saja oleh suaminya padahal telah ada anak-anak yang lahir dari perkawinan tersebut. Gerwis berdiri pada tahun 1950 dan dua tahun kemudian didirikan cabang Musuk dengan Mbah Suti sebagai ketua. Pada tahun 1954 Gerwis berganti nama menjadi Gerwani. Keberadaan Gerwis Lanjaran yang merupakan anak cabang meluas. Banyak wanita yang ikut karena mulai sadar untuk diajak lebih maju. Salah satu kegiatan Gerwis yang mencolok adalah edukasi terhadap para wanita. Saat itu akses wanita untuk mengenyam bangku sekolah sangatlah minim. Prioritas utama pendidikan adalah untuk laki-laki.Selain pendidikan Gerwis juga memiliki peran besar dalam aksi sosialnya berkaitan dengan
[zamanku] Suara Kekuasaan Mengancam Suara Dialog
Suara Kekuasaan Mengancam Suara Dialog Sharunas Paunksnis Kaunas, Lithuania - Mereka selalu datang malam hari, demikianlah kata George Orwell. Kau terbangun dan melihat orang-orang mengepung ranjangmu sembari menyorotkan senter. Citraan ini selalu muncul kembali selama masa-masa tegang dan penuh kecurigaan di seluruh dunia - agen-agen rahasia anonim menyapu orang-orang tak berwasangka, karena gaya mereka atau penolakan mereka untuk menyesuaikan diri. Bagi banyak orang, citraan ini membayangi kontroversi seputar penangkapan seorang perempuan pakistan bernama Aafia Siddiqui di Afghanistan pada bulan Juli dan penampilannya di pengadilan pada 5 Agustus di New York. Ia didakwa dengan percobaan pembunuhan terhadap penyelidik Amerika saat dipenjara di Afghanistan tempat ia, seperti kata orang, ditahan karena bertindak mencurigakan dan membawa benda-benda yang dicurigai sebagai bahan pembuat bom, petunjuk dan panduan tengara-tengara New York di tas tangannya. Siddiqui didaftar oleh Amerika Serikat pada tahun 2004, sebagai salah satu dari tujuh orang yang terkait dengan al Qaeda dan dikhawatirkan sedang merancang sebuah serangan, hilang bersama tiga anaknya yang masih kecil-kecil di Karachi pada tahun 2003, dan muncul kembali secara mencurigakan lima tahun kemudian di New York dengan tatapan kosong seorang tahanan kamp konsentrasi di wajahnya. Apa yang terjadi pada Siddiqui dan anak-anaknya selama lima tahun itu tetaplah sebuah misteri. Fausia, adiknya, menduga keras ia telah diculik dan dijebloskan ke penjara rahasia di Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat menyangkal semua itu, meskipun banyak orang Pakistan yang percaya bahwa ia diculik dan menghabiskan masa lima tahun itu di sebuah penjara rahasia bagi militan Muslim di Afghanistan, sebelum dipindahkan ke Amerika Serikat untuk didakwa. Spekulasi seputar kasus ini mengingatkan saya akan sebuah film Pakistan dewasa ini, Khuda Kay Liye (Atas Nama Tuhan), yang disutradarai oleh Shoaib Mansoor. Tokoh protagonisnya, Mansoor, dijebloskan di penjara Orwellian, mengikuti peristiwa 11/9. Karakternya dapat dipandang sebagai sebuah model bagi Muslim kontemporer atau seorang korban dari sistem. Ia ditahan secara tak sah, ditanyai berulang kali oleh otoritas AS (Apa hubunganmu dengan Osama?) dan disiksa - alusi yang gamblang dari kamp tahanan Guantanamo Bay. Film itu merefleksikan ketakutan-ketakutan umum yang ada di dunia saat ini - ketakutan akan antara (other) yang jahat - buat siapa nama dan warna kulit seseorang cukup sudah untuk menuduhnya atas konspirasi melawan dunia bebas. Mansoor merepresentasikan absurditas miskomunikasi antara masyarakat Muslim dan Barat, yang dibakar oleh pembedaan Huntingtonian terhadap dunia ke dalam kelompok-kelompok yang tak berusaha saling berkomunikasi dan memahami, namun justru berkonfrontasi satu sama lain, sehingga memperlebar jurang antara bangsa dan rakyat, sesuatu yang dipaksakan keberadaannya padahal sesungguhnya tidak ada. Khuda Kay Liye menunjukkan bahwa insiden-insiden itu membuat prospek-prospek pemahaman mutual dipertanyakan dan menekankan perbedaan antara kita dan mereka. Tak heran jika banyak orang percaya bahwa Islam sedang diserang. Tak lama setelah sukses besar film ini di Pakistan, Aafia Siddiqui pun muncul di depan publik. Seringkali, dalam persoalan semacam ini, kebenaran dan keadilan hilang di rimba politik dan hukum dari agenda-agenda konflik. Kita mungkin tak pernah tahu kebenaran perihal Aafia, namun citraan ibu tiga anak yang kekurangan makanan bergizi dan rusak akan tetap hidup di antara simbol-simbol yang digunakan untuk memperkuat sebuah citraan akan penindasan. Mengapa kita, ahli waris kebrutalan abad lalu, tak dapat belajar dari perang, konflik, dan penderitaan diri kita sendiri dan generasi lalu? Kita musti menyadari bahwa kontroversi, spekulasi, dan bukti-bukti tak mencukupi seputar kasus Siddiqui, hanyalah tipe hal-hal yang menjauhkan kita dari harapan akan pemahaman yang mutual. Berapa banyak kisah-kisah seperti ini akan kita saksikan sebelum kita berpihak dan menuntut cara yang lebih baik dalam melakukan segala sesuatu? Entah Siddiqui benar telah dikurung dalam sebuah penjara rahasia di Afghanistan dan terdapat kebenaran untuk mendakwanya, atau tidak, peristiwa-peristiwa saat ini terjadi karena hilangnya kepercayaan pada Amerika Serikat dan umat Muslim di dunia. Kita berhadapan dengan dilema etis. Abu Ghraib. Guantanamo Bay. Penangkapan tiba-tiba dan hilangnya seseorang secara misterius. Penampilan aneh. Semua ini bukanlah garis-garis plot fiksi. Akankah inisiatif-inisiatif ini, yang dilaksanakan atas nama keamanan, mampu menciptakan dunia yang lebih baik, atau akan mendorong pembelahannya yang tak dapat diobati, memperbesar kemarahan dan kecurigaan kita? Semua itu ada di tangan kita. Akankah kita berdiam diri saja menghadapi proses-proses yang akan membelah dunia kita dan mendukung argumen konflik global identitas?
[zamanku] Bali Benteng Penyembah Berhala Terbesar dan Terakhir !!!
Bali Benteng Penyembah Berhala Terbesar dan Terakhir !!! Bali merupakan batu sandung yang akan mampu menghentikan penyebaran Syariah Islam di Indonesia wilayah Timur. Meskipun jarang diberitakan, ribuan terorist Jihad Islam berhasil dilumpuhkan baik oleh masyarakat, maupun oleh aparat yang berwajib diwilayah Indonesia bagian Timur terutama Bali. Memang bukanlah rahasia lagi bahwa Bali memang merupakan target utama gerakan teror Jihad Islam dalam melakukan operasinya untuk menjagal se-banyak2nya orang Bali dipulaunya sendiri. Berbagai document2 yang berhasil disita aparat menunjukkan aktivitas terorist jihad Islam yang sangat tinggi di Bali. Meskipun penjagaan dilakukan sangat ketat, namun tak bisa dihindarkan bahwa Bali tiga kali berhasil diluluh lantakkan oleh gerombolan terorist Jihad Islam ini yang datangnya dari Jawa. Sumber utama gerakan terorist Jihad Islam ini juga bukan rahasia lagi yaitu MUI sendiri yang memberi supply dan perlindungan hukum kepada para pelaku terorist Jihad Islam ini. MUI mendesak DepAg agar menyediakan dana se-banyak2nya untuk membangun mesjid2 disetiap kelurahan di Bali. Setiap sekolah diwajibkan mengajarkan agama Islam meskipun kadang2 tidak ada murid2 yang beraama Islam. Sekolah2 dilarang untuk mengajarkan agama Hindu. Pemerintah RI mengabaikan kebutuhan Rakyat Bali akan tempat ibadah, pemerintah bukan mendrop kebutuhan Bali tetapi mendrop terorist untuk memaksa rakyat Bali memeluk agama Islam. Namun dunia, seperti Jepang, Amerika, Inggris, India, China, Thailand dll tentu akan memberi bantuan kepada rakyat Bali apabila perang agama pecah. Seluruh dunia yang bukan Islam akan menyelamatkan Bali. Ny. Muslim binti Muskitawati.
[zamanku] Pamit dulu selama Ramadhan
Agar puasa saya lebih sempurna saya pamit dulu sebulan,agar saya tdk terjebak dalam pisuh memisuh dll yang bisa mengurangi nilai puasa saya. Shalom, Tawangalun.
[zamanku] Jemaah Ahmadiah Organisasi Islam Terbesar Didunia !!!
Jemaah Ahmadiah Organisasi Islam Terbesar Didunia !!! Tidak ada satupun organisasi Islam lain yang bisa memiliki jaringan umatnya yang tersebar luas diseluruh negara2 didunia ini seperti yang dimiliki oleh organisasi jemaah Islam Ahmadiah. Aliran2 besar Islam yang bermusuhan umumnya hanya dikenal Sunny dan Syiah, padahal Ahmadiah jauh lebih besar dari Sunny dan Syiah dalam aktivitas sosial yang lebih luasnya cakupan negara2 yang dikembangkannya. Jumlah negara Islam didunia tidaklah banyak, dan kesemuanya merupakan negara2 miskin meskipun ada beberapa yang kekayaan tanahnya melimpah ruah tetapi dimiliki oleh pribadi2 caliph-nya yang tidak berkewajiban untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya. Sunny sendiri meskipun mendominasi negara2 Islam dunia, merupakan aliran Islam yang paling banyak terpecah belah. Sunny terpecah dalam ribuan aliran2 kecil yang saling membunuh sehingga sama sekali tidak bisa mendominasi mayoritas Islam dunia. Syiah lebih solid meskipun juga terpecah belah dalam ratusan aliran2 kecil namun tidak saling membunuh. Hampir setiap saat terjadi bencana malapetaka di-negara2 Islam akibat dominasi hanya satu aliran Islam yang menghalalkan untuk mengeksekusi aliran2 Islam lainnya. Setiap terjadi pengungsian umat Islam dari negara2 Islam, maka mereka selalu menyelamatkan nyawa mereka ke-negara2 demokratis dimana pertolongan dari organisasi2 Islam setempat mayoritasnya adalah Islam dari Jemaah Ahmadiah. Yayasan2 Islam Ahmadiah di-negara2 maju telah menyelamatkan jutaan umat Islam dari semua negara2 Islam diseluruh dunia yang mengeksekusi umat sesama agamanya sendiri. Yayasan2 Islam Ahmadiah didukung oleh kelas2 umat Islam yang berpendidikan tinggi, berpenghasilan tinggi, maupun berdedikasi tinggi. Celakanya, hampir tidak pernah ada satupun umat Islam yang pernah memenangkan hadiah Nobel, kecuali umat Islam Ahmadiah. SEMUA PEMENANG NOBEL PRIZE YANG BERAGAMA ISLAM ADALAH ANGGAUTA PENTING DALAM JEMAAH AHMADIAH. Antara lain adalah: Abdus-Salam: Physics Ahmed Zewail: Chemistry Naguib Mahfouz: Literature Orhan Pamuk: Novelish Shirin Ebadi: (wanita) Human Right Muhammad Yunus: Nobel Peace Abudus Sattar Edhi: Calon Pakistant Seperti Ibu Theresa. Kesemua nama yang diatas adalah anggauta Jemaah Ahmadiah Internasional yang berasal dari berbagai negara didunia meskipun yang terbanyak adalah dari Pakistant/Bangladesh. Tidak pernah ada satupun aliran Islam lain yang memiliki sejumlah pemenang Nobel prize seperti yang dimiliki Jemaah Ahmadiah. Orhan Pamuk adalah pemenang Nobel Muslim keturunan Turki yang menjadi anggauta Jemaah Ahmadiah di Turki yang membongkar pembunuhan massal orang2 Armenia yang dilakukan oleh Ottoman. Dari apa yang dilakukan oleh Orhan Pamuk, bisa anda semua membayangkannya bagaimana kuatnya pengaruh Orhan Pamuk yang membawa Turki dalam krisis Politik yang menghancurkan ekonominya diembargo negara Eropah. Bencana umat Ahmadiah di Indonesia sudah menjadi perhatian dan berita yang sangat besar diseluruh dunia yang telah memprotes pemerintah RI melalui jalur diplomatik. ISLAM AHMADIAH TIDAK MUNGKIN DIBUBARKAN, TIDAK JUGA BISA DIPAKSA UNTUK MEMBUBARKAN DIRI, ORGANISASI INI TERLALU BESAR, TERLALU KUAT PENGARUHNYA DIDUNIA. Dimanapun anda temukan umat Islam Ahmadiah, pasti mereka bukan pengangguran, paling tidak mereka berasal dari kelas ekonomi menengah yang berpendidikan. Ny. Muslim binti Muskitawati.
[zamanku] Yahudi Surabaya
The Jews of Surabaya by Jessica Champagne and Teuku Cut Mahmud Aziz It's hard to convince most Indonesians that Jews don't run the world, or at least the banks and US foreign policy. It's even harder to convince them that there's a longstanding community of Jews in Indonesia itself. In the early twentieth century, there were at least a thousand Jews, scattered to Padang, Semarang, Medan, Malang, Bandung, Batavia, Jogjakarta, and perhaps othercities. Now, while expats and others may gather in Jakarta and other major cities, the only synagogue and the largest community are in Surabaya. This lone synagogue is easy to miss. The former residence of a Dutch doctor during the colonial period, the exterior is plain white, with a small section of wooden carving hidden by tree branches. The inside is immediately recognizable as an Orthodox, Sephardi synagogue. Men and women are separated as Orthodox Jewish law dictates, and the pulpit faces the ark for the Torah together with the congregation in accordance with the tradition of Sephardi Jews, those from Spain, Africa, and the Middle East. The simple, wooden ark is empty now; the old Torah scrolls belong to a larger congregation in Singapore. There is a ragtag collection of books locked away in the pulpit cabinet and the ark-frayed history Jewish history books in Dutch, World War II-issue GI prayer books, shinier new prayer books from a New York institution dedicated to preserving Sephardi tradition. There is little documentation of the past-at least one old book of names and records has been thrown out, seen as bulky and unnecessary. Stories, though, are passed down through the generations; the few children readily describe their grandparents' childhoods. Leah Zahavi and Isaac Solomon , each of whom has held various official positions in the synagogue, are among those who keep their community alive, and are eager to share their memories and passed-down stories. Leah, whose features reflect her Iraqi origins, lives in a house adjoining the synagogue and serves as a caretaker and occasionally as a guide. In telling community history, Leah often lapses back into Biblical tales of Ham, Shem, and Japeth or Sarah and Abraham, exploring the ancient root of the tensions between Jews and Muslims or of Jews as wanderers. Her stories of Indonesia, though, begin in the early 20th century, by which point some Jews (mostly Sephardi) had come to Surabaya as traders. Before living in Indonesia, many had lived in other parts of Asia, such as India, Malaysia, Singapore, Hong Kong. As Leah says, they settled wherever they could find a living and a respite from war and persecution. When one person found a suitable place, they spread the word. Often, the men went first, and sent for their wives and children after they'd established themselves. As in other Dutch colonies, some (again, mostly Sephardi) Jews came as part of the colonial presence. Some reports suggest that the community was increased by World War II refugees. Gravestones in a small, overgrown Jewish cemetery plot bear names from around Europe and Asia, as well as generically Jewish names - Sassoon, Kattan, Moses, Reuben, Mussry. The Surabaya Jews worked largely in trade. Over the decades, community members imported and/or repaired watches, refrigerators, electronics, fruits, diamonds, and more. Their hope that Surabaya would be a safe and profitable home was fulfilled for several decades. Then the Japanese invaded, and put the Europeans into internment camps. It is rumored that the Jews were not counted as enemies until Gestapo officers arrived and demanded that the Jews be put into camps and kept separate from the other prisoners. Rumors still circulate that the Indonesian Jews would have been put to death by the Axis powers if the war had continued only a few days longer. As it was, they worked as forced labor on the railroads and were treated brutally. Old men bear physical reminders of their time in the camps, broken noses and missing teeth. The Jews were liberated when Japan was defeated, but many had lost their homes and possessions. Some left Indonesia, but many dug back in. By the 1950s, the community was thriving again. Community members now speak of the 1950s as the peak of the Jewish community in Surabaya. They say that thousands of Jews lived in Surabaya, that they dominated the center of town in the way that Chinese are said to today. The community had acquired the current synagogue, its second, and set up a badminton court behind it. The community youth played sports, studied religion and language, and celebrated holiday and life cycle celebrations with each other and their families. Even those who couldn't attend these celebrations would send carloads of food, contributing to lavish feasts. As the 1960s began, Indonesia was again becoming a risky place to set up shop. Jews felt vulnerable to the anti-Dutch feeling that marked the 1962
Re: [zamanku] Siapakah yang akan masuk Surga?
Pak, yang berhak tahu siapa yang bakal masuk syurga atau neraka ya hanya Tuhan yang kita yakini telah menciptakan kedua tempat itu. Seperti dalam juri lomba, penilaian bagi pemenang kan nggak cuma satu kriteria saja, ada banyak kriteria. Mungkin orang-orang yang bapak maksud itu adalah orang pintar yang memanfaatkan ilmu mereka untuk kepentingan orang banyak. Tapi apa kita tahu, sisi lain kehidupan mereka? apa selama hidupnya mereka baik pada tetangga, apa selama hidupnya mereka tidak melakukan perbuatan dosa lain? misalnya menganiaya istri, menganiaya binatang dan sebagainya. Jadi, wallohua'lam. Pelacur yang menggunakan hasil melacurnya untuk memberi makan orang-orang yang kelaparan bisa jadi masuk nominasi untuk ke surga. --- On Sun, 8/24/08, Iman K. [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Iman K. [EMAIL PROTECTED] Subject: [zamanku] Siapakah yang akan masuk Surga? To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], zamanku@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED] Date: Sunday, August 24, 2008, 3:25 AM Salam... Menyambung apa yang sudah kita bicarakan sebelumnya apakah orang-orang yang telah berkorban demi kemanusiaan, mempersembahkan ilmu pengetahuan demi kemanusian, menolong orang sakit dengan meneliti segala macam obat-obatan demi keselamatan manusia, mereka itu semuanya akan masuk neraka karena mereka adalah non muslim? Apakah pribadi-pribadi semacam Louis Pasteur, Socrates, Aristoteles, Plato, Isac Newton, Thomas Alfa Edison, Bunda Teresa, Khalil Gibran, Francis Bacon, Rene Descartes semuanya masuk neraka karena mereka adalah non muslim? Kita sudah melihat dibahasan sebelumnya bahwa terdapat dua pendapat kelompok ekstrim menanggapi permasalahan ini, kelompok pertama adalah dari orang-orang sholeh yang kaku, mereka mengutip Alquran surat 3 ayat 85 : “ Dan Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” Dengan dalil ayat tersebut, maka orang-orang sholeh yang kaku itu mengatakan bahwa yang berhak masuk surga hanyalah orang-orang Islam, selain Islam sesuai dengan ayat al-quran tersebut maka semuanya akan masuk neraka tanpa pandang bulu, apakah dia itu adalah Louis Pasteur, Socrates, Aristoteles, Plato, Isac Newton, Thomas Alfa Edison, Bunda Teresa, Khalil Gibran, Francis Bacon, Rene Descartes dan lain-lain. Pendapat kedua muncul dari mereka-mereka yang menyebut dirinya kaum intelektual, yakni dari para pemikir kebebasan dan kemanusiaan. Mereka mengutip apa yang dikatakan Al-quran pada surat 5 ayat 69 : “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” Melihat dua pendapat dengan masing-masing dalil yang mereka kemukakan tersebut, maka bagaimanakah kiranya nasib orang-orang yang telah berbuat banyak untuk tujuan kemanusiaan tersebut? Menurut hemat saya, kita sebagai manusia tidak akan pernah tahu dan kita tidak punya hak sama sekali untuk mengatakan secara pasti, apakah si X atau si Y akan masuk surga atau neraka, apakah Louis Pasteur, Socrates, Aristoteles, Plato, Isac Newton, Thomas Alfa Edison, Bunda Teresa, Khalil Gibran, Francis Bacon, Rene Descartes akan masuk surga atau neraka. Yang kita bisa tahu adalah apa yang kita lihat dari perbuatan mereka, menurut yang kita lihat dan kita saksikan bahwa mereka sudah berbuat baik dan berbuat banyak untuk kemanusian, mereka telah beramal dan menyumbangkan pemikiran untuk kemajuan umat manusia. Tetapi mengenai kepastian mutlak apakah mereka akan masuk surga atau masuk neraka, maka yang tahu kepastian tersebut hanyalah Allah semata. Hanya Allah yang mengetahui niat semua manusia, hanya Allah lah yang tahu semua rahasia dan yang lebih rahasia dari rahasia. Hanya Allah yang tahu apa niat dan motivasi seseorang ketika melakukan perbuat baik dan semua amal-amal yang mereka lakukan. Dimasa sekarang kita sering sok menghakimi seseorang, bahwa si X akan masuk surga dan si Y akan masuk neraka. Apakah kita memang punya hak dan mampu untuk melihat isi hati seseorang? Apakah kita bisa dan mampu untuk mengetahui niat seseorang? Bahkan Nabi Muhammad sendiri tidak berani sembarangan untuk mengatakan bahwa si X akan masuk surga
Re: [zamanku] Dalam Islam Pahala, Tapi Adm Negara Menyebutnya KORUPSI
Keuntungan yang 20% itu berlaku hanya untuk pedagang nyonya, lha kalau yang terjadi pada para koruptor itu sih pedagang musiman, menjual apa yang diamanahkan kepada mereka bukan sebagai barang dagangan. Tapi istilahnya nyuruh bawahan untuk membeli sesutu. Contohnya saya, menyuruh pembantu saya membeli gula di warung. gula yang harganya 6000 dia bilang 7000. Mulanya saya percaya tapi ketika suatu hari saya sendiri ke warung dan bertanya langsung ke penjual berapa harga gula dan ternyata 6000, ya saya pasti akan minta klarifikasi ke pembantu saya. Tapi saya nggak mungkin minta klarifikasi ke penjual toko berapa keuntungan yang dia ambil dari sekilo gula bukan? kecuali dia menjual gula dengan harga 15000 perkilo, itu baru saya akan bertanya-tanya. --- On Sun, 8/24/08, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] Subject: [zamanku] Dalam Islam Pahala, Tapi Adm Negara Menyebutnya KORUPSI To: zamanku@yahoogroups.com Date: Sunday, August 24, 2008, 9:20 PM Dalam Islam Pahala, Tapi Adm Negara Menyebutnya KORUPSI Pahala dalam Islam tentunya halal dan meskipun halal tak perlu dikeluarkan fatwa-nya karena banyak sekali macam2nya bentuk pahala yang bisa membingungkan kalo semuanya harus difatwakan. Contohlah, Berdagang dalam Islam itu halal dan beramal itu berpahala. Namun keuntungan dalam berdagang juga harus ada batasnya yaitu tidak mencekik langganan dan tidak merugikan siapapun juga. Padahal dalam berdagang itu sebenarnya murni merupakan aktivitas management termasuk administrasi dalam hal yang menyangkut jual beli. Demikian juga halnya menjadi pejabat apalagi dalam posisi pembelian yang juga tugasnya melakukan jual beli, misalnya menjual servis dan membeli produk kebutuhan negara. Kalo kita berdagang usaha wiraswasta, maka bisa saja untung, dan bisa juga rugi tergantung pengalaman kita dalam berjual beli. Kalo untung kita sendiri yang menikmatinya dan memilih siapa saja yang mau kita ajak untuk menikmatinya. Sebaliknya kalo kita rugi, maka kita sendiri saja yang menderitanya tak perlu kita ajak siapapun untuk ikut menderita. Ada sedikit perbedaan dengan menjadi pejabat negara misalnya dalam posisi pembelian/keuangan/ accounting dimana juga terjadi aktivitas jual beli yang kalo menguntungkan belum tentu bisa dinikmati, dan kalo merugikan belum tentu menyebabkan kita menderita. Untung atau rugi bukan lagi ukuran karena yang mengukurnya cuma dari sudut posisi dan kepentingan atasan. Untung atau rugi sama2 bisa punya resiko dituduh KORUPSI. Dan untuk mencegah tuduhan korupsi tidak perlu keimanan dan pengetahuan agama tapi dibutuhkan pengetahuan atau keahlian dibidang managerial dan administrasi formal yang berlaku dalam institusi tempat kita menduduki jabatan itu. Itulah sebabnya, semua pejabat2 yang diangkat itu buta atau tuna keahlian dibidang managerial dan administrasi karena persyaratan jadi pejabat adalah beriman kepada Allah yang cuma mengharamkan Mencuri tapi menghalalkan Korupsi sepanjang bermanfaat bagi keimanan. mamatsuryanto mamatsuryanto@ wrote: Dia bilang yang diatur didalam Alquran adalah mencuri sekali lagi mencuri katanya dan hukumannya sudah jelas diperintahkan Awloh, potong tangan. Ane kan pengurus mesjid, umat pade nyumbang untuk pembangunan mesjid, duit itu Ane gunakan sebaik mungkin untuk mesjid, engga ada yang Ane curi karena duit itu udah ada di tangan Ane, bukan di tangan orang lain. Jangan curigaan lah engga baik, katanya. tawangalun tawangalun@ ... wrote: Kalau yang ngeluarin Fatwa korupsi itu halal itu Genduk yo ora digugu,sebab genduk itu gur penjaga perpustakaan Binus,he he he. Jadi fatwa tsb seperti lazimnya harus dari MUI. Korupsi itu Halal sudah merupakan kewajiban dan keimanan tak perlu fatwa karena seperti yang anda baca dari tulisan uztad mamat suryanto diatas bahwa korupsi memang bukan mencuri melainkan memanfaatkan hak2 yang sudah diberikan kepada kita. Tanpa adanya hak yang diberikan kepada kita tentunya tidak mungkin bisa korupsi. Kalo mencuri itu merampas hak orang lain, sebaliknya korupsi itu memanfaatkan hak yang diberikan kepada kita. Biasanya, atasan memberi hak kepada kita untuk pengeluaran atau pembelian. Seringkali sang atasan mendadak naik pangkat dan atasan kita berganti orang. Akibatnya, mula2 kita diberi hak untuk membeli oleh atasan sebelumnya, namun atasan yang baru mendadak mau mengganti kedudukan kita sebagai bagian pembelian dengan cara menuduhnya sebagai korupsi. Tentu saja bukti2nya lengkap sehingga kita ditangkap karena perdefinisi korupsi itu hanyalah kriteria dari atasannya. Apakah ada ayat2 di Quran yang menyalahkan saya yang biasa membeli barang seharga Rp100 juta dari toko A, kemudian untuk barang dengan merek dan kualitas yang sama saya beli dari toko B seharga Rp99 juta dengan komisi Rp5 juta Padahal saya punya
[zamanku] Tips Mencari ASRORI yang Benar-Benar ASRORI
http://www.detiknews.com/read/2008/08/30/110956/997245/10/polisi-ambil-ulang-sampel-dna-keluarga-asrori http://www.surya.co.id/web/Headline/Mayat-Asrori-Disia-siakan.html http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/30/22071164/keluarga.kemat.tak.yakin..ada.dua.asrori http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/27/1818473/mayat.mr..x.itu.adalah.asrori http://hariansib.com/2008/08/29/ryan-mengaku-bunuh-asrori-polisi-salah-tangkap/ http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/08/30/1/141269/salah-tangkap-asrori-beri-applause-kapolda-jatim http://www.inilah.com/berita/2008/08/28/46669/polemik-mayat-asrori-di-kepolisian/ Mencari Asrori yang benar aja susah, apalagi mencari Allah yang benar. Menunggu Allah punya DNA kali ya? salam, bhirawa_m penganut buddhisme
[zamanku] Umat Islam Ahmadiah Mampu Melindungi Dirinya !!!
Umat Islam Ahmadiah Mampu Melindungi Dirinya !!! Adalah menyesatkan kalo ada sekelompok orang atau satu dua organisasi yang bisa dianggap mewakili pendapat seluruh bangsa Indonesia yang beraneka ragam ini. Demikianlah FPI dan MUI secara menyesatkan telah berusaha memaksa negara untuk membubarkan Islam Ahmadiah. Padahal negara sendiri dalam hal ini Presiden sebagai executive, beserta lembaga2 check and balance lainnya seperti legislative dan judicative sama2 sependapat bahwa negara tidak berhak membubarkan atau melarang kepercayaan yang dianut kelompok2 dalam masyarakatnya karena Pancasila menjamin dan melindungi semua kepercayaan yang dianut dalam masyarakat Indonesia. Dalam hal ini, TIDAK ADA KETENTUAN ATAU UU NEGARA YANG HANYA MENGIZINKAN HANYA SATU ALIRAN SAJA DENGAN MELARANG SEMUA ALIRAN ISLAM2 LAINNYA. Yang jelas2 ada dalam UU negara maupun Pancasila adalah kewajiban negara untuk melindungi setiap umat beragama tanpa membedakan apa agamanya. Itulah sebabnya Syariah Islam telah ditolak sejak pertama negara ini berdiri karena Syariah Islam hanya mengizinkan satu macam aliran Islam saja yang dalam hal ini tidak memungkinkan karena bangsa Indonesia menganut berbagai macam aliran2 Islam yang berbeda bahkan saling bertentangan satu sama lainnya. Negara telah melanggar UU-nya sendiri dengan membiarkan umat Islam Ahmadiah dijarah harta bendanya tanpa pelaku2nya ditindak secara hukum. Negara membiarkan pembakaran mesjid2 Islam Ahmadiah tanpa perlindungan dan tanpa penindakan terhadap para pelaku2nya. Dunia Internasional mempertanyakan tugas dan kewajiban pemerintah dalam menegakkan hukum dalam melindungi masyarakatnya sendiri. Sikap pemerintah merupakan pelanggaran HAM yang serius yang telah dilaporkan oleh umat Islam Ahmadiah ke lembaga HAM di PBB untuk dilakukan tindakan2 tegas terhadap pemerintah RI. Organisasi Islam Ahmadiah bukan kalah, tetapi masih menahan diri, semua jalur hukum masih terus ditempuh termasuk dalam laporannya kepada lembaga HAM di UN. Namun pada titik tertentu, umat Islam Ahmadiah akan mampu melindungi dirinya sendiri dan bila hal itu terjadi tentu diharapkan pihak pemerintah untuk netral tidak mencampurinya. Umat Islam Ahmadiah tidak melakukan pembalasan bukan berarti tidak mampu membalasnya. Sekali pembalasan dilakukan pasti lebih banyak lagi korban yang akan jatuh, dan Islam Ahmadiah bukan yang memulai perang melainkan pihak yang diserang. Umat Islam Ahmadiah berhak membela diri. Agar peringatan ini bisa direnungkan oleh setiap umat Islam yang pernah terlibat pengrusakan, penjarahan, maupun pembantaian umat Ahmadiah dimasa lalu. Apabila pemerintah tidak bisa menindaknya, maka masuknya senjata2 selundupan nantinya tidak akan mampu dicegah oleh pemerintah dan akan membahayakan berlangsungnya pemerintahan itu sendiri. Ny. Muslim binti Muskitawati.
Bls: [zamanku] Re: Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata....
ini kayaknya ada lagi antek soeharto - Pesan Asli Dari: Made Bali [EMAIL PROTECTED] Kepada: zamanku@yahoogroups.com Terkirim: Sabtu, 30 Agustus, 2008 20:15:13 Topik: [zamanku] Re: Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata Jadi saya tdk menyesal bahwa dulu ada 5000 PKI yang dibantai, kalau tdk justru saya yang bakal dibasmi duluan sebab penghalang PKI itu Angkatan darat dan Islam. Ini pengakuan jujur yang perlu dikumpulkan bahwa yang membunuh orang PKI setelah G-30-S adalah Islam, jumlahnya saja yang perlu dikoreksi karena menurut berita bisa sampai 3 juta orang. Salam Damai dari Kalsel --- In [EMAIL PROTECTED] .com, tawangalun [EMAIL PROTECTED] .. wrote: Memang organisator PKI itu militan,lihat tuh Muskitawati itu dulu th 65 CGMI makane militan kan? Terus dia diuber uber mBah harta,jadi saya pastikan dia sangat benci mBah harta. Jangan ada yang ngatain pemerintah membantai PKI itu keliru,sebab kalau mBah Harta tidak membantai PKI,justru dialah yang akan dibantai duluan. Saat G-30-S meletus saya masih di Klaten.Saat tsb banyak punggowo desa di Cawas Klaten yang dibunuh PKI.Korbannya yo jelas wong nas dan wong Islam. Jadi saya tdk menyesal bahwa dulu ada 5000 PKI yang dibantai,kalau tdk justru saya yang bakal dibasmi duluan sebab penghalang PKI itu Angkatan darat dan Islam. Shalom, Tawangalun. - In [EMAIL PROTECTED] .com, mediacare mediacare@ wrote: Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata Rabu, 19-03-2008 14:00:19 oleh: Ida Puji Kanal: Opini Masih ingatkah anda tentang pelajaran sejarah mengenai G30/S PKI? Dulu ketika masih bersekolah tiap tanggal 30 September murid-murid diajak pergi ke gedung bioskop menonton film pemberontakan G30/S PKI. Dan tiap keluar dari sana saya selalu merinding. Kejam sekali para pemberontak itu ya? PKI itu tak bermoral, mereka atheis, begitu seringkali guru sejarah (masa itu) memberikan penjelasan. Iya percaya lah, orang dari filmnya juga begitu. Anggapan seperti itu telah berada di kepala saya sampai saya duduk di bangku kuliah. Baru ketika Orde Baru tumbang muncul wacana-wacana baru berkaitan dengan peristiwa tersebut. Tapi jujur saat itu saya masih sering dibuat bingung karenanya. Bulan november tahun lalu saya dan rekan berkunjung ke sebuah desa, Lanjaran namanya. Desa tersebut terletak di kecamatan Musuk kabupaten Boyolali, letaknya di lereng gunung Merapi. Ketika peristiwa 65 terjadi, kawasan tersebut merupakan basis PKI. Setiap lapan (35 hari) di desa itu diadakan sebuah pertemuan ibu-ibu yang bernama Wiji Asih. Di sana selain ada kegiatan untuk memajukan peran wanita, mereka saling membagikan pengalaman sehubungan dengan tragedi yang mereka alami. Sebagian kecil dari ibu-ibu yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah mereka yang terlibat langsung dan sebagian besarnya adalah anak cucu mereka yang ketika itu masih kecil -dan bahkan ada yang belum lahir- namun sampai sekarang masih menanggung beban. Anak cucu anggota PKI sampai sekarang masih belum sepenuhnya dapat dipulihkan hak-haknya. Belum lagi mereka harus menanggung stigma negatif dari masyarakat masyarakat akibat peristiwa yang mereka sendiripun tidak pernah mengerti apa itu. Satu yang membuat saya tercengang ketika berkenalan dengan salah satu pendiri Wiji Asih. Seorang wanita berumur 86 tahun, Sutiyem namanya sering dipanggil Mbah Suti. Ketika tragedi tersebut terjadi Mbah Suti sempat ditangkap akibat kegiatannya di Gerwani. Sempat terbayangkan, selama ini yang terpatri di benak saya bahwa Gerwani beranggotakan wanita-wanita tak bermoral yang ikut menganiaya para jenderal serta melakukan serangkaian tindakan asusila. Tapi kok yang saya hadapi?? ? Belum 10 menit mendengarkan obrolannya saya langsung bisa mengatakan bahwa beliau adalah seorang wanita yang sangat cerdas. Dalam usia lanjut tersebut pemikiran beliau masih tetap tajam. Analisa-analisanya berkaitan dengan kegiatan demokrasi di masa sekarang masih sangat brilian. Mbah Suti mengaku mengenal Gerwis (Gerakan Wanita Indonesia Sedar, organisasi yang melatarbelakangi terbentuknya Gerwani) ketika menjalankan profesinya sebagai penjual sirih di pasar. Latar belakang keikutsertaannya dalam gerakan wanita tersebut adalah untuk menggugat keberadaan poligami. Saat itu mbah Suti adalah istri ketiga. Seperti halnya keadan wanita-wanita lain pada masa itu yang hanya dianggap sebagai second class, poligami sangat merugikan wanita. Banyak wanita yang setelah dijadikan istri kesekian ditinggalkan begitu saja oleh suaminya padahal telah ada anak-anak yang lahir dari perkawinan tersebut. Gerwis berdiri pada tahun 1950 dan dua tahun kemudian didirikan cabang Musuk dengan Mbah Suti sebagai ketua. Pada tahun 1954 Gerwis berganti nama menjadi Gerwani. Keberadaan Gerwis Lanjaran yang merupakan anak cabang meluas. Banyak wanita yang ikut karena mulai sadar untuk diajak lebih maju. Salah satu kegiatan Gerwis yang