[zamanku] The Swiss to ban minarets amplified call to prayer

2008-08-30 Terurut Topik gkrantau
Banyak poenduduk asli Eropa merasa keki dg umat Islam yg tinggal di
tengah2 mereka. Mereka tidak berterima kasih malahan ngelunjak - selalu
meminta diistimewakan. Hal yg membuat penduduk kurang senang dg mereka
ini ialkah kenyataan bhw pendatang Muslim itu biasanya tidak mempunyai
skills yg bisa menghidupi mereka. Jadi banyak di antara mereka yg
hidupnya tergantung pd Social Security ato santunan dari Dep. Sosial yg
mnrt hukum harus menyediakan tempat tinggal dan income bagi penduduknya.
Selain itu banyak kejahatan yg dilakukan oleh kelompok pendatang a.l.
dlm pelecehan seksuil dan pemerkosaan.

Pemerintah Switzerland mendpt desakan kuat dari sebagian penduduknya yg
tidak mau meliat minaret (masjid) di tengah2 mereka dan juga tidak mau
diganggu dg panggilan adzan yg di-amplified dg loudspeakers.

Di Italy (Utara) banyak penduduk yg bahkan menginginkan agar tidak
diperbolehkan didirikannya masjid lagi. Hal ini tentunya bertentangan dg
hukum kebebasan beragama yg berlaku di negara2 kafir. Kebebasan yg
dimanfaatkan oleh umat Islam to the hilt. Cilakanya negara2 Islami tidak
mempunyai hukum yg serupa sehingga mereka meskipun selalu mengharapkan
diberi kebebasan melakukan ibadah dan mendirikan masjid, tapi tidak mau
memberikan kebebasan kpd umat Kristiani di negara2 Islami tsb.

Bagi sebagian besar umat Islam freedom of religion is and tolerance is
ONE WAY - yg selalu mereka manfaatkan, tapi mereka belagak pilon dan
tidak mau mengakui bhw toleransi adalah a TWO WAY STREET. Kalo keadaan
spt ini terus berlangsung mungkin saja negara2 Barat akan memperlakukan
umat Islam spt umat Kristiani dierlakukan di sebagian besar negara
Islam.

Gabriela Rantau

Swiss to vote on minaret building ban  Swiss nationalists have
forced a nationwide referendum on whether to ban the construction of
minarets where Muslims issue the call to prayer.
By Daily Telegraph reporter
Last Updated: 12:44PM BST 09 Jul 2008
  [Ulrich Schluer of the Swiss National Party stacks boxes containing a
signed petition to ban the building of minarets in Switzerland]
A Swiss National Party official stacks boxes containing the
controversial petition outside the parliament building in Bern 
Photo: REUTERS
If approved the proposal would clash with Switzerland's constitutionally
protected right to freedom of religion.

The Interior Ministry said it received a proposal on Tuesday with more
than the required 100,000 signatures.

It was submitted by members of the nationalist Swiss People's Party and
the fringe Federal Democratic Union, who say they are acting to fight
the political spread of Islam. They argue that the minaret is a symbol
of political and religious claim to power rather than a mere religious
sign.

People's party lawmaker Walter Wobmann defended the move, saying the
authorization for constructing a minaret in Winterthur near Zurich and
pending requests in three other Swiss towns have exceeded the limits of
many Swiss people's tolerance.

Many recognize in this a further step in the creeping Islamization of
Switzerland, he said.

It's not the first time the People's Party has ignited a provocative
campaign. Recently they embarked on an anti-immigrant initiative,
complete with posters showing a black sheep being kicked off a Swiss
flag and dark hands grabbing at a pile of Swiss passports.

Swiss voters last month, however, overwhelmingly rejected their proposal
to make it harder for foreigners to gain citizenship.

Still, construction of traditional mosques and minarets in European
countries has rarely been a trouble-free affair. Sweden, France, Italy,
Austria, Greece, Germany and Slovenia are among the countries which have
experienced opposition or protests against such projects.

In Cologne, Germany, plans to expand the city's Ditib Mosque and
complete it with dome and two 54-meter-tall (177-feet-tall) minarets,
have triggered an angry response from right-wing groups and the city's
Roman Catholic Archbishop.

Slovenia's Constitutional Court in 2004 banned a move to hold a
referendum on the building of a mosque.

Switzerland's unique system of grass roots democracy allows political
hard-liners to take the issue further than in other European countries,
where constitutional courts or governments have blocked moves against
mosques and minarets. Any Swiss citizen who collects 100,000 signatures
within 18 months can put a popular initiative to a nationwide vote.

No date has been set for the referendum. If it is approved, the Swiss
parliament must pass a law enshrining a construction ban in the
constitution.

Minarets are tall spires typically built next to mosques where religious
leaders call the faithful to prayer. There are currently only two
minarets in the country, attached to mosques in Zurich and Geneva.
Neither is used for calls to prayer.
Opponents of a construction ban say it would violate religious freedom.
More than 310,000 of Switzerland's 7.5 million people are Muslims,
according to the Federal Statistical Office.
A United 

[zamanku] Sepak Bola Islamiah Membawa Kemenangan !!!

2008-08-30 Terurut Topik Hafsah Salim
Sepak Bola Islamiah Membawa Kemenangan !!!
  
Dalam Islam diajarkan bagaimana caranya memaksa orang2 kafir dan
Yahudi menerima Islam dan menjunjung nabi Muhammad sebagai utusan
Allah. Semua cara2nya adalah sama yaitu memaksakan semua yang menolak
dengan terror, ancaman, potong kepala, dll.

Padahal agama2 lain menyebarkan ajarannya melalui bersaing, yaitu
bersaing dalam segala bidang yang tentunya bukan cara2 kekerasan,
terror, fitnah, maupun ancaman2.

Demikianlah, sama halnya dengan membakar mesjid Islam Ahmadiah dan
menjarahi harta benda umat Ahmadiah menjadikan ajaran Islam yang
membakar dan menjarah ini Islam yang paling benar.  Juga dalam
berdiskusi maupun berdebat agama, cara2 yang sama juga digunakan
sehingga semua diskusi dan perdebatan bisa dengan mudah dimenangkan
yang kesemuanya karena Allah atau karena Ajaran Allah.

Tentu, tidak bedanya dalam dunia persepak bolaan, cara2 Islamiah juga
harus ditempuh karena sebagai umat Islam tentunya cuma cara2 Islamiah
saja yang bisa digunakan, yaitu siapa kuat dia yang menang, siapa yang
mayoritas dia yang menang.

Kalah 1-0, team Indonesia yang kalah bertarung dikandang sendiri tidak
melupakan ajaran Allah melalui Quran.  Pelatih Lybia digampari, dan
diancam supaya mundur.  Akhirnya, dari kalah, team A Indonesia bisa
dimenangkan karena team Libya merasa terancam nyawanya dinegara yang
seagama dengannya.  Sebagai juga sesama Islam, team Libya tahu caranya
menghindari ancaman2 seperti ini karena juga sering dilakukan team-nya
kalo bertanding dinegeri sendiri.

Demikianlah sebagai umat tentunya bangga, inilah Islam ajaran damai,
dan sebagai pemain kesebelasan PSSI juga sama bangganya, inilah
permainan bola Islamiah yang menggocek bola tanpa melupakan Allah.

Kita gaplok pelatih Libya, kalo masih mengadu protes adanya gamparan,
kita katakan itu fitnah tak ada bukti2 penggamparan.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Re: [zamanku] Re: Teori Evolusi didukung Alquran (?)

2008-08-30 Terurut Topik Mentari Pagi
Emang ente tahu, kalau yang buat teori itu nggak nyontek dari kreasi yang 
disebutkan dalam kitab suci? Ente jadi asistennya Darwin ya waktu dia melakukan 
penelitian?


--- On Wed, 8/27/08, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED]
Subject: [zamanku] Re: Teori Evolusi didukung Alquran (?)
To: zamanku@yahoogroups.com
Date: Wednesday, August 27, 2008, 3:12 AM











 wirajhana eka [EMAIL PROTECTED] .. wrote:

 Kalau di lihat di AQ, koq Saya malah setuju dengan

 HMNA bahwa tidak ada dikotomi evolutionist vs

 creationist

 



Lembaga Ilmu Pengetahuan Seluruh dunia berpusat di Amerika, Perancis,

dan Inggris menyatakan bahwa Creationist bukan teori tetapi agama.



Lembaga Ilmu Pengetahuan dengan tegas jelas melarang pengajaran

Creationist disemua sekolah publik, sebaliknya teori evolusi wajib

diajarkan disemua sekolah public.  Alasannya Creationist hanyalah

bagian dari keimanan Kristen, sedangkan teori evolusi merupakan hasil

karya besar dibidang penelitian yang bahkan telah memenangkan hadiah

Nobel.  Teori evolusi merupakan landasan berkembangnya berbagai ilmu

pengetahuan yang memungkinkan perhitungan umur semesta alam ini atau

juga umur masing2 planetnya.



Ny. Muslim binti Muskitawati.




  




 

















  

[zamanku] Re: Bimbingan Study Quran Intensif Ramadhan

2008-08-30 Terurut Topik Hafsah Salim
Iklan2 agama tidak seharusnya menggunakan mailing list, hal ini sangat
unethical dan amoral, karena seharusnya setiap umat beragama tidak
memprovokasi kepercayaan orang lain dengan propaganda2 seperti ini
karena mailing list bertujuan kepentingan umum yang tidak mengadopsi
kepentingan kelompok manapun juga untuk memecah belah.

Ny. Muslim binti Muskitawati.















--- In zamanku@yahoogroups.com, Humas Yisc Al Azhar [EMAIL PROTECTED] wrote:

  *YISC AL AZHAR
 YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB*
 
 * = = *
 
 *Bismillahirrahmanir rahim*
 
 *Assalamualaikum wr.wb
 *
 
 
 Dalam rangka mengisi bulan suci Ramadhan, Divisi Rohani CRCM (Cahaya
 Ramadhan Cahaya Masjid) Yisc Al Azhar
 mengajak sahabat-sabahat semuanya untuk sama-sama belajar membaca Al
Qur'an
 
 ada 2 pilihan kelas yang bisa diikuti
 
1. *Kelas Iqra*  -- Baru belajar membaca Al Qur'an
2. *Kelas Al Qur'an*  --  Belajar membaca Al Qur'an sesuai hukum
bacaan
dan mengkualitaskan bacaan Al Qur'an
 
 
 Hari : Sabtu  -  Ahad
 Tgl:  : 6, 7, 13, 14, 20,21 dan 27 September 2008 * (7x pertemuan)*
 Waktu :
 - Sabtu, pkl 13:00 - 15:00
 - Ahad, pkl 10:00 - 12:00
 Tempat : Aula Buya Hamka Kompleks Masjid Agung Al Azhar
 
 Infaq :
 Rp. 30:000  (Civitas Yisc angkatan Dasar  Lanjutan)
 Rp. 50.000  (Umum dan Civitas Yisc Lainnya)
 
 
 *Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan
mengajarkannya.
 *
 *Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah yang
belajar
 Al-Qur`an dan mengajarkannya.*
 
 Informasi lebih lanjut hubungi :
 - Yonie   021 9960 2757
 - Halimah   0856 992 7779 / 021 8528 7779
 - Sekretariat021 724 7444
 
 Langsung datang dan registrasi yuuukkk
 
 *wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh*
 
 *HUMAS YISC*
 
 * = = = = ===*
 
 *Sekretariat : Komplek Masjid Agung Al Azhar*
 
 *Jl.Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan*
 
 *Telp/Fax : 021-7247444, website:
http://www.yisc-alazhar.or.id/http://or.id/
 *





[zamanku] Ekonomi-Ekologi Politik Jawa : Dari Daendels ke Susilo Bambang Yudhoyono

2008-08-30 Terurut Topik andre andreas
200 Tahun Anjer Panarukan (Kompilasi Final Artikel Kompas)

Dari Jalan Raya Pos Ke Jalan Tol Trans-Jawa

Laporan Ekspedisi Kompas 200 Tahun Anjer-Panarukan menurut saya sangat baik 
untuk membaca kembali perjalanan bangsa ini. 

Apakah watak kolonial masih melekat dalam perekonomian negeri ini? Apakah 
penghisapan dan kesenjangan masih menjadi karakter perekonomian negeri ini?
Apakah Jalan Pemodal-Penguasa Anjer-Panarukan yang dibangun dengan darah ribuan 
orang, adalah watak politik kekuasaan atau jalan yang terus dipelihara dan 
dibangun hingga hari ini? Bagaimana motif dan implikasi ekonomi politik dan 
ekologi politiknya?

Sebuah bacaan penting untuk kaum muda, akademisi, aktifis sosial, hingga 
politisi dan masyarakat luas umumny untuk merefleksikan kembali 100 tahun 
kebangkitan nasional, 63 tahun proklamasi dan 10 tahun 'reformasi'

salam
andreas iswinarto

untuk mengikuti 40 artikel berupa berita terkait soal ini silah klik

http://ruangasadirumahkata.blogspot.com/2008/08/ekonomi-dan-ekologi-politik-jawa-dari_29.html


Ekspedisi Daendels, Belajar dari Sejarah Sebuah Jalan 

Kamis, 14 Agustus 2008 | 06:22 WIB

Indonesia adalah negeri budak. 
Budak di antara bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain.

-Pramoedya Ananta Toer, dalam Novel Jalan Raya Pos, Jalan Daendels-
__

5 Januari 1808. Maarschalk Herman Willem Daendels menjejakkan kakinya di Anyer, 
Banten. Ini adalah hari pertamanya di Pulau Jawa setelah perjalanan jauh 
melintas samudra dari negeri Belanda. Tidak ringan misi yang diembannya di 
negeri jajahan ini. Raja Belanda Louis (Lodewijk) Napoleon, saudara Kaisar 
Perancis Napoleon Bonaparte, mengangkatnya menjadi Gubernur Jenderal di Jawa 
menggantikan Albertus Wiese. Tugas utama Gubernur Jenderal Daendels adalah 
menyelamatkan Pulau Jawa dari serangan Inggris. 

Jawa adalah satu-satunya  daerah koloni Belanda-Perancis yang belum jatuh ke 
tangan Inggris setelah Isle de France dan Mauritius jatuh pada tahun 1807. 
Beberapa kali armada Inggris terlihat di perairan utara Laut Jawa, dekat 
Batavia. Delapan tahun lalu, tepatnya tahun 1800, armada Inggris berhasil 
memblokade Batavia dan menghancurkan galangan kapal Belanda di Pulau Onrust. 
Belum lama, dua tahun lalu, tahun 1806, armada Inggris muncul di Gresik. 
Kegentingan politik mewarnai kedatangan Daendels hari itu.

Gubernur Jenderal baru ini bergerak cepat. Ia sadar betul, kekuatan 
Perancis-Belanda di Jawa tidak akan mampu menghadapi armada Inggris. Ia pun 
merestrukturisasi kekuatan militernya. Orang-orang pribumi direkrutnya menjadi 
tentara. Ia membangun sejumlah rumah sakit dan tangsi-tangsi militer baru. Di 
Surabaya ia mendirikan Benteng Lodewijk dan membangun sebuah pabrik senjata. Di 
Semarang ia membangun pabrik meriam. Sementara, sekolah militer ia dirikan di 
Batavia.  

Namun, lebih dari semua itu, proyek utamanya demi mempertahankan Jawa adalah 
membangun jalan raya sepanjang lebih kurang 1.000 kilometer yang menghubungkan 
ujung barat dan ujung timur Pulau Jawa, menghubungkan Anyer hingga Panarukan. 
Tujuannya satu agar mobilisasi perang dapat berjalan cepat. Hanya dengan jalur 
darat yang bagus mobilisasi pasukan untuk mempertahankan Jawa akan lebih mudah 
dilaksanakan. Inilah Jalan Raya Pos (Groote Postweg, The Great Post Road).
***

Era kekuasaan Daendels di Pulau Jawa yang hanya tiga tahun (1808-1811) 
merupakan salah satu titik kelam sejarah bangsa ini.  Pramoedya Ananta Toer, 
dalam novelnya Jalan Raya Pos, Jalan Daendels, mengabadikan masa-masa pahit 
itu. Dengan getir ia menulis, ”Indonesia adalah negeri budak. Budak di antara 
bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain”. Sejarah mencatat, lebih dari 12.000 
jiwa tewas akibat kerja paksa membangun jalan ini. 

Namun siapa nyana, di balik hitamnya sejarah masa lalu, Daendels sesungguhnya 
meletakkan dasar bagi perkembangan tata ruang kota dan hubungan antarkota di 
Jawa sejak awal abad XIX hingga kini. Jalan raya itu kini menjadi urat nadi 
transportasi di Jawa. Pembangunan Jalan Raya Pos juga telah mengubah wajah 
perkotaan di Jawa. Kehidupan ekonomi di kota-kota yang dilewati jalur Jalan 
Raya Pos berkembang pesat. Satu kota mati, kota lain tumbuh. Begitu terus 
sepanjang waktu. Selama 200 tahun (1808-2008) jalan raya itu menjadi saksi bisu 
hidup dan matinya kota-kota di Pulau Jawa. 

Mengenang 200 tahun Jalan Raya Pos, Kompas akan melakukan ekspedisi, menyusuri 
kembali jalan itu dari Anyer hingga Panarukan. Perjalanan akan berlangsung dari 
tanggal 16 hingga 25 Agustus nanti. Rute yang akan ditempuh adalah 
Anyer-Serang-Tangerang-Jakarta-Depok-Bogor-Cipanas-Cianjur-Bandung-Cileunyi-Sumedang-Palimanan-Cirebon-Losari-Brebes-Tegal-Pekalongan-Batang-Semarang-Demak-Kudus-Pati-Rembang-Lasem-Tuban-Gresik-Surabaya-Waru-Sidoarjo-Pasuruan-Probolinggo-Panarukan.

Napak tilas yang mengambil tema  ”200 Tahun Anjer-Panaroekan: Jalan (untuk) 
Perubahan” ini ingin memotret perkembangan yang terjadi di sepanjang Jalan Raya 
Pos. Kompas juga ingin menggali pelajaran 

[zamanku] FPI dan Epicurus

2008-08-30 Terurut Topik mediacare
FPI mengaku bertuhan dan membela kebenaran agamanya, tapi tindak-tanduknya amat 
beringas seolah mereka diajari agamanya untuk berbuat seperti itu. Munculnya 
FPI membuat jengah sebagian besar bangsa Indonesia yang masih berpikiran waras. 
Ajaran Islam jadi buruk dan terpuruk karena ulah FPI dan tindak-tanduk kelompok 
fundies lainnya.

Apakah FPI sengaja dibentuk untuk memerosotkan citra Islam di tengah 
masyarakat? Ataukah mereka cuma kelompok preman yang berkedokkan agama? 

Eksistensi Tuhan dan perilaku umat beragama selalu dipertanyakan sepanjang 
masa. Berikut argumen klasik Epicurus pada  341-270 SM:

...Atau Tuhan mau menghapuskan keburukan, tetapi tidak mampu. Atau sebenarnya 
ia mampu, tetapi tidak mau. Atau ia tidak mampu dan tidak mau. Jikalau ia mau, 
tetapi tidak mampu, ia lemah Jikalau ia mampu, tetapi tidak mau, dia 
jahat Tetapi, jikalau Tuhan mampu dan mau menghapuskan kejahatan, ... 
lantas bagaimana kejahatan ada di dunia? 


(Lee Strobel, The Case for Faith, Zondervan, 2000:25. bdk. Teodice. 2006:230).




[zamanku] Re: Terjemahan Keliru: Menentukan Awal Ramadhan

2008-08-30 Terurut Topik Hafsah Salim
 dadearinto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Terjemahan Keliru: Menentukan Awal Ramadhan
 


Agama itu sekedar kepercayaan, jadi tidak dikenal istilah keliru atau
tidak keliru karena tidak ada satupun agama didunia yang merupakan
kenyataan yang real semuanya bersifat abstract, semuanya bersifat
angan2, dan semuanya sekedar pecaya.

Bagaimana mungkin untuk angan2 anda bisa memastikan keliru atau tidak?
Stupid bukan?

Kalo kalo kaki kanan memakai sepatu kiri, tentunya bisa dipastikan
keliru karena tidak bisa masuk atau bila dipaksa akan terasa tidak nyaman.

Lain halnya urusan agama, apapun yang mau anda terjemahkan itu cuma
suka2 saja, cuma kepercayaan saja, tidak bisa dipaksa, tidak bisa
dianggap benar atau salah.

Ny. Muslim binti Muskitawati.










[zamanku] Teka-teki: Kapan puasa dimulai?

2008-08-30 Terurut Topik mediacare
Pemerintah Akan Tetapkan Awal Ramadhan 1429 H Pada Sidang Itsbat



Jakarta, 15/8 (Pinmas) -- Pemerintah akan menetapkan awal bulan suci Ramadhan 
1429 Hijriyah setelah keputusan sidang itsbat yang akan diselenggarakan 31 
Agustus mendatang, demikian disampaikan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Prof 
Dr Nasaruddin Umar di Jakarta. 

Tahun ini kemungkinan besar umat Islam di Indonesia awal puasanya sama, kata 
Nasaruddin kepada wartawan disela pembukaan pemilihan keluarga sakinah dan 
kepala KUA teladan dan Rakernas Badan Penasehatan Pembinaan Pelestarian 
Perkawinan (BP4) di Jakarta, Kamis malam (14/8) 

Sidang itsbat yang digelar di Departemen Agama akan diikuti anggota Badan Hisab 
dan Rukyat, pimpinan ormas-ormas Islam, dan sidang tersebut dipimpin langsung 
oleh Menteri Agama. 

Dirjen mengatakan, ketinggian hilal saat di tanah air saat pengamatan pada 
akhir bulan Syaban mencapai angka 3 derajat diatas ufuk, di bagian barat. 
Sedangkan di bagian timur 5 derajat diatas ufuk. 

Kemungkinan bisa dirukyat, kata Dirjen seraya berharap pada saat pengamatan 
nanti langit di tanah air dalam kondisi yang cerah. Tapi kalau cuaca mendung 
bisa mengundang masalah, sebab bisa terhalang. Kalau cerah dengan mata 
telanjang saja terlihat, ujarnya. 

Menanggapi keputusan salah satu ormas Islam yang menetapkan bahwa awal Ramadhan 
melalui perhitungan hisab hakiki wujudul hilal jatuh pada 1 September, 
Nasaruddin menghargai keputusan itu. Namun demikian menurut dia, keputusan yang 
mengikat bagi masyarakat muslim di Indonesia tetap dilakukan setelah sidang 
itsbat oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Agama. 

Menurutnya, fiqh telah mengatur persoalan yang bersifat kemasyarakatan perlu 
dan dibenarkan adanya campur tangan pemerintah (ulil amr) untuk mencapai 
kemaslahatan umum. Oleh sebab itu, persoalan penentuan awal bulan Ramadhan, 
Syawal dan Dzulhijjah dipandang perlu adanya campur tangan pemerintah. (ks)

Diupload oleh TS (-) dalam kategori Umum pada tanggal 15-08-2008 14:27 

source : http://www.depag.go.id/index.php?a=detilberitaid=2019 



[zamanku] Betulkah Borobudur dibangun oleh jin?

2008-08-30 Terurut Topik mediacare
Salah satu situs yang mengatakan borobudur itu dibangun bersamaan
dengan jin.


http://yasdinulhuda.files.wordpress.com/2007/08/borobudur2.ppt



[zamanku] Re: Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata....

2008-08-30 Terurut Topik tawangalun
Memang organisator PKI itu militan,lihat tuh Muskitawati itu dulu th
65 CGMI makane militan kan? Terus dia diuber uber mBah harta,jadi saya
pastikan dia sangat benci mBah harta.
Jangan ada yang ngatain pemerintah membantai PKI itu keliru,sebab
kalau mBah Harta tidak membantai PKI,justru dialah yang akan dibantai
duluan.
Saat G-30-S meletus saya masih di Klaten.Saat tsb banyak punggowo desa
di Cawas Klaten yang dibunuh PKI.Korbannya yo jelas wong nas dan wong
Islam.
Jadi saya tdk menyesal bahwa dulu ada 5000 PKI yang dibantai,kalau tdk
justru saya yang bakal dibasmi duluan sebab penghalang PKI itu
Angkatan darat dan Islam.

Shalom,
Tawangalun.

- In zamanku@yahoogroups.com, mediacare [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata
 Rabu, 19-03-2008 14:00:19 oleh: Ida Puji 
 Kanal: Opini 
 
 Masih ingatkah anda tentang pelajaran sejarah mengenai G30/S PKI? 
 
 Dulu ketika masih bersekolah tiap tanggal 30 September murid-murid
diajak pergi ke gedung bioskop menonton film pemberontakan G30/S PKI.
Dan tiap keluar dari sana saya selalu merinding. Kejam sekali para
pemberontak itu ya? 
 
 PKI itu tak bermoral, mereka atheis, begitu seringkali guru
sejarah (masa itu) memberikan penjelasan. Iya percaya lah, orang dari
filmnya juga begitu.
 
 Anggapan seperti itu telah berada di kepala saya sampai saya duduk
di bangku kuliah. Baru ketika Orde Baru tumbang muncul wacana-wacana
baru berkaitan dengan peristiwa tersebut. Tapi jujur saat itu saya
masih sering dibuat bingung karenanya. 
 
 Bulan november tahun lalu saya dan rekan berkunjung ke sebuah desa,
Lanjaran namanya. Desa tersebut terletak di kecamatan Musuk kabupaten
Boyolali, letaknya di lereng gunung Merapi. 
 
 Ketika peristiwa 65 terjadi, kawasan tersebut merupakan basis PKI.
Setiap lapan (35 hari) di desa itu diadakan sebuah pertemuan ibu-ibu
yang bernama Wiji Asih. Di sana selain ada kegiatan untuk memajukan
peran wanita, mereka saling membagikan pengalaman sehubungan dengan
tragedi yang mereka alami. Sebagian kecil dari ibu-ibu yang hadir
dalam pertemuan tersebut adalah mereka yang terlibat langsung dan
sebagian besarnya adalah anak cucu mereka yang ketika itu masih kecil
-dan bahkan ada yang belum lahir- namun sampai sekarang masih
menanggung beban. 
 
 Anak cucu anggota PKI sampai sekarang masih belum sepenuhnya dapat
dipulihkan hak-haknya. Belum lagi mereka harus menanggung stigma
negatif dari masyarakat masyarakat akibat peristiwa yang mereka
sendiripun tidak pernah mengerti apa itu. 
 
 Satu yang membuat saya tercengang ketika berkenalan dengan salah
satu pendiri Wiji Asih. Seorang wanita berumur 86 tahun, Sutiyem
namanya sering dipanggil Mbah Suti. Ketika tragedi tersebut terjadi
Mbah Suti sempat ditangkap akibat kegiatannya di Gerwani. 
 
 Sempat terbayangkan, selama ini yang terpatri di benak saya bahwa
Gerwani beranggotakan wanita-wanita tak bermoral yang ikut menganiaya
para jenderal serta melakukan serangkaian tindakan asusila. Tapi kok
yang saya hadapi??? 
 
 Belum 10 menit mendengarkan obrolannya saya langsung bisa mengatakan
bahwa beliau adalah seorang wanita yang sangat cerdas. Dalam usia
lanjut tersebut pemikiran beliau masih tetap tajam. Analisa-analisanya
berkaitan dengan kegiatan demokrasi di masa sekarang masih sangat
brilian. 
 
 Mbah Suti mengaku mengenal Gerwis (Gerakan Wanita Indonesia Sedar,
organisasi yang melatarbelakangi terbentuknya Gerwani) ketika
menjalankan profesinya sebagai penjual sirih di pasar. Latar belakang
keikutsertaannya dalam gerakan wanita tersebut adalah untuk menggugat
keberadaan poligami. Saat itu mbah Suti adalah istri ketiga. Seperti
halnya keadan wanita-wanita lain pada masa itu yang hanya dianggap
sebagai second class, poligami sangat merugikan wanita. Banyak wanita
yang setelah dijadikan istri kesekian ditinggalkan begitu saja oleh
suaminya padahal telah ada anak-anak yang lahir dari perkawinan tersebut. 
 
 Gerwis berdiri pada tahun 1950 dan dua tahun kemudian didirikan
cabang Musuk dengan Mbah Suti sebagai ketua. Pada tahun 1954 Gerwis
berganti nama menjadi Gerwani. 
 
 Keberadaan Gerwis Lanjaran yang merupakan anak cabang meluas. Banyak
wanita yang ikut karena mulai sadar untuk diajak lebih maju. Salah
satu kegiatan Gerwis yang mencolok adalah edukasi terhadap para
wanita. Saat itu akses wanita untuk mengenyam bangku sekolah sangatlah
minim. Prioritas utama pendidikan adalah untuk laki-laki.Selain
pendidikan Gerwis juga memiliki peran besar dalam aksi sosialnya
berkaitan dengan meletusnya Gunung Merapi pada tahun 1954. 
 
 Kegiatan Gerwani di Lanjaran sampai tahun awal tahun 1965 berjalan
lancar. Namun ketika meletus peristiwa 65 keadaannya menjadi kacau
balau. Desa Lanjaran yang dikenal merupakan basis kegiatan anggota PKI
seperti BTI, Gerwani dan Lekra mulai terusik. Beberapa orang yang
dikenal sebagai tokoh utama ditangkap aparat. Dari 19 orang yang
tertangkap mbah Suti adalah satu-satunya perempuan. Setelah mendapat
berbagai perlakuan buruk -salah satunya pelecehan seksual 

[zamanku] David Duchovny, bintang X-Files, kecanduan seks

2008-08-30 Terurut Topik bhirawa moerdaya


 
David Duchovny has entered a rehabilitation center for sex addiction, The 
Associated Press reported. “I ask for respect and privacy for my wife and 
children as we deal with this situation as a family.” 
 
Tidakkah sebaiknya David Duchovny berpoligami saja?
 
salam,
bhirawa_m
penganut buddhisme
 
PS: Lihat juga
The X-Files: I Want to Believe



  

[zamanku] Semua Penciptaan Tidak Harus Punya Tujuan

2008-08-30 Terurut Topik Hafsah Salim
Semua Penciptaan Tidak Harus Punya Tujuan

Menciptakan sesuatu tentu harus ada planning, dan planning itu
mencakup prosesnya dan setiap proses itu ada tujuannya.

Namun tujuannya itu tidaklah selalu berguna, kadang kala tidak berguna
sama sekali bahkan tidak jarang hasil ciptaan itu justru merusak
proses yang berlangsung dan hal ini bisa anda saksikan cara kerja
catalyst sebagai catalisator yang bisa menghambat bahkan menghentikan
proses yang berlangsung.

Demikianlah, meskipun proses penciptaan itu tidak punya tujuan dan
tidak direncanakan, namun ada kalanya bisa jadi berguna untuk tujuan
yang diingini dalam proses lainnya.  Misalnya saja, jamur pembusuk
yang tidak ada gunanya justru merusak makanan, ternyata bisa
dimanfaatkan untuk menciptakan tempe, menciptakan alkohol melalui
fermentasinya dll.  Padahal sipencipta jamur pembusuk ini belum tentu
punya tujuan yang sama, namun kita sajalah yang memanfaatkan menjadi
tujuan yang kita ingini.


 leonardo rimba [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Mengapa dan apa tujuan manusia dihadirkan
 di bumi ini, that's your question. Jawabannya
 itu RELATIF, Semua manusia berusaha menjawabnya,
 dan setiap jawaban yang diberikan itu VALID.

Tidak ada jawaban yang valid, karena setiap jawaban yang valid
tentunya harus bisa divalidasi.  kalo tidak bisa divalidasi, darimana
datangnya anggapat bahwa jawaban itu valid???

Tujuan dari keberadaan manusia sebenarnya tergantung kemauan
penciptanya.  Contohnya, jago sepak bola menciptakan banyak anak2 agar
bisa membuat kesebelasan.  Jago voley-ball menciptakan banyak anak2
untuk membuat team voley.

Pencipta itu tidak harus Tuhan, tidak harus Allah, siapapun bisa
menjadi pencipta asal mampu menciptakan.  Pencipta itu ada banyak,
misalnya pencipta matahari berbeda dari pencipta mars, dan berbeda
dari pencipta bumi ini, karena masing2 pencipta merupakan proses yang
terpisah yang kadang2 perjalanannya bisa terkait dengan hukum sebab
dan akibat, meskipun tidak selalu harus ada sebab dan akibat.

Apapun yang anda ciptakan, tujuannya cuma anda sendiri yang tahu,
contohnya pencipta mobil menyatakan bahwa dia menciptakan mobil untuk
mempermudah masyarakat seluruh dunia untuk mempercepat perjalanannya,
padahal dia menciptakan mobil untuk dijual sehingga menjadi kaya raya.
 Namun hal itu tidak mengapa, karena antara pencipta dan pemakai tidak
selalu harus punya tujuan yang sama.

Janganlah sekalipun menganggap atau mempercayai bahwa Tuhan atau Allah
adalah sang pencipta, karena kalo ada anggapan seperti itu maka lahir
pertanyaan baru bahwa siapakah yang menciptakan Tuhan atau Allah tsb.

Keberadaan manusia dan alam semesta bukan sebab akibat penciptaan
melainkan merupakan perjalanan circulus yang tiada permulaan dan tiada
akhirnya, atau bisa diciptakan permulaannya dan juga bisa ditentukan
akhirnya dan kesemuanya ini kembali tergantung aplikasinya.

Kesemuanya ini bisa dijelaskan dengan memperlihatkan gambaran
gelombang radio atau gelombang signal lainnya baik berbentuk sinus
maupun cosinus.  Untuk membedakan gelombang sinus dan cosinus hanyalah
dari titik permulaan yang anda tentukan sendiri.  Demikianlah
gelombang yang anda lihat itu sebenarnya tiada titik permulaan dan
tidak ada titik akhir.  Namun untuk tujuan tertentu, misalnya untuk
perhitungan dan pengukuran gelombang, maka harus ditetapkan titik
permulaan atau titik akhirnya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.










[zamanku] Re: Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata....

2008-08-30 Terurut Topik Made Bali

 Jadi saya tdk menyesal bahwa dulu ada 5000 PKI yang dibantai, kalau
tdk
 justru saya yang bakal dibasmi duluan sebab penghalang PKI itu
 Angkatan darat dan Islam.

Ini pengakuan jujur yang perlu dikumpulkan bahwa yang membunuh orang PKI
setelah G-30-S adalah Islam, jumlahnya saja yang perlu dikoreksi karena
menurut berita bisa sampai 3 juta orang.

Salam Damai dari Kalsel


--- In zamanku@yahoogroups.com, tawangalun [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Memang organisator PKI itu militan,lihat tuh Muskitawati itu dulu th
 65 CGMI makane militan kan? Terus dia diuber uber mBah harta,jadi saya
 pastikan dia sangat benci mBah harta.
 Jangan ada yang ngatain pemerintah membantai PKI itu keliru,sebab
 kalau mBah Harta tidak membantai PKI,justru dialah yang akan dibantai
 duluan.
 Saat G-30-S meletus saya masih di Klaten.Saat tsb banyak punggowo desa
 di Cawas Klaten yang dibunuh PKI.Korbannya yo jelas wong nas dan wong
 Islam.
 Jadi saya tdk menyesal bahwa dulu ada 5000 PKI yang dibantai,kalau tdk
 justru saya yang bakal dibasmi duluan sebab penghalang PKI itu
 Angkatan darat dan Islam.

 Shalom,
 Tawangalun.

 - In zamanku@yahoogroups.com, mediacare mediacare@ wrote:
 
  Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata
  Rabu, 19-03-2008 14:00:19 oleh: Ida Puji
  Kanal: Opini
 
  Masih ingatkah anda tentang pelajaran sejarah mengenai G30/S PKI?
 
  Dulu ketika masih bersekolah tiap tanggal 30 September murid-murid
 diajak pergi ke gedung bioskop menonton film pemberontakan G30/S PKI.
 Dan tiap keluar dari sana saya selalu merinding. Kejam sekali para
 pemberontak itu ya?
 
  PKI itu tak bermoral, mereka atheis, begitu seringkali guru
 sejarah (masa itu) memberikan penjelasan. Iya percaya lah, orang dari
 filmnya juga begitu.
 
  Anggapan seperti itu telah berada di kepala saya sampai saya duduk
 di bangku kuliah. Baru ketika Orde Baru tumbang muncul wacana-wacana
 baru berkaitan dengan peristiwa tersebut. Tapi jujur saat itu saya
 masih sering dibuat bingung karenanya.
 
  Bulan november tahun lalu saya dan rekan berkunjung ke sebuah desa,
 Lanjaran namanya. Desa tersebut terletak di kecamatan Musuk kabupaten
 Boyolali, letaknya di lereng gunung Merapi.
 
  Ketika peristiwa 65 terjadi, kawasan tersebut merupakan basis PKI.
 Setiap lapan (35 hari) di desa itu diadakan sebuah pertemuan ibu-ibu
 yang bernama Wiji Asih. Di sana selain ada kegiatan untuk memajukan
 peran wanita, mereka saling membagikan pengalaman sehubungan dengan
 tragedi yang mereka alami. Sebagian kecil dari ibu-ibu yang hadir
 dalam pertemuan tersebut adalah mereka yang terlibat langsung dan
 sebagian besarnya adalah anak cucu mereka yang ketika itu masih kecil
 -dan bahkan ada yang belum lahir- namun sampai sekarang masih
 menanggung beban.
 
  Anak cucu anggota PKI sampai sekarang masih belum sepenuhnya dapat
 dipulihkan hak-haknya. Belum lagi mereka harus menanggung stigma
 negatif dari masyarakat masyarakat akibat peristiwa yang mereka
 sendiripun tidak pernah mengerti apa itu.
 
  Satu yang membuat saya tercengang ketika berkenalan dengan salah
 satu pendiri Wiji Asih. Seorang wanita berumur 86 tahun, Sutiyem
 namanya sering dipanggil Mbah Suti. Ketika tragedi tersebut terjadi
 Mbah Suti sempat ditangkap akibat kegiatannya di Gerwani.
 
  Sempat terbayangkan, selama ini yang terpatri di benak saya bahwa
 Gerwani beranggotakan wanita-wanita tak bermoral yang ikut menganiaya
 para jenderal serta melakukan serangkaian tindakan asusila. Tapi kok
 yang saya hadapi???
 
  Belum 10 menit mendengarkan obrolannya saya langsung bisa mengatakan
 bahwa beliau adalah seorang wanita yang sangat cerdas. Dalam usia
 lanjut tersebut pemikiran beliau masih tetap tajam. Analisa-analisanya
 berkaitan dengan kegiatan demokrasi di masa sekarang masih sangat
 brilian.
 
  Mbah Suti mengaku mengenal Gerwis (Gerakan Wanita Indonesia Sedar,
 organisasi yang melatarbelakangi terbentuknya Gerwani) ketika
 menjalankan profesinya sebagai penjual sirih di pasar. Latar belakang
 keikutsertaannya dalam gerakan wanita tersebut adalah untuk menggugat
 keberadaan poligami. Saat itu mbah Suti adalah istri ketiga. Seperti
 halnya keadan wanita-wanita lain pada masa itu yang hanya dianggap
 sebagai second class, poligami sangat merugikan wanita. Banyak wanita
 yang setelah dijadikan istri kesekian ditinggalkan begitu saja oleh
 suaminya padahal telah ada anak-anak yang lahir dari perkawinan
tersebut.
 
  Gerwis berdiri pada tahun 1950 dan dua tahun kemudian didirikan
 cabang Musuk dengan Mbah Suti sebagai ketua. Pada tahun 1954 Gerwis
 berganti nama menjadi Gerwani.
 
  Keberadaan Gerwis Lanjaran yang merupakan anak cabang meluas. Banyak
 wanita yang ikut karena mulai sadar untuk diajak lebih maju. Salah
 satu kegiatan Gerwis yang mencolok adalah edukasi terhadap para
 wanita. Saat itu akses wanita untuk mengenyam bangku sekolah sangatlah
 minim. Prioritas utama pendidikan adalah untuk laki-laki.Selain
 pendidikan Gerwis juga memiliki peran besar dalam aksi sosialnya
 berkaitan dengan 

[zamanku] Suara Kekuasaan Mengancam Suara Dialog

2008-08-30 Terurut Topik mediacare
Suara Kekuasaan Mengancam Suara Dialog
Sharunas Paunksnis

Kaunas, Lithuania - Mereka selalu datang malam hari, demikianlah kata George 
Orwell. Kau terbangun dan melihat orang-orang mengepung ranjangmu sembari 
menyorotkan senter. 

Citraan ini selalu muncul kembali selama masa-masa tegang dan penuh kecurigaan 
di seluruh dunia - agen-agen rahasia anonim menyapu orang-orang tak 
berwasangka, karena gaya mereka atau penolakan mereka untuk menyesuaikan diri. 

Bagi banyak orang, citraan ini membayangi kontroversi seputar penangkapan 
seorang perempuan pakistan bernama Aafia Siddiqui di Afghanistan pada bulan 
Juli dan penampilannya di pengadilan pada 5 Agustus di New York. Ia didakwa 
dengan percobaan pembunuhan terhadap penyelidik Amerika saat dipenjara di 
Afghanistan tempat ia, seperti kata orang, ditahan karena bertindak 
mencurigakan dan membawa benda-benda yang dicurigai sebagai bahan pembuat bom, 
petunjuk dan panduan tengara-tengara New York di tas tangannya.

Siddiqui didaftar oleh Amerika Serikat pada tahun 2004, sebagai salah satu dari 
tujuh orang yang terkait dengan al Qaeda dan dikhawatirkan sedang merancang 
sebuah serangan, hilang bersama tiga anaknya yang masih kecil-kecil di Karachi 
pada tahun 2003, dan muncul kembali secara mencurigakan lima tahun kemudian di 
New York dengan tatapan kosong seorang tahanan kamp konsentrasi di wajahnya. 

Apa yang terjadi pada Siddiqui dan anak-anaknya selama lima tahun itu tetaplah 
sebuah misteri. Fausia, adiknya, menduga keras ia telah diculik dan dijebloskan 
ke penjara rahasia di Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat menyangkal 
semua itu, meskipun banyak orang Pakistan yang percaya bahwa ia diculik dan 
menghabiskan masa lima tahun itu di sebuah penjara rahasia bagi militan Muslim 
di Afghanistan, sebelum dipindahkan ke Amerika Serikat untuk didakwa. 

Spekulasi seputar kasus ini mengingatkan saya akan sebuah film Pakistan dewasa 
ini, Khuda Kay Liye (Atas Nama Tuhan), yang disutradarai oleh Shoaib Mansoor. 
Tokoh protagonisnya, Mansoor, dijebloskan di penjara Orwellian, mengikuti 
peristiwa 11/9.

Karakternya dapat dipandang sebagai sebuah model bagi Muslim kontemporer atau 
seorang korban dari sistem. Ia ditahan secara tak sah, ditanyai berulang kali 
oleh otoritas AS (Apa hubunganmu dengan Osama?) dan disiksa - alusi yang 
gamblang dari kamp tahanan Guantanamo Bay. 

Film itu merefleksikan ketakutan-ketakutan umum yang ada di dunia saat ini - 
ketakutan akan antara (other) yang jahat - buat siapa nama dan warna kulit 
seseorang cukup sudah untuk menuduhnya atas konspirasi melawan dunia bebas. 

Mansoor merepresentasikan absurditas miskomunikasi antara masyarakat Muslim dan 
Barat, yang dibakar oleh pembedaan Huntingtonian terhadap dunia ke dalam 
kelompok-kelompok yang tak berusaha saling berkomunikasi dan memahami, namun 
justru berkonfrontasi satu sama lain, sehingga memperlebar jurang antara bangsa 
dan rakyat, sesuatu yang dipaksakan keberadaannya padahal sesungguhnya tidak 
ada. 

Khuda Kay Liye menunjukkan bahwa insiden-insiden itu membuat prospek-prospek 
pemahaman mutual dipertanyakan dan menekankan perbedaan antara kita dan 
mereka. Tak heran jika banyak orang percaya bahwa Islam sedang diserang. 

Tak lama setelah sukses besar film ini di Pakistan, Aafia Siddiqui pun muncul 
di depan publik. 

Seringkali, dalam persoalan semacam ini, kebenaran dan keadilan hilang di rimba 
politik dan hukum dari agenda-agenda konflik. Kita mungkin tak pernah tahu 
kebenaran perihal Aafia, namun citraan ibu tiga anak yang kekurangan makanan 
bergizi dan rusak akan tetap hidup di antara simbol-simbol yang digunakan untuk 
memperkuat sebuah citraan akan penindasan. 

Mengapa kita, ahli waris kebrutalan abad lalu, tak dapat belajar dari perang, 
konflik, dan penderitaan diri kita sendiri dan generasi lalu? Kita musti 
menyadari bahwa kontroversi, spekulasi, dan bukti-bukti tak mencukupi seputar 
kasus Siddiqui, hanyalah tipe hal-hal yang menjauhkan kita dari harapan akan 
pemahaman yang mutual. 

Berapa banyak kisah-kisah seperti ini akan kita saksikan sebelum kita berpihak 
dan menuntut cara yang lebih baik dalam melakukan segala sesuatu?

Entah Siddiqui benar telah dikurung dalam sebuah penjara rahasia di Afghanistan 
dan terdapat kebenaran untuk mendakwanya, atau tidak, peristiwa-peristiwa saat 
ini terjadi karena hilangnya kepercayaan pada Amerika Serikat dan umat Muslim 
di dunia. 

Kita berhadapan dengan dilema etis. Abu Ghraib. Guantanamo Bay. Penangkapan 
tiba-tiba dan hilangnya seseorang secara misterius. Penampilan aneh. Semua ini 
bukanlah garis-garis plot fiksi. Akankah inisiatif-inisiatif ini, yang 
dilaksanakan atas nama keamanan, mampu menciptakan dunia yang lebih baik, atau 
akan mendorong pembelahannya yang tak dapat diobati, memperbesar kemarahan dan 
kecurigaan kita? Semua itu ada di tangan kita. 

Akankah kita berdiam diri saja menghadapi proses-proses yang akan membelah 
dunia kita dan mendukung argumen konflik global identitas? 

[zamanku] Bali Benteng Penyembah Berhala Terbesar dan Terakhir !!!

2008-08-30 Terurut Topik Hafsah Salim
Bali Benteng Penyembah Berhala Terbesar dan Terakhir !!!
   
Bali merupakan batu sandung yang akan mampu menghentikan penyebaran
Syariah Islam di Indonesia wilayah Timur.  Meskipun jarang
diberitakan, ribuan terorist Jihad Islam berhasil dilumpuhkan baik
oleh masyarakat, maupun oleh aparat yang berwajib diwilayah Indonesia
bagian Timur terutama Bali.

Memang bukanlah rahasia lagi bahwa Bali memang merupakan target utama
gerakan teror Jihad Islam dalam melakukan operasinya untuk menjagal
se-banyak2nya orang Bali dipulaunya sendiri.

Berbagai document2 yang berhasil disita aparat menunjukkan aktivitas
terorist jihad Islam yang sangat tinggi di Bali.  Meskipun penjagaan
dilakukan sangat ketat, namun tak bisa dihindarkan bahwa Bali tiga
kali berhasil diluluh lantakkan oleh gerombolan terorist Jihad Islam
ini yang datangnya dari Jawa.

Sumber utama gerakan terorist Jihad Islam ini juga bukan rahasia lagi
yaitu MUI sendiri yang memberi supply dan perlindungan hukum kepada
para pelaku terorist Jihad Islam ini.  MUI mendesak DepAg agar
menyediakan dana se-banyak2nya untuk membangun mesjid2 disetiap
kelurahan di Bali.  Setiap sekolah diwajibkan mengajarkan agama Islam
meskipun kadang2 tidak ada murid2 yang beraama Islam.  Sekolah2
dilarang untuk mengajarkan agama Hindu.

Pemerintah RI mengabaikan kebutuhan Rakyat Bali akan tempat ibadah,
pemerintah bukan mendrop kebutuhan Bali tetapi mendrop terorist untuk
memaksa rakyat Bali memeluk agama Islam.  Namun dunia, seperti Jepang,
Amerika, Inggris, India, China, Thailand dll tentu akan memberi
bantuan kepada rakyat Bali apabila perang agama pecah.  Seluruh dunia
yang bukan Islam akan menyelamatkan Bali.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







[zamanku] Pamit dulu selama Ramadhan

2008-08-30 Terurut Topik tawangalun
Agar puasa saya lebih sempurna saya pamit dulu sebulan,agar saya tdk
terjebak dalam pisuh memisuh dll yang bisa mengurangi nilai puasa saya.

Shalom,
Tawangalun.



[zamanku] Jemaah Ahmadiah Organisasi Islam Terbesar Didunia !!!

2008-08-30 Terurut Topik Hafsah Salim
Jemaah Ahmadiah Organisasi Islam Terbesar Didunia !!!

Tidak ada satupun organisasi Islam lain yang bisa memiliki jaringan
umatnya yang tersebar luas diseluruh negara2 didunia ini seperti yang
dimiliki oleh organisasi jemaah Islam Ahmadiah.

Aliran2 besar Islam yang bermusuhan umumnya hanya dikenal Sunny dan
Syiah, padahal Ahmadiah jauh lebih besar dari Sunny dan Syiah dalam
aktivitas sosial yang lebih luasnya cakupan negara2 yang dikembangkannya.

Jumlah negara Islam didunia tidaklah banyak, dan kesemuanya merupakan
negara2 miskin meskipun ada beberapa yang kekayaan tanahnya melimpah
ruah tetapi dimiliki oleh pribadi2 caliph-nya yang tidak berkewajiban
untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya. Sunny sendiri meskipun
mendominasi negara2 Islam dunia, merupakan aliran Islam yang paling
banyak terpecah belah.  Sunny terpecah dalam ribuan aliran2 kecil yang
saling membunuh sehingga sama sekali tidak bisa mendominasi mayoritas
Islam dunia.  Syiah lebih solid meskipun juga terpecah belah dalam
ratusan aliran2 kecil namun tidak saling membunuh.

Hampir setiap saat terjadi bencana malapetaka di-negara2 Islam akibat
dominasi hanya satu aliran Islam yang menghalalkan untuk mengeksekusi
aliran2 Islam lainnya.

Setiap terjadi pengungsian umat Islam dari negara2 Islam, maka mereka
selalu menyelamatkan nyawa mereka ke-negara2 demokratis dimana
pertolongan dari organisasi2 Islam setempat mayoritasnya adalah Islam
dari Jemaah Ahmadiah.

Yayasan2 Islam Ahmadiah di-negara2 maju telah menyelamatkan jutaan
umat Islam dari semua negara2 Islam diseluruh dunia yang mengeksekusi
umat sesama agamanya sendiri.

Yayasan2 Islam Ahmadiah didukung oleh kelas2 umat Islam yang
berpendidikan tinggi, berpenghasilan tinggi, maupun berdedikasi
tinggi.  Celakanya, hampir tidak pernah ada satupun umat Islam yang
pernah memenangkan hadiah Nobel, kecuali umat Islam Ahmadiah.  SEMUA
PEMENANG NOBEL PRIZE YANG BERAGAMA ISLAM ADALAH ANGGAUTA PENTING DALAM
JEMAAH AHMADIAH.  Antara lain adalah:

Abdus-Salam: Physics
Ahmed Zewail: Chemistry
Naguib Mahfouz: Literature
Orhan Pamuk: Novelish
Shirin Ebadi: (wanita) Human Right
Muhammad Yunus: Nobel Peace
Abudus Sattar Edhi: Calon Pakistant Seperti Ibu Theresa.

Kesemua nama yang diatas adalah anggauta Jemaah Ahmadiah Internasional
yang berasal dari berbagai negara didunia meskipun yang terbanyak
adalah dari Pakistant/Bangladesh.

Tidak pernah ada satupun aliran Islam lain yang memiliki sejumlah
pemenang Nobel prize seperti yang dimiliki Jemaah Ahmadiah.

Orhan Pamuk adalah pemenang Nobel Muslim keturunan Turki yang menjadi
anggauta Jemaah Ahmadiah di Turki yang membongkar pembunuhan massal
orang2 Armenia yang dilakukan oleh Ottoman.

Dari apa yang dilakukan oleh Orhan Pamuk, bisa anda semua
membayangkannya bagaimana kuatnya pengaruh Orhan Pamuk yang membawa
Turki dalam krisis Politik yang menghancurkan ekonominya diembargo
negara Eropah.  Bencana umat Ahmadiah di Indonesia sudah menjadi
perhatian dan berita yang sangat besar diseluruh dunia yang telah
memprotes pemerintah RI melalui jalur diplomatik.

ISLAM AHMADIAH TIDAK MUNGKIN DIBUBARKAN, TIDAK JUGA BISA DIPAKSA UNTUK
MEMBUBARKAN DIRI, ORGANISASI INI TERLALU BESAR, TERLALU KUAT
PENGARUHNYA DIDUNIA.

Dimanapun anda temukan umat Islam Ahmadiah, pasti mereka bukan
pengangguran, paling tidak mereka berasal dari kelas ekonomi menengah
yang berpendidikan.

Ny. Muslim binti Muskitawati.





[zamanku] Yahudi Surabaya

2008-08-30 Terurut Topik mediacare

The Jews of Surabaya

by Jessica Champagne and Teuku Cut Mahmud Aziz

It's hard to convince most Indonesians that Jews don't run the world, or at 
least the banks and US foreign policy. It's even harder to convince them that 
there's a longstanding community of Jews in Indonesia itself. In the early 
twentieth century, there were at least a thousand Jews, scattered to Padang, 
Semarang, Medan, Malang, Bandung, Batavia, Jogjakarta, and perhaps othercities. 
Now, while expats and others may gather in Jakarta and other major cities, the 
only synagogue and the largest community are in Surabaya.

This lone synagogue is easy to miss. The former residence of a Dutch doctor 
during the colonial period, the exterior is plain white, with a small section 
of wooden carving hidden by tree branches. The inside is immediately 
recognizable as an Orthodox, Sephardi synagogue. Men and women are separated as 
Orthodox Jewish law dictates, and the pulpit faces the ark for the Torah 
together with the congregation in accordance with the tradition of Sephardi 
Jews, those from Spain, Africa, and the Middle East. The simple, wooden ark is 
empty now; the old Torah scrolls belong to a larger congregation in Singapore. 
There is a ragtag collection of books locked away in the pulpit cabinet and the 
ark-frayed history Jewish history books in Dutch, World War II-issue GI prayer 
books, shinier new prayer books from a New York institution dedicated to 
preserving Sephardi tradition.

There is little documentation of the past-at least one old book of names and 
records has been thrown out, seen as bulky and unnecessary. Stories, though, 
are passed down through the generations; the few children readily describe 
their grandparents' childhoods. Leah Zahavi and Isaac Solomon , each of whom 
has held various official positions in the synagogue, are among those who keep 
their community alive, and are eager to share their memories and passed-down 
stories. Leah, whose features reflect her Iraqi origins, lives in a house 
adjoining the synagogue and serves as a caretaker and occasionally as a guide.

In telling community history, Leah often lapses back into Biblical tales of 
Ham, Shem, and Japeth or Sarah and Abraham, exploring the ancient root of the 
tensions between Jews and Muslims or of Jews as wanderers. Her stories of 
Indonesia, though, begin in the early 20th century, by which point some Jews 
(mostly Sephardi) had come to Surabaya as traders. Before living in Indonesia, 
many had lived in other parts of Asia, such as India, Malaysia, Singapore, Hong 
Kong. As Leah says, they settled wherever they could find a living and a 
respite from war and persecution. When one person found a suitable place, they 
spread the word. Often, the men went first, and sent for their wives and 
children after they'd established themselves. As in other Dutch colonies, some 
(again, mostly Sephardi) Jews came as part of the colonial presence. 

Some reports suggest that the community was increased by World War II refugees. 
Gravestones in a small, overgrown Jewish cemetery plot bear names from around 
Europe and Asia, as well as generically Jewish names - Sassoon, Kattan, Moses, 
Reuben, Mussry.

The Surabaya Jews worked largely in trade. Over the decades, community members 
imported and/or repaired watches, refrigerators, electronics, fruits, diamonds, 
and more. Their hope that Surabaya would be a safe and profitable home was 
fulfilled for several decades.

Then the Japanese invaded, and put the Europeans into internment camps. It is 
rumored that the Jews were not counted as enemies until Gestapo officers 
arrived and demanded that the Jews be put into camps and kept separate from the 
other prisoners. Rumors still circulate that the Indonesian Jews would have 
been put to death by the Axis powers if the war had continued only a few days 
longer. As it was, they worked as forced labor on the railroads and were 
treated brutally. Old men bear physical reminders of their time in the camps, 
broken noses and missing teeth.

The Jews were liberated when Japan was defeated, but many had lost their homes 
and possessions. Some left Indonesia, but many dug back in. By the 1950s, the 
community was thriving again. Community members now speak of the 1950s as the 
peak of the Jewish community in Surabaya. They say that thousands of Jews lived 
in Surabaya, that they dominated the center of town in the way that Chinese are 
said to today. The community had acquired the current synagogue, its second, 
and set up a badminton court behind it. The community youth played sports, 
studied religion and language, and celebrated holiday and life cycle 
celebrations with each other and their families. Even those who couldn't attend 
these celebrations would send carloads of food, contributing to lavish feasts.

As the 1960s began, Indonesia was again becoming a risky place to set up shop. 
Jews felt vulnerable to the anti-Dutch feeling that marked the 1962 

Re: [zamanku] Siapakah yang akan masuk Surga?

2008-08-30 Terurut Topik Mentari Pagi
Pak, yang berhak tahu siapa yang bakal masuk syurga atau neraka ya hanya Tuhan 
yang kita yakini telah menciptakan kedua tempat itu. Seperti dalam juri lomba, 
penilaian bagi pemenang kan nggak cuma satu kriteria saja, ada banyak kriteria. 
Mungkin orang-orang yang bapak maksud itu adalah orang pintar yang memanfaatkan 
ilmu mereka untuk kepentingan orang banyak. Tapi apa kita tahu, sisi lain 
kehidupan mereka? apa selama hidupnya mereka baik pada tetangga, apa selama 
hidupnya mereka tidak melakukan perbuatan dosa lain? misalnya menganiaya istri, 
menganiaya binatang dan sebagainya.

Jadi, wallohua'lam. Pelacur yang menggunakan hasil melacurnya untuk memberi 
makan orang-orang yang kelaparan bisa jadi masuk nominasi untuk ke surga. 

--- On Sun, 8/24/08, Iman K. [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Iman K. [EMAIL PROTECTED]
Subject: [zamanku] Siapakah yang akan masuk Surga?
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
 zamanku@yahoogroups.com
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Date: Sunday, August 24, 2008, 3:25 AM













Salam...



Menyambung apa yang sudah kita bicarakan  sebelumnya apakah orang-orang yang 
telah berkorban demi kemanusiaan, mempersembahkan ilmu pengetahuan demi 
kemanusian, menolong orang sakit dengan meneliti segala macam obat-obatan demi 
keselamatan manusia, mereka itu semuanya akan masuk neraka karena mereka adalah 
non muslim?



Apakah pribadi-pribadi semacam Louis Pasteur, Socrates, Aristoteles, Plato, 
Isac Newton, Thomas Alfa Edison, Bunda Teresa, Khalil Gibran, Francis Bacon, 
Rene Descartes semuanya masuk neraka karena mereka adalah non muslim?



Kita sudah melihat dibahasan sebelumnya bahwa terdapat dua pendapat kelompok 
ekstrim menanggapi permasalahan ini, kelompok pertama adalah dari orang-orang 
sholeh yang kaku, mereka mengutip Alquran surat 3 ayat 85 :



“ Dan Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah 
akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang 
yang rugi”



Dengan dalil ayat tersebut, maka orang-orang sholeh yang kaku itu mengatakan 
bahwa yang berhak masuk surga hanyalah orang-orang Islam, selain Islam sesuai 
dengan ayat al-quran tersebut maka semuanya akan masuk neraka tanpa pandang 
bulu, apakah dia itu adalah Louis Pasteur, Socrates, Aristoteles, Plato, Isac 
Newton, Thomas Alfa Edison, Bunda Teresa, Khalil Gibran, Francis Bacon, Rene 
Descartes dan lain-lain.



Pendapat kedua muncul dari mereka-mereka yang menyebut dirinya kaum 
intelektual, yakni dari para pemikir kebebasan dan kemanusiaan. Mereka mengutip 
apa yang dikatakan Al-quran pada surat 5 ayat 69 :



“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang 
Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada 
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” 



Melihat dua pendapat dengan masing-masing dalil yang mereka kemukakan tersebut, 
maka bagaimanakah kiranya nasib orang-orang yang telah berbuat banyak untuk 
tujuan kemanusiaan tersebut?



Menurut hemat saya, kita sebagai manusia tidak akan pernah tahu dan kita tidak 
punya hak sama sekali untuk mengatakan secara pasti, apakah si X atau si Y akan 
masuk surga atau neraka, apakah Louis Pasteur, Socrates, Aristoteles, Plato, 
Isac Newton, Thomas Alfa Edison, Bunda Teresa, Khalil Gibran, Francis Bacon, 
Rene Descartes akan masuk surga atau neraka.



Yang kita bisa tahu adalah apa yang kita lihat dari perbuatan mereka, menurut 
yang kita lihat dan kita saksikan bahwa mereka sudah berbuat baik dan berbuat 
banyak untuk kemanusian, mereka telah beramal dan menyumbangkan pemikiran untuk 
kemajuan umat manusia. Tetapi mengenai kepastian mutlak apakah mereka akan 
masuk surga atau masuk neraka, maka yang tahu kepastian tersebut hanyalah Allah 
semata.



Hanya Allah yang mengetahui niat semua manusia, hanya Allah lah yang tahu semua 
rahasia dan yang lebih rahasia dari rahasia. Hanya Allah yang tahu apa niat dan 
motivasi seseorang ketika melakukan perbuat baik dan semua amal-amal yang 
mereka lakukan.



Dimasa sekarang kita sering sok menghakimi seseorang, bahwa si X akan masuk 
surga dan si Y akan masuk neraka. Apakah kita memang punya hak dan mampu untuk 
melihat isi hati seseorang? Apakah kita bisa dan mampu untuk mengetahui niat 
seseorang?



Bahkan Nabi Muhammad sendiri tidak berani sembarangan untuk mengatakan bahwa si 
X akan masuk surga 

Re: [zamanku] Dalam Islam Pahala, Tapi Adm Negara Menyebutnya KORUPSI

2008-08-30 Terurut Topik Mentari Pagi
Keuntungan yang 20% itu berlaku hanya untuk pedagang nyonya, lha kalau yang 
terjadi pada para koruptor itu sih pedagang musiman, menjual apa yang 
diamanahkan kepada mereka bukan sebagai barang dagangan. Tapi istilahnya nyuruh 
bawahan untuk membeli sesutu. Contohnya saya, menyuruh pembantu saya membeli 
gula di warung. gula yang harganya 6000 dia bilang 7000. Mulanya saya percaya 
tapi ketika suatu hari saya sendiri ke warung dan bertanya langsung ke penjual 
berapa harga gula dan ternyata 6000, ya saya pasti akan minta klarifikasi ke 
pembantu saya. Tapi saya nggak mungkin minta klarifikasi ke penjual toko berapa 
keuntungan yang dia ambil dari sekilo gula bukan? kecuali dia menjual gula 
dengan harga 15000 perkilo, itu baru saya akan bertanya-tanya.


--- On Sun, 8/24/08, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED]
Subject: [zamanku] Dalam Islam Pahala, Tapi Adm Negara Menyebutnya KORUPSI
To: zamanku@yahoogroups.com
Date: Sunday, August 24, 2008, 9:20 PM











Dalam Islam Pahala, Tapi Adm Negara Menyebutnya KORUPSI

 

Pahala dalam Islam tentunya halal dan meskipun halal tak perlu

dikeluarkan fatwa-nya karena banyak sekali macam2nya bentuk pahala

yang bisa membingungkan kalo semuanya harus difatwakan.



Contohlah, Berdagang dalam Islam itu halal dan beramal itu berpahala.

 Namun keuntungan dalam berdagang juga harus ada batasnya yaitu tidak

mencekik langganan dan tidak merugikan siapapun juga.



Padahal dalam berdagang itu sebenarnya murni merupakan aktivitas

management termasuk administrasi dalam hal yang menyangkut jual beli.



Demikian juga halnya menjadi pejabat apalagi dalam posisi pembelian

yang juga tugasnya melakukan jual beli, misalnya menjual servis dan

membeli produk kebutuhan negara.



Kalo kita berdagang usaha wiraswasta, maka bisa saja untung, dan bisa

juga rugi tergantung pengalaman kita dalam berjual beli.  Kalo untung

kita sendiri yang menikmatinya dan memilih siapa saja yang mau kita

ajak untuk menikmatinya.  Sebaliknya kalo kita rugi, maka kita sendiri

saja yang menderitanya tak perlu kita ajak siapapun untuk ikut menderita.



Ada sedikit perbedaan dengan menjadi pejabat negara misalnya dalam

posisi pembelian/keuangan/ accounting dimana juga terjadi aktivitas

jual beli yang kalo menguntungkan belum tentu bisa dinikmati, dan kalo

merugikan belum tentu menyebabkan kita menderita.  Untung atau rugi

bukan lagi ukuran karena yang mengukurnya cuma dari sudut posisi dan

kepentingan atasan.  Untung atau rugi sama2 bisa punya resiko dituduh

KORUPSI.  Dan untuk mencegah tuduhan korupsi tidak perlu keimanan dan

pengetahuan agama tapi dibutuhkan pengetahuan atau keahlian dibidang

managerial dan administrasi formal yang berlaku dalam institusi tempat

kita menduduki jabatan itu.



Itulah sebabnya, semua pejabat2 yang diangkat itu buta atau tuna

keahlian dibidang managerial dan administrasi karena persyaratan jadi

pejabat adalah beriman kepada Allah yang cuma mengharamkan Mencuri

tapi menghalalkan Korupsi sepanjang bermanfaat bagi keimanan.



   mamatsuryanto mamatsuryanto@  wrote:

   Dia bilang yang diatur didalam Alquran adalah

   mencuri sekali lagi mencuri katanya dan

   hukumannya sudah jelas diperintahkan Awloh,

   potong tangan. Ane kan pengurus mesjid, umat

   pade nyumbang untuk pembangunan mesjid, duit

   itu Ane gunakan sebaik mungkin untuk mesjid,

   engga ada yang Ane curi karena duit itu udah

   ada di tangan Ane, bukan di tangan orang lain.

   Jangan curigaan lah engga baik, katanya.



 tawangalun tawangalun@ ... wrote:

 Kalau yang ngeluarin Fatwa korupsi itu halal itu Genduk yo ora

 digugu,sebab genduk itu gur penjaga perpustakaan Binus,he he he.

 Jadi fatwa tsb seperti lazimnya harus dari MUI.



Korupsi itu Halal sudah merupakan kewajiban dan keimanan tak perlu

fatwa karena seperti yang anda baca dari tulisan uztad mamat suryanto

diatas bahwa korupsi memang bukan mencuri melainkan memanfaatkan hak2

yang sudah diberikan kepada kita.



Tanpa adanya hak yang diberikan kepada kita tentunya tidak mungkin

bisa korupsi.



Kalo mencuri itu merampas hak orang lain, sebaliknya korupsi itu

memanfaatkan hak yang diberikan kepada kita.



Biasanya, atasan memberi hak kepada kita untuk pengeluaran atau

pembelian.  Seringkali sang atasan mendadak naik pangkat dan atasan

kita berganti orang.  Akibatnya, mula2 kita diberi hak untuk membeli

oleh atasan sebelumnya, namun atasan yang baru mendadak mau mengganti

kedudukan kita sebagai bagian pembelian dengan cara menuduhnya sebagai

korupsi.  Tentu saja bukti2nya lengkap sehingga kita ditangkap karena

perdefinisi korupsi itu hanyalah kriteria dari atasannya.



Apakah ada ayat2 di Quran yang menyalahkan saya yang biasa membeli

barang seharga Rp100 juta dari toko A, kemudian untuk barang dengan

merek dan kualitas yang sama saya beli dari toko B seharga Rp99 juta

dengan komisi Rp5 juta   Padahal saya punya 

[zamanku] Tips Mencari ASRORI yang Benar-Benar ASRORI

2008-08-30 Terurut Topik bhirawa moerdaya
http://www.detiknews.com/read/2008/08/30/110956/997245/10/polisi-ambil-ulang-sampel-dna-keluarga-asrori
http://www.surya.co.id/web/Headline/Mayat-Asrori-Disia-siakan.html
http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/30/22071164/keluarga.kemat.tak.yakin..ada.dua.asrori
http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/27/1818473/mayat.mr..x.itu.adalah.asrori
http://hariansib.com/2008/08/29/ryan-mengaku-bunuh-asrori-polisi-salah-tangkap/
http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/08/30/1/141269/salah-tangkap-asrori-beri-applause-kapolda-jatim
http://www.inilah.com/berita/2008/08/28/46669/polemik-mayat-asrori-di-kepolisian/
 
Mencari Asrori yang benar aja susah, apalagi mencari Allah yang benar. Menunggu 
Allah punya DNA kali ya?
 
salam,
bhirawa_m
penganut buddhisme
 
 


  

[zamanku] Umat Islam Ahmadiah Mampu Melindungi Dirinya !!!

2008-08-30 Terurut Topik Hafsah Salim
Umat Islam Ahmadiah Mampu Melindungi Dirinya !!!
   
Adalah menyesatkan kalo ada sekelompok orang atau satu dua organisasi
yang bisa dianggap mewakili pendapat seluruh bangsa Indonesia yang
beraneka ragam ini.

Demikianlah FPI dan MUI secara menyesatkan telah berusaha memaksa
negara untuk membubarkan Islam Ahmadiah.  Padahal negara sendiri dalam
hal ini Presiden sebagai executive, beserta lembaga2 check and balance
lainnya seperti legislative dan judicative sama2 sependapat bahwa
negara tidak berhak membubarkan atau melarang kepercayaan yang dianut
kelompok2 dalam masyarakatnya karena Pancasila menjamin dan melindungi
semua kepercayaan yang dianut dalam masyarakat Indonesia.

Dalam hal ini, TIDAK ADA KETENTUAN ATAU UU NEGARA YANG HANYA
MENGIZINKAN HANYA SATU ALIRAN SAJA DENGAN MELARANG SEMUA ALIRAN ISLAM2
LAINNYA.

Yang jelas2 ada dalam UU negara maupun Pancasila adalah kewajiban
negara untuk melindungi setiap umat beragama tanpa membedakan apa
agamanya.  Itulah sebabnya Syariah Islam telah ditolak sejak pertama
negara ini berdiri karena Syariah Islam hanya mengizinkan satu macam
aliran Islam saja yang dalam hal ini tidak memungkinkan karena bangsa
Indonesia menganut berbagai macam aliran2 Islam yang berbeda bahkan
saling bertentangan satu sama lainnya.

Negara telah melanggar UU-nya sendiri dengan membiarkan umat Islam
Ahmadiah dijarah harta bendanya tanpa pelaku2nya ditindak secara
hukum.  Negara membiarkan pembakaran mesjid2 Islam Ahmadiah tanpa
perlindungan dan tanpa penindakan terhadap para pelaku2nya.

Dunia Internasional mempertanyakan tugas dan kewajiban pemerintah
dalam menegakkan hukum dalam melindungi masyarakatnya sendiri. Sikap
pemerintah merupakan pelanggaran HAM yang serius yang telah dilaporkan
oleh umat Islam Ahmadiah ke lembaga HAM di PBB untuk dilakukan
tindakan2 tegas terhadap pemerintah RI.

Organisasi Islam Ahmadiah bukan kalah, tetapi masih menahan diri,
semua jalur hukum masih terus ditempuh termasuk dalam laporannya
kepada lembaga HAM di UN.  Namun pada titik tertentu, umat Islam
Ahmadiah akan mampu melindungi dirinya sendiri dan bila hal itu
terjadi tentu diharapkan pihak pemerintah untuk netral tidak
mencampurinya.

Umat Islam Ahmadiah tidak melakukan pembalasan bukan berarti tidak
mampu membalasnya.  Sekali pembalasan dilakukan pasti lebih banyak
lagi korban yang akan jatuh, dan Islam Ahmadiah bukan yang memulai
perang melainkan pihak yang diserang.  Umat Islam Ahmadiah berhak
membela diri.

Agar peringatan ini bisa direnungkan oleh setiap umat Islam yang
pernah terlibat pengrusakan, penjarahan, maupun pembantaian umat
Ahmadiah dimasa lalu.  Apabila pemerintah tidak bisa menindaknya, maka
masuknya senjata2 selundupan nantinya tidak akan mampu dicegah oleh
pemerintah dan akan membahayakan berlangsungnya pemerintahan itu sendiri.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Bls: [zamanku] Re: Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata....

2008-08-30 Terurut Topik Lanang Anom
ini kayaknya ada lagi antek soeharto



- Pesan Asli 
Dari: Made Bali [EMAIL PROTECTED]
Kepada: zamanku@yahoogroups.com
Terkirim: Sabtu, 30 Agustus, 2008 20:15:13
Topik: [zamanku] Re: Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata


 Jadi saya tdk menyesal bahwa dulu ada 5000 PKI yang dibantai, kalau tdk
 justru saya yang bakal dibasmi duluan sebab penghalang PKI itu
 Angkatan darat dan Islam.
 
Ini pengakuan jujur yang perlu dikumpulkan bahwa yang membunuh orang PKI 
setelah G-30-S adalah Islam, jumlahnya saja yang perlu dikoreksi karena menurut 
berita bisa sampai 3 juta orang.
Salam Damai dari Kalsel

--- In [EMAIL PROTECTED] .com, tawangalun [EMAIL PROTECTED] .. wrote:

 Memang organisator PKI itu militan,lihat tuh Muskitawati itu dulu th
 65 CGMI makane militan kan? Terus dia diuber uber mBah harta,jadi saya
 pastikan dia sangat benci mBah harta.
 Jangan ada yang ngatain pemerintah membantai PKI itu keliru,sebab
 kalau mBah Harta tidak membantai PKI,justru dialah yang akan dibantai
 duluan.
 Saat G-30-S meletus saya masih di Klaten.Saat tsb banyak punggowo desa
 di Cawas Klaten yang dibunuh PKI.Korbannya yo jelas wong nas dan wong
 Islam.
 Jadi saya tdk menyesal bahwa dulu ada 5000 PKI yang dibantai,kalau tdk
 justru saya yang bakal dibasmi duluan sebab penghalang PKI itu
 Angkatan darat dan Islam.
 
 Shalom,
 Tawangalun.
 
 - In [EMAIL PROTECTED] .com, mediacare mediacare@ wrote:
 
  Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata
  Rabu, 19-03-2008 14:00:19 oleh: Ida Puji 
  Kanal: Opini 
  
  Masih ingatkah anda tentang pelajaran sejarah mengenai G30/S PKI? 
  
  Dulu ketika masih bersekolah tiap tanggal 30 September murid-murid
 diajak pergi ke gedung bioskop menonton film pemberontakan G30/S PKI.
 Dan tiap keluar dari sana saya selalu merinding. Kejam sekali para
 pemberontak itu ya? 
  
  PKI itu tak bermoral, mereka atheis, begitu seringkali guru
 sejarah (masa itu) memberikan penjelasan. Iya percaya lah, orang dari
 filmnya juga begitu.
  
  Anggapan seperti itu telah berada di kepala saya sampai saya duduk
 di bangku kuliah. Baru ketika Orde Baru tumbang muncul wacana-wacana
 baru berkaitan dengan peristiwa tersebut. Tapi jujur saat itu saya
 masih sering dibuat bingung karenanya. 
  
  Bulan november tahun lalu saya dan rekan berkunjung ke sebuah desa,
 Lanjaran namanya. Desa tersebut terletak di kecamatan Musuk kabupaten
 Boyolali, letaknya di lereng gunung Merapi. 
  
  Ketika peristiwa 65 terjadi, kawasan tersebut merupakan basis PKI.
 Setiap lapan (35 hari) di desa itu diadakan sebuah pertemuan ibu-ibu
 yang bernama Wiji Asih. Di sana selain ada kegiatan untuk memajukan
 peran wanita, mereka saling membagikan pengalaman sehubungan dengan
 tragedi yang mereka alami. Sebagian kecil dari ibu-ibu yang hadir
 dalam pertemuan tersebut adalah mereka yang terlibat langsung dan
 sebagian besarnya adalah anak cucu mereka yang ketika itu masih kecil
 -dan bahkan ada yang belum lahir- namun sampai sekarang masih
 menanggung beban. 
  
  Anak cucu anggota PKI sampai sekarang masih belum sepenuhnya dapat
 dipulihkan hak-haknya. Belum lagi mereka harus menanggung stigma
 negatif dari masyarakat masyarakat akibat peristiwa yang mereka
 sendiripun tidak pernah mengerti apa itu. 
  
  Satu yang membuat saya tercengang ketika berkenalan dengan salah
 satu pendiri Wiji Asih. Seorang wanita berumur 86 tahun, Sutiyem
 namanya sering dipanggil Mbah Suti. Ketika tragedi tersebut terjadi
 Mbah Suti sempat ditangkap akibat kegiatannya di Gerwani. 
  
  Sempat terbayangkan, selama ini yang terpatri di benak saya bahwa
 Gerwani beranggotakan wanita-wanita tak bermoral yang ikut menganiaya
 para jenderal serta melakukan serangkaian tindakan asusila. Tapi kok
 yang saya hadapi?? ? 
  
  Belum 10 menit mendengarkan obrolannya saya langsung bisa mengatakan
 bahwa beliau adalah seorang wanita yang sangat cerdas. Dalam usia
 lanjut tersebut pemikiran beliau masih tetap tajam. Analisa-analisanya
 berkaitan dengan kegiatan demokrasi di masa sekarang masih sangat
 brilian. 
  
  Mbah Suti mengaku mengenal Gerwis (Gerakan Wanita Indonesia Sedar,
 organisasi yang melatarbelakangi terbentuknya Gerwani) ketika
 menjalankan profesinya sebagai penjual sirih di pasar. Latar belakang
 keikutsertaannya dalam gerakan wanita tersebut adalah untuk menggugat
 keberadaan poligami. Saat itu mbah Suti adalah istri ketiga. Seperti
 halnya keadan wanita-wanita lain pada masa itu yang hanya dianggap
 sebagai second class, poligami sangat merugikan wanita. Banyak wanita
 yang setelah dijadikan istri kesekian ditinggalkan begitu saja oleh
 suaminya padahal telah ada anak-anak yang lahir dari perkawinan tersebut. 
  
  Gerwis berdiri pada tahun 1950 dan dua tahun kemudian didirikan
 cabang Musuk dengan Mbah Suti sebagai ketua. Pada tahun 1954 Gerwis
 berganti nama menjadi Gerwani. 
  
  Keberadaan Gerwis Lanjaran yang merupakan anak cabang meluas. Banyak
 wanita yang ikut karena mulai sadar untuk diajak lebih maju. Salah
 satu kegiatan Gerwis yang