[zamanku] Perangkat Penerbangan Hebat pada Serangga

2009-03-25 Terurut Topik setyawan_abe

Bagaimana seekor ganjurmampu mengepakkan sayapnya 1000 kali per detik?
Bagaimana seekor kutu melompat sejauh ratusan kali ukuran tinggi
tubuhnya? Mengapa seekor kupu-kupu terbang maju sementara sayapnya
mengepak ke atas dan ke bawah?

Lalat adalah satu di antara hewan-hewan yang disebut di dalam Al
Qur'an, sebagai satu saja dari banyak satwa yang mengungkap
pengetahuan tak terbatas Tuhan kita. Allah Yang Mahakuasa berfirman
tentang hal ini dalam ayat ke-73 surat Al Hajj:

Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah!
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan
seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika
lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat
merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang
disembah. (QS. Al Hajj, 22:73)

Otot-otot penerbangan dari banyak serangga seperti capung mengerut
sangat kuat akibat rangsangan yang ditimbulkan oleh saraf-saraf yang
mengendalikan setiap gerakan mereka
Meskipun telah dilakukan penelitian terkini, walaupun seluruh teknologi
telah Allah berikan kepada manusia, amat banyak ciri makhluk hidup yang
masih menyimpan sisi-sisi menakjubkannya. Sebagaimana pada segala
sesuatu yang telah Allah ciptakan, dalam tubuh seekor lalat
memperlihatkan bukti melimpah pengetahuan mahatinggi. Dengan mengkaji
seluk beluknya, siapa pun yang berpikir akan mampu sekali lagi merenung
di atas kekagumannya yang mendalam kepada Allah dan ketaatan kepadaNya.

Sejumlah penelitian yang telah dilakukan para ilmuwan terhadap perangkat
penerbangan lalat dan serangga-serangga kecil lainnya diuraikan di bawah
ini. Kesimpulan yang muncul darinya adalah tiada kekuatan acak,
coba-coba atau wujud selain Allah yang mampu menciptakan kerumitan
seekor serangga sekalipun.

Otot terbang dari banyak serangga seperti belalang dan capung mengerut
sangat kuat akibat rangsangan yang ditimbulkan saraf-saraf yang
mengendalikan setiap gerakannya. Pada belalang, misalnya, sinyal-sinyal
kiriman setiap saraf menyebabkan otot-otot terbang mengerut. Dengan
bekerja bergantian, tidak saling berlawanan, dua kelompok otot yang
saling melengkapi, yang dinamakan elevator (pengangkat) dan depresor
(penurun), memungkinkan sayap-sayap terangkat dan mengepak ke bawah.
Belalang mengepakkan sayapnya 12 hingga 15 kali per detik, dan agar
dapat terbang serangga-serangga lebih kecil harus mengepakkan sayapnya
lebih cepat lagi. Lebah madu, tawon dan lalat mengepakkan sayap 200
hingga 400 kali per detik, dan pada ganjur dan sejumlah serangga
merugikan yang berukuran hanya 1 milimeter (0.03 inci), kecepatan ini
meningkat ke angka mengejutkan 1000 kali per detik! Sayap-sayap yang
mengepak terlalu cepat untuk dapat dilihat mata manusia telah diciptakan
dengan rancangan khusus agar dapat melakukan kerja yang terus-menerus
semacam ini.

Sebuah saraf mampu mengirim paling banyak 200 sinyal per detik. Lalu
bagaimana seekor serangga kecil mampu mengepakkan sayapnya 1000 kali per
detik? Penelitian telah membuktikan bahwa pada serangga-serangga ini,
tidak terdapat hubungan satu-banding-satu antara sinyal dari saraf dan
jumlah kepakan sayap per satuan waktu.

Pada perangkat istimewa ini, yang masing-masing diciptakan tersendiri
pada tubuh setiap serangga, tak dijumpai ketidakteraturan sedikit pun.
Saraf-sarafnya tidak pernah mengirim sinyal yang salah, dan otot-otot
serangga senantiasa menerjemahkannya secara benar.

Pada jenis seperti lalat dan lebah, otot-otot yang memungkinkan terbang
bahkan tidak menempel pada pangkal sayap! Sebaliknya, otot-otot ini
melekat pada dada melalui pengait yang berperan seperti engsel,
sedangkan otot-otot yang mengangkat sayap ke atas melekat pada permukaan
atas dan bawah dada. Saat otot-otot ini mengerut, permukaan dada menjadi
rata dan menarik pangkal sayap ke bawah. Permukaan samping sayap
memberikan peran penyokong sehingga memungkinkan sayap-sayap terangkat.
Otot-otot yang menimbulkan gerakan ke bawah tidak melekat langsung pada
sayap, tapi bekerja di sepanjang dada. Ketika otot-otot ini mengerut,
dada tertarik kembali ke arah berlawanan, dan dengan cara ini sayap
tergerakkan ke bawah.

Engsel sayap tersusun atas protein khusus yang dikenal sebagai resilin,
yang memiliki kelenturan luar biasa. Karena sifatnya jauh mengungguli
karet alami ataupun buatan, para insinyur kimia berupaya membuat tiruan
bahan ini, di laboratorium. Saat melentur dan mengerut, resilin mampu
menyimpan hampir keseluruhan energi yang dikenakan padanya, dan ketika
gaya yang menekannya dihilangkan, resilin mampu mengembalikan
keseluruhan energi itu. Alhasil, daya guna (efisiensi) resilin dapat
mencapai 96%. Saat sayap terangkat, sekitar 85% energi yang dikeluarkan
disimpan untuk saat berikutnya; energi yang sama ini kemudian digunakan
kembali dalam gerakan ke bawah yang memberikan daya angkat ke atas dan
mendorong sang serangga ke depan. Permukaan dada dan ototnya telah
diciptakan dengan rancangan istimewa untuk memungkinkan 

Re: [zamanku] Perangkat Penerbangan Hebat pada Serangga

2009-03-25 Terurut Topik wirajhana eka
Bos maksute..allah juga yang ciptain capung dll? klaim itu
absurd...sementara menyatakan penciptaan bumi dan langit saja..aq menyatakan
dua hal secara tegas:
1. Langit dan bumi sudah ada...dalam keadaan bersatu
2. bertumpuk satu di atas yang lain

Nah..dari sudut keilmuanan ini saja sudah keliru berat...sekarang mau di
klaim bahwa capung dll ciptaan al -ilah bukan al-lah lainnya?

yang bener aja bos

2009/3/24 setyawan_abe setyawan_...@yahoo.com

   Bagaimana seekor ganjurmampu mengepakkan sayapnya 1000 kali per detik?
 Bagaimana seekor kutu melompat sejauh ratusan kali ukuran tinggi tubuhnya?
 Mengapa seekor kupu-kupu terbang maju sementara sayapnya mengepak ke atas
 dan ke bawah?

 Lalat adalah satu di antara hewan-hewan yang disebut di dalam Al Qur'an,
 sebagai satu saja dari banyak satwa yang mengungkap pengetahuan tak terbatas
 Tuhan kita. Allah Yang Mahakuasa berfirman tentang hal ini dalam ayat ke-73
 surat Al Hajj:

 Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah!
 Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan
 seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika
 lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya
 kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah. (QS.
 Al Hajj, 22:73)


 Otot-otot penerbangan dari banyak serangga seperti capung mengerut sangat
 kuat akibat rangsangan yang ditimbulkan oleh saraf-saraf yang mengendalikan
 setiap gerakan mereka

 Meskipun telah dilakukan penelitian terkini, walaupun seluruh teknologi
 telah Allah berikan kepada manusia, amat banyak ciri makhluk hidup yang
 masih menyimpan sisi-sisi menakjubkannya. Sebagaimana pada segala sesuatu
 yang telah Allah ciptakan, dalam tubuh seekor lalat memperlihatkan bukti
 melimpah pengetahuan mahatinggi. Dengan mengkaji seluk beluknya, siapa pun
 yang berpikir akan mampu sekali lagi merenung di atas kekagumannya yang
 mendalam kepada Allah dan ketaatan kepadaNya.

 Sejumlah penelitian yang telah dilakukan para ilmuwan terhadap perangkat
 penerbangan lalat dan serangga-serangga kecil lainnya diuraikan di bawah
 ini. Kesimpulan yang muncul darinya adalah tiada kekuatan acak, coba-coba
 atau wujud selain Allah yang mampu menciptakan kerumitan seekor serangga
 sekalipun.

 Otot terbang dari banyak serangga seperti belalang dan capung mengerut
 sangat kuat akibat rangsangan yang ditimbulkan saraf-saraf yang
 mengendalikan setiap gerakannya. Pada belalang, misalnya, sinyal-sinyal
 kiriman setiap saraf menyebabkan otot-otot terbang mengerut. Dengan bekerja
 bergantian, tidak saling berlawanan, dua kelompok otot yang saling
 melengkapi, yang dinamakan *elevator* (pengangkat) dan *depresor*(penurun), 
 memungkinkan sayap-sayap terangkat dan mengepak ke bawah.
 Belalang mengepakkan sayapnya 12 hingga 15 kali per detik, dan agar dapat
 terbang serangga-serangga lebih kecil harus mengepakkan sayapnya lebih cepat
 lagi. Lebah madu, tawon dan lalat mengepakkan sayap 200 hingga 400 kali per
 detik, dan pada ganjur dan sejumlah serangga merugikan yang berukuran hanya
 1 milimeter (0.03 inci), kecepatan ini meningkat ke angka mengejutkan 1000
 kali per detik! Sayap-sayap yang mengepak terlalu cepat untuk dapat dilihat
 mata manusia telah diciptakan dengan rancangan khusus agar dapat melakukan
 kerja yang terus-menerus semacam ini.

 Sebuah saraf mampu mengirim paling banyak 200 sinyal per detik. Lalu
 bagaimana seekor serangga kecil mampu mengepakkan sayapnya 1000 kali per
 detik? Penelitian telah membuktikan bahwa pada serangga-serangga ini, tidak
 terdapat hubungan satu-banding-satu antara sinyal dari saraf dan jumlah
 kepakan sayap per satuan waktu.

 Pada perangkat istimewa ini, yang masing-masing diciptakan tersendiri pada
 tubuh setiap serangga, tak dijumpai ketidakteraturan sedikit pun.
 Saraf-sarafnya tidak pernah mengirim sinyal yang salah, dan otot-otot
 serangga senantiasa menerjemahkannya secara benar.

 Pada jenis seperti lalat dan lebah, otot-otot yang memungkinkan terbang
 bahkan tidak menempel pada pangkal sayap! Sebaliknya, otot-otot ini melekat
 pada dada melalui pengait yang berperan seperti engsel, sedangkan otot-otot
 yang mengangkat sayap ke atas melekat pada permukaan atas dan bawah dada.
 Saat otot-otot ini mengerut, permukaan dada menjadi rata dan menarik pangkal
 sayap ke bawah. Permukaan samping sayap memberikan peran penyokong sehingga
 memungkinkan sayap-sayap terangkat. Otot-otot yang menimbulkan gerakan ke
 bawah tidak melekat langsung pada sayap, tapi bekerja di sepanjang dada.
 Ketika otot-otot ini mengerut, dada tertarik kembali ke arah berlawanan, dan
 dengan cara ini sayap tergerakkan ke bawah.

 Engsel sayap tersusun atas protein khusus yang dikenal sebagai resilin,
 yang memiliki kelenturan luar biasa. Karena sifatnya jauh mengungguli karet
 alami ataupun buatan, para insinyur kimia berupaya membuat tiruan bahan ini,
 di laboratorium. Saat melentur dan mengerut, resilin mampu menyimpan