Re: [zamanku] Warga Amerika banyak yg mau BUNUH DIRI

2008-10-18 Terurut Topik Agung Setiawan
kebetulan ada topic millis gini,ada pengalaman pribadi saya liat resesi ekonomi 
jarak deket,ada orang deket rumah saya (di Belanda sini) beberapa minggu lalu 
mati gantung diri
  gara2 masalah Hypotheek (Kredit Rumah)...
  tapi apa bunuh diri menyelesaikan masalah? tetangga gua itu enak udah nggak 
musingin,tapi tetap aja istrinya sekarang yg mau nggak mau toh juga belibet 
sendiri!
  sadis bener kadang realita hidup

great pretender [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Di Indonesia, selain kasus bunuh diri, malah di bantu Amrozy...
  sekali pencet.. Dhuarrr!!! banyak yg mati,,,
   
  GP


  2008/10/16 Wulan Dari [EMAIL PROTECTED]
selamat siang,
turut prihatin kepada orang2 tsb yg telah kehilangan harapan hidup di
amerika sana.
masalah bunuh diri ada di mana2.di indonesia malah lebih sering.kenapa
orang bunuh diri di amerika menjadi hal luar biasa?padahal sekali
lagi, bunuh diri juga terjadi di berbagai penjuru belahan bumi.
tapi kenapa seakan2 orang bunuh diri di amerika adalah hal yg luar
biasa?seakan2 dianggap imposible.emang amerika itu surga apa sehingga
mustahil ada kasus bunuh diri?orang putus asa di mana2 juga banyak.
lagipula apa hubungan krisis keuangan amerika,bunuh diri warganya,dan
yesus?kenapa seolah2 karena yesus dianggap tuhan maka amerika sudah
selayaknya diselamatkan dari badai krisis?emang amerika kristen?
lhah mana bisa negara beragama.yg bisa beragama kan
manusianya.lagipula apa penghuni amerika cuma orang kristen?amerika
kan kumpulan dari berbagai macam ras,budaya,dan agama.tambahan lagi di
antara orang kristen amerika seberapa banyakkah yg benar2 percaya
segala macam doktrin kekristenan dan janji2 manis penebusan dosa oleh
kristus?
tapi jika anda punya pandangan berbeda yg bisa dibagi.dimohon kesedian
untuk menuliskannya.
terima kasih.
salam indonesia.

Pada tanggal 15/10/08, Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED] menulis: 
  

 Krisis Keuangan Picu Tragedi Kemanusiaan di AS

 Selasa, 14 Okt 2008 13:35

 Pemerintah AS kini bukan hanya dibuat pusing dengan kehancuran
 ekonominya, tapi juga kelemahan mental sebagian rakyatnya yang tak kuat
 menanggung beban krisis keuangan. Otoritas berwenang di AS mulai
 khawatir melihat dampak krisis terhadap masyarakatnya, dan sekarang
 sedang giat-giatnya menghimbau warganya yang mengalami stress agar
 segera meminta bantuan.

 Laporan Associated Press menyebutkan, di bebera tempat saluran telepon
 hotline yang disediakan bagi mereka yang mengalami gangguan mental tak
 henti-hentinya berdering, layanan konsultasi menerima banyak permintaan
 konsultasi dan tempat-tempat penampungan bagi korban kekerasan dalam
 rumah tangga banyak yang penuh.

 Beberapa orang mengatakan, apa yang terjadi saat ini mengingatkan pada
 situasi emosional saat peristiwa serangan 11 September, kata Canon Ann
 Malonee, seorang pastor dari Gereja Trinitas di New York.

 Tidak tahu harus kemana mengadu karena krisis yang dialaminya, banyak
 warga AS yang menelpon layanan hotline pencegahan bunuh diri. Organisasi
 Samaritans di New York menyatakan, jumlah penelpon sejak setahun kemarin
 meningkat 16 persen dan kebanyakan mengeluhkan masalah keuangan.
 Sementara Switchboard di Miami menerima 500 telpon yang mengadukan
 nasibnya karena harta bendanya disita.

 Banyak orang yang mengatakan pada kami bahwa mereka telah kehilangan
 segalanya. Kehilangan rumah, atau menghadapi ancaman penyitaan,
 kehilangan pekerjaan ..., kata Virginia Cervasio, direktur eksekutif
 sebuah lembaga yang mendata kasus-kasus bunuh diri di Lee County,
 sebelah baratdaya Florida.

 Dan daftar tragedi menyedihkan korban krisis keuangan di AS pun makin
 panjang. Di Massachusetts, seorang ibu rumah tangga mencoba menutupi
 krisis keuangan yang dialaminya dari keluarga dan suaminya. Ibu rumah
 tangga itu menulis surat ke perusahan hipotiknya berbunyi Begitu Anda
 menyita rumah saya, saya akan mati. Dan ibu rumah tangga bernama
 Carlene Balderrama benar-benar membuktikan ancamannya. Ia bunuh diri
 dengan meletuskan peluru ke tubuhnya.

 Di Los Angeles, Karthik Rajaram, 45 juga bunuh diri, setelah sebelumnya
 menembak istri, tiga anaknya dan ibu mertuanya. Dalam pesan yang
 ditulisnya diketahui Karthik membunuh keluarga dan dirinya sendiri
 karena kesulitan keuangan.

 Kasus Karthik, mendorong pihak kepolisian dan aparat yang bertanggung
 jawab terhadap kesehatan mental masyarakat mengeluarkan himbauan agar
 mereka yang merasa bermasalah akibat krisis keuangan yang terjadi,
 segera mencari bantuan. Kepolisian mengaku khawatir kasus Karthik akan
 memicu gejala meniru apa yang dilakukan Karthik.

 Kita sedang berada dalam masa yang cukup berat dan butuh kekuatan untuk
 tetap tegak berdiri, kata Kepala Deputi Polisi Michel Moore.

 Tragedi lainnya terjadi di Tennessee pekan kemarin. Seorang perempuan
 bernama Pamela Rose menembak dirinya sendiri, setelah deputi sherrif di
 wilayah itu mengusir perempuan tersebut dari rumahnya yang akan disita.
 Hal serupa dilakukan Addie Polk, seorang nenek berusia 90 

Re: [zamanku] Warga Amerika banyak yg mau BUNUH DIRI

2008-10-16 Terurut Topik great pretender
Di Indonesia, selain kasus bunuh diri, malah di bantu Amrozy...
sekali pencet.. Dhuarrr!!! banyak yg mati,,,

GP

2008/10/16 Wulan Dari [EMAIL PROTECTED]

   selamat siang,
 turut prihatin kepada orang2 tsb yg telah kehilangan harapan hidup di
 amerika sana.
 masalah bunuh diri ada di mana2.di indonesia malah lebih sering.kenapa
 orang bunuh diri di amerika menjadi hal luar biasa?padahal sekali
 lagi, bunuh diri juga terjadi di berbagai penjuru belahan bumi.
 tapi kenapa seakan2 orang bunuh diri di amerika adalah hal yg luar
 biasa?seakan2 dianggap imposible.emang amerika itu surga apa sehingga
 mustahil ada kasus bunuh diri?orang putus asa di mana2 juga banyak.
 lagipula apa hubungan krisis keuangan amerika,bunuh diri warganya,dan
 yesus?kenapa seolah2 karena yesus dianggap tuhan maka amerika sudah
 selayaknya diselamatkan dari badai krisis?emang amerika kristen?
 lhah mana bisa negara beragama.yg bisa beragama kan
 manusianya.lagipula apa penghuni amerika cuma orang kristen?amerika
 kan kumpulan dari berbagai macam ras,budaya,dan agama.tambahan lagi di
 antara orang kristen amerika seberapa banyakkah yg benar2 percaya
 segala macam doktrin kekristenan dan janji2 manis penebusan dosa oleh
 kristus?
 tapi jika anda punya pandangan berbeda yg bisa dibagi.dimohon kesedian
 untuk menuliskannya.
 terima kasih.
 salam indonesia.

 Pada tanggal 15/10/08, Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED]Agung%40kaochem.co.id
 menulis:

 
  Krisis Keuangan Picu Tragedi Kemanusiaan di AS
 
  Selasa, 14 Okt 2008 13:35
 
  Pemerintah AS kini bukan hanya dibuat pusing dengan kehancuran
  ekonominya, tapi juga kelemahan mental sebagian rakyatnya yang tak kuat
  menanggung beban krisis keuangan. Otoritas berwenang di AS mulai
  khawatir melihat dampak krisis terhadap masyarakatnya, dan sekarang
  sedang giat-giatnya menghimbau warganya yang mengalami stress agar
  segera meminta bantuan.
 
  Laporan Associated Press menyebutkan, di bebera tempat saluran telepon
  hotline yang disediakan bagi mereka yang mengalami gangguan mental tak
  henti-hentinya berdering, layanan konsultasi menerima banyak permintaan
  konsultasi dan tempat-tempat penampungan bagi korban kekerasan dalam
  rumah tangga banyak yang penuh.
 
  Beberapa orang mengatakan, apa yang terjadi saat ini mengingatkan pada
  situasi emosional saat peristiwa serangan 11 September, kata Canon Ann
  Malonee, seorang pastor dari Gereja Trinitas di New York.
 
  Tidak tahu harus kemana mengadu karena krisis yang dialaminya, banyak
  warga AS yang menelpon layanan hotline pencegahan bunuh diri. Organisasi
  Samaritans di New York menyatakan, jumlah penelpon sejak setahun kemarin
  meningkat 16 persen dan kebanyakan mengeluhkan masalah keuangan.
  Sementara Switchboard di Miami menerima 500 telpon yang mengadukan
  nasibnya karena harta bendanya disita.
 
  Banyak orang yang mengatakan pada kami bahwa mereka telah kehilangan
  segalanya. Kehilangan rumah, atau menghadapi ancaman penyitaan,
  kehilangan pekerjaan ..., kata Virginia Cervasio, direktur eksekutif
  sebuah lembaga yang mendata kasus-kasus bunuh diri di Lee County,
  sebelah baratdaya Florida.
 
  Dan daftar tragedi menyedihkan korban krisis keuangan di AS pun makin
  panjang. Di Massachusetts, seorang ibu rumah tangga mencoba menutupi
  krisis keuangan yang dialaminya dari keluarga dan suaminya. Ibu rumah
  tangga itu menulis surat ke perusahan hipotiknya berbunyi Begitu Anda
  menyita rumah saya, saya akan mati. Dan ibu rumah tangga bernama
  Carlene Balderrama benar-benar membuktikan ancamannya. Ia bunuh diri
  dengan meletuskan peluru ke tubuhnya.
 
  Di Los Angeles, Karthik Rajaram, 45 juga bunuh diri, setelah sebelumnya
  menembak istri, tiga anaknya dan ibu mertuanya. Dalam pesan yang
  ditulisnya diketahui Karthik membunuh keluarga dan dirinya sendiri
  karena kesulitan keuangan.
 
  Kasus Karthik, mendorong pihak kepolisian dan aparat yang bertanggung
  jawab terhadap kesehatan mental masyarakat mengeluarkan himbauan agar
  mereka yang merasa bermasalah akibat krisis keuangan yang terjadi,
  segera mencari bantuan. Kepolisian mengaku khawatir kasus Karthik akan
  memicu gejala meniru apa yang dilakukan Karthik.
 
  Kita sedang berada dalam masa yang cukup berat dan butuh kekuatan untuk
  tetap tegak berdiri, kata Kepala Deputi Polisi Michel Moore.
 
  Tragedi lainnya terjadi di Tennessee pekan kemarin. Seorang perempuan
  bernama Pamela Rose menembak dirinya sendiri, setelah deputi sherrif di
  wilayah itu mengusir perempuan tersebut dari rumahnya yang akan disita.
  Hal serupa dilakukan Addie Polk, seorang nenek berusia 90 tahun di
  Akron, Ohio. Beruntung Polk selamat dan sekarang sedang dalam proses
  pemulihan. Perusahaan hipotik Fannie Mae juga bersedia mencabut perintah
  penyitaan rumah Polk, setelah mendapat bantuan dari anggota dewan dari
  wilayah itu. Di Ocala, Roland Gore menembak istrinya dan seekor
  anjingnya, membakar rumah dan bunuh diri, setelah rumahnya terancam
  disita.
 
  Stress akibat 

[zamanku] Warga Amerika banyak yg mau BUNUH DIRI

2008-10-15 Terurut Topik Ahmadi Agung

Krisis Keuangan Picu Tragedi Kemanusiaan di AS

Selasa, 14 Okt 2008 13:35 

 Pemerintah AS kini bukan hanya dibuat pusing dengan kehancuran
ekonominya, tapi juga kelemahan mental sebagian rakyatnya yang tak kuat
menanggung beban krisis keuangan. Otoritas berwenang di AS mulai
khawatir melihat dampak krisis terhadap masyarakatnya, dan sekarang
sedang giat-giatnya menghimbau warganya yang mengalami stress agar
segera meminta bantuan.

Laporan Associated Press menyebutkan, di bebera tempat saluran telepon
hotline yang disediakan bagi mereka yang mengalami gangguan mental tak
henti-hentinya berdering, layanan konsultasi menerima banyak permintaan
konsultasi dan tempat-tempat penampungan bagi korban kekerasan dalam
rumah tangga banyak yang penuh.

Beberapa orang mengatakan, apa yang terjadi saat ini mengingatkan pada
situasi emosional saat peristiwa serangan 11 September, kata Canon Ann
Malonee, seorang pastor dari Gereja Trinitas di New York.

Tidak tahu harus kemana mengadu karena krisis yang dialaminya, banyak
warga AS yang menelpon layanan hotline pencegahan bunuh diri. Organisasi
Samaritans di New York menyatakan, jumlah penelpon sejak setahun kemarin
meningkat 16 persen dan kebanyakan mengeluhkan masalah keuangan.
Sementara Switchboard di Miami menerima 500 telpon yang mengadukan
nasibnya karena harta bendanya disita.

Banyak orang yang mengatakan pada kami bahwa mereka telah kehilangan
segalanya. Kehilangan rumah, atau menghadapi ancaman penyitaan,
kehilangan pekerjaan ..., kata Virginia Cervasio, direktur eksekutif
sebuah lembaga yang mendata kasus-kasus bunuh diri di Lee County,
sebelah baratdaya Florida.

Dan daftar tragedi menyedihkan korban krisis keuangan di AS pun makin
panjang. Di Massachusetts, seorang ibu rumah tangga mencoba menutupi
krisis keuangan yang dialaminya dari keluarga dan suaminya. Ibu rumah
tangga itu menulis surat ke perusahan hipotiknya berbunyi Begitu Anda
menyita rumah saya, saya akan mati. Dan ibu rumah tangga bernama
Carlene Balderrama benar-benar membuktikan ancamannya. Ia bunuh diri
dengan meletuskan peluru ke tubuhnya.

Di Los Angeles, Karthik Rajaram, 45 juga bunuh diri, setelah sebelumnya
menembak istri, tiga anaknya dan ibu mertuanya. Dalam pesan yang
ditulisnya diketahui Karthik membunuh keluarga dan dirinya sendiri
karena kesulitan keuangan.

Kasus Karthik, mendorong pihak kepolisian dan aparat yang bertanggung
jawab terhadap kesehatan mental masyarakat mengeluarkan himbauan agar
mereka yang merasa bermasalah akibat krisis keuangan yang terjadi,
segera mencari bantuan. Kepolisian mengaku khawatir kasus Karthik akan
memicu gejala meniru apa yang dilakukan Karthik.

Kita sedang berada dalam masa yang cukup berat dan butuh kekuatan untuk
tetap tegak berdiri, kata Kepala Deputi Polisi Michel Moore.

Tragedi lainnya terjadi di Tennessee pekan kemarin. Seorang perempuan
bernama Pamela Rose menembak dirinya sendiri, setelah deputi sherrif di
wilayah itu mengusir perempuan tersebut dari rumahnya yang akan disita.
Hal serupa dilakukan Addie Polk, seorang nenek berusia 90 tahun di
Akron, Ohio. Beruntung Polk selamat dan sekarang sedang dalam proses
pemulihan. Perusahaan hipotik Fannie Mae juga bersedia mencabut perintah
penyitaan rumah Polk, setelah mendapat bantuan dari anggota dewan dari
wilayah itu. Di Ocala, Roland Gore menembak istrinya dan seekor
anjingnya, membakar rumah dan bunuh diri, setelah rumahnya terancam
disita.

Stress akibat persoalan keuangan membuat orang merasa tidak berdaya.
Mereka meyakini, keluarganya lebih baik mati daripada hidup tanpa
dukungan keuangan, kata Kristen Rand, direktur Violence Policy Center
di Washington D.C.

Sementara Dr Edward Charlesworth, seorang ahli psikologi klinis di
Houston mengatakan, krisis keuangan yang melanda saat ini memicu
kekhawatiran yang kronis di kalangan masyarakat yang terserang panik dan
merasa tak berdaya sekaligus marah dengan pemerintah mereka, karena
telah membuat mereka sengsara.

Secara statistik, memang belum jelas benar hubungan antara kasus-kasus
bunuh diri dengan memburuknya situasi perekonomian di AS dua tahun
belakangan ini. Tapi secara historis, kasus-kasus bunuh diri memang
meningkat ketika terjadi kesulitan ekonomi dan krisis ekonomi yang
melanda AS dan dunia saat ini disebut-sebut sebagai krisis terburuk
sejak Great Depression.

Setidaknya ada 500.000 data proses penyitaan dan jumlahnya dipekirakan
akan terus bertambah sampai tahun depan, meski pemerintah sudah
menggulirkan paket penyelamatan. Jika demikian, entah seberapa banyak
lagi tragedi kemanusiaan yang akan terjadi akibat lilitan masalah
keuangan. Dalam kondisi sulit seperti sekarang ini, sulit mengharapkan
kekuatan mental dari masyarakat yang terbiasa menjadikan uang sebagai
dewa. (ln/AP/yh)  Mana pertolongan Yesus yg katanya tuhan ..

stressx.jpg