Bls: [zamanku] Dosa itu Ora Ono alias Tidak Ada - Bag. 2

2010-04-08 Terurut Topik Amir Khan
Beberapa kali ketika saya masih kanak-kanak bersama teman-teman mencuri buah 
rambutan, mangga, pisang dan umbi-umbian dari pohon-pohon yang tertanam di 
kebun atau pekarangan rumah tetangga. Entah karena  kelihaian kami memanjat, 
dan gerak cepat melakukan pencurian, yang pasti kami selalu beruntung tidak 
seorangpun dari pemilik pohon-pohon tersebut mengetahui siapa pencuri 
sebenarnya. Lucunya kami bukan berasal dari keluarga yang berkekurangan, sampai 
sekarang di pekarangan rumah orang tuaku masih ada tiga pohon mangga besar yang 
tetap berbuah lebat sekali di setiap tahunnya. Setiap kali kami memperoleh 
hasil  pencurian kami bermain sambil memakannya di sebuah lapangan kecil 
berumput yang jarang dilalui orang dan yang pasti buah-buah hasil curian 
tersebut lebih dari sekedar cukup bahkan terkadang lebih banyak terbuang dari 
pada jumlah yang dimakan.

Maksud  menceritakan perbuatan nakal masa kanak-kanak tersebut adalah; "bahwa 
sejak masih dalam kandungan pun setiap orang sudah mewarisi keinginan lebih 
memilih untuk berdosa". Saya mencuri buah-buah tersebut bukan karena rasanya 
dan bukan karena tampilannya. Entahlah, yang pasti ketika melakukannya, ada 
perasaaan takut ketahuan pada sang pemilik dan hukuman dari orang tua namun 
rasa takut tersebut menjadi tidak berarti karena pada dasarnya kami menyenangi 
permainan-pencurian. 

Begitulah kasus korupsi di negara ini, kebanyakan justru dilakukan oleh 
orang-orang berpendidikan akademis tinggi,  tidak masuk akal bila alasan 
sepenuhnya disebabkan oleh penghasilan yang rendah. Kita telah melupakan 
penjelasan kuno bahwa " kita berdosa bukan terutama pengaruh dari luar atau 
faktor-faktor di luar kendali kita tetapi sekedar karena kita lebih memilih 
untuk berdosa, kita adalah manusia berdosa". Hanya sedikit perbuatan dosa 
(kejahatan) yang mungkin disebabkan beberapa faktor,  seperti seorang ibu 
mencuri di sebuah mini market oleh karena ketidak sanggupannya membeli sekaleng 
susu untuk keperluan anak bayinya,  namun kenyataan kebanyakan terjadi oleh 
karena kita lebih memilih untuk menikmati perbuatan dosa tersebut.

Namun pada akhirnya setiap orang akan bertanggung jawab atas segala apa yang 
dilakukannya. Dengan demikian perbuatan dosa atau kejahatan adalah hasil 
perbuatan individu. Adalah angan-angan mengharapkan pertobatan atau menekan 
angka  pelaku kejahatan ke gaya hidup yang lebih bertanggung jawab dengan 
sekedar membicarakan dan merevisi  undang-undang di parlement, mencantumkan 
sanksi hukum yang lebih berat, dan pengharapan agar pejabat-pejabat  pemerintah 
dan president untuk berpenampilan alim sebagai tauladan bagi masyarakat. Ikatan 
moral antar individu harus diletakkan pada azas kebenaran hakiki bahwa impuls 
berdosa pada setiap orang harus dikendalikan dan itu melalui pengenalan dan 
pelatihan yang harus dilakukan di  setiap rumah  tangga kepada anak-anak di 
mulai sejak usia kanak-kanak.


--- Pada Ming, 14/3/10, MANG UCUP  menulis:

Dari: MANG UCUP 
Judul: [zamanku] Dosa itu Ora Ono alias Tidak Ada - Bag. 2
Kepada: "maya" , "Zaman" 

Tanggal: Minggu, 14 Maret, 2010, 12:34 PM







 



  



  
  
  Apabila angka raport kita naik dari 7,69 menjadi
9,07 pasti ini menandakan satu prestasi yang ruaaa..ar biasa. Apalagi
mengingat angka tertinggi adalah 10. Nilai tsb diatas inilah yang
Indonesia dapatkan dari hasil survei pelaku bisnis yang dirilis Senin,
8 Maret 2010 oleh perusahaan konsultan "Political & Economic Risk
Consultancy" (PERC) yang berbasis di Hong Kong dimana mereka menilai
Indonesia sebagai Negara terkorup di kolong langit. 



Hanya anehnya walaupun kita ini dinilai sebagai Negara terkorup,
kenyataannya di Indonesia ini hampir tidak ada koruptornya, karena tak
ada seorangpun yang merasa berdosa. Uang yang ajubile gedenya sebesar
Rp. 6,7 triliun saja; kenyataannya tidak bisa ditelusuri kemana raibnya
alias Gone With the Wind. Walaupun bagi orang awam baunya sudah seperti
bau bangkai kerbau yang meluap kemana-mana, tetapi kenyataannya tetap
saja tak seorang pun yang merasa bersalah apalagi berdosa. Hal ini
bahkan sudah dikonfirm oleh penguasa tertinggi. Jadi apakah Anda masih
meragukannya? Oleh sebab itulah, buat apa segala macam dagelan seperti
pansus. Mereka hanya merebutkan pepesan kosong, maklum pepesannya sudah
habis dimakan kucing. Tindakan korupsi itu bukanlah dosa, karena ini
sudah merupakan kebutuhan dasar sosial bagi setiap pejabat.

Memang
dalam Alkitab; mencuri itu masih dinyatakan sebagai dosa, tetapi hal
ini sudah direvisi ulang oleh hamba-Nya Pastur Tim Jones dalam khotbah
dia di Gereja St Lawrence (England) pada tanggal 20.12.2009; dimana ia
menyatakan 'It’s okay to shoplift' alias kalau nyolong itu kagak dosa
githu. 

http://www.dailymai l.co.uk/news/ article-1237470/ Priest-advises- 
congregation- shoplift. html



Jadi bagi siapa saja yang hanya sekedar mencuri kecil-kecilan entah itu
ngemplang uang pajak dengan me

[zamanku] Dosa itu Ora Ono alias Tidak Ada - Bag. 2

2010-04-03 Terurut Topik MANG UCUP
Apabila angka raport kita naik dari 7,69 menjadi 9,07 pasti ini menandakan
satu prestasi yang ruaaa..ar biasa. Apalagi mengingat angka tertinggi adalah
10. Nilai tsb diatas inilah yang Indonesia dapatkan dari hasil survei pelaku
bisnis yang dirilis Senin, 8 Maret 2010 oleh perusahaan konsultan "Political
& Economic Risk Consultancy" (PERC) yang berbasis di Hong Kong dimana mereka
menilai Indonesia sebagai Negara terkorup di kolong langit.

Hanya anehnya walaupun kita ini dinilai sebagai Negara terkorup,
kenyataannya di Indonesia ini hampir tidak ada koruptornya, karena tak ada
seorangpun yang merasa berdosa. Uang yang ajubile gedenya sebesar Rp. 6,7
triliun saja; kenyataannya tidak bisa ditelusuri kemana raibnya alias Gone
With the Wind. Walaupun bagi orang awam baunya sudah seperti bau bangkai
kerbau yang meluap kemana-mana, tetapi kenyataannya tetap saja tak seorang
pun yang merasa bersalah apalagi berdosa. Hal ini bahkan sudah dikonfirm
oleh penguasa tertinggi. Jadi apakah Anda masih meragukannya? Oleh sebab
itulah, buat apa segala macam dagelan seperti pansus. Mereka hanya
merebutkan pepesan kosong, maklum pepesannya sudah habis dimakan kucing.
Tindakan korupsi itu bukanlah dosa, karena ini sudah merupakan kebutuhan
dasar sosial bagi setiap pejabat.

Memang dalam Alkitab; mencuri itu masih dinyatakan sebagai dosa, tetapi hal
ini sudah direvisi ulang oleh hamba-Nya Pastur Tim Jones dalam khotbah dia
di Gereja St Lawrence (England) pada tanggal 20.12.2009; dimana ia
menyatakan 'It’s okay to shoplift' alias kalau nyolong itu kagak dosa githu.

http://www.dailymail.co.uk/news/article-1237470/Priest-advises-congregation-shoplift.html

Jadi bagi siapa saja yang hanya sekedar mencuri kecil-kecilan entah itu
ngemplang uang pajak dengan melakukan pembukuan ganda atau nilep uang
ratusan juta, masih bisa dinyatakan tidak berdosa. Wong yang nilep uang
triliunan saja tidak pernah merasa berdosa, bahkan kebalikannya ia merasa
berjasa sebagai sang juru selamat, karena merasa telah bisa menyelamatkan
bank yang sedang sekarat.

Bagaimana dengan membunuh? Jadi pembunuh dijaman sekarang ini sudah tidak
dianggap sebagai pendosa lagi, bahkan kebalikannya bisa dinilai sebagai
pahlawan di dunia maupun di surga. Dan ini berlaku bukan hanya untuk agama
tertentu saja. Lihat saja mantan Presiden Bush sendiri, dimana secara tidak
langsung ia turut membunuh lebih dari 4.000 tentara Amerika; belum lagi
sekitar 100.000 rakyat sipil yang turut menjadi korban di Irak. Apakah ia
merasa berdosa karenanya, saya yakin haqul yakin tidak; bahkan dalam hal ini
ia merasa berjasa sebagai pembela umat manusia.

Jangankan hanya sekedar membunuh musuh yang tidak kita kenal, membunuh anak
sendiri sekalipun dihalalkan; selama ini dilakukan atas nama agama. Seorang
ibu rela membunuh anaknya sendiri yang baru saja berusia 19 bulan dengan
cara tidak memberi makan maupun minum selama berminggu-minggu. Apakah
kesalahan sang anak bayi ini, sehingga harus dihukum mati oleh ibu
kandungnya sendiri? Kesalahan satu-satunya dari sang anak tersebut, karena
ia LUPA mengucapkan kata AMIN setelah doa makan bersama. “Killed because He
wouldn't Say Amen”
http://www.infoniac.com/breaking/cult-toddler-killed-because-he-wouldnt-say-amen.html

Jadi dosa itu ora ono, walaupun demikian kalau hati kecil Anda masih tetap
memiliki rasa berdosa dan ingin melakukan pengakuan dosa. Ini bisa anda
lakukan melalui www.openconfession.com secara diam-diam atau dipublikasikan
baca dikomersilkan melalui berbagai macam media ala Manohara. Dengan
demikian Anda bisa jadi cepat beken, bahkan dapat tawaran main film.

Hal ini berlaku bagi siapapun juga; misalnya gadis yang masih bau kencur (12
th) di desa kelutuk sekalipun seperti Lutviana Ulfa istrinya dari Syeh Puji
sudah mendapatkan tawaran sebesar Rp 400 juta untuk jadi pemeran film.

Lihat saja di Amerika, apabila dosa Anda itu sudah benar-benar jorok atau
besar sekali; maka pengakuan dosa Anda bisa dijadikan duit, melalui reality
TV Show “The Moment of Truth”. Mereka bersedia bayar hingga US$ 500.000
(sekitar lima milyar Rp.) Misalnya dimana seorang pria muda dengan bangga
telah mengaku dosa, bahwa ia telah berselingkuh dengan lebih dari 100 orang
dihadapan 10 juta pemisra termasuk orang tuanya, keluarga, para sahabat
maupun pasangannya sendiri.

Jadi dosa itu bisa dijadikan komoditi untuk dikomersilkan. Bukan saja
sekedar untuk dijadikan tontonan yang menarik, tetapi bisa juga diperjual
belikan. Semakin sadis, semakin seronoh, semakin tinggi pula nilai jual
dosanya. Kita tidak perlu malu untuk ngaku dosa di Facebook ataupun melalui
TV-One seperti yang dilakukan oleh para korban pelecehan seksuel. Kata malu
jaman di jaman sekarang ini sudah tidak ada dikamus lagi.

Lihat saja di Perancis walaupun Anda bertelanjang bulat sekalipun; tidak
jadi masalah, tetapi kebalikannya apabila Anda pakai burka alias ditutup
rapat-rapat, hal ini dianggap melanggar hukum yang berlaku disana!

Jadi kesimpulannya; apabila Anda ingin jadi cepat beken dan