Re: [zamanku] GUS DUR, sang Kyai Nasionalis

2010-01-03 Terurut Topik :: nepha ::
Hanya penasaran saja,
sebelum medio 94 jilbab dilarang digunakan di sekolah2 dan berbagai
instansi. Apakah saat itu gusdur juga maju ke depan?
Waktu itu sy masih kecil jd ga ngikutin berita.. ^^

Salam,
Nep

On 1/2/10, rizal lingga  wrote:
> Terima kasih untuk tanggapannya yang menyejukkan Greg. Sebenarnya, saya
> bukan anti Islam, tapi anti gerakan Islam radikal fundamentalis, dan hal ini
> konsisten saya lakukan dari dahulu. Banyak dari famili saya yang Muslim, dan
> mereka menghormati kami dan datang ke rumah mengucapkan Selamat Tahun Baru..
> Bagaimana mungkin saya membenci mereka?
> Namun saya melihat kenyataan akan kebangkitan faham Islam fundamentalis yang
> begitu membenci Yahudi, Amerika, dan Kristen. Yang melahirkan teroris2 yang
> telah meledakkan banyak bom bunuh diri di Indonesia. Setelah saya selidiki,
> ternyata faham radikal ini berasal dari Timur Tengah, dan bukan merupakan
> keyakinan Islam yang berkembang dan tumbuh asli di Indonesia. Islam asli
> Indonesia adalah seperti Hamka, Amin Rais, dan Abdurrahman Wahid. Islam
> radikal nampak dalam bentuk Abubakar Baasyir.
> Tapi tidak bisa dibantah bahwa paham radikal trans nasionalis ini juga
> berkembang di Indonesia. Wujudnya adalah Hizbut Thahrir, Front Pembela
> Islam, dan Partai Keadilan Sejahtera.
> Paham Islam Timur Tengah inilah yang saya tentang habis-habisan.
>
> --- On Thu, 12/31/09, Greg Le Mond  wrote:
>
> From: Greg Le Mond 
> Subject: Re: GUS DUR, sang Kyai Nasionalis
>
> Date: Thursday, December 31, 2009, 5:43 AM
>
>Saya sependapat dengan saudara Lingga, dibawah ini landasan prinsip
> Gusdur.
>
> Satu artikel lagi, tentang dialog antariman, satu lagi, tulisan Muqtedar
> Khan.
>
> (entah kuota posting saya masih ada atau tidak, tapi kan saya moderator
> hehe)
>
> Pada tahun 628M, delegasi Nasrani mengunjungi Nabi Muhammad dan meminta
> perlindungan. Dan inilah janji Rasul yang mulia itu kepada umat Kristen:
>
> "This is a message from Muhammad ibn Abdullah, as a covenant to those who
> adopt Christianity, near and far, we are with them.
>
> Verily I, the servants, the helpers, and my followers defend them, because
> Christians are my citizens; and by God! I hold out against anything that
> displeases them. No compulsion is to be on them. Neither are their judges to
> be removed from their jobs nor their monks from their monasteries. No one is
> to destroy a house of their religion, to damage it, or to carry anything
> from it to the Muslims' houses.
>
> Should anyone take any of these, he would spoil God's covenant and disobey
> His Prophet. Verily, they are my allies and have my secure charter against
> all that they hate.
>
> No one is to force them to travel or to oblige them to fight. The Muslims
> are to fight for them. If a female Christian is married to a Muslim, it is
> not to take place without her approval. She is not to be prevented from
> visiting her church to pray. Their churches are to be
> respected. They are neither to be prevented from repairing them nor the
> sacredness of their covenants.
> No one of the nation (Muslims) is to disobey the covenant till the Last Day
> (end of the world)."
>
> Buat Rekan Muslim :
> Masihkah kita berharap syafaat Rasulullah di Padang Mahsyar nanti, ketika
> gereja-gereja tidak dapat kita lindungi?
>
> salam,
>
>
>
> http://www.middle-east-online.com/english/?id=36388
>
> First Published 2009-12-28
> Prophet Muhammad’s Promise to Christians
>
>
> The document is not a modern human rights treaty but even thought it was
> penned in 628 A.D. it clearly protects the right to property, freedom of
> religion, freedom of work, and security of the person, says
> Muqtedar Khan.
>
>
> Muslims and Christians together constitute over fifty percent of the world
> and if they lived in peace, we will be half way to world peace. One small
> step that we can take towards fostering Muslim-Christian harmony is to tell
> and retell positive stories and abstain from mutual
> demonization.
>
> In this article I propose to remind both Muslims and Christians about a
> promise that Prophet Muhammed (pbuh) made to Christians. The knowledge of
> this promise can have enormous impact on Muslim conduct towards Christians.
> Muslims generally respect the precedent of theirProphet and try to practice
> it in their lives.
>
> In 628 AD, a delegation from St. Catherine’s Monastery came to Prophet
> Muhammed and requested his protection. He responded by granting them a
> charter of rights, which I reproduce below in its entirety. St.
> Catherine’s Monastery is located at the foot of Mt. Sinai and is the world’s
> oldest monastery. It possesses a huge collection of Christian manuscripts,
> second only to the Vatican, and is a world heritage site. It also boasts the
> oldest collection of Christian icons. It is a treasure house of Christian
> history that has remained safe for 1400
> years under Muslim protection.
>
> The Promise to St. Catherine:
>
> "This is a message from Muhammad ibn Abdullah, as a covenant

[zamanku] GUS DUR, sang Kyai Nasionalis

2009-12-30 Terurut Topik rizal lingga
Ketika banyak Muslim begitu tergila-gila dengan segala sesuatu atribut Arab, 
Gus Dur tetap mempertahankan identitas nasionalnya, sarung dan peci. Ketika 
banyak Muslim begitu menggandrungi paham transnasional dengan memuja Al Qaida 
dengan segala sesuatu yang berbau Arab sebagai tanda Islam sejati, Gus Dur 
tetap setia dengan falsafah Jawa Islam. Ketika kebencian terhadap Yahudi 
menjadi tanda umum Muslim sejati, Gus Dur ketika jadi presiden RI malah ingin 
menjalin hubungan langsung dengan Israel. Ketika hal itu ditentang banyak 
Muslim di Indonesia, dia malah berkunjung ke Israel.
Ketika fatwa Ulama melarang Muslim untuk mengucapkan selamat Natal, Gus Dur 
malah menghadiri perayaan Natal. Ketika banyak Muslim menganggap haram memasuki 
gereja, Gus Dur malah menghadiri acara Kebaktian Kristen di Gelora Senayan 
tahun 1998 dan bersedia didoakan oleh penginjil Amerika Serikat, ketika begitu 
banyak Muslim Indonesia membenci Amerika sama dengan membenci Yahudi. Pada masa 
Gus Dur jadi presiden, maka diresmikan Imlek jadi hari libur Nasional. Demikian 
juga dengan Waisak dan Nyepi. Orang Kristen kembali diizinkan untuk merayakan 
hari Natal ke 2
pada tanggal 26. Dia sungguh-sungguh berbuat sesuatu untuk merangkul semua 
agama di Indonesia, ketika banyak Muslim meludahi orang-orang non Islam sebagai 
KAFIR! 
Bahkan Gus Dur melindungi gerakan Islam liberal. Akhirnya karena sikapnya ini, 
Gus Dur jadi dibenci oleh kalangan Islam fundamentalis trans nasionalis di 
Indonesia.Namun Gus Dur tidak takut dan tidak perduli sama sekali, karena dia 
yakin bahwa apa yang dibuatnya itu adalah benar, dan sesuai dengan pendiriannya 
yang Nasionalis. 
Gus Dur adalah Muslim Nasionalis sejati yang  mempunyai pendirian yang kuat. 
Sekali dia memutuskan apa yang dianggapnya baik dan benar, dia betul-betul 
melakukannya, dan tak perduli sama sekali dengan protes orang lain. Gus Dur 
selain teguh berpendirian, juga keras kepala alias kepala batu dalam suatu 
pendirian. Dia berani melawan arus, jika suatu hal sudah diyakininya sebagai 
benar.
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati 
meninggalkan nama, Gus Dur wafat meninggalkan kesan sebagai seorang yang 
berpendirian teguh, berani melawan arus, dan keras kepala. Hal keras kepalanya 
ini banyak menjengkelkan orang-orang, namun baik kawan maupun lawannya tidak 
bisa tidak akan mengakui kekuatan karisma dan karakternya.