Re: [zamanku] PKS Dianggap Jadikan Soeharto Pahlawan

2008-11-11 Terurut Topik Ketut

Bung Teddy,

Jngan pernah berharap partai politik mengkalkulasi sesuatu dengan parameter 
moral. Kalkulasinya pastilah : suara/dukungan, karena memang itulah jalan 
menuju kekuasaan, tujuan final sebuah parpol.
Yang menganggap Soeharto koruptor, pelanggar HAM, kan korban/keluarga korban, 
dan dalam jumlah cukup signifikan mungkin kaum intelektual, inipun intelektual 
yang tidak terseret kepentingan.
Berbeda dari itu, di basis massa, mungkin ada semacam "kerinduan" pada sosok 
Soeharto. Inilah mungkin yang dibaca dengan cermat oleh PKS.

Bahwa iklan itu "melukai" 10 orang, selama kalkulasinya bisa menggaet 100 
orang, why not ? Ini politik, bukan ?


  - Original Message - 
  From: teddy sunardi 
  To: zamanku@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, November 12, 2008 3:46 AM
  Subject: Re: [zamanku] PKS Dianggap Jadikan Soeharto Pahlawan



  Menjadikan Soeharto pahlawan berarti menginjak-injak HAM jutaan manusia 
Indonesia yang dibantai oleh ORBA dan ratusan yang tidak diizinkan pulang dari 
luar negeri alias dicabut paspornya oleh rezim fasis tersebut. 

  Oh Tuhan maafkan dosa-dosa para pengagum Soeharto bukalah mata hati mereka 
yang buta ituamin


  salam


  Teddy




  Pada 11 November 2008 18:15, Abdul Rohim <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

  PKS Dianggap Jadikan Soeharto Pahlawan
  "Ini membuktikan mereka tak peka terhadap korban kemanusiaan."
  JAKARTA -- Penempatan mantan presiden Soeharto sebagai pahlawan dan 
guru bangsa kembali menjadi kontroversi. Kali ini pemicunya adalah iklan Partai 
Keadilan Sejahtera yang ditayangkan di beberapa stasiun televisi menyambut 
peringatan Hari Pahlawan 10 November. 
  Mantan aktivis yang pernah jadi korban Orde Baru, Budiman Sudjatmiko, 
mengecam keras penayangan iklan PKS yang menempatkan Soeharto sejajar dengan 
para pahlawan nasional, seperti Bung Karno, KH Ahmad Dahlan, Hasyim Asy'ari, M. 
Natsir, Bung Hatta, Jenderal Sudirman, dan Bung Tomo. "Soeharto tidak layak 
menjadi guru bangsa," kata Budiman saat dihubungi kemarin. 
  Calon legislator Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menilai 
PKS telah beralih rupa menjadi partai nonreformis. "Ini membuktikan PKS tidak 
peka terhadap korban kemanusiaan dan kemiskinan akibat korupsi," katanya. 
"Apakah hanya demi kekuasaan, lalu ideologinya pudar?" 
  Aktivis 1998 yang kini jadi politikus di PKS, Fahri Hamzah, 
berpendapat lain. Menurut dia, Soeharto tetap pantas dihormati sebagai guru 
bangsa. "Dia pernah mempengaruhi hidup kita," katanya. "Nilai negatif pasti 
ada, tapi yang harus jadi contoh nilai yang positif." 
  Tak hanya kali ini iklan PKS mendapat protes. Akhir Oktober lalu, 
iklan partai ini di televisi untuk menyambut peringatan Sumpah Pemuda 
menimbulkan keberatan kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. 
  Penyebabnya, PKS dianggap hanya ingin menggaet massa dari 
kelompok-kelompok tersebut dengan menampilkan sosok panutan Muhammadiyah, 
seperti Ahmad Dahlan, dan pendiri NU, Hasyim Asy'ari. 
  Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin menyesalkan tindakan PKS itu. 
Dia menegaskan tindakan semacam itu tidak etis. "Ini sangat disayangkan. 
Apalagi iklan tersebut untuk kegiatan politik dalam jangka pendek," ujar Din 
saat itu. 
  Ketua Pimpinan Pusat Partai Golkar Priyo Budi Santoso, yang juga 
pernah mengusulkan gelar pahlawan untuk Soeharto, mengaku agak terkejut dengan 
gebrakan PKS kali ini. "Kami hargai sikap PKS kalau itu tulus, tapi memang 
terasa agak janggal," katanya. "Mudah-mudahan itu bukan untuk politisasi 
mengail suara." Karena itu, ia minta PKS melakukan langkah konkret dengan 
mengusulkan Soeharto sebagai pahlawan. 
  Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring menegaskan 
tampilnya Soeharto bersama para pahlawan dalam iklan tersebut bukan berarti 
pengakuan partai berbasis Islam itu terhadap kepahlawanan Soeharto. "Soeharto 
bukan pahlawan," ujarnya. "Soeharto itu bagian sejarah yang tidak bisa 
dihilangkan." 
  Tifatul mengakui sosok Soeharto masih jadi perdebatan dalam posisinya 
sebagai pejuang bangsa. Dia juga membantah anggapan bahwa iklan mereka hanya 
ditujukan untuk menggaet kelompok yang masih bersimpati pada Soeharto sekaligus 
"mencuri" massa NU dan Muhammadiyah dalam Pemilu 2009. "Kami tidak punya tujuan 
seperti itu," ujarnya. "Jika pun ada, bukan untuk menggaet kelompok 
tertentu."TOMI | EKO ARI | KURNIASIH BUDI | SOETANA HASIBUAN 
  Kontroversi Sebuah Iklan 
  Partai Keadilan Sejahtera meluncurkan iklan kontroversial yang 
ditayangkan di sejumlah stasiun televisi. Iklan itu menyejajarkan Soeharto 
dengan pahlawan nasional, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, KH Ahmad Dahlan, 
dan M. Natsir. Iklan ini mendapat banyak kecaman. 
  Urusan memuliakan Soehart

Re: [zamanku] PKS Dianggap Jadikan Soeharto Pahlawan

2008-11-11 Terurut Topik teddy sunardi
Menjadikan Soeharto pahlawan berarti menginjak-injak HAM jutaan manusia
Indonesia yang dibantai oleh ORBA dan ratusan yang tidak diizinkan pulang
dari luar negeri alias dicabut paspornya oleh rezim fasis tersebut.

Oh Tuhan maafkan dosa-dosa para pengagum Soeharto bukalah mata hati mereka
yang buta ituamin

salam

Teddy


Pada 11 November 2008 18:15, Abdul Rohim <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

>   PKS Dianggap Jadikan Soeharto Pahlawan "Ini membuktikan mereka tak peka
> terhadap korban kemanusiaan."
>  *JAKARTA *-- Penempatan mantan presiden Soeharto sebagai pahlawan dan
> guru bangsa kembali menjadi kontroversi. Kali ini pemicunya adalah iklan
> Partai Keadilan Sejahtera yang ditayangkan di beberapa stasiun televisi
> menyambut peringatan Hari Pahlawan 10 November.
> Mantan aktivis yang pernah jadi korban Orde Baru, Budiman Sudjatmiko,
> mengecam keras penayangan iklan PKS yang menempatkan Soeharto sejajar dengan
> para pahlawan nasional, seperti Bung Karno, KH Ahmad Dahlan, Hasyim Asy'ari,
> M. Natsir, Bung Hatta, Jenderal Sudirman, dan Bung Tomo. "Soeharto tidak
> layak menjadi guru bangsa," kata Budiman saat dihubungi kemarin.
> Calon legislator Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menilai PKS
> telah beralih rupa menjadi partai nonreformis. "Ini membuktikan PKS tidak
> peka terhadap korban kemanusiaan dan kemiskinan akibat korupsi," katanya.
> "Apakah hanya demi kekuasaan, lalu ideologinya pudar?"
> Aktivis 1998 yang kini jadi politikus di PKS, Fahri Hamzah, berpendapat
> lain. Menurut dia, Soeharto tetap pantas dihormati sebagai guru bangsa. "Dia
> pernah mempengaruhi hidup kita," katanya. "Nilai negatif pasti ada, tapi
> yang harus jadi contoh nilai yang positif."
> Tak hanya kali ini iklan PKS mendapat protes. Akhir Oktober lalu, iklan
> partai ini di televisi untuk menyambut peringatan Sumpah Pemuda menimbulkan
> keberatan kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
> Penyebabnya, PKS dianggap hanya ingin menggaet massa dari kelompok-kelompok
> tersebut dengan menampilkan sosok panutan Muhammadiyah, seperti Ahmad
> Dahlan, dan pendiri NU, Hasyim Asy'ari.
> Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin menyesalkan tindakan PKS itu. Dia
> menegaskan tindakan semacam itu tidak etis. "Ini sangat disayangkan. Apalagi
> iklan tersebut untuk kegiatan politik dalam jangka pendek," ujar Din saat
> itu.
> Ketua Pimpinan Pusat Partai Golkar Priyo Budi Santoso, yang juga pernah
> mengusulkan gelar pahlawan untuk Soeharto, mengaku agak terkejut dengan
> gebrakan PKS kali ini. "Kami hargai sikap PKS kalau itu tulus, tapi memang
> terasa agak janggal," katanya. "Mudah-mudahan itu bukan untuk politisasi
> mengail suara." Karena itu, ia minta PKS melakukan langkah konkret dengan
> mengusulkan Soeharto sebagai pahlawan.
> Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring menegaskan tampilnya
> Soeharto bersama para pahlawan dalam iklan tersebut bukan berarti pengakuan
> partai berbasis Islam itu terhadap kepahlawanan Soeharto. "Soeharto bukan
> pahlawan," ujarnya. "Soeharto itu bagian sejarah yang tidak bisa
> dihilangkan."
> Tifatul mengakui sosok Soeharto masih jadi perdebatan dalam posisinya
> sebagai pejuang bangsa. Dia juga membantah anggapan bahwa iklan mereka hanya
> ditujukan untuk menggaet kelompok yang masih bersimpati pada Soeharto
> sekaligus "mencuri" massa NU dan Muhammadiyah dalam Pemilu 2009. "Kami tidak
> punya tujuan seperti itu," ujarnya. "Jika pun ada, bukan untuk menggaet
> kelompok tertentu."*TOMI | EKO ARI | KURNIASIH BUDI | SOETANA HASIBUAN*
> *Kontroversi Sebuah Iklan*
> Partai Keadilan Sejahtera meluncurkan iklan kontroversial yang ditayangkan
> di sejumlah stasiun televisi. Iklan itu menyejajarkan Soeharto dengan
> pahlawan nasional, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, KH Ahmad Dahlan, dan M.
> Natsir. Iklan ini mendapat banyak kecaman.
> Urusan memuliakan Soeharto, yang oleh banyak kalangan lain masih dianggap
> sebagai "mimpi buruk", sebenarnya juga pernah dilakukan oleh partai ini
> Januari lalu. Saat Soeharto koma, di Rumah Sakit Umum Pertamina, Ketua
> Majelis Syuro PKS Hilmy Aminuddin menulis surat terbuka. Isinya imbauan agar
> Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mewakili bangsa Indonesia memberi maaf
> atas berbagai kesalahan Soeharto.
> *PENOLAKAN*
> Wacana yang diusung Priyo dan Golkar beberapa waktu lalu memicu penolakan
> dari berbagai pihak. Demonstrasi dilakukan para mahasiswa dan
> kelompok-kelompok prodemokrasi, antara lain di Denpasar, Semarang, dan
> Palembang.
> *YANG MASIH MENGGANJAL SOEHARTO*
> Kasus pembantaian massal pascatragedi 30 September 1965
> Kasus penembakan misterius
> Kasus pembantaian Tanjung Priok
> Tragedi pembantaian di Talangsari, Lampung
> Penculikan aktivis 1997-1998
> Berkuasa selama 32 tahun dengan "menguasai" tiga partai politik
> *APA KATA IKLAN*
> Durasi: 30 detik
> Isi iklan:
> - Dibuka dengan teks: Sang Guru Bangsa
> - Parade gambar para pahlawan, dimulai dari Soekarno, Soeharto, KH Ahmad
> Dahlan, KH Hasyim Asy'ari, M. Natsir, Jenderal Sudirma

[zamanku] PKS Dianggap Jadikan Soeharto Pahlawan

2008-11-11 Terurut Topik Abdul Rohim
PKS Dianggap Jadikan Soeharto Pahlawan
"Ini membuktikan mereka tak peka terhadap korban kemanusiaan."

JAKARTA -- Penempatan mantan presiden Soeharto sebagai pahlawan dan guru bangsa 
kembali menjadi kontroversi. Kali ini pemicunya adalah iklan Partai Keadilan 
Sejahtera yang ditayangkan di beberapa stasiun televisi menyambut peringatan 
Hari Pahlawan 10 November. 
Mantan aktivis yang pernah jadi korban Orde Baru, Budiman Sudjatmiko, mengecam 
keras penayangan iklan PKS yang menempatkan Soeharto sejajar dengan para 
pahlawan nasional, seperti Bung Karno, KH Ahmad Dahlan, Hasyim Asy'ari, M. 
Natsir, Bung Hatta, Jenderal Sudirman, dan Bung Tomo. "Soeharto tidak layak 
menjadi guru bangsa," kata Budiman saat dihubungi kemarin. 
Calon legislator Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menilai PKS telah 
beralih rupa menjadi partai nonreformis. "Ini membuktikan PKS tidak peka 
terhadap korban kemanusiaan dan kemiskinan akibat korupsi," katanya. "Apakah 
hanya demi kekuasaan, lalu ideologinya pudar?" 
Aktivis 1998 yang kini jadi politikus di PKS, Fahri Hamzah, berpendapat lain. 
Menurut dia, Soeharto tetap pantas dihormati sebagai guru bangsa. "Dia pernah 
mempengaruhi hidup kita," katanya. "Nilai negatif pasti ada, tapi yang harus 
jadi contoh nilai yang positif." 
Tak hanya kali ini iklan PKS mendapat protes. Akhir Oktober lalu, iklan partai 
ini di televisi untuk menyambut peringatan Sumpah Pemuda menimbulkan keberatan 
kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. 
Penyebabnya, PKS dianggap hanya ingin menggaet massa dari kelompok-kelompok 
tersebut dengan menampilkan sosok panutan Muhammadiyah, seperti Ahmad Dahlan, 
dan pendiri NU, Hasyim Asy'ari. 
Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin menyesalkan tindakan PKS itu. Dia 
menegaskan tindakan semacam itu tidak etis. "Ini sangat disayangkan. Apalagi 
iklan tersebut untuk kegiatan politik dalam jangka pendek," ujar Din saat itu.

 
Ketua Pimpinan Pusat Partai Golkar Priyo Budi Santoso, yang juga pernah 
mengusulkan gelar pahlawan untuk Soeharto, mengaku agak terkejut dengan 
gebrakan PKS kali ini. "Kami hargai sikap PKS kalau itu tulus, tapi memang 
terasa agak janggal," katanya. "Mudah-mudahan itu bukan untuk politisasi 
mengail suara." Karena itu, ia minta PKS melakukan langkah konkret dengan 
mengusulkan Soeharto sebagai pahlawan. 
Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring menegaskan tampilnya 
Soeharto bersama para pahlawan dalam iklan tersebut bukan berarti pengakuan 
partai berbasis Islam itu terhadap kepahlawanan Soeharto. "Soeharto bukan 
pahlawan," ujarnya. "Soeharto itu bagian sejarah yang tidak bisa dihilangkan." 
Tifatul mengakui sosok Soeharto masih jadi perdebatan dalam posisinya sebagai 
pejuang bangsa. Dia juga membantah anggapan bahwa iklan mereka hanya ditujukan 
untuk menggaet kelompok yang masih bersimpati pada Soeharto sekaligus "mencuri" 
massa NU dan Muhammadiyah dalam Pemilu 2009. "Kami tidak punya tujuan seperti 
itu," ujarnya. "Jika pun ada, bukan untuk menggaet kelompok tertentu."TOMI | 
EKO ARI | KURNIASIH BUDI | SOETANA HASIBUAN 
Kontroversi Sebuah Iklan 
Partai Keadilan Sejahtera meluncurkan iklan kontroversial yang ditayangkan di 
sejumlah stasiun televisi. Iklan itu menyejajarkan Soeharto dengan pahlawan 
nasional, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, KH Ahmad Dahlan, dan M. Natsir. 
Iklan ini mendapat banyak kecaman. 
Urusan memuliakan Soeharto, yang oleh banyak kalangan lain masih dianggap 
sebagai "mimpi buruk", sebenarnya juga pernah dilakukan oleh partai ini Januari 
lalu. Saat Soeharto koma, di Rumah Sakit Umum Pertamina, Ketua Majelis Syuro 
PKS Hilmy Aminuddin menulis surat terbuka. Isinya imbauan agar Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono mewakili bangsa Indonesia memberi maaf atas berbagai 
kesalahan Soeharto. 
PENOLAKAN 
Wacana yang diusung Priyo dan Golkar beberapa waktu lalu memicu penolakan dari 
berbagai pihak. Demonstrasi dilakukan para mahasiswa dan kelompok-kelompok 
prodemokrasi, antara lain di Denpasar, Semarang, dan Palembang.

 
YANG MASIH MENGGANJAL SOEHARTO 
Kasus pembantaian massal pascatragedi 30 September 1965 
Kasus penembakan misterius 
Kasus pembantaian Tanjung Priok 
Tragedi pembantaian di Talangsari, Lampung 
Penculikan aktivis 1997-1998 
Berkuasa selama 32 tahun dengan "menguasai" tiga partai politik 
APA KATA IKLAN 
Durasi: 30 detik 
Isi iklan: 
- Dibuka dengan teks: Sang Guru Bangsa 
- Parade gambar para pahlawan, dimulai dari Soekarno, Soeharto, KH Ahmad 
Dahlan, KH Hasyim Asy'ari, M. Natsir, Jenderal Sudirman, Bung Tomo 
- Muncul teks: Terima Kasih Guru Bangsa, Terima Kasih Pahlawan, Kami akan 
melanjutkan langkah 
- Muncul logo PKS 
APA KATA MEREKA 
"Terlepas dari semua kelemahannya, Pak Harto telah memberikan bakti dan jasanya 
yang besar kepada bangsa ini." 
-- Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring 
"Soeharto tidak memenuhi syarat sebagai pahlawan nasional. Dia tokoh pembangun, 
tapi juga perusak terbesar di negeri ini. Seorang pahlawan tak boleh cacat 
dalam perjuangann