[zamanku] Re: Teori 'Big Bang' Menyadarkan Allah itu Ada
Kalo memang Allah itu ada buat apa adanya Big Bang ??? Justru karena adanya Allah itulah sebagai sang pencipta maka tak perlu susah2 menggunakan Big Bang untuk menciptakan segalanya. Karena justru, Big Bang itulah yang menciptakan Allah sebagai permulaan sebelum terciptanya yang lain. Karena dalam teori Big Bang dengan jelas dan gamblang dikatakan bahwa Big Bang adalah segala permulaan. Ny. Muslim binti Muskitawati. ttbnice [EMAIL PROTECTED] wrote: HAHAHAHAHA Sekali lagi pembodohan dan pembodohan.. Supaya ga ketinggalan jaman, maka teori bigbang dibilang ciptaan Awloh. PAdahal: 1. BigBang itu masih teori 2. Bigbang itu melanggar semua proses penciptaan yg ditulis di AQ. 3. BigBang itu hasil pemikiran seorang kafir yg tidak mengenal Awloh. Jika Bigbang itu buatan Awloh, maka .HAHAHAHAHA Awloh emang kocak... --- In zamanku@yahoogroups.com, Sunny ambon@ wrote: http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008093001335415 Selasa, 30 September 2008 UTAMA Teori 'Big Bang' Menyadarkan Allah itu Ada SAAT logika tidak bisa menjabarkan kekuasaan dan kebesaran Allah, Hj. Arofah Nizarwan berkonsultasi dengan ahli agama. Dia bersyukur disadarkan melalui training emotional spiritual quotient (ESQ) saat mendengarkan penjelasan Ary Ginanjar Agustian tentang teori Big Bang (letusan besar) asal-muasal terjadinya alam semesta. Februari 2005, Arofah mengikuti training ESQ. Dadanya terasa ingin pecah saat mendengar penjelasan Ary Ginanjar tentang teori Big Bang. Hal itu menyadarkan dia bahwa Allah itu benar-benar ada. Dia tidak harus melihat Zat Allah, tetapi cukup dengan dengan membaca dan memaknai Alquran dan Hadis Rasulullah. Dari mana Muhammad saw., mengetahui tentang teori Big Bang ini kalau bukan dari Allah, kata Arofah mengutip perkataan Ary saat itu. Perempuan kelahiran Kedondong, Pesawaran, 21 April 1965 langsung menjerit Allahu Akbar. Dia menangis dan meminta ampun kepada Allah. Kepercayaannya ingin mendalami agama Allah setelah pulang menunaikan ibadah haji pada Maret 2003. Menurut dia, kepergiannya ke Mekah atas keinginan suaminya, Nizarwan. Saat itu, Arofah merasa belum siap, berat meninggalkan dua anak kesayangannya. Makin dekat hari keberangkatan, dia makin tertekan. Bahkan, mantan Wakil Ketua KNPI Lampung itu sempat membuat surat wasiat bagi anak-anaknya. Saat melihat anak-anak saya sedih, bayangannya mati terus. Saya mohon ampunan Allah, banyak-banyak istigfar, kata Koordinator Wilayah (Korwil) Leadership Center ESQ Lampung. Dengan kondisi yang masih gamang itu, Arofah tetap berangkat ke Tanah Suci menyempurnakan keimanannya sebagai seorang muslimah. Sesampainya di Mekah, pemikiran tentang anak-anaknya belum hilang. Ketika melihat Baitullah (Kakbah) saat melaksanakan tawaf pemikiran tentang dunia hilang seketika. Dia tidak lagi berat memikirkan anak-anaknya. Tidak ada lagi pikiran tentang duniawi. Saat itu, saya malah tidak ingin pulang, saya ingin tetap di Baitullah, kenang dia. Keinginan tinggal di Baitullah terus mengiringinya sampai 40 hari setelah kepulanganannya dari Tanah Suci. Selama 40 hari setelah pulang dari Tanah Suci, malaikat masih bersama kita dan mengamini tiap doa. Sebab itu, pascapulang haji, saya sedih dan menangis. n RINDA MULYANI/L
[zamanku] Re: Teori 'Big Bang' Menyadarkan Allah itu Ada
--- In zamanku@yahoogroups.com, wirajhana eka [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah, kelihatannya Einstein dan Friedman adalah Nabi terbaru Umat Abrahamic! Di bulan April tahun 2002, Steinhardt dari Princeton University dan Turok dari Cambridge University, dalam laporan di jurnal Science dan hasil wawancara telepon dengan Associated Press, menyatakan bahwa: Hipotesis Big bang tidak dapat menerangkan apa yang terjadi sebelum Big Bang dan menjelaskan hasil akhir dari semesta. Big Bang hanyalah salah satu bagian dari pembuatan semesta, tapi bukan pelopor dari kelahiran semesta. Nice Bigbang diperkirakan merupakan asal muasal terbentuknya universe. Lalu ada apa sebelum Bigbang? Memang masih gelap. Apakah ada atau tidak ada. At least pengetahuan asal muasal manusia sampai bigbang itu membutuhkan waktu milyar tahun. Not bad for human being. Ia hanya bagian kecil dari proses pembentukan semesta yang tidak memiliki awal dan akhir. Sehingga penentuan umur semesta, yang muncul dari teori Big Bang, merupakan kesimpulan mengada-ada. Nice Ini kan cuma conter pendapat yg nilainya sama saja dengan bigbang itu sendiri. == Penambahan dan penyusutan semesta terjadi secara terus-menerus, berlangsung bukan dalam miliar tapi triliunan tahun. Waktu tidak mesti memiliki awal, ujar Steinhardt dalam wawancara telepon dengan Associated Press. Ia mengatakan bahwa teori waktu sebenarnya hanya transisi atau tahap evolusi dari fase sebelum semesta ada ke fase perluasan semesta yang ada saat ini. Para ilmuwan yang menyokong teori Big Bang melihat ekspansi semesta ditentukan oleh sejumlah energi yang memperlambat dan mempercepat ekspansi. Energi yang memperlambat ekspansi ini kemudian bergerombol dalam galaksi, bintang dan planet. Energi yang mempercepat ekspansi ini diistilahkan sebagai energi gelap. Nice Sebetulnya ekspansi yg terjadi hanya percepatan, tidak ada perlambatan. http://www.space.com/scienceastronomy/astronomy/universe_expansion_020320.html Namun Steinhardt dan Turok melihat bahwa materi semesta tidak sekadar terdiri dari energi biasa dan energi gelap, tapi juga spesies ketiga. Kami melihat rasio energi yang membentuk semesta adalah 70 persen materi unik dan 30 persen materi biasa, ujar Steinhardt. Materi biasa yang dimaksud Steinhardt adalah materi yang membuat ekspansi semesta lebih pelan, yang mengijinkan gravitasi menciptakan galaksi, bintang dan planet, termasuk bumi. Sementara percepatan ekspansi didorong oleh energi gelap yang menyatukan sejumlah zat dan energi. Energi ini, sekali mengambil alih semesta, mendorong segala seuatu pada pusat percepatan. Sehingga semesta akan berukuran dua kali lipat setiap 14 hingga 15 miliar tahun sepanjang ada energi gravitasi yang mendominasi semesta, ujar Steinhardt. Big Bang muncul ketika energi gelap mengubah karakter ini. Dengan alasan inilah, kedua ilmuwan fisika tersebut menolak bahwa Big Bang merupakan penyebab kelahiran alam semesta. Karena semesta sudah ada sebelum dentuman itu terjadi. (Sumber: Fisika Net) Nice Ini memang seru. Saya lebih mendukung bigbang,karena segala sesuatu yg terjadi di universe ini membutuhkan energi. Makanya Tuhannya Starwars adalah The Force. Bigbang memenuhi syarat untuk menyediakan energi ini. == Jadi, Teori BigBang menyadarkan kita kalau Allah itu bagian dari Proses itu sendiri, konsekuensinyaIa Bukan Maha Pencipta Nice We will never know,would we? Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008093001335415 Selasa, 30 September 2008 UTAMA Teori 'Big Bang' Menyadarkan Allah itu Ada SAAT logika tidak bisa menjabarkan kekuasaan dan kebesaran Allah, Hj. Arofah Nizarwan berkonsultasi dengan ahli agama. Dia bersyukur disadarkan melalui training emotional spiritual quotient (ESQ) saat mendengarkan penjelasan Ary Ginanjar Agustian tentang teori Big Bang (letusan besar) asal-muasal terjadinya alam semesta. Februari 2005, Arofah mengikuti training ESQ. Dadanya terasa ingin pecah saat mendengar penjelasan Ary Ginanjar tentang teori Big Bang. Hal itu menyadarkan dia bahwa Allah itu benar-benar ada. Dia tidak harus melihat Zat Allah, tetapi cukup dengan dengan membaca dan memaknai Alquran dan Hadis Rasulullah. Dari mana Muhammad saw., mengetahui tentang teori Big Bang ini kalau bukan dari Allah, kata Arofah mengutip perkataan Ary saat itu. Perempuan kelahiran Kedondong, Pesawaran, 21 April 1965 langsung menjerit Allahu Akbar. Dia menangis dan meminta ampun kepada Allah. Kepercayaannya ingin mendalami agama Allah setelah pulang menunaikan ibadah haji pada Maret 2003. Menurut dia, kepergiannya ke Mekah atas keinginan suaminya, Nizarwan. Saat itu, Arofah merasa belum siap, berat meninggalkan dua anak kesayangannya. Makin dekat hari keberangkatan, dia
[zamanku] Re: Teori 'Big Bang' Menyadarkan Allah itu Ada
Wah, kelihatannya Einstein dan Friedman adalah Nabi terbaru Umat Abrahamic! Di bulan April tahun 2002, Steinhardt dari Princeton University dan Turok dari Cambridge University, dalam laporan di jurnal Science dan hasil wawancara telepon dengan Associated Press, menyatakan bahwa: Hipotesis Big bang tidak dapat menerangkan apa yang terjadi sebelum Big Bang dan menjelaskan hasil akhir dari semesta. Big Bang hanyalah salah satu bagian dari pembuatan semesta, tapi bukan pelopor dari kelahiran semesta. Ia hanya bagian kecil dari proses pembentukan semesta yang tidak memiliki awal dan akhir. Sehingga penentuan umur semesta, yang muncul dari teori Big Bang, merupakan kesimpulan mengada-ada. Penambahan dan penyusutan semesta terjadi secara terus-menerus, berlangsung bukan dalam miliar tapi triliunan tahun. Waktu tidak mesti memiliki awal, ujar Steinhardt dalam wawancara telepon dengan Associated Press. Ia mengatakan bahwa teori waktu sebenarnya hanya transisi atau tahap evolusi dari fase sebelum semesta ada ke fase perluasan semesta yang ada saat ini. Para ilmuwan yang menyokong teori Big Bang melihat ekspansi semesta ditentukan oleh sejumlah energi yang memperlambat dan mempercepat ekspansi. Energi yang memperlambat ekspansi ini kemudian bergerombol dalam galaksi, bintang dan planet. Energi yang mempercepat ekspansi ini diistilahkan sebagai energi gelap. Namun Steinhardt dan Turok melihat bahwa materi semesta tidak sekadar terdiri dari energi biasa dan energi gelap, tapi juga spesies ketiga. Kami melihat rasio energi yang membentuk semesta adalah 70 persen materi unik dan 30 persen materi biasa, ujar Steinhardt. Materi biasa yang dimaksud Steinhardt adalah materi yang membuat ekspansi semesta lebih pelan, yang mengijinkan gravitasi menciptakan galaksi, bintang dan planet, termasuk bumi. Sementara percepatan ekspansi didorong oleh energi gelap yang menyatukan sejumlah zat dan energi. Energi ini, sekali mengambil alih semesta, mendorong segala seuatu pada pusat percepatan. Sehingga semesta akan berukuran dua kali lipat setiap 14 hingga 15 miliar tahun sepanjang ada energi gravitasi yang mendominasi semesta, ujar Steinhardt. Big Bang muncul ketika energi gelap mengubah karakter ini. Dengan alasan inilah, kedua ilmuwan fisika tersebut menolak bahwa Big Bang merupakan penyebab kelahiran alam semesta. Karena semesta sudah ada sebelum dentuman itu terjadi. (Sumber: Fisika Net) Jadi, Teori BigBang menyadarkan kita kalau Allah itu bagian dari Proses itu sendiri, konsekuensinyaIa Bukan Maha Pencipta Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008093001335415 Selasa, 30 September 2008 UTAMA Teori 'Big Bang' Menyadarkan Allah itu Ada SAAT logika tidak bisa menjabarkan kekuasaan dan kebesaran Allah, Hj. Arofah Nizarwan berkonsultasi dengan ahli agama. Dia bersyukur disadarkan melalui training emotional spiritual quotient (ESQ) saat mendengarkan penjelasan Ary Ginanjar Agustian tentang teori Big Bang (letusan besar) asal-muasal terjadinya alam semesta. Februari 2005, Arofah mengikuti training ESQ. Dadanya terasa ingin pecah saat mendengar penjelasan Ary Ginanjar tentang teori Big Bang. Hal itu menyadarkan dia bahwa Allah itu benar-benar ada. Dia tidak harus melihat Zat Allah, tetapi cukup dengan dengan membaca dan memaknai Alquran dan Hadis Rasulullah. Dari mana Muhammad saw., mengetahui tentang teori Big Bang ini kalau bukan dari Allah, kata Arofah mengutip perkataan Ary saat itu. Perempuan kelahiran Kedondong, Pesawaran, 21 April 1965 langsung menjerit Allahu Akbar. Dia menangis dan meminta ampun kepada Allah. Kepercayaannya ingin mendalami agama Allah setelah pulang menunaikan ibadah haji pada Maret 2003. Menurut dia, kepergiannya ke Mekah atas keinginan suaminya, Nizarwan. Saat itu, Arofah merasa belum siap, berat meninggalkan dua anak kesayangannya. Makin dekat hari keberangkatan, dia makin tertekan. Bahkan, mantan Wakil Ketua KNPI Lampung itu sempat membuat surat wasiat bagi anak-anaknya. Saat melihat anak-anak saya sedih, bayangannya mati terus. Saya mohon ampunan Allah, banyak-banyak istigfar, kata Koordinator Wilayah (Korwil) Leadership Center ESQ Lampung. Dengan kondisi yang masih gamang itu, Arofah tetap berangkat ke Tanah Suci menyempurnakan keimanannya sebagai seorang muslimah. Sesampainya di Mekah, pemikiran tentang anak-anaknya belum hilang. Ketika melihat Baitullah (Kakbah) saat melaksanakan tawaf pemikiran tentang dunia hilang seketika. Dia tidak lagi berat memikirkan anak-anaknya. Tidak ada lagi pikiran tentang duniawi. Saat itu, saya malah tidak ingin pulang, saya ingin tetap di Baitullah, kenang dia. Keinginan tinggal di Baitullah terus mengiringinya sampai 40 hari setelah kepulanganannya dari Tanah Suci. Selama 40 hari setelah pulang dari Tanah