Pertanyaan yang sering kali diajukan ialah: "Kalau seorang Ibu pada saat
akan melahirkan, ternyata tidak mungkin untuk bisa diselamatkan kehidupan
kedua-duanya (ibu & bayi), yang manakah harus dipilih untuk selamatkan?"
Siapakah yang berhak menentukan keputusan ini, suaminya, ibu yang
bersangkutan ato Dr itu sendiri? Berapa kali sudah seorang Dr harus memilih
salah satu janin dari bayi kembar untuk dibunuh agar yang lain bisa hidup?
Seorang Dr juga mempunyai wewenang untuk mematikan ato meneruskan
berjalannya alat-alat penunjang kehidupan. Jadi Dr jaman sekarang ini sering
berfungsi sebagai Allah yang bisa menentukan hidup ato matinya seseorang.
Bahkan Dr yang jadi algojo juga ada di USA.

Berapa juta bayi bisa diselamatkan apabila Dr tidak membantu mereka dalam
pengguguran kandungan, begitu juga berapa banyak pembunuhan terjadi dengan
bantuan dari seorang Dr entah ketika jaman Hitler maupun pada saat sekarang
ini umpamanya dengan melakukan euthanasia terutama di Eropa.

Bukan itu saja Dr sekarang sudah menjadi Sang Pencipta dengan melakukan
pengkloningan, rekayasa genetika dan pemakaian janin manusia sebagai sarana
penelitian ato pencangkokan tubuh manusia, maupun pembuahan diluar kandungan
(in vitro).

Banyak orang berpendapat bahwa mutu kehidupan itu penting sekali, maka dari
itu mereka memilih lebih baik mati daripada tidak memiliki kehidupan yang
bermutu. Bayi cacat dinilai sebagai barang yang tidak bermutu dan patut di
gugurkan. Dengan bantuan Dr kita bisa mengetahui kesehatan ato kecacatan
sang bayi dalam rahim dan dengan bantuan Dr itu pula kita bisa
menggugurkannya.

Dr juga yang menentukan obat apa yang HARUS diminum atau dipakai oleh
pasiennya dan sudah bukan rahasia umum lagi, bahwa banyak Dr melakukan KKN
dengan pihak pabrik obat, sehingga hanya obat-obatan yang menguntungkan
untuk diri pribadinya maupun pabrik obat tertentulah yang dianjurkan kepada
pasiennya. Jadi bukanlah demi kebaikan sang pasien obat itu dipilih
melainkan demi kantong pribadinya sang Dr. Di Indo, karena sudah membudaya
KKN dari yang diatas s/d yang dibawah, maka dokter-dokter juga tidak perlu
takut kena sangsi. Lain halnya di negara maju, semua obat harus ditulis
namanya, kegunaanya, maupun nama generiknya.

Begitu juga mengenai jangka waktu berapa lama Anda harus diopname dirumah
sakit, keputusan ada di tangan sang Dr sepenuhnya, sering kali seorang Dr
memaksakan pasiennya untuk tinggal lebih lama dirumah sakit demi profit dari
rumah sakit tempat dimana ia bertugas. Pernahkan seorang Dr menanyakannya
terlebih dahulu kepada pasien ato keluarganya mengenai kemampuan keuangan
dari sang pasien atau keluarganya? Sebab di Jakarta umumnya RS
mewah,tujuanya untuk komersial dan pemiliknya adalah 50 % milik pengusaha
dan 50 % milik dokter-dokter yang bertugas di RS tersebut, mau tidak mau
mereka harus masukan ilmu bussines [ ini yang salah] kebalikannya di RS
Pemerintah mereka malah disuruh cepat-cepat pulang, sebab kelas 4 biaya per
hari disana hanya Rp7.500/peranjang, berikut makan + dokter + suster + obat.

Banyak Dr yang memiliki pasien ribuan, sehingga untuk bisa mendapatkan jam
bicara dengan Dr kita harus ngantri dan mohon waktu jauh-jauh hari
sebelumnya, bahkan sudah satu hal yang wajar kalau Dr tsb menuntut Anda
untuk dtg terkadang jauh tengah malam, dengan prinsip: "Lho mo datang boleh
kagak juga masih ratusan pasien lain nungguin gue!"

Begitu juga mengenai tarif atau honor dari sang Dr, siapa yang menentukannya
dan berdasarkan faktor apa? Semakin beken seorang Dr semakin tinggi pulalah
honor yang diminta oleh Dr tsb apalagi kalho lulusan luar negeri, antara
mampu dan tidak mampu itu urusan nomor 17, karena kesuksesan seorang Dr
bukan dinilai dari berapa jumlah pasien yang disembuhkannya. Yang rusak
adalah dokter dikota-kota besar, masyarakat kota menghargai dokter kalau
dokternya kaya, alat-alat periksanya lengkap, tarifnya tinggi, baru dengar
namanya azah udah sembuh duluan.

Kalau kita mereparasi mobil ke bengkel, ternyata mobilnya masih tetap rusak
kita bisa klaim ganti rugi ato mohon diperbaiki secara gratis, tetapi hal
ini tidak berlaku untuk sang Dr. Entah pasiennya modyaa..ar ato sehat itu
urusan dewek. Dan lucunya kalho pasiennya meninggal dunia masih tercantum
lagi ucapan terima kasih di iklan kematian mereka: "Ucapan terima kasih
kepada Dr Ucup yang telah merawat Mr Nio sampai tiba ajalnya."  Maka dari
itu profesi Dr adalah profesi yang paling menggiurkan udah dapat honor
tinggi pasiennya mati bukannya diumpat ataupun dicai, bahkan dapat ucapan
tengkyu lagi.

Oleh sebab itulah Anda tidak akan bisa klaim terhadap Allah ato terhadap Dr,
kita harus nerimo aja, mo diapain karep Mu begichu!

Maranatha
Mang Ucup
e-Mail: [EMAIL PROTECTED]
Homepage : www.mangucup.org



 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Serikat-Kaum-Terkutuk/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke