Precedence: bulk


ABRI MENGGEREBEK MASJID, 12 ORANG DICIDUK

        LHOKSEUMAWE (MeunaSAH, 6/1/98), Pasukan Satgas Wibawa 99, awal pekan
ini menggerebek masjid yang diduga sebagai Posko GAM di kawasan Desa Pusong,
menyusul upaya pemblokiran beberapa kawasan strategis di kota itu. Dari aksi
ini, 12 orang yang disebut anggota kelompok GAM diciduk bersama dengan
sejumlah dokumen.
 
        Selain mengobrak-abrik isi masjid, pasukan juga  menggeledah rumah-rumah
penduduk di kasawan Desa Pusong. Bahkan aktivitas masyarakat kota itu
dihentikan, seluruh warga dilarang ke luar rumah.

        Danrem, 011/Lilawangsa Kolonel Inf Johnny Wahab menjelaskan, penggerebekan
Masjid Pusong karena adanya informasi yang mensinyalir rumah ibadat itu
telah dijadikan pusat pengendalian operasi oleh kelompok GAM. Selain
berhasil menangkap 12 anggota kelompoknya, aparat pelaksana Operasi Wibawa
99 juga menemukan satu bundel dokumen, satu unit mesin ketik, sejumlah
selebaran gelap berbahasa Aceh, dan bendera Aceh Merdeka. 

        Mereka yang diciduk, menurut Danrem, menjadi tersangka pengikut kelompok
GAM dan diduga terlibat dalam rentetan peristiwa perlawanan massa terhadap
ABRI ketika berlangsungnya Operasi Wibawa 99, subuh Minggu (3/1).
Penggeledahan mesjid Pusong itu, dilancarkan sekitar pukul 14:00 WIB. 

        "Penggerebekan kita lakukan karena tempat ibadah itu telah dijadikan
semacam pusat pengendalian operasi oleh kelompok tersebut," katanya. Danrem
menduga, mereka memilih masjid sebagai markas pergerakannya karena di rumah
ibadah itu tersedia fasilitas lengkap, termasuk pesawat telepon. 

        Dengan ditangkapnya 12 anggota kelompok GAM kemarin, hingga berita ini
dilaporkan pukul 23.15 WIB tadi malam tercatat sudah 170 orang ditahan.
Sehari sebelumnya, pihak keamanan mengamankan 158 orang. Sejauh itu, kata
Danrem, sampai kemarin belum ada tersangka yang dilepas. "Semua mereka
masih menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian," sebut Kolonel Johnny
Wahab. 

        Sejak Senin (4/1) lalu, kehidupan kota Lhokseumawe sendiri  sudah mulai
berlangsung normal. Jalan Merdeka yang merupakan ruas masuk ke kota yang
sejak pukul 14:00 WIB ditutup menyusul penggeledahan Desa Pusong, selepas
buka puasa dibuka kembali, hingga mobilitas masyarakat berlangsung stabil.
Namun, masya- rakat tetap ekstra hati-hati. Itu terlihat dari tingkat
mobilitas kendaraan bermotor yang berangsur sepi terhitung pukul 22.00 WIB. 

        Suasana sempat mencekam terjadi pukul 14.00 WIB siang, ketika secara
mendadak aparat keamanan memblokir seluruh kota. Aktivitas kota terhenti
ketika aparat memerintahkan warga mengosongkan kota. Semua jalan masuk ke
pusat kota dihalangi dengan barikade dan dijaga ketat petugas.  Akibatnya
beberapa ruas jalan dalam kota sepi, kecuali sejumlah kendaraan yang
melintas. Itu pun segera dihalau petugas yang terdiri atas satuan Brimob dan
TNI-AD yang bersenjata lengkap.  Langkah itu dilakukan petugas keamanan
untuk melancarkan usaha
menggeledah kawasan Pusong bagi mencari orang-orang yang dicurigai. 

        Sementara itu suasana di luar kota, terutama pada lokasi-lokasi yang sempat
menjadi sasaran kerusuhan pada Minggu (3/1), kemarin relatif normal. Jalan
raya Banda Aceh-Medan yang sehari sebelumnya tertutup total untuk kendaraan
umum, mulai dari depan Pos Polantas Cunda, Lhokseumawe hingga kawasan
Lhoksukon (bukan Matangkuli-red), telah normal kembali.  Rintangan-rintangan
dari beton tiang listrik yang dibentangkan selebar badan jalan telah diangkat

        Penutupan kota Pusong mendapaat protes dari masyarakat setempat. Mereka
mengadukan kasus itu kepada Gubernur Syamsudin Mahmud ketika ia dialog
dengan tokoh masyarakat Aceh Utara.  Menurut pengakuan seorang warga, oknum
militer yang melakukan pengawasan kota telah bertindak kasar terhadap
sejumlah pedagang di pasar Lhokseumawe. Hal itu menimbulkan kemarahan warga.
"Kami ditendang dan dipukul. Mestinya ABRI itu melindungi kami," kata Agam
kepada Gubernur Syamsuddin Mahmud di Meuligoe Bupati Aceh Utara, Senin (3/1). 

        Selama pasukan ABRI memblokir tepi pantai, ribuan warga Desa Pusong Baru
dan Pusong Lama otomatis tidak bisa mencari nafkah. "Yang jelas Pusong
mencekam sampai Senin sore," kata Kepala Desa Pusong Baru, M Yunus Yacob. 

        Menurut Kades, ratusan keluarga miskin yang kerjanya mocok-mocok, sebagai
tukang sepatu, tukang bengkel, dan buruh bangunan tidak bisa melakukan
aktivitas. Selebihnya, sebagian besar kaum pria lain yang bekerja sebagai
nelayan sejak Minggu sampai Senin (4/1) belum bisa kerja sehingga ada warga
kehabisan stok beras. 

        Beberapa warga mengaku amat ketakutan, karena Minggu (3/1) mulai pukul
08.30 WIB aparat keamanan memblokir desa pantai yang terdiri dari ratusan
rumah kumuh itu. Warga setempat menyatakan amat ketakutan, bukan hanya soal
memblokir. Akan tetapi terdengarnya rentetan letusan senjata api. Jerit
tangis ibu rumah tangga dan anak-anak terdengar setiap saat. Aktivitas
warga setempat lumpuh. Pihak keamanan menggeledah  rumah-rumah penduduk. 

        "Warga Pusong bukan perusuh atau terlibat gerakan tertentu. Kalaupun ada
itu berarti pendatang yang bersembunyi di rumah-rumah. Itu tuduhan yang
sangat berlebihan," kata seorang warga Pusong. Penduduk Pusong Lama dan
Pusong Baru mencapai 4 ribu jiwa. 

        Seorang gadis warga setempat bernama Asma (19) ikut menjadi korban operasi
penegakan hukum oleh pihak keamanan. Gadis yang aktif di grup drum band itu
tewas diterjang peluru bersama empat warga lainnya. Selain lima warga Pusong
yang tewas, ada belasan orang lainnya yang harus menjalani operasi dan perawatan
intensif di rumah sakit akibat terkena tembakan. 

        Sementara itu, Selasa (5/1) kemarin pasukan ABRI menyisir sejumlah desa di
Kemukiman Kandang, Aceh Utara, yang selama ini diduga sebagai Markas
Batalyon Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Tapi mereka tidak menemukan Ahmad
Kandang (pimpinan GAM di Kandang) dan para pengikutnya.

        Keterangan yang diperoleh menyebutkan, penyisiran beberapa desa yang
melibatkan ratusan petugas dari berbagai satuan dimulai sejak pukul 09:30,
para petugas mendatangi rumah-rumah penduduk dari pintu ke pintu dalam
rangka pencarian Ahmad Kandang Cs.

        Pada saat penyisiran di kawasan Kandang, seluruh penduduk dan para kepala
keluarga (KK) di Desa Meunasah Blang, Kemukiman Kandang, sempat dievakuasi
dan dikumpulkan di Meunasah, guna memudahkan penyerbuan ke titik sasaran.
Seusai penyerbuan tersebut para penduduk kemudian dilepaskan kembali setelah
sebelumnya dibekali pengarahan menyangkut penjagaan keamanan lingkungan
masing-masing.***

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke