> 
> Belum lama ini, melalui buletin board friendster Sarie Febriane
> mengeluh tentang kelakuan iring2an HD yang mengesalkan. Curahan hatinya
> terlontar dengan kata-kata keras, sampai saya terkaget-kaget karena saya
> tahu betul dia adalah seorang jurnalis yang santun dan ibu muda yang
> lembut hati. Enggak sangka akhirnya dia bisa begini murka karena
> diperlakukan semena-mena oleh pengendara HD. 
> 
> 
> 
> Saya copy ini dari bulletin board friendster ( Sarie Febriane,
> [EMAIL PROTECTED]). 
> 
> For anyone in this milist who ride HD (you do know who you
> are...), please read.
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> salaaam,
> 
> Yuni
> 
> ===================================
> 
> 
> Monday, February 06, 2006 4:49:00 PM 
> Subject: Gerombolan Harley Davidson Menjijikkan ! (Part I) 
> Message: Sebelumnya, mohon maaf sebesar2nya jika ada 
> kata2 yg kurang berkenan di bawah ini. Maaf juga kepanjangan. 
> 
> 
> 
> Dear para netters yang budiman.
> 
> Cerita tentang kearoganan gerombolan Harley Davidson (HD) di
> jalanan mungkin sudah kelewat basi. Sudah berkali-kali menjadi keluhan
> para pengguna jalan selama ini. (ingat seorang Bapak yang ditabokin
> gerombolan itu hanya karena 
> mobilnya menghalangi arus HD?). Saya sendiri baru saja mengalami
> kejengkelan luar biasa terhadap para cecunguk itu, Minggu sore (5/2) 
> kemarin di Jalan Cinere Raya. 
> 
> Sore itu, Jalan Cinere Raya yang rusak itu macet seperti
> biasanya, baik ke arah Sawangan/Parung, apalagi ke arah Jakarta.
> Sendirian, saya mengendarai mobil dari arah Jakarta ke arah Sawangan.
> Arus mobil hanya dapat merambat pelan, demikian juga dengan arus
> kendaraan ke arah Jakarta, yang malah lebih padat. 
> 
> Ketika tiba di depan perumahan di dekat Polsek Cinere, terdengar
> bunyi sirine melengking dan deru suara motor yang sangat gaduh. Tak lama
> kemudian gerombolan cecunguk pengendara Harley Davidson, yang jumlahnya
> sekitar dua 
> puluhan, tampak dari arah berlawanan (dari arah Sawangan kea rah
> Jkt). 
> Ketika itu saya sempat berpikir positif, Ah, kalau lagi macet
> begini mungkin mereka akan lebih sabar dan sopan, berderet rapi
> mengikuti arus yang memang sedang merambat pelan. Tapi rupanya tidak !
> Saya memperlambat kendaraan 
> karena khawatir tersenggol motor2 mahal mereka, yang mulai
> menyelip, memasuki ruang di sisi kanan mobil saya. Ketika mobil di depan
> saya sudah lebih maju, arus motor Harley dari arah berlawanan semakin
> banyak dan dengan arogannya mengambil kira2 sepertiga lajur di depan
> saya. 
> 
> Para pengendara itu dengan tangannya menyuruh saya lebih minggir
> ke kiri, padahal sisi jalan sebelah kiri juga sudah mentok. Ketika itu
> mobil saya sudah hampir sampai bagian jalan yang bottle-neck. Sementara,
> di sisi kanan mobil saya sudah diisi dengan motor2 besar mereka. Jelas,
> saya enggak mau memaksakan diri lebih mepet ke kiri, wong saya bergerak
> di lajur yang semestinya !! 
> 
> Karena saya enggak mau ngalah, para cecunguk itu pun gondok dan
> meraung2kan gasnya. Saya lalu balas mengedip2kan lampu jauh mobil saya
> kpd motor2 di depan saya itu. Mereka gak terima. Salah seorang begundal
> HD lalu menggebrak kap 
> mobil saya. Mungkin, karena saya perempuan, dipikirnya saya
> takut. Saya buka jendela mobil sampai habis, dan saya teriak: Hey,
> jangan norak lu, gebrak2 ! E lu yang minggir !! 
> 
> Begundal itu kayaknya tambah panas, dan ngegebrak lagi. Jelas
> saya enggak terima. Dengan kepala melongok ke luar jendela, saya pun
> mendampratnya lagi dengan desibel suara makin tinggi (baca:teriak).
> Terpaksa deh, jadi tontonan 
> para pengendara mobil lain. 
> 
> Tiba-tiba, mungkin karena marah didamprat perempuan (kecil
> pula), salah seorang pengendara lain yang bertubuh gempal banget
> melayangkan tangannya yang kekar ke arah saya yang masih melongokkan
> kepala ke luar jendela sambil mendamprat. Saya pikir dia belagak ngancam
> mau nempeleng, rupanya spion mobil saya digamparnya dengan kuat sampai
> terlipat ke arah dalam. 
> 
> Saya benar2 panas, akhirnya saya maki dia dengan sumpah serapah
> kasar (yang 
> pertama kali keluar dari mulut saya di tahun 2006 ini), tentu
> dengan teriakan. Saya sebenarnya jarang memaki sekasar itu, paling
> banter semacam brengsek atau setan. Tapi magrib yang hampir azan itu,
> mulut saya seperti kesurupan dan menyemburkan segala makian2 ekstrim. 
> 
> Ego pun makin nekat. Suara makian saya makin kencang dan dengan
> segenap kekuatan mengumpulkan ludah di mulut dan menyemburkannya ke
> cecunguk2 HD itu. Bete banget, ludah saya gagal mengenai helm begundal
> itu dan cuma kena dikit di body motornya. Ketika itu nyaris saja saya
> mematikan mesin dan turun 
> dari mobil. 
> 
> Pokoknya jengkel luar biasa. Tapi tiba2 sebagian otak saya
> teringat pada Arundhati, 
> malaikat kecil saya..yang masih 20 bulan..Saya teringat juga
> cerita seorang bapak yang bonyok2 digamparin gerombolan HD hanya karena
> laju motornya terhalang mobil si bapak. 
> 
> Ego sempet bicara, ah, gue kan perempuan, mana mungkin mereka
> berani. Tapi bayangan wajah si kecil di benak saya sukses mengurungkan
> niat saya itu. Kesal dengan perdebatan bathin saya sendiri dan ulah
> mereka, akhirnya saya cuma bisa meraung2kan pedal gas mobil, memaki2,
> dan menyemburkan ludah kembali ke arah gerombolan ituS empat kesal,
> kenapa hari itu lupa membawa batang penyetrum, 
> yang mungkin bisa bikin saya lebih pede kalo turun mobil.
> Kebencian di dada rasanya betul2 membuncah. 
> 
> Saat melambatkan kendaraan untuk memasuki kompleks, satpam
> kompleks yang kebetulan nonton peristiwa itu, cuma bilang: Yah, sabar
> ajalah Mbak, maklum orang punya duit, ngerasa yang punya negara. Kita
> mau apa? ujarnya dengan wajah setenang telaga.
> 
> Duh Gusti, apa memang seperti itu yang dipikiran orang seperti
> pak satpam ? Apa karena mereka berkelebihan materi, lalu bisa
> gagah-gagahan memamerkan hobi mahalnya, lantas BERHAK untuk mentang2 di
> jalanan? Terlebih jalanan seperti 
> Jakarta dan sekitarnya yang sudah terbebani dengan kemacetan
> kronis??! Emangnya, jalan embah Lu, apa ? Masih sulit akal saya untuk
> menolerir aksi gagah2an mereka yang mentang2 itu. Pikiran kotor saya
> hanya sempat mengira, 
> mereka hanyalah kumpulan begundal2 impoten yang mencari
> kompensasi dengan mengangkangi moge (motor gede). Sehingga, tercapailah
> ilusi kegagahan diri !! Benar2 memuakkan dan menjijikkan.
> 
> Seluruh pekerja seks komersial di negeri ini, di mata saya,
> sangat jauh lebih bermartabat ketimbang begundal2 itu ! Dan,
> se-ngesel2in-nya abang becak dan supir angkot, saya lebih menaruh hormat
> pada mereka, yang meski sering seenaknya, semua itu dilakukan dalam
> rangka nyambung hidup di zaman susah ini. Sementara, begundal2 yg sok
> elit itu ?! Huh, itu Harley bisa jadi juga dari hasil duit haram/najis !
> 
> 
> Apa gak nyadar nuraninya, negaranya udah bangkrut begini,
> bencana di mana2, busung lapar bececeran, utang LN bejibun ! Eh, masih
> aja sempet2nya belagak dan mentang2 di jalanan. Menurut saya, NURANI
> begundal2 Harley Davidson 
> itu betul2 sudah terlumuri kotoran anjing buduk. Tingkah
> mentang2 mereka itu benar2 laknat, hina, nista !
> 
> 
> Maaf jika kalimatnya terlalu kasar. Saya bukan orang yang
> berhati mulia, yang begitu penuh kesabaran meliha t kearoganan. Saya
> benar2 enggak tahan melihat orang mentang2, apalagi hanya karena punya
> kekuatan materi, kekuasaan, 
> atau berseragam. Menurut saya, orang2 macam ini seharusnya
> socially rejected !! 
> Seharusnya, kita yang dimentang2in harus berontak. Jika tidak,
> mereka bukannya rejected, malah akan merajalela. Jika publik kompak
> serentak melawan segala aksi mentang2 seperti itu, perilaku arogan
> semacam itu paling tidak bisa 
> terminimalisasi. Kebiasaan menolerir tingkah seperti itu, lama2
> bisa menjadi pemakluman, lalu jadi membenarkan !! Dari pada ngeroyok
> copet mendingan ngeroyok dan ngabisin mereka. Rekan2 perempuan,
> sebaiknya justru memanfaatkan 
> keperempuanan-nya dengan melawan jika mengalami hal serupa.
> Karena jika begundal2 itu nekat membalas secara fisik kepada kita yang
> perempuan, mereka justru bisa dikeroyok massa. 
> 
> 
> 
> Kalau ada gerombolan laki2 berantem fisik sama perempuan, boleh
> jadi secara hukum posisi mereka lemah. Jadi, jan gan ragu, LAWAN ! 
> 
> Aparat rasanya kurang bisa diharapkan, karena dengan segepok
> duit, para aparat malah jadi pengawal begundal2 itu, seperti kebo
> dicocok hidungnya. Jadi, jangan heran kalau negeri ini suatu saat akan
> marak oleh vigilante, yg udh benar2 gak tahan (atau malah udah?). Karena
> apa yg disebut para pengayom rakyat itu sebagian 
> besar cuma jadi anjing penjaga kepentingan para begundal, yg gak
> cuma gerombolan HD.
> 
> 
> 
> Jika para netters tercinta ingin membantu gerakan
> anti-kearoganan seperti ulah 
> gerombolan HD tsb, sebarkan surat elektronik ini ke seluruh
> rekan, milis2, atau bulletin board di account friendster anda. Dan,
> jangan lupa, jangan pernah tolerir ulah arogan begundal HD itu. 
> 
> 
> Semoga, pesan ini sampai pada begundal2 itu 
> (Hey Tong, kalo Elu bagian dari begundal itu, dan marah dengan
> isi pesan ini, email saya, temui saya!)
> 
> 
> Love,
> 
> :: sarie febriane
> [EMAIL PROTECTED]




--
http://lenterahati.wordpress.com

--------------------------------------------------
Berhenti (Quit):  [EMAIL PROTECTED]
Arsip milis:  http://groups.yahoo.com/group/smun65
Arsip Files:  http://groups.yahoo.com/group/smun65/files
Website: http://smun65.blogspot.com
Friendster: [EMAIL PROTECTED]
    - http://www.friendster.com/profiles/smun65
360 Yahoo!: http://360.yahoo.com/smun65jkt
--------------------------------------------------
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/smun65/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke