On 10/11/05, Patriawan, Carlos <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> beda dong...dulu Internet release 1.0 ,sekarang Internet release 2.0
> dulu bandwidth tercepat T3,sekarang OC-192.
>
> Innovation is the key.

Ironisnya, tanpa bermaksud mencari kambing hitam, di negeri tercinta
ini gak kerasa hehehe. Terutama untuk kalangan awam sih.

Tapi ada sih yang lumayan, minimal orang-orang kantoran sekarang udah
bisalah menikmati "nginternet" plus ada "warnet" walaupun tetap
tergolong 'mahal'.

> > Nah ini tadi maksudnya. Melihat pelopor-pelopor Web 2.0 ini sebenarnya
> > 'online base' (ya iya lah, namanya juga web hehe) mungkin gak sih
> > sebenarnya ide seperti ini muncul di lingkungan Indonesia? Ataukah
> > harus membutuhkan lingkungan seperti lingkungannya oom Carlos?
>
> Dimana2 bisa dong,yang penting ada budaya sharing.

Bukankah budaya itu bisa berarti lingkungan oom?
Ataukah lingkungan itu berarti budaya?


> Konon,ini karena minoritas India/Asian saja yg bener2 mau kerja
> kerjas,motivasi tinggi dan punya budaya tolong menolong tinggi,kalau
> ada yang sukses,mereka ambil contoh untuk dijadikan pelajaran,gak
> sirik-sirikan.Nah kalau minoritas Black dan Spanish kebalikannya,
> kecenderungnya gak bisa lihat orang lain maju,makanya mexico negerinya
> walaupun bersebelahan dengan salah satu negeri paling makmur dan ada
> NAFTA sekalipun,gak maju2.
>
> Memang sayangnya,orang Indonesia sendiri kebanyakan masih kayak
> minoritas Spanish.

Jadi kita Asia bermental Spanish? Hehehe.


> Yuk optimis bersama2 kita rubah kultur yang buruk.

Saya gak mau optimis ah, nanti kecewa trus burnout. Mendingan
dijalanin aja. Oportunis banget ya kesannya? =).

--
<avianto /> - http://avianto.com/

Kirim email ke