On 12/16/05, Zaki Akhmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sayang sekali, saya baru mengerti ternyata Matematika dan Menghitung
> itu berbeda ketika saya kuliah Kalkulus di tingkat pertama kuliah. Ah,
> sudah terlambat sekali saya! Kala SMA saya termasuk yang jarang belajar
> kalau mau ujian Matematika. Tapi kalau ujian Biologi, saya bakal
> mencari segala macam cara supaya hafalan sebanyak itu bisa masuk di
> kepala minimal sehari ketika ujian berlangsung. Ah, saya masih susah
> sekali (atau malas?) untuk menghafal.

Justru itu kan asyiknya matematika dan fisika (ini yang saya alami
selama di SMA). Tidak perlu terlalu banyak menghapal seperti halnya
biologi dan kimia.

> Kembali ke kuliah Kalkulus. Ketika ujian Kalkulus, saya bingung. Kok
> ujian Matematika tidak perlu membawa kalkulator? Kok tidak ada
> angka-angka dalam ujian? Mengapa soal Kalkulus beda sekali dengan soal
> Matematika waktu saya SMA?

Hmm... menurut saya, waktu SMA pun gejala pengurangan angka di
pelajaran matematika sudah terasa kok. Buku Matematika terbitan Balai
Pustaka yang saya gunakan di SMA dulu sudah mengurangi satu bagian
besar: Aritmatika dan diganti dengan pengantar kalkulus. Demikian juga
aljabar sudah bermain dengan simbol.

Yang benar-benar saya rasakan hilang pada saat kuliah adalah Geometri,
karena sudah diganti dengan metode analitik.

> Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di
> Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi historis,
> apakah  India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik
> gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda (dan
> Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia
> dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D

Wah, masak karena faktor penjajahan?
Kalau Inggris menjajah "lebih baik" dibanding Belanda, memang benar,
namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika?

--
amal

Kirim email ke