Jawapan Tn. Ariya memang mooie!

Pada hari Rabu, tanggal 18/01/2006 pukul 17:43 +0100, Ariya Hidayat
menulis: 
> BTW, asyik nih kalau digabungkan dengan head-mounted display (misalnya
> produknya http://www.virtualresearch.com/ yang dipakai di
> Heinz-Nixdorf Institute, universitas saya). Bisa nyaman kerja di mana saja. 

Mana bisa nyaman kalau pakai ini di tempat umum, bisa jadi bahan
tontonan.

> Tapi kalau display terlalu berat, jadinya potensial sakit
> kepala.

Kalau proyeksi layar di kaca mata bagaimana?

> Mari kita kupas teknologinya. Lebih mudah kalau ada yang berkorban mau
> beli dan dibongkar untuk reverse-engineering :-)

Di tempat saya ini ada yg buatan Cina tapi tidak boleh dibongkar-bongkar
*-)

> (1) Sumber cahaya:
> 
> (a) elektron kecepatan tinggi yang dibelokkan dengan tegangan.
> Ini prinsipnya sama seperti TV, dan karena tabung katoda kecil sudah
> ada yang buat TV portabel, mestinya cara ini masuk akal. Tapi melihat
> ukuran virtual keyboardnya, rasanya bukan cara ini yang dipakai.

Ukurannya setengah ukuran kardus pasta gigi ukuran sedang. Lasernya
menyala kalau diberdirikan, kalau ditidurkan (atau diangkat) saklar yang
ada di bawah unit akan terlepas dan mematikan laser. Jadi misalnya yg
pakai papan ketik ini si Mat Jibrut agen 025, dia bisa ngetik tanpa
ketahuan musuh (kalau hampir ketauan, dia akan angkat saja kotaknya)

> (b) LED yang cukup terang, diproyeksikan ke luar.
> Ini adaptasi dari teknologi kuno yang sudah digunakan para dalang
> wayang kulit sejak jaman dahulu.
> 
> Sekarang pilihannya adalah:
>    (i) satu berkas cahaya untuk semua tombol di keyboard?
>   (ii) satu berkas cahaya untuk tiap tombol ?
>  (iii) satu berkas cahaya untuk beberapa tombol ?
> 
> (2) Detektor:
> 
> Dengan algoritma yang akan ditulis di nomor 3, kita perlu bisa
> mendeteksi apakah ada berkas cahaya yang terpantulkan atau tidak.
> 
> Arahkan laser pointer ke tembok, lalu suruh satu teman menempelkan ibu
> jarinya di atas bintik merah hasil pointernya. Nah, bintik merah jadi
> tidak "nampak" karena sudah di atas kulit si teman itu. Tinggal kita
> cari perbedaan antara berkas yang dipantulkan oleh kulit dan yang
> tidak dipantulkan, bisa jadi nilai ambang untuk deteksi.

Di sini katanya dipadukan dengan infra merah yang ada di bawah unit.
Infra merah ini yang akan mendeteksi jari2. Semakin jauh dari unit maka
berarti tombol yang ditekan ada di baris paling bawah pada papan ketik
(benar apa tidak ya itu?)

> Frame keyboard itu bisa dibuat dari sumber cahaya lain yang di
> depannya diberi template keyboard. Lagi-lagi teknologi wayang kulit.

Katanya lagi (belum dicoba) susunan papan ketiknya bisa diubah seenak
hati, jadi bisa ganti2 model papan ketik skandinavia ke inggris amerika
misalnya.



Kirim email ke