Ronsen wrote: > Gua pernah baca entah dimana, orang tua di Eropa protes ke sekolah > karena banyaknya tugas untuk anak-anak mereka, sehingga banyak menyita > waktu utk keluarga. C'mon man, kita hidup bukan hanya untuk sekolah!
Sepakat Mas Ronsen, saya setuju, hidup bukan hanya untuk sekolah. Opini ini betul jika definisi sekolah adalah belajar pada ruang kelas dan pada jam pelajaran tertentu saja. Begitupun dengan kuliah. Kuliah = hadir secara fisik pada saat kuliah berlangsung di ruangan tertentu. Jangan jadi mahasiswa kayak saya yah, saya terlalu banyak mainnya. Bahkan kalaupn datang ke kuliah, pikiran sering terbang kemana-mana melewati batas ruang kuliah. Hmm sebenarnya lebih sering ke displin ilmu non-elektro sih. Nah gara-gara definisi sekolah kita formalkan menjadi seperti sekarang ini, keadaan ini sudah sampai pada titik jenuhnya. Muncullah pengagungan atas status. Jual beli gelar lah. Nah menurut saya ini sebenarnya adalah bentuk budaya feodal gaya baru. Kalau mau ngimbangin wacana sekolah formal, coba baca buku Totto Chan, Deschooling Society, dan buku-buku kritisi pendidikan. Romo Mangun pernah nulis buku bagus soal kritikan akan dunia pendidikan, tapi sayang saya belum punya. Lebih parahnya lagi lupa judulnya apa. Halah, dah saatnya upgrade memori otak nih. > -- > Ronsen Zaki Akhmad