On 5/8/06, m.c. cptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> NTT-Indonesia (NTT-East) heheheheh. Waktu meeting tsb NTT-Indonesia
> (NTT-East Japan) menawarkan jasa akses  ke Internet (tier-1) sebesar 8 ribu
> US dollar per bulan per Mbps . menurut saya sih mahal ! walaupun itu jalur
> pake fiber optic mereka dari Jakarta langsung ke Tokyo.
> soal hak ISP dan NAP dari pemerintah tuk NTT-Indonesia saya ndak tau.

Ada satu hal yang saya tidak mengerti.

Sebelum jamanya dot com busted, cost structure sea cable memang mahal
karena  mesti bayar biaya investasinya. Tapi setelah dotcom ( setelah >
2001) kebanyakan sea cable  yg dimiliki persh seperti Global Crossing
menjadi milik bank karena persh2 tersebut bangkrut dan umunya diresell
dirt-cheap oleh pihak bank ke telco atau PTT yg berminat
(Singtel/KDD/VSNL).

Singkatnya harga turun drastis untuk wholesale pricing internasional
t1-oc3 termasuk dari asia ke US,etc.

Pertanyaan saya kenapa setelah dotcom bust harga bw internasional
indonesia tidak mengalami penurunan seperti halnya yg terjadi di negara
lain ? cost structure sampai 8K/Mb/mo itu bagaimana ya ?

-mcp

Sayangnya di Indonesia belum ada perusahaan Telekomunikasi
yg memiliki aset berupa kabel bawah laut dan bangkrut. Lalu
jadi sitaan milik pihak Bank Mandiri, Bank Niaga, etc. Mungkin
kalau sampai ada bakal dilelang oleh BPPN.
Ini gambaran peta kabel bawah laut:
http://tinyurl.com/byogj
tidak terlalu detail tapi cukup menggambarkan.
Mungkin ada yg berminat untuk invest :-) kabel bawah laut di Indonesia.

-edo-

Kirim email ke