On Fri, Jul 21, 2006 at 05:52:42PM +0700, Harry Sufehmi wrote: > solusinya mungkin : > > 1. standar pendidikan average (rata-rata) > 2. ada mekanisme untuk mendeteksi gifted students > 3. ada sistem khusus bagi mereka ini. beberapa sekolah seperti smu 8, lab > school mungkin sudah merupakan arah yang benar. > 4. deploy ke seluruh indonesia
seperti akses ke pelayanan kesehatan :-) digembar-gemborkan teknologi kesehatan sudah semakin maju, tapi masih banyak yang belum bisa beli 14 * 3 biji amoksilin yang harganya ndak sampai 10 ribu. memang susah kalau 'berhadapan' dengan orang yang mikirnya terlalu cepet. yang dibutuhkan secara primer adalah 'akses' (entry point) tapi yang dipikirkan sudah kualitas. kualitas pendidikan atau pelayanan kesehatan itu sekunder. yang jauh lebih penting adalah meningkatkan coverage dr. layanan-layanan itu. yang ada kan cuman cecunguk-cecunguk yang berkoar-koar bahwa pendidikan memang mahal, pelayanan kesehatan memang mahal. tapi begitu ditanya gimana caranya meningkatan coverage, semua bilang: itu bukan urusan gue! kapan majunya?!! caranya sebenarnya simpel. jangan pernah memasukkan anak-anak kita ke sekolah- sekolah yang dibilang bermutu (secara kolektif). biar mereka gigit jari. tapi, apa ada yang mau? :-) baru saja, anak saya yang belum lulus TK saja, ortunya sudah tergopoh-gopoh harus bayar uang sumbangan, beli formulir u/ masuk SD. Nanti belum lulus SD, sudah harus tergopoh2 buang duit untuk beli formulir dan bayar separuh sumbangan masuk SMP, nanti belum lulus SMP pun sudah harus bingung beli formulir pendaftaran dan bayar separuh sumbangan pendidikan untuk masuk SMU, nanti belum lulus SMU pun, harus tergopoh-gopoh beli formulir dan bayar sumbangan untuk masuk PT (hi..hi.. ndak ya. SPP PT itu masih 'murah' lho. yang itu dirapikan dulu deh ... Salam, P.Y. Adi Prasaja --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---