On Fri, Jul 21, 2006 at 11:13:43AM -0700, muhamad cpsmb tarigan wrote: > Ini menandakan problemnya mungkin adalah di sektor riil/ekonomi dimana > org2 yang berpotensi/ talented gak bisa lebih berkembang dan coverage > pendidikan gak bisa mencakup semua lapisan dan mahal.
pada prinsipnya ini soal pilihan atau policy saja. mau pakai standar yang absolut (supaya mencapai standar yang tinggi) atau pakai standar yang relatif, berdasar rata-rata. kalau dari sudut pandang pendidikan sendiri saya abstain. hati kecil sih milih yang standar penilaian absolut. tapi hati kecil yang lain, rasanya kok gak tega kalau harus ada banyak orang yang tersingkir. mau tidak mau, status pendidikan di Indonesia menentukan tingkat kesuksesan orang di lapangan kerja. kalau sudah divonis 'tidak lulus' itu sebenarnya bukan soal harus mengulang saja, tapi banyak cost lain yang jadi terbuang ... dulu saya pernah mengeluarkan uneg-uneg karena ada rekan yang sangat berpotensi, tapi dapat gaji yang rendah (saya dapat bocoran hi..hi..). alasan atasan adalah dia belum S1 (tidak selesai kuliah, red). waktu itu saya bilang: lho, saya kerja di sini sebenarnya mulai ijasah tk sampai pt sebenarnya ndak laku. masa karena saya sarjana saja (sesuai atau ndak dengan kerjaannya. saya s.ked, kerjaan sysadmin) kok lantas gaji bisa beda? jawabannya: mau nggak gaji loe gue turunin? :-) ya begitulah adanya di Indonesia. ada juga bbrp perusahaan yang lebih mementingkan prestasi dibanding status pendidikan. tapi jauh lebih banyak yang menghargai (memberi gaji pada) seseorang berdasarkan tingkat pendidikan. kalau orang menutup mata soal ini, kayaknya gimana gitu .. bahkan ada pakar IT kontroversif yang lulusan sepikologi, ambil master dibidang kesehatan masyarakat, terus jadi pakar telematika hi..hi.. (bukan pakar telematika, sengaja saya tulis gitu, biar tidak bikin heboh, wong maksudnya bukan menyindir siapa-siapa kok). ambil master supaya bisa jadi dosen. di salah satu negara di eropa sana juga ada yang menawarkan program master 'ngglundung' 10 bln. doktor ngglundung 1 thn. tapi begitu pulang kan yang penting ada ijasahnya. bidangnya apa, ngajarnya apa sudah ndak penting. itu di lingkungan pendidikan. apalagi di luar pendidikan. begitulah adanya. Salam, P.Y. Adi Prasaja --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---