On 10/31/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Tapi tidak cukup ampuh kalau menghadapi proyek agak besar dan ada pertanyaan > "Siapa persh besar di belakanga Debian ?" Inget yg tanya ndak tahu teknis > dan tahu bahwa software akan terjamin kalau ada nama besar yang di > belakanganya.
Betul, memang pertanyaan yang wajar, apalagi jika pemilik proyek memang berencana menggunakan jasa layanan TI dari luar. Tidak mungkin bagi mereka memelototi forum diskusi, "mailing list", dsb. untuk mengelola sebuah distro. Perlu ada penjamin di belakangnya. Kalau ingin dilihat sisi positifnya ya barangkali ini peluang juga, menyediakan layanan berbasis distro. (Walaupun saya belum ingin terjebak euforia, karena pada kenyataannya tidak mudah begitu saja untuk menjadi penjamin di belakang tsb.) Alhasil Debian dipakai di tempat-tempat yang memang sunyi dari hiruk-pikuk: di instalfest tak muncul provokatornya, di kantor-kantor biasanya bawaan staf internal yang dapat menggolkan pengadaan server + Debian tanpa lewat proyek. Disebut sebagai "nasib" boleh, dicarikan "keuntungan" dari kondisi itu juga ada... ;-) > Mirip dengan kasus SUSE, meyakinkan orang pakai Linux karena nama Novell > lebih muda daripada masih pakai nama SUSE :-) Siapa sih yang tak kenal > Novell hehehe. Sekalian bantingan: Microsoft Linux. Siapa sih yang tak kenal MS? :-) -- amal --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---