Banyak butir yang saya sependapat dari tulisan saudara kita, Agus S. Djamil, 
yang diposting oleh mbak ADS ini. Kita tidak perlu menutup mata dengan 
korupsi yang terjadi di Indonesia, namun, kita juga tidak perlu reaktif 
memberantas korupsi hanya sebatas memenuhi pesanan pembuat angket "persepsi" 
tsb.
 Ada semacam "split personality" dalam tubuh pemegang kekuasaan kita dalam 
memberantas KKN di Indonesia. Pada saat KKN digembar-gemborkan untuk 
ditumpas, namun penyelesaian kasus pembunuhan sadis terhadap seorang jaksa 
kita yang berkualitas, pejuang HAM kita yang menjadi martir, sampai ke kasus 
"kecil" (sesungguhnya besar bagi saya) model Marsinah, dan banyak contoh 
kasus yang serupa, tak pernah selesai secara tuntas dan memuaskan hati 
nurani rakyat.
 Apa yang saya tangkap dari tulisan Bung Agus S. Djamil pada dasarnya adalah 
peringatan agar kita harus bangkit di atas kaki kita sendiri, tanpa harus 
terlalu bergantung kepada persepsi dunia luar. Dan itu, karena sumber daya 
alam dan sumber daya manusia (meskipun masih sebatas jumlah) sangat 
melimpah. Untuk itu, kita perlu mengembangkan recovery ekonomi Indonesia 
berdasarkan kekuatan 2 sumber daya ini dan - tentu saja - seiring dengan hal 
itu penegakkan kehidupan moral dan budaya.
 Nah, dalam situasi seperti ini, apa yang perlu ditegaskan oleh Presiden 
sejak awal dilantiknya adalah: tekad untu bangkit dari keterpurukan 
(andaikan saja Indonesia ini pasien yang sakit parah) melalui penyusunan 
kabinet yang semata-mata berdasarkan kualitas sdm dan keperluan 
"menyembuhkan si pasien" serta mencanangkan prioritas program yang 
benar-benar diperlukan. Beberapa orang mengusulkan program pemerintahan SBY 
agar mengacu kepada penegakkan "Orde Prestasi" atau "Budaya Prestasi" (dalam 
kabinet sekarang prestasi ini tidak ditonjolkan, dengan kata lain: tidak 
menjadi aspirasi utama). Ya, prestasi bangsa sendiri tanpa terlalu peduli 
dengan persepsi bangsa lain.
 Ke depan, mungkin ada baiknya kalau bincang-bincang kita topik ini 
dilanjutkan dengan membahas "Budaya Prestasi", mulai dari visi-misi, tujuan 
dan sasaran stratejik, program dan kegiatan; serta strategi pelaksanaannya. 
Siapa tahu, anggota milist kita ini ada yang bercita-cita menjadi pimpina 
daerah atau nasional sekalipun. Semoga saja betrmanfaat.
 Salam,
manAR
      

 On 7/10/05, Ade Suerani <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
> 
> -----Original Message-----
> From: "Agus S. Djamil"
> 
> Persepsi "Korupsi"nya Indonesia, diperlukan oleh pihak asing (terutama
> yang tidak suka Islam) untuk dapat "menyanyikan lagu idaman" mereka,
> dan sebagai "tag line" (embel-embel) untuk menjatuhkan kita:
> "Indonesia, the most populous moslem country in the world, the most
> corrupt nation". Itu "lagu" yang diinginkan oleh AFP, Reuter, CNN,
> FOX, media, dlsb, yang nota bene dibelakangnya adalah yang
> berkepentingan dengan "buruknya citra Islam".
> 
> Korupsi itu ibaratnya seperti sampah. Semua bangsa di dunia ini punya
> sampah. Bedanya, ada yang menyimpan sampah hati-hati di tong sampah,
> ada pula yang mengonggokkannya di depan halaman rumah. Finlandia, yang
> dicontohkan mbak Ade,. sebagai "terbersih" di dunia [kalau mau
> ditambahi lagi menurut versi mereka Singapore juga "terbersih"]. Atau
> Amerika, sang "Jagoan" paling baik dalam segala hal... [:-/] Terhadap
> "sampah" ini, mereka pandai sekali "mendaur ulang" dan memberi label
> yang "halal" dan "legal". Silat lidah, [dan "silat Accounting"] mereka
> sungguh amat canggih, sehingga suatu penyimpangan keuangan bisa
> disebut "creative accounting"... penyelewengan sumbangan untuk
> kepentingan multinational corporation sendiri bisa enak saja masuk
> dalam laporan "Community Development"... biaya entertainment pasukan
> bisa masuk alokasi "Tsunami Aid", dlsb.
> 
> Lha yang 'bloon' dan tidak kreatif dalam ber-accounting, terjebak
> dalam hutan belantara angka-angka keuangan yang harus dilaporkan. Dan
> repotnya Walhasil, para professor doktor, dosen, hafiz, dan "orang
> jujur", tidak bisa berkelit ketika jeratan "pemberantasan korupsi" itu
> diikatkan kepada mereka. Dan kita terpana masygul, ketika SAHAM
> dikurung di Polisi, ketika Mulyana disekap, ketika Nazaruddin dijerat,
> dan seterusnya... sementara yang lihay.. asyik mondar-mandir
> main golf [dan main lainnya] ke Singapore, Hongkong, Christmas Island,
> dan Las Vegas.
> 
> 
> Akhirnya, apakah negara kita ini, yang banyak orang korupsi ini,
> adalah negara "yang paling nomer wahid" dalam korupsi. Saya tidak
> sependapat.
> 
> Negeri kepulauan terluas di bumi ini amanah Allah. Diberikan kepada
> orang yang sudah bersyahadat yang terbanyak dimuka bumi ini. Mari kita
> jaga bersama.
> 
> Sincerely your,
> Wassalamu'alaikum
> 
> ASD
> 
> > ----- Original Message -----
> > From: "hh19632000" <[EMAIL PROTECTED]>
> >
> > Hello Teman-teman Alumni,
> >
> > Prof. Dr. Johan Lambsdorf (2004) dari Transparency International
> > memperkenalkan Indeks Persepsi Bebas Korupsi CPI( Corruption
> > Perception Index). CPI ini merupakan index komposit yang dihitung
> > dari hasil angket kepada lebih dari 20,000 eksekutif perusahaan-
> > perusahaan multinational dan lembaga-lembaga keuangan international
> > dari 146 negara berdasarkan pengalaman mereka berinvestasi dan atau
> > menempatkan dananya di suatu negara. Nilai CPI untuk negara yang
> > paling bersih dari sudut pandang persepsi para eksekutif tersebut
> > bernilai 10 sedangkan yang paling burunk bernilai 0.
> >
> > Nilai CPI untuk Indonesia dan negara-negara tetangga :
> > 1. Indonesia : 2.0
> > 2. Malaysia : 5.0
> > 3. Singapura : 9.3
> > 4. Thailand : 3.6
> > 5. Korsel : 4.5
> > 6. Vietnam : 2.6
> > 7. Cina : 3.4
> > 7. Australia : 8.8
> > 8. Jepang : 6.9
> > 9. Amerika : 7.5
> >
> > Pertanyaan kepada para eksekutif multinasional dalam angket untuk
> > menghitung CPI adalah :
> >
> > 1. Persepsi adanya keharusan untuk membayar biaya diluar biaya resmi
> > untuk mendapatkan pelayanan publik pada bidang-bidang sebagai
> > berikut:
> > a. Ekspor dan impor
> > b. Utiliti publik seperti telepon, listrik, dll.
> > c. Pembayaran pajak tahunan.
> > d. Kontrak pekerjaan publik
> > e. Permohonan pinjaman.
> > f. Pembuatan kebijakan, peraturan dan dekrit.
> > g. Fasilitas perlakuan hukum.
> >
> > 2. Persepsi mengenai distribusi atau penyebaran kegiatan korupsi
> > didalam masyarakat suatu negara.
> >
> > 3. Persepsi intensitas penggunaan infrastruktur publik untuk
> > kepentingan pribadi pejabat atau kepentingan partai politik tertentu.
> >
> > 4. Persepsi kesungguhan implementasi peraturan anti korupsi.
> >
> > 5. Persepsi sistem pemerintahan yang kebal hukum sehingga
> > menimbulkan peluang korupsi.
> >
> > 6. Persepsi adanya kepentingan pribadi dari para pembuat keputusan,
> > hukum mengenai keterbukaan keuangan dan masalah konflik kepentingan
> > pribadi, misalnya hukum mengenai penyelidikan dan audit kekayaan
> > para eksekutif dan badan-badan legislatif, perlindungan bagi yang
> > membongkar korupsi, aktivis anti korupsi dan media yang meliput
> > kegiatan korupsi.
> >
> > 7. Persepsi adanya kickback money atau uang dari rekanan di dalam
> > proses pembelian barang publik atau melakasakan proyek publik.
> >
> > Makin banyak persepsi mengenai penyimpangan norma maka makin rendah
> > nilai CPI-nya.
> >
> > Sekian teman-teman sekedar bahan referensi diskusi untuk memakmurkan
> > bangsa Indonesia tercinta
> >
> > Hasan Hambali
> 
> 
> 
> 
> WM FOR ACEH
> Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara!
> Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar 
> Minggu No Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti.
> Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129.
> 
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> 
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>


[Non-text portions of this message have been removed]



WM FOR ACEH
Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara!
Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No 
Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti.
Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129.

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke