REPUBLIKA
Jumat, 27 Oktober 2006

Pekik Kemenangan 

Oleh : Zaim Uchrowi 


Berapa banyak takbir yang kita gemakan pada Idul Fitri kali ini? Berapa banyak 
hati yang kita sertakan dari setiap 'Allahu Akbar' yang terucapkan? Berapa 
dalam makna yang dapat kita rasakan dari pengagungan asma Sang Pemilik Alam 
Semesta ini?

Seruan bertakbir itu pasti bukan untuk 'kepentingan' Allah SWT melainkan untuk 
kepentingan manusia sendiri. Dalam tradisi Islam, seruan bertakbir adalah 
semacam pekik kemenangan. Pasukan Jenghis Khan dari pojok stepa Mongolia 
menaklukkan daratan Asia dan Eropa dengan pekik kemenangannya: "hura ... hura." 
Pekik kemenangan semacam itu pula yang selalu ditebarkan para trainer pelatihan 
pengembangan diri.

"Dahsyat", "luar biasa", "bisa" dan sebagainya adalah penyemangat kemenangan 
yang sangat efektif. Jika pekik kemenangan seperti itu telah diteriakkan, dan 
kita meneriakkannya secara bersungguh-sungguh dari dalam hati terdalam, apa 
yang dapat menggagalkan untuk memenangkan kehidupan ini?

"Allahu akbar" bukan sekadar pekik kemenangan biasa. Pekik ini bukan semata 
ledakan dari energi diri, melainkan energi diri yang telah dipompa dengan 
semangat Ilahiah. Pekik 'Allahu akbar' telah membuat para sahabat Rasul tidak 
gentar menghadapi pertempuran apa pun, dengan musuh sekuat apa pun. Bahkan, di 
saat harus bertempur di bulan puasa, tengah hari, di tengah gurun seperti pada 
Perang Badar sekalipun.

"Allahu akbar" itulah energizer yang membuat mereka hampir selalu meraih 
kemenangan gilang-gemilang. Betapapun kecil jumlah mereka. Betapapun sederhana 
persenjataan mereka.

Namun, kemenangan gilang-gemilang tak boleh membuat mereka larut dalam euforia. 
Perang melawan musuh kuat itu, kata Rasul, cuma perang kecil. Ada perang besar 
yang harus dimenangkan. Siapa mampu memenangkan perang besar itu akan meraih 
kemenangan sejati. Sebuah kemenangan yang hasilnya tidak hanya akan dipetik di 
akhirat kelak, namun di kehidupan dunia sekarang ini juga. Perang besar itu 
adalah perang menaklukkan atau mengendalikan diri sendiri.

Rasul bukan hanya menyeru ajaran Ilahi buat meraih kemenangan sejati. Rasul 
bahkan menunjukkan jalannya. Jalan itu adalah pelatihan besar sebulan penuh 
dengan berpuasa Ramadhan. Itulah candradimuka yang menempa kita buat 
menaklukkan diri sendiri. Siapa mampu menaklukkan diri sendiri, menurut resep 
Ilahiah ini, akan mampu menaklukkan apa pun, siapa pun, di medan pertempuran 
manapun. Termasuk di medan pertempuran kehidupan sehari-hari.

Jadi, sukses sejati tidak akan datang begitu saja. Sukses sejati hanya akan 
hadir setelah kita menempuh usaha ekstrakeras. Berpuasa Ramadhan sebulan penuh 
adalah sebuah usaha ekstrakeras jika kita memang bersungguh-sungguh 
menjalaninya. Begitu keras pelatihan itu hingga tak semua orang mampu 
melakukannya. Bahkan, yang mengaku Muslim sekalipun. 

Menyelesaikan puasa sebulan penuh pun tak berarti telah menjalani usaha 
ekstrakeras hingga berhak untuk 'lulus'. Bukankah Rasulullah SAW telah 
mengingatkan betapa banyak yang berpuasa Ramadhan tak memperoleh apa pun selain 
rasa lapar dan dahaga.

Insya Allah kita tak termasuk golongan demikian. Insya Allah kita termasuk yang 
telah lulus pelatihan ekstrakeras itu hingga layak mendapatkan 'hari 
kemenangan' Idul Fitri. Sebuah hari yang memang dimaksudkan untuk merayakan 
keberhasilan menuntaskan pelatihan keras buat menaklukkan diri sendiri. Buat 
merayakan hari kemenangan ini kita bahkan dibekali dengan pekik kemenangan 
'Allahu akbar'! Sebuah pekik kemenangan buat mengafirmasi atau meneguhkan 
kesiapan diri guna menaklukkan kehidupan selama sebelas bulan ke depan.

Rangkaian proses itu adalah ajaran yang sangat jelas bahwa semestinya umat 
Rasul akan selalu memenangkan pertempuran apa pun, baik ekonomi, sosial, 
budaya, maupun lainnya. Apalagi moralitas. Tak ada alasan untuk kalah. Tak ada 
alasan tidak sukses karena kunci sukses adalah menaklukkan diri sendiri. 
Sedangkan kita telah terlatih menaklukkan diri sendiri itu lewat puasa 
Ramadhan. Maka, sukses adalah hak setiap umat Rasul, meskipun setiap orang 
tetap harus terus siap untuk sesekali menerima ujian-Nya. Jika kita masih gagal 
menaklukkan kehidupan sehari-hari, maka tentu ada yang tidak pas atau malah 
salah dalam cara kita memahami ajaran luar biasa ini. Inilah persoalan serius 
umat ini.

Sering kita menghibur diri saat kalah menghadapi pertempuran kehidupan. 
"Biarlah kami sekarang menderita, yang penting nanti masuk surga. Dunia kan 
cuma perhiasan, dunia kan sementara, sedangkan akhirat yang kekal." Sangka kita 
shalat, puasa, dzikir, dan ibadah lainnya sudah mencukupi untuk menjamin lancar 
menuju surga. Padahal kita tahu ayat Quran: Apakah kalian menyangka masuk surga 
begitu saja, padahal belum jelas bagi Allah siapa yang sungguh-sungguh 
bertempur dan siapa yang sabar. Jelaslah bahwa surga atau sukses akhirat tak 
akan teraih tanpa memiliki jiwa kemenangan (winning spirit). Begitu juga sukses 
di dunia ini.

Winning spirit atau mental menang itulah yang menjadi ciri pribadi Rasul dan 
para sahabatnya. Sebaliknya mental kalah, meskipun dibungkus dengan alasan 
agamis, hanya akan mengantarkan kita menjadi pecundang. Bukan hanya di akhirat 
kelak, namun juga di dunia ini.

Maka, menyambut hari kemenangan ini, mari bulatkan tekad untuk memenangkan 
pertempuran hidup selama sebelas bulan mendatang. Mari tumbuhkan winning spirit 
guna membebaskan diri sendiri, keluarga, masyarakat, serta bangsa dari segala 
bentuk kebodohan, kemelaratan, dan keterbelakangan. Mari awali semua itu dengan 
pekik 'Allahu Akbar'! Kemenangan pasti akan ada dalam genggama


[Non-text portions of this message have been removed]



=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke