Hello Muh Aly, nama anda mengingatkan pada petinju legendaris anggota black moslem yg sekarang terkena parkinson.
bagaimanapun ada latar kultural dalam pembentukan teks suci. Yang dibutuhkan adalah kompatibilitas bukan pemaksaan. Bagi yg belajar ilmu instrumentasi, ayat suci adalah bagan dasarnya. Misal agar mobil bisa bergerak maka roda harus dihubungkan dengan gardan/sumbu ke mesin. Nah ketika kita membuat kapal, maka bukan RODA yg harus dipasang melainkan baling-baling. Kalo kita paksakan memasang roda sebagai ganti baling-baling, pasti repot zekaleee. masyarakat pantai jawa sudah sejak sebelum islam datang, sudah melakukan pembagian peran seimbang. Laki-laki melaut dan perempuan mengolah hasil tangkapan. Dalam masyarakat pantai (saya lahir di pekalongan) yang mengambil peran ekonomi besar adalah perempuan; para ibu mengelola hasil tangkapan, menjualnya ke pasar/pelelangan ikan dan mengelola keuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Bila mereka membuka usaha maka pemilik usaha kebanyakan para istri, karena para bapak sebagian besar waktunya habis di laut, sulit mengelola usaha dari tengah laut. Kebanyakan penduduk pantai membagi warisan sama rata tanpa pandang jenis kelamin. Namun sejak masuk islam, mereka dipaksa mengikuti patokan persentase waris secara Islam. Tapi setelah selesai dibagi secara Islam; mereka berembug lagi dan membagi sesuai adat kebiasaan. Ini justru mengecewakan, karena aturan Islam hanya dipenuhi diatas kertas dan tidak aplikabel di lapangan; karena pemuka agama suka memaksakan yg penting ikut fikih. Harusnya kita memiliki fikih sendiri sesuai dengan sikon lokal. Kata Pak Chodjim, al-Qur'an itu kitab garing, kitab telesnya ya hati nurani dan akal kita. salam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > --- lestarin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > indahnya alquran tertulis ayat "An-Nisaa" artinya > "perempuan-perempuan" sungguh mulya perempuan > ditempatkan Alloh SWT dlm salah satu surat al-quran.. > tdk ada ayat "Ar-rijaal" atau "laki-laki". pembagian > ahli waris disebutkan di Surah An-nisaa ayat 11. > ; > sy anak lelaki.. sepeninggal ayah sy alhamdulilah tdk > mengambil warisan .. ayah sy dulu bekerja di bumn.. sy > sedekahkan kepada bibi/tante sy yg menjanda py dua > anak perempuan. kerja tante sy pas2 san hanya bwt > makan saja. sy saat itupun gaji hy pas2 an bwt makan > saja.. krn niat bantu .. ya semampunya dan gotong > royong bwt bibi sy.. krn anak nya kuat sekali ingin > sekolah.. smp tamat smp-sma dan sekarang di UI depok. > siapa yg bantu sekolahnya..? tentu gotong royong dari > saudara2nya (paman2nya, bibi2nya yg lain, kakak > sepupunya, sy dll). > > anak perempuannya tdk bekerja .. hanya sekolah / > kuliah saja. Orang2 yg disekitarnya lah yg kewajiban > membantunya. itu sebagai gambaran saja... krn adik > sepupu sy ini anak yatim yg py niat kuat sekolah tp > tdk mampu... > adapun adik perempuan pak driver tsb memiliki sdr2nya > spt paman, kakek, kakak sepupunya kenapa tdk > dihubungi... atau sambil bekerja apa saja yg halal spt > bekerja jd pembantu RT dll silahkan saja smbl sekolah > untuk merubah nasibnya lebih baik dikemudian hari. > Yg penting bimbingan untuk maju kedepan artinya > harapan merubah nasib lebih baik di hari esok untuk > adik2 yatim kita ini... > ada istilah "kalau kita berikan roti saja tentu akan > habis.. coba ajarkan bagaimana caranya membuat roti yg > enak..tentu jd sebuah karya yg akan dibanggakan oleh > adik2nya..." > > Ya Alloh bimbinglah anak2 yatim di lampung p driver > ini dan adik yatim sy juga.. semoga hari esok mereka > lebih baik dan bahagia.. aaamiin. > kira2 itu dulu mbak. > > slm doa, > ali