Mas Muhkito berkata : Maaf beribu maaf Pak Jano. Saya salah mendiagnosis akibat kurangnya data. Setelah tanggapan penjenengan terakhir, yang saya temukan ternyata bukan gejala disleksia (Eng: Dyslexia), karena panjenengan terbukti mampu membaca dan menulis. Sekali lagi mohon maaf atas kesalahan diagnosis sebelumnya.
================ Jano - ko = Salah MENDIAGNOSIS ? O, don't worry mas, saya maafkan anda, no problem. Saya hanya ingin mengingatkan mas muh aja, silahkan membaca Undang-Undang Perlindungan Konsumen, Undang - Undang Nomor : 8 Tahun 1999 Pasal 4 c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa; --- -- Pasal 7 f. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan; --- -- Pasal 8 f. tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut; --- -- Pasal 19 1. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan 2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. --- Saya sudah menghidangkan definisi Dyslexia, sekarang tolong dong jelaskan definisi APHASIA, jangan-jangan nanti anda salah diagnosis lagi Monggo Salam --oo0oo-- Muhkito Afiff <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Maaf beribu maaf Pak Jano. Saya salah mendiagnosis akibat kurangnya data. Setelah tanggapan penjenengan terakhir, yang saya temukan ternyata bukan gejala disleksia (Eng: Dyslexia), karena panjenengan terbukti mampu membaca dan menulis. Sekali lagi mohon maaf atas kesalahan diagnosis sebelumnya. Diagnosis saya terakhir, panjenengan menunjukkan gejala Aphasia, karena biarpun penjenengan bisa menulis dan membaca, namun panjenengan tidak memahami apa yang tertulis. Semoga bermanfaat. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mas Muh berkata : > > Tetapi sayang sekali, setahu saya hingga saat ini belum ada metoda > penyembuhan alternatif untuk disleksia. > > ============================ > > Jano - ko : > > Sekedar informasi aja, sejauh yang saya tahu yang namanya "disleksia" itu belum pernah berkenalan dengan saya, kalau "dyslexia" itu ada, nah dibawah ini ada informasi tentang DYSLEXIA > > DYSLEXIA > > in psychology, a developmental disability in reading or spelling, generally becoming evident in early schooling. To a dyslexic, letters and words may appear reversed, e.g., d seen as b or was seen as saw. Many dyslexics never learn to read or write effectively, although they tend to show above average intelligence in other areas. With the aid of computerized brain scans such as positron emission tomography (PET), recent studies have offered strong evidence that dyslexia is located in the brain. Damage to the brain can cause a reading disability similar to dyslexia, known as acquired dyslexia or alexia. Sources=Sources | 16 > > --- > > Ini hanya joke lho, jangan dimasukin hati lho...kalau kita membaca informasi "dyslexia" yang dihidangkan oleh jano-ko maka kita bisa bertanya dalam hati > kita masing-masing, siapa yang ber "dyslexia" ria. > > > Punten. > > Salam > > ==oo0oo== > > > Muhkito Afiff <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Terima kasih udah dijawab-in, mas Wikan. > > Melihat pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan beliau, saya > menduga Pak Jano ada gejala disleksia. > > Kebetulan Pak Jano von Jogja membuka usaha pengobatan alternatif. > > Tetapi sayang sekali, setahu saya hingga saat ini belum ada metoda > penyembuhan alternatif untuk disleksia. > > Sepanjang yang saya dengar disleksia belum pernah diterapi dengan > jamu atau pete. > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar > Sunindyo" <wikan.danar@> wrote: > > > > Mas Jano baca aja deh di link yang dikasih Mas Muhkito > > http://rajasidi.multiply.com/journal/item/1147 > > > > Sebagai gerakan lokal, Jaringan Islam Liberal Maret ini baru berusia > > enam tahun, tapi sebagai gerakan global, Islam Liberal—dari mana > > istilah JIL berasal—sesungguhnya telah berusia dua abad lebih. > > Mengambil patokan tahun 1798, usia Islam Liberal mencapai 209 tahun. > > > > Semoga bisa menjawab pertanyaan Mas Jan. Kalau soal istilah > "pendiri", > > silakan tanya sendiri ke Bung Luthfi Assyaukanie. > > > > salam, > > -- > > wikan > > http://wikan.multiply.com > > > > On 4/6/07, jano ko <ko_jano@> wrote: > > > > > > Mas Muh berkata : > > > > > > Tulisan Luthfi Assyaukanie yang ditanggapi oleh Henri > Shalahuddin > > > bisa dibaca di: > > > > > > ========== > > > > > > Jano - ko : > > > > > > Pertanyaan sederhana saja, mas muh bisa memberi penjelasan > kepada saya tidak ya ?, atau mungkin Bung Luthfi Assyaukanie bisa > memberi informasi kepada jano-ko ? > > > > > > Pertanyaan jano-ko, judul artikel yang dibuat Bung Luthfi > Assyaukanie adalah "Dua Abad Islam L......", tapi kalau kita baca > bersama keterangan penulis artikel tersebut dijelaskan begini - > "Luthfi Assyaukanie Pendiri JIL, Peneliti Freedom Institute, dan > Dosen Universitas Paramadina, Jakarta " > > > > > > Jano-ko bertanya, apa perbedaan antara "Islam L" yang > "katanya" telah dua abad tersebut dengan "Islam L" yang didirikan > Luthfi Assyaukanie ? > > > > > > Pertanyaan kedua, apa yang dimaksud dengan "PENDIRI" dalam > kalimat tersebut diatas ( Pendiri JIL ) ? > > > > > > > > Send instant messages to your online friends http:// uk.messenger.yahoo.com > > [Non-text portions of this message have been removed] > Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]