mba Lina, saya juga nggak pernah mau beli buku Satanic Verses, jadi nggak bisa komentar isi bukunya.
Komentar dari Karen Armstrong itu adalah tragedi. Salman Rushdi adalah Muslim yang lahir besar di Inggris. Dia sosialis leftist yang jelas menentang Bush, kapitalis, dkk. Di lain pihak dia seperti generasi Muslim di Inggris lainnya yang nggak terlalu paham tradisi Islam,artinya pemahaman thd Islam juga terdistorsi di tengah sekularism. Tentu saja terus dipolitisir, salah satunya oleh Pak Khomeini itu. Nggak usah ngedengerin blio lah dengan fatwa matinya. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Apa sih kriterianya seni sastra itu sehingga dinilai indah? > Maksudnya heavy weight? > > Tentu saja tidak sembarangan. Apakah ada kepentingan politik dalam > memberikan kehormatan meski untuk kesusateraan. > > Katanya sih kalau sudah ke dunia politik, pasti ada hidden agendanya. > Seperti ketika Ratu Iggris mendukung MGA dan membesarkan Ahmadiyah > di India (juga). Saya gak tau apakah MGA mendapat gelar Sir juga > karena telah menerbitkan sebuah buku setara dengan kitab suci. > > Saya juga gak tau apa isinya satanic verse itu karena belum pernah > baca tapi kalau sudah memancing kemarahan banyak orang dan seorang > pemimpin sekaliber Imam Khomaeni (yang bukan orang tolol tapi saya > juga gak ngefans ama sang Imam ini), saya dapat berkesimpulan isinya > adalah suatu penghinaan kepada seseorang yang menjadi idola bagi > orang lain. > > Apakah suatu sastra yang berisikan suatu penghinaan kepada seseorang > dapat dianggap mempunyai nilai sastra indah ? Mungkin juga ya > bergantung bagaimana bahasa yang digunakan untuk menggambarkan > penghinaan itu ? Atau bagaimana sih ya caranya Salman Rusdi menghina > seseorang dengan menggunakan bahasa sastra? Bahasa sastra seperti > bahasanya Taufik Ismail? Ato bahasa Sastranya Rendra ? Ato bahasanya > Djenar Ayu? > > wassalam, >