makasih buat Nazmia. 

fyi, buat saya yang masih belajar ini, info ttg prof Abd salam yang 
nobel prize dan ahmadi sdh sejak di SMUN 8 saya tahu, maklum sering 
nongkrong di mushala sekolah, bukan di kantin atau tempat lain. jadi 
info dari MAS ini bukan barang baru ...

kalo ada yang nyuruh menolong apa HARUS ditolong? coba jawab, Nazmia. 
celoteh yang tidak karuan buat sampeyan kan tidak harus sama buat 
yang lain. lagi-lagi pake standar pribadi. terlihat betapa beda 
tanggapan sampeyan dan pak Nur atas posting 'pengumuman' MAS soal 
prof Abd Salam. beda kacamata ya beda hasil tampilan toh.

but, eniwei, makasih, Nazmia. cara anda diskusi memang tidak spt FPI 
ko. anda sangat santun dan intelek. tapi kalo esensi, belum tentu. 
same thing can come in different packaging.

oh ya, integritas saya ada di mata Allah lohh .. bukan kalian. kalian 
bukan hakim atau yang menghakimi kan? gitu kan celoteh MAS?

salam,
satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mengenai Abd Salam cukup jelas. Dan sejujurnya saya berbangga hati 
> khususnya untuk Akhmadiyah yang anggotanya ada yang memenangkan 
> Nobel. Tadinya kan nggak tau kalau Abd Salam itu dari Akhmadiyah. 
> Ini kan sama saja kalo saya berbangga hati dengan tokoh2 yang kita 
> kagumi dari Muhammadiyah maupun NU. Artinya untuk semua adalah, 
> ternyata kita bisa mencapai suatu prestasi dengan berbagai jalan 
> (yang dianggap baik juga). Artinya masuk sorga rame2 oke saja.  
> Masuk neraka? ogah ah....:-)
> 
> Nggak ngomongin Pak Abd Salam lagi, tapi catatan untuk cara kita 
> berdiskusi. 
> 
> Mula2, Pak MAS memposting tentang Abd Salam, dan mengumumkan bahwa 
> blio adalah anggota Akhmadiyah.  Reaksi saya waktu baca itu adalah 
> ooooh...gitu..bagus dong. Tapi mungkin utk sebagian orang 
pengumuman 
> ini merupakan 'kesombongan'.
> 
> Kemudian di-dispute oleh Pak HMNA, sah-sah saja, yang kemudian 
> dikoreksi oleh masukan beberapa teman. Sayangnya Pak HMNA nggak 
> berusaha mengklarifikasinya, jadi ini bukan cara berdiskusi yang 
> baik.
> 
> Juga di-dispute oleh Pak Satriyo, dengan kata2 sbb: "Saya kira main 
> klaim hanya untuk menunjukkan dirinya benar dan tidak
> sesat/salah adalah bentuk inferiority complex. Mentok dan tak ada
> pilihan lain. In dire need of approval and recognition. Poor thing!"
> 
> MAS: Satriyo, kalo cuma asal mangap saja, anak SD juga 
> bisa...memprihatinkan memang bagaimana Anda dan HMNA menampilkan 
> wajah aslinya...Inget Satriyo, harga diri seorang Muslim ditentukan 
> dengan prestasi ilmiah dan teknologi, bukan ditentukan oleh 
> kemampuan asal mangap seperti yang Anda dan HMNA tampilkan.
> 
> SAtriyo: Lho, sampeyan bukannya sudah lulus SD?
> 
> MAS: Ingat Satriyo, harga diri Anda dan HMNA sedang dipertontonkan 
di
> sini...
> 
> Bantulah kyai HMNA mencari alasan dan jawaban demi harga dirinya
> sebagai Muslim atas informasi dari mas Muhkito ini, itu jauh lebih
> baik untuk Anda ketimbang berceloteh tidak karuan...
> 
> MIA: Jadi keduanya sama-sama berang dilihat dari pilihan kata2nya.  
> Tapi dalam keberangannya pun Pak MAS meminta dari Pak Sat untuk 
> membantu Pak HMNA.  Yang sayangnya nggak dilakukan atau 
> diklarifikasi oleh Pak Satriyo, dan ini bukanlah cara berdiskusi 
> yang baik.
> 
> Pak MAS, skill kita bertambah dengan menahan diri dari 
> mengeluarkan 'kata2 mutiara', sebaliknya kalau anda menambahkan 
> kata2 mutiara macem2, ya kan jadi tambah 'unskilled'.   Pak HMNA 
> sendiri udah aman sentosa di milis ini kok, kata2 mutiaranya nggak 
> keluar walaupun kadang2 aja masih kumat...:-) Lihat deh, Pak HMNA 
> sekalipun jadi belajar di milis ini...berkat kesabaran mba Ai...:-)
> 
> Selanjutnya integritas kita akan bertambah utuh dan solid dengan 
> berdiskusi secara fair dan 'berakhlak' menurut istilahnya mba Ai.  
> Dan inilah yang belum digapai oleh Pak HMNA, apalagi pak Satriyo, 
> masih belajar..:-)
> 
> salam
> Mia
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" 
> <ma_suryawan@> wrote:
> >
> > Mbak Mia,
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <aldiy@> wrote:
> > >
> > > Tepat sekali yang dijabarkan Pak Ary.
> > > 
> > > Selain itu mungkin Pak HMNA bisa memberikan klarifikasinya 
bahwa 
> > > memang telah keliru dengan beberapa fakta. 
> > 


Kirim email ke