Yang lebih tepat, suami mesti dididik kenal, cinta dan takut pada Tuhan. Jika 
dia sudah kenal betapa sabarnya Tuhan, kenal pengasihnya Tuhan, kenal 
pemurahnya Tuhan, kenal pemaafnya Tuhan, kenal betapa Tuhan memeliharanya 
dengan sangat teliti, maka dia akan jadi suami yang penyayang, sabar, pemaaf, 
bertanggung jawab dan lemah lembut. Jika dia marah dan akan melakukan kekerasan 
terhadap istri, dia akan ingat, betapa selama ini Tuhan menahan marah-Nya 
terhadapnya, betapa sabarnya Tuhan sehingga dia akan malu dan urungkan 
kekerasan terhadap istrinya.

Jika suami sudah kenal Tuhan, maka dia pun dapat mendidik istrinya untuk kenal, 
cinta dan takut pada Tuhan. Seorang istri yang sudah kenal betapa baik dan 
lemah lembutnya Tuhan, dan betapa selama ini dia banyak lalai, banyak lupa pada 
Tuhan, padahal betapa banyaknya nikmat Tuhan padanya, maka dia akan jadi istri 
yang lemah lembut, penyayang, sangat mengerti kelemahan suami dan sangat bisa 
memaafkan.

Kalau sudah begini, musnahlah KDRT, musnahlah suami takut istri, musnahlah 
neraka dalam rumah tangga. Yang ada surga sebelum Surga.


-Rizal-


"Dwi W. Soegardi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/11/20452112/berdayakan.ekonomi.perempuan.cegah.kdrt.

Berdayakan Ekonomi Perempuan Cegah KDRT

Rabu, 11 Juni 2008 | 20:45 WIB

PEKALONGAN, RABU - Untuk menanggulangi berbagai kasus kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT), perlu adanya pemberdayaan ekonomi perempuan.
Apabila perempuan mampu menghasilkan uang, posisi tawar terhadap suami
akan meningkat, sehingga suami tidak mudah melakukan kekerasan terh
adap isteri.

Hal itu disampaikan artis dan politisi, Marissa Haque dalam acara talk
show bertema 'Kekerasan dalam Rumah Tangga' di Radio Kota Batik Kota
Pekalongan, Rabu (11/6). Selain Marissa, pembicara lain dalam acara
tersebut adalah Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga
Berencana Kota Pekalongan, Candra Herawati, dan Psikolog dari Lembaga
Perlindungan Perempuan Anak dan Remaja Kota Pekalongan, Nur Agustina.

Menurut Marissa, selama ini salah satu kendala dalam penanganan KDRT
yaitu adanya ketergantungan ekonomi perempuan terhadap suami. Selama
isteri terus menggantungkan hidup pada suami, posisi tawarnya akan
rendah. Terlebih dengan meningkatnya biaya hidup, penghasilan suami
akan semakin terbatas untuk mencukupi kebutuhan. Potensi munculnya
kekerasan akan semakin besar.

Oleh karena itu, perlu adanya pemberdayaan ekonomi perempuan. Apabila
perempuan mampu menghasilkan uang, posisi tawar terhadap suami akan
tinggi. Pasalnya, faktor ekonomi merupakan salah satu ujung tombak
dalam menjaga keutuhan rumah tangga. "Jadi penanganan KDRT tidak cukup
hanya dengan polisi atau LSM bekerja," ujarnya.

Marissa mengatakan, pemberdayaan ekonomi perempuan dapat dilakukan
dengan memberikan pinjaman modal kerja dan pendampingan usaha kepada
mereka. Selama ini, perempuan lebih telaten dalam mengelola keuangan.
Mereka juga lebih tertib dalam mengembalikan pinjaman, karena terikat
oleh lingkungannya. Persentase keberhasilan pemberdayaan usaha
perempuan dengan pemberian pinjaman modal usaha mencapai sekitar 90
persen.



       

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke