kalo masalah contek-menyontek sebenarnya adalah masalah biasa dan biasanya kitab terbaru mencontek/menyadur kitab sebelumnya dengan mengubah-ubah bagian sesuai dengan kepentingannya. kitab-kitab itu juga ndak punya copyright dan referensi kepustakaan. tapi ndak ada yang protes. namun demikian, hal terpenting adalah, esensinya: jilbab itu sesuatu yang personal, kultural dan sosial. tidak lebih daripada itu.
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ari Condro" <masar...@...> wrote: > > 1. Pak quraish shihab tidak mencantumkan karya asymawi sbg referensi. Ada sekitar 30 hal yg mirip. Temen temen bisa cari lagi diskusi di milis insist ttg hal itu > > 2. Banyak yg menyayangkan pandangan pak quraish shihab dalam buku jilbabnya, apalagi ketika argumen dan bahasannya sangat asymawi sekali. > > Tapi benar kata mbak mia, bahwa kritik berawal ketika banyak yg tidak setuju ketika quraish shihab bilang jilbab tidak wajib. > > > > salam, > > > > -----Original Message----- > From: "Mia" <al...@...> > > Date: Mon, 15 Dec 2008 12:14:57 > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> > Subject: [wanita-muslimah] Re: Kritik Atas Jilbab > > > Arcon, > Maksudnya 'mencontek argumen asymawi secara mentah-mentah' Pak > Quraish Shihab nggak memasukkan buku Asymawi sebagai referensi atau > daftar bacaan, gitu? > > Emangnya DDII Insist memprotes pendapat QS karena dianggap 'mencontek > mentah-mentah' argumen asymawi? > > salam > Mia > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ari Condro" <masarcon@> > wrote: > > > > nong ambil mentah mentah dari bukunya asymawi. tulisan yang > dipasang pun > > merupakan sari dari buku asymawi yang diterjemahkan dan diterbitkan > ulang > > oleh JIL. > > FYI : > > > > 1. Kritikan dari temen temen DDII di organisasi INSIST, ustad > Quraish Shihab > > juga diprotes bukunya yang tentang jilbab, lagi lagi karena banyak > yang > > mencontek argumen asymawi secara mentah mentah. > > 2. Asymawi sendiri adalah ahli hukum, jurnalis, dan pejuang HAM. > Di mesir > > sendiri asymawi sangat dibenci oleh kalangan ikhwanul muslimin > karena > > banyak argumennya yang dianggap membela kepentingan kaum sekuler. > > > > > > > > > > > > 2008/12/15 werkuwer <mnug2502@> > > > > > setidaknya ada cendekia muslim perempuan yang sangat memahami > makna > > > kultural, personal dan sosial dari 'jilbab' itu sehingga > sedikitnya > > > dapat mencerahi para pengidap otokrasi. catatan yang saya miliki > > > menunjukkan bahwa para mualaf mempunyai kecenderungan untuk > menerapkan > > > segala 'ajaran barunya' secara berlebihan sehingga malampaui > modelnya. > > > seperti yang ditulis dalam novel 'salah asuhan', hanafi yang baru > > > bergaul dengan belanda menjadi kebelanda-belandaan sehingga > > > tingkahlakunya menjadi lebih belanda daripada belanda itu sendiri. > > > > > > > > > > > > > > > > > -- > > salam, > > Ari > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] >