Iya pakai facebook.  (Pakai blekberi kok gak pakai facebook ? Maknyuss lho :))

Tahunya juga waktu add facebooknya teman di kpk.  Dia baru di add sama wanda 
hamidah jadi temennya. Enak bener, jadi polisi, penyelidik, kpk lagi, si wanda 
hamidahnya malah yg ngejar ngejar dia :)). Pakai di panggil mas lagi :p

Btw, teman kpk saya lagi liburan di sby nih.  Ntar siang mau makan bebek goreng 
rame rame :p. Ada yg mau ikutan ?  Wekekkeke .....


salam,



-----Original Message-----
From: ayesharyzka_e...@yahoo.com

Date: Fri, 26 Dec 2008 23:26:09 
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Subject: Re: [wanita-muslimah] Caleg Perempuan: Wanda Hamidah


Kok bisa tau.. Artinya mas satu ini juga pake facebook... Btw  Memang napa kalo 
ada facebook?

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!



-----Original Message-----

From: "Ari Condro" <masar...@gmail.com>



Date: Fri, 26 Dec 2008 23:21:26 

To: Milis wm<wanita-muslimah@yahoogroups.com>

Subject: Re: [wanita-muslimah] Caleg Perempuan: Wanda Hamidah





Wanda hamidah pakai facebook lho !  Sudah di add belum ? Wahaha .....





salam,







-----Original Message-----

From: "Dwi Soegardi" <soega...@gmail.com>



Date: Fri, 26 Dec 2008 18:17:32 

To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>; <p...@yahoogroups.com>

Subject: [wanita-muslimah] Caleg Perempuan: Wanda Hamidah





http://www.tempointeraktif.com/hg/Wawancara/2008/12/26/brk,20081226-152682,id.html



Wanda Hamidah Lebih Sreg dengan Pendekatan Personal



Jum'at, 26 Desember 2008 | 21:32 WIB



TEMPO Interaktif, Jakarta: Tahun baru 2009 tinggal beberapa hari lagi.

Dan pergantian tahun ini begitu terasa istimewa, terutama bagi

kalangan yang saat ini dicalonkan atau mencalonkan diri sebagai

legislator atau anggota parlemen. Sebab, bagi mereka, saat inilah

waktu pertarungan untuk memperebutkan suara rakyat sebagai tiket

menduduki kursi wakil rakyat juga dimulai.



Lantaran itulah, segala strategi dan taktik, mulai dari iklan,

ajangsana ke daerah pemilihan, hingga serangkaian kegiatan 'sosial'

pun gencar digelar. Bahkan, rasa panas-dingin dan demam pun seolah

menjalar ke seluruh tubuh, karena memikirkan kampanye.



Lebih-lebih, sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi, Selasa

(23/12) lalu, penetapan calon legislator teripilih tak lagi berdasar

nomor urut serta penjatahan. Walhasil, meski seorang calon berada di

urutan papan atas, namun bila tak mampu meraup suara terbanyak, maka

harus rela tersingkir.



Tak pelak, kini banyak diantara para calon legislator itu

berlomba-lomba berakrab ria dengan masyarakat. Mereka seolah saudara

yang telah lama tak bertemu sehingga ingin melepas kangen. Malah tak

sedikit pula, yang berlagak ala sinterklas yang dermawan dan bergiat

amal.



Wanda HamidahNamun, cara seperti itu tak dilakukan oleh artis yang

juga calon legislator untuk Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Wanda

Hamidah. Menurut ibu tiga anak, kelahiran Jakarta 21 September 1977,

dirinya tak ingin membuang tenaga dan waktu dengan percuma.



Lebih dari itu, Wanda juga tak ingin membohongi rakyat. "Karena rakyat

juga sudah pintar. Saya lebih suka menggunakan strategi dan taktik

yang tak membodohi rakyat, dengan pendekatan personal," paparnya

kepada Tempo di Jakarta, Jumat (26/12).



Seperti apa strategi itu? Bagaimana pendekatan personal itu ia

lakukan? Bagaimana pendapatnya tentang keputusan Mahkamah Konstitusi?

Lantas bagaimana pengaruhnya terhadap peran dan keterwakilan perempuan

dalam politik? Berikut petikan wawancara Arif Arianto dari Tempo

dengan Wanda Hamidah.



Anda menyebut menggunakan strategi pendekatan personal, seperti apa

wujud pendekatan itu?

Begini. Pertama, yang harus saya tegaskan disini adalah niatan saya

untuk menjadi wakil rakyat itu apa? Sedari awal saya sudah menetapkan

tujuan, bahwa saya harus bisa menyuarakan dan membawa aspirasi rakyat

dalam sebuah proses pengambilan keputusan, atau yang disebut sebagai

mekanisme politik.



Nah, agar saya bisa benar-benar menjadi wakil yang amanah, yang

mengerti dan konsisten membawa dan menyuarakan kepentingan rakyat itu,

maka saya harus mendengarnya secara langsung. Saya harus dekat dengan

mereka, berada di tengah-tengah mereka. Kalau tidak, tujuan itu tidak

mungkin terwujud.



Jadi, saya menyadari jauh-jauh hari saya juga harus dekat dengan

mereka. Karena saya harus dekat dengan mereka, berinteraksi langsung

dengan mereka. Itulah strategi pendekatan personal.



Tapi bisa saja orang mengartikan ini hanyalah sebuah kampanye yang

juga bisa dilakukan oleh orang lain?

Betul. Tapi harus diingat, masyarakat sendiri juga sudah pintar.

Masyarakat bisa menilai mana yang benar-benar tulus, atau sekadar

lipstik saja. Kalau kita tiba-tiba datang, dan kemudian sok akrab

dengan mereka, masyarakat akan tahu. Bahkan malah bisa menjadi

antipati dengan kita.



Saya sudah lama melakukan pendekatan seperti ini, bahkan jauh sebelum

menjadi calon legislator. Artinya, bukan lantaran karena menjadi calon

kemudian saya berusaha dekat dengan masyarakat.



Lantas wahana apa yang biasa Anda gunakan untuk dekat dengan masyarakat?

Ada beberapa wahana atau media untuk berinteraksi. Dan kebetulan, pada

dasarnya saya juga senang berorganisasi dan senang bergaul. Misalnya,

saya mempunyai banyak teman di organisasi alumni mulai dari sekolah

dasar hingga alumni kuliah di strata dua.



Tetapi yang pasti, saya aktif di arisan ibu-ibu. Saya juga aktif di

majelis taklim. Di setiap kesempatan itulah, saya gunakan untuk

mendengarkan mereka. Saya berusaha dekat dengan mereka. Dan pendekatan

seperti itu jauh lebih efektif.



Secara sekilas Anda nampaknya lebih cenderung mendekati pemilih

perempuan. Kenapa?

Tentu saja itu didasari kalkulasi. Pertama saya adalah seorang

perempuan, sehingga secara naluriah akan lebih mudah untuk mendekati

para perempuan. Kedua, fakta juga menunjukkan, dalam pemilihan umum

sebelumnya ternyata dari jumlah pemilih yang terdaftar 60 persennya

adalah perempuan.



Dan ketiga, dari jumlah populasi di Indonesia, ternyata perempuan juga

lebih banyak. Jadi selain mendekati mereka, saya juga harus bisa

memperjuangkan aspirasinya. Itulah beberapa alasannya.



Mahkamah Konstitusi Selasa (23/12) lalu memutuskan, cara penetapan

calon legislator terpilih dengan suara terbanyak. Bagaimana menurut

Anda?

Bagi saya itu sebuah kemajuan. Sebab, selama ini kita dengan lantang

meneriakkan demokrasi, tetapi ternyata esensi dari nilai demokrasi

yaitu kedaulatan di tangan rakyat malah enggak dijalankan. Nilai itu

seolah dinafikan dengan mekanisme nomor urut. Sehingga, suara rakyat

seolah diabaikan.



Dan bagi saya, sebetulnya itu bukan hal yang baru. Karena partai

dimana saya saat ini aktif, jauh-jauh hari sebelumnya, telah

menyuarakan mekanisme dengan suara terbanyak itu di Dewan Perwakilan

Rkayat, tetapi ditolak oleh partai-partai lain.



Dengan cara suara terbanyak itu pula, benar-benar adil. Karena mereka

yang telah berjuang keras, dan benar-benar dipercaya oleh banyak orang

lah yang jadi wakilnya. Sehingga, hanya mereka yang benar-benar

berkeringatlah yang berhak menjadi wakil.



Tapi bukankah dengan cara baru itu membawa konsekwensi terjadinya

persaingan bebas. Pada satu sisi, fakta empirik juga menunjukkan masih

banyaknya kemungkinan praktik politik uang atau serangan fajar. Dan

semuanya bisa dilakukan oleh mereka yang bermodal besar dan nota bene

adalah laki-laki?

Memang ada kekhawatiran seperti itu. Tetapi jangan lupa, rakyat sudah

cerdas. Mereka bisa saja menerima saat diiming-imingi imbalan itu,

tetapi dalam pemilihan tetap saja mereka memilih calon yang sesuai

dengan keinginan mereka. Jadi, jangan menganggap masyarakat bisa

dikelabui.



Soal persaingan bebas, itu pasti. Justru di situlah tantangannya. Kita

bisa membuktikan siapa sebenarnya yang dikehendaki oleh rakyat. Saya

sangat setuju dengan sistem itu.



Sedangkan soal kapital atau dana. Itu juga bisa diawasi, toh ada

ketentuan tentang batas dana kampanye. Soal pengawasan, memang bisa

menjadi tanda tanya. Tetapi kita harus yakin, semua komponenn yang ada

memiliki niat dan kesungguhan untuk menjadikan negara dan bangsa ini

menjadi lebih baik.



Tapi bagaimana dengan potensi konflik di internal partai?

Itu bisa diatasi dengan sutau perjanjian di depan notaris. Bahwa siapa

yang hanya meriah sedikit suara, maka harus legowo. Dan itu telah kami

lakukan, lima bulan lalu.



Jadi, dalam kondisi budaya, sistem sosial maupun politik yang ada saat

ini, mekanisme baru itu tidak akan menghambat kiprah perempuan dalam

politik?

Seharusnya tidak. Tetapi tidak tahu lagi, kalau terjadi hal-hal

seperti yang disebutkan tadi. Kalau aturan main ditaati, malah

sebaliknya perempuan akan semakin banyak yang menjadi pemenang. Karena

lebih luwes dan dekat dengan masyarakat.



Tapi ngomong-ngomong, karena persaingan semakin ketat dan bebas itu,

apakah Anda akan semakin meningkatkan fkrewensi komunikasi dengan

masyarakat konsituen?

Kalau komunikasi itu pasti. Tapi soal frekwensi saya enggak ada

peningkatan yang besar. Karena emang sejak dari dulu saya sudah

melakukan komunikasi dengan mereka. Saya lahir di Jakarta Selatan,

saat ini tinggal di sana, sehari-hari saya ketemu mereka. Ya, Insya

Allah enggak ada persoalan.



Kalau pun ada peningkatan itu lebih pada kualitasnya. Kita lebih

serius ngomong soal kepentingan masyarakat, serta visi dan misi saya

secara pribadi maupun partai. Soal pendekatan tetap, saya lebih sreg

dengan pendekatan personal, karena bisa langsung menyentuh keinginan

dan kepentingan masyarakat.



ARIF ARIANTO







[Non-text portions of this message have been removed]







[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
....Yahoo! Groups Links




------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
....Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke