Mantep nih mas analisisnya.

Btw, hizbullah di lebanon yg dipancing terus sama israel, kayaknya mulai 
terusik. Sudah ada serang serangan rudal antara israel dengan lebanon.  
Meskipun hizbullah kagak ngaku dia yg nembakin rudal.

Di israel sendiri, feb depan mau ada pemilu.  kubu partai berkuasa selama ini 
dianggap lemah, dan terus dirongrong likud (partai oposisi) makanya sekali ini 
mereka bertindak keras buat narik simpati pemilih.

Tampaknya upaya damai masih jauh.  Saya lihat juga di milis milis netral 
semacam milis blackberry, mulai berseliweran email dukungan palestina dengan 
bahasa yg sarat emosi agama islam.

Saya bertanya tanya, secara yg china kresten di milis juga banyak, apa mereka 
gak iritated sebagai minoritas di negara muslim ini, dengan beredarnya email 
dgn bahasa sarat esmosi islam yg mengutuk yahudi dgn kutipan ayat ayam perang 
al qur'an itu.

Haiyaa



salam,



-----Original Message-----
From: "Ary Setijadi Prihatmanto" <ary.setij...@gmail.com>

Date: Fri, 9 Jan 2009 00:41:25 
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Subject: Re: [wanita-muslimah] Keberpihakan pada HAM (Isreal vs Hamas)


mbak caroline,

nah mending yang begini nih diskusinya daripada cuman ngurusi gayanya Arcon... 
;-)

sudah jelas kan bahwa: 
- asumsinya keduanya punya andil dalam bencana ini.
- Amrik selalu mbela Israel

memang ADA di Indonesia yang bilang "ngapain bela Hamas...".
yang anda lupa:bahwa MAYORITAS grass root di dunia muslim itu BELA HAMAS dan 
MENYALAHKAN ISRAEL. Fakta-fakta yang anda berikan itu fakta-fakta yang sudah 
dibawa-bawa oleh banyak muslim untuk membenci Amerika, bahkan mengumandangkan 
PERANG SUCI terhadap amerika. Al-Qaida itu modalnya ya fakta-fakta duit dam 
senjata dari Amerika itu untuk justifikasi 911.

Nah, posisi orang yang bilang "ngapain bela hamas" itu ada pada posisi 
minoritas sbg. KRITIK thd posisi yang MEMBELA posisi hamas tanpa 
reserve.Kira-kira sama dengan minoritas di Amrik yang bela hamas.

Situasi mayoritas di kedua pihak ini jika dibiarkan hanya akan membawa eskalasi 
kebencian dan kerusakan,  Sehingga, IMHO, memang ada dua posisi yang harus 
dilakukan pada dua front itu bagi orang-orang yang menginginkan perdamaian. 

- Front Amrik tentu saja harus dibuat lebih seimbang terhadap Palestina dengan 
mengemukakan pandangan dan fakta-fakta dari dunia Palestina. Zealot yahudi 
perlu punya peredam yang efektif. 
Silahkan lah orang Amerika yang melakukan. 
Saya yakin tinggal masalah waktu saja, jika Amerika tidak cepat melakukan 
revisi, maka orang lain yang akan melakukannya. Dunia semakin demokratis dan 
terbuka, jika Amerika sebagai pihak yang sebetulnya paling mampu membuat 
perubahan tidak melakukannya, bangsa2 lain cepat atau lambat akan betindak 
dengan caranya masing-masing.

- Front Islam tentu saja harus juga dibuat lebih seimbang terhadap Israel. 
Sentimen di sini jauh sulit, karena mencakup pandangan-pandangan yang menjadi 
stereotype dari implementasi sistem nilai Islam selama 100 tahun terakhir di 
Timur Tengah bahwa "BANGSA Yahudi itu musuh alamiah Islam". Hal itu tentu saja 
bertentangan dengan sendi-sendi Islam sendiri, tapi begitulah adanya. Itu yang 
diingatkan oleh mas Arcon sebagai sentimen agama dalam melihat persoalan ini.

Sentimen  di atas membuat situasinya menjadi ZERO-SUM GAME, tidak ada jalan 
lain kecuali ISRAEL HARUS HANCUR. Wikan bisa jadi menyangka bahwa penghapusan 
Israel tidak berarti genocida thd yahudi. Tapi di grass-root di TImur Tengah, 
yang terpikir ya itu. Lha wong 100 tahun perang gimana mikir yang lembut-lembut 
begitu? ;-) Nah sekarang bagaimana jika kita bisa giring agar tidak sampai 
mikir genocide. Yahudi juga punya 

Jadi ada dua pendekatan yang secara simultan harus dilakukan di dua front 
tersebut dan tidak bisa pendekatannya dilakukan hanya dari satu sisi belaka.

Soal roket2 Hamas, saya sendiri mengira itu semacam, "blow-up some steam" lah 
semacam saluran pelampiasan terhadap kondisi yang semakin menekan di Gaza 
termasuk dalam konteks mencari dukungan politik dari rakyat yang kehilangan 
harapan. Dari sisi itu bisa jadi "lumrah" buat urusan jangka pendek.
 
Tapi dari sisi strategi jangka panjang, hal itu seperti "bermain api" dan 
sekarang "terbakar". Oleh karena itu, ada yang membuat artikel mengingatkan 
peran Hamas dalam perang yang sekarang itu. 
Ibaratnya, bisa jadi kita sebel sama Mike Tyson karena Mike Tyson kerjanya 
preman, lalu mukulin perutnya. Memang efeknya ke Mike Tyson nggak terlalu 
banyak, paling menjengkelkan saja, tapi begitu suatu saat Mike Tyson mbales, 
tergeletaklah kita. ;-)

Yang terbaik yang bisa dilakukan oleh Hamas adalah dengan memprioritaskan usaha 
mensejahterakan rakyat Palestina dengan menjalin kerjasama dan kolaborasi 
dengan banyak pihak, bahkan termasuk dengan Israel sekalipun. Hal tersebut 
memang menjadi jalan strategis yang berat, panjang dan berliku, tapi disitulah 
biasanya jihad yang lurus, pasti membutuhkan kesabaran dan ketabahan. Dan hamas 
sebetulnya sangat mampu dan sudah memperlihatkan kemampuannya untuk itu, 
tinggal kesabaran saja. Daripada buat roket, mending buat irigasi, minta uang 
ke PBB dll.

Salam
ary



  ----- Original Message ----- 
  From: caroline60660 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, January 08, 2009 7:43 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Keberpihakan pada HAM (Isreal vs Hamas)


  Dalam menyikapi aksi militer Israel ke wilayah Gaza yg masih
  berlangsung hingga saat ini, saya SEPAKAT dengan seruan beberapa pihak
  untuk menghindari sentimen agama, ras, dsb, karena ini tidak efektif,
  sia-sia, dan hanya memperuncing konflik. Saya juga mengacungkan dua
  jempol untuk mereka yang berusaha kritis, obyektif, berusaha "cover
  both side" dan tidak termakan propaganda yg menyebabkan keberpihakan
  tanpa dasar jelas dan kuat.

  Namun, saya tidak akan menyembunyikan keberpihakan saya pada rakyat
  Gaza dan Hamas karena Israel, AS dan sekutunya dengan jelas telah
  memperlihatkan sikap mengangkangi nilai-nilai HAM universal. 

  Sebagai dasar argumen, saya merasa tidak perlu buang-buang waktu
  membahas sejarah konflik Israel vs Palestina, tentang siapa yg berhak
  atas tanah yg selama ini diperebutkan. Saya juga tidak akan bersusah
  payah membahas siapa yg lebih dulu melanggar kesepakatan damai dan
  gencatan senjata. Penyebabnya adalah telah beredar begitu banyak versi
  tentang semua ini, mustahil untuk dijadikan dasar keberpihakan yang
  obyektif.

  Saya akan mencoba beranjak dari asumsi bahwa baik Hamas dan Israel
  sama-sama bersalah dan punya alasan valid untuk terus berseteru satu
  sama lain. Israel selalu melihat Hamas sebagai ancaman. Bagi Israel,
  Hamas adalah teroris gila pembenci Yahudi yang selalu melemparkan
  roket dan melakukan aksi bom bunuh diri. Hamas juga melihat Israel
  sebagai ancaman. Di mata Hamas, Israel sangat berambisi mendirikan
  negara Israel Raya dengan cara mencaplok tanah Gaza, menindas rakyat
  Gaza, dan memasung kedaulatan Hamas yang merupakan pemerintah resmi
  pilihan rakyatnya. Lalu, bagaimana sikap komunitas dunia atas masalah
  ini? 

  Faktanya, meskipun tetangga dekat dan sama-sama muslim, pemerintah
  negara-negara Arab dinilai memperlihatkan sikap tidap peduli pada
  Hamas. Banyak orang Indonesia mengecam dan mencibir, bahkan kemudian
  berkomentar, "Ngapain kita bela Hamas? Arab yg tetangga dekat dan
  sama-sama muslim saja tidak." 

  Berpijak pada asumsi bahwa Hamas dan Israel yang sama-sama bersalah,
  saya malah menghargai sikap Arab yang tidak merasa harus membela Hamas
  hanya gara-gara tetangga dekat dan seakidah. Seperti disebutkan di
  awal tulisan, saya mengecam pihak-pihak yg menjadikan sentimen agama
  atau faktor subyektif apapun sebagai dasar keberpihakan.

  Sebaliknya, meski bukan tetangga dekat, pemerintah AS dan dan Eropa
  sangat ngotot membela Israel. Apalagi kalau bukan karena Israel itu
  sekutu setia AS. Berdasarkan faktor subyektif ini, AS tidak malu-malu
  memanjakan Israel dengan bantuan keuangan dan peralatan militer
  canggih. Tahun 2008, meski dilanda krisis ekonomi parah, AS
  menggelontorkan bantuan sebesar $2.4 billion untuk Israel yang berada
  di posisi puncak negara penerima bantuan AS. Kabarnya semua dana itu
  digunakan untuk membeli peralatan militer buatan AS. Contohnya X-band,
  radar amat canggih yang dapat mendeteksi serangan roket Iran.
  Sementara itu, Hamas amat ditekan. Semua jenis bantuan diblokir ketat,
  tidak hanya senjata, tapi juga bahan pangan, obat-obatan, dan bahan
  bakar. Pada tahun 2007, pimpinan sebuah yayasan amal di Texas dituntut
  ke pengadilan AS dengan tuduhan mensponsori Hamas yang masih terus
  dianggap kelompok teroris.

  Ini jelas bentuk pelanggaran HAM terhadap Hamas dan rakyat Gaza, yaitu
  hak manusia untuk diperlakukan adil. Jika Hamas dan Israel sama-sama
  bersalah, mengapa hanya Hamas berikut rakyatnya yang ditekan? Namun
  seandainya Arab juga membantu Hamas sebagaimana AS membantu Israel,
  apa yang akan terjadi? Dua goliath beradu otot, membuat
  gonjang-ganjing dunia tanpa henti. Ruang lingkup peperangan dan
  pertumpahan darah akan lebih luas lagi. Perang dunia ketiga tidak akan
  terhindari. 

  Kenyataannya, saat ini yang terpampang di mata kita ada sebuah
  ketimpangan dashyat. Ada dua pihak berseteru. Tidak ada yang tahu
  siapa yang buat gara-gara lebih dulu. Akan tetapi, satu pihak sangat
  ditekan yang lain dipersenjatai, sembari terus dipanas-panasi semangat
  pre-emptive strike alias "menyerang sebelum diserang". Hasilnya? Hukum
  rimbalah yang berkuasa. Semua nilai-nilai HAM cuma teori belaka. 

  caroline
  ckwms.blogspot.com

  ***

  Stop the U.S./Israeli War on Gaza!
  End the Occupation Now! Free Palestine!
  Israel: Guilty of War Crimes!
  Stop U.S. Aid to Israel!

  (Tuntutan aksi demo nasional di depan Gedung Putih, Jan 10, 2009.
  Sponsor: ANSWER Coalition, Muslim American Society Freedom, Free
  Palestine Alliance, American Muslim Task Force, National Council of
  Arab Americans, Al-Awda - International Palestine Right to Return
  Coalition, CAIR (Council on American Islamic Relations), American
  Muslims for Palestine, American Muslim Alliance, U.S. Palestinian
  Community Network (USPCN), Ramsey Clark, Cynthia McKinney, Howard
  Zinn, Muslimah Writers' Alliance, The National Assembly to End the
  Iraq and Afghanistan Wars and Occupations, Voters for Peace, Code
  Pink, Action Center for Justice, International Socialist Organization,
  Iranian-American Friendship Committee, Philippine Peasant Support
  Network (Pesante)-USA, New York City Labor Against the War (NYCLAW),
  Party for Socialism and Liberation (PSL) and hundreds of others. Info:
  www.ANSWERcoalition.org)



   

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke