imo, isunya bukan antara negara agama vs negara sekuler.
tapi bagaimana negara bisa mempunyai pemerintahan yang berwibawa,
transparan tidak korup, kredibel, melindungi dan menjamin hak warga
negara termasuk hak sosial, agama dan kepercayaan, kesetaraan hukum,
kesehatan, pendidikan, dan politik serta menciptakan iklim demokratisasi.

jadi negara agama is no problem, asal memenuhi ketentuan di atas,
kayaknya berlebihan yah (lebay klo angkatan Putri bilang hehehe..)  

salam,
-ariel- 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" <pami...@...> wrote:
>
> Sejak kapan negara yg dipimpin oleh pemuka agama itu lebih adil, lebih
> makmur dan lebih barokah?
> 
> Kenyataan sejarah malah sebaliknya, negara2 semacam ini adalah negara2
> yg mengakibatkan kesengsaraan manusia.
> 
> Semua janji2 politik oleh pemuka agama tidak pernah terbukti dapat
> dijalankan dan memberi maslahat yg seharusnya.
> 
> Saya sih sudah bosan mendengar janji2 bahwa negara agama itu lebih
> baik realitanya dari negara sekuler.  Bukti sejarah tidak ada kecuali
> Vatican yg tidak punya rakyat.  Kalau ada buktinya di abad ini
> silahkan tunjukkan.  Saya akan hijrah ke sana.
> 
> Tapi juga jangan mengutip zaman Rasulullah yg tidak pernah dapat
> diduplikasi seusai wafat Beliau.  
> 
> Marilah kita bebaskan diri dari candu agama.  Yg saya maksud dg candu
> agama ialah semua idealisme yg dijanjikan oleh pemuka agama tapi tidak
> ada yg dapat dipenuhi.  Bukan agama sebagai tuntunan akhlak dari
> Allah, karena peran ini belum dapat digantikan. Dan tak akan dapat
> tergantikan.  Tapi bukan agama berselingkuh dg politik. 
> 


Kirim email ke